Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AKUNTANSI LINGKUNGAN DAN SOSIAL

“KEDUDUKAN SOSIAL PERUSAHAAN”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
RISNA MELATI SUKMA BAKRI (A062221002)
MUHAMMAD ANAS (A062221024)
INDAH PUTRI NURAFIFAH (A062221026)
AHMAD RAMZI GHULAM SYAM (A062221029)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASSANUDIN
2022
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3

2.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................................... 3

2.2 Teori Pendukung Corporate Social Responsibility (CSR) ................................................ 5

2.3 Pentingnya Corporate Social Responsibility (CRS) ......................................................... 6

2.4 Model Corporate Social Responsibility (CRS).................................................................. 7

2.5 Bentuk Corporate Social Responsibility (CRS) Perusahaan ............................................ 8

2.6 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan .................................. 9

2.7 Peraturan Perundang-undangan Corporate Social Responsibility (CSR) ...................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern saat ini, perkembangan bisnis kian hari kian pesat. Berbagai macam
produk/jasa ditawarkan pasar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan produktivitas untuk memperoleh laba
sebanyak-banyaknya. Sayangnya kegiatan memperoleh laba sebayak-banyaknya seringkali
menjurus pada tindakan menghalalkan segala cara tanpa memikirkan dampak bagi lingkungan.
Limbah, polusi udara, polusi air, kebisingan suara, radiasi, penggundulan hutan, kemacetan lalu
lintas adalah dampak negatif yang timbul dari keberadaan dan aktivitas sebuah perusahaan.
Sebagai pelaku bisnis perusahaan memiliki tanggungjawab untuk membangun hubungan
yang harmonis dan peduli terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan beroperasi. Hal yang
dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan melaksanakan tanggungjawab sosial perusahaan
atau lebih dikenal dengan sebutan Corporate Social Responbility (CSR).
Dalam konteks global, istilah Corporate Social Responsibility (CSR) mulai digunakan sejak
tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The
Triple Bottom Line in 21st Century Business, karya John Elkington. Mengembangkan tiga komponen
penting sustainable development, yakni economic growth, environmental protection, dan social
equity, yang digagas the World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report, Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet
dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit)
melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan Corporate Social Responbility ?
2. Teori apa saja yang mendukung Corporate Social Responbility ?
3. Seberapa penting Corporate Social Responbility ?
4. Apa saja model dari Corporate Social Responbility ?
5. Apa saja bentuk dari Corporate Social Responbility ?
6. Apa saja manfaat Corporate Social Responbility ?
7. Peraturan Perundang-undangan apa saja yang mengatur Corporate Social Responbility ?

1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa dimaksud dengan Corporate Social Responbility.
2. Untuk mengetahui teori yang mendukung Corporate Social Responbility.
3. Untuk mengetahui pentingnya Corporate Social Responbility.
4. Untuk mengetahui model dari Corporate Social Responbility
5. Untuk mengetahui bentuk dari Corporate Social Responbility.
6. Untuk mengetahui manfaat Corporate Social Responbility bagi perusahaan.
7. Untuk mengetahui Peraturan Perundang-undangan apa saja yang mengatur Corporate Social
Responbility.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)


Terdapat beberapa istilah tentang tanggungjawab perusahaan, dalam perudang-undangan
menggunakan tanggungjawab sosial dan lingkungan atau corporate social responsibility atau
kadangkala orang menyebut juga dengan business social responsibility atau corporate citizenship
atau corporate responsibility atau business citizenship. Istilah-istilah diatas sama artinya dan sering
digunakan untuk merujuk pengertian CSR.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk Tanggungjawab
perusahaan terhadap lingkungan atau sosial sekitar dimana perusahaan tersebut berada. World
Business Council for Sustainable Development mendefinisikan CSR sebagai komitmen bisnis untuk
memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan memperhatikan para
karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar serta publik pada umumnya guna meningkatkan
kualitas hidup mereka.
Terdapat dua jenis konsep CSR, yaitu dalam pengertian luas dan dalam pengertian sempit.
Adapun CSR dalam pengertian luas berkaitan erat dengan tujuan untuk mencapai kegiatan ekonomi
berkelanjutan. Keberlanjutan kegiatan ekonomi tidak hanya berkaitan dengan tanggungjawab social
namun juga menyangkut akuntabilitas perusahaan terhadap masyarakat, bangsa dan dunia
internasional. Sedangkan CSR dalam pengertian sempit dapat dilihat dalam peraturan dan pendapat
ahli antara lain yaitu:
1) Menurut UUPM 2007 pasal 5 huruf b disebutkan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan
adalah tanggungjawab yang melekat pada setiap perusahaan penenaman modal untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma
serta budaya masyarakat setempat.
2) Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dimana konsep
CSR dapat dipahami dalam Pasal 2 yang menyebutkan bahwa Perum dan Persero wajib
melaksanakan Program Kemitraan dan Program BL dengan memenuhi ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam peraturan ini.
3) World Business Council for Sustainable Development didefinisikan sebagai komitmen bisnis
untuk memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan

3
memperhatikan para karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar serta publik pada
umumnya guna meningkatkan kualitas hidup mereka.
4) Menurut (Widjaya & Yeremia, 2008) CSR merupakan bentuk Kerjasama antara perusahaan
dengan segala hal (stake-holders) yang secara langsung maupun tidak langsung berinteraksi
dengan perusahaan untuk tetap menjamin keberadaan dan kelangsungan hidup usaha
(sustainability) perusahaan tersebut. Pengertian tersebut sama dengan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan, yaitu merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya. Menurut UUPT 2007 pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan
tanggungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada
umumnya.
5) Menurut (Kotler & Nance, 2005) CSR didefinisikan sebagai komitmen korporasi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui kebijakan praktik bisnis dan
pemberian kontribusi sumber daya perusahaan.
Selain itu, CSR adalah sebagai kewajiban pengusaha untuk merumuskan kebijakan,
membuat keputusan, atau mengikuti garis tindakan, yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai-nilai
masyarakat (Darmajaya & Nani, 2020). Dari beberapa pengertian tersebut tampak bahwa CSR
merupakan social responsibility dan perusahaan dalam hubungannya dengan pihak internal dan
eksternal perusahaan.
Menurut Suharto (dalam Bing Bedjo Tanudjaja 2006:3), munculnya konsep CSR didorong
oleh terjadinya kecenderungan pada masyarakat industri yang kemudian disingkat sebagai
fenomena DEAF (Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi dan Feminisasi)
1. Dehumanisasi industri
Peningkatan efisiensi dan mekanisasi dalam industri menciptakan masalah kemanusiaan
baik bagi pekerja perusahaan maupun masyarakat di sekitarnya. "Merger mania" dan perampingan
perusahaan telah mengakibatkan gelombang PHK dan pengangguran, sementara ekspansi industri
dan eksploitasi telah mengakibatkan polusi dan rusaknya lingkungan.
2. Equalisasi hak-hak publik
Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk meminta pertanggungjawaban
perusahaan atas berbagai masalah sosial yang seringkali ditimbulkan oleh beroperasinya
perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut akuntabilitas perusahaan bukan saja dalam proses

4
produksi, namun juga berkaitan dengan kepedulian perusahaan terhadap dampak sosial yang
ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri
Dunia kerja kini semakin transparan dan terbuka laksana sebuah akuarium. Perusahaan
yang hanya memburu rente ekonomi dan cenderung mengabaikan hukum, prinsip etis dan filantropis
tidak akan mendapat dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar
perusahaan seperti ini ditutup.
4. Feminisasi dunia kerja
Semakin banyaknya wanita yang bekerja menuntut penyesuaian perusahaan bukan saja
terhadap lingkungan internal organisasi, seperti pemberian cuti hamil dan melahirkan, keselamatan
dan kesehatan kerja. Melainkan pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran
anak, kenakalan remaja, akibat berkurangnya atau hilangnya kehadiran ibu di rumah dan tentunya
di lingkungan masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak, pendirian fasilitas pendidikan
dan kesehatan bagi anak, atau pusat kegiatan olah raga dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan
sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.
Selain fenomena diatas ada tiga hal lain yang bisa dikatakan sebagai pendorong atau hal
yang memotivasi perusahaan sehingga melakukan tanggungjawab perusahaan yaitu:
1. Corporate Charity, yaitu dorongan melakukan amal berdasarkan motivasi keagamaan
2. Corpotare Philanthropy, yaitu keinginan yang bersumber dari norma dan etika untuk menolong
sesama dan memperjuangkan kemerataan sosial
3. Corporate Citizenship, yaitu keinginan yang didasari dari motivasi kewargaan demi mewujudkan
keadilan sosial bagi masyarakat.

2.2 Teori Pendukung Corporate Social Responsibility (CSR)


Menurut Hardiani (2016:2), teori pendukung CSR terbagi menjadi dua yaitu:
1. Legitimacy Theory
Teori Legitimasi adalah teori yang menggambarkan bahwa suatu perusahaan beroperasi
dengan izin dari masyarakat, dimana izin ini dapat ditarik jika masyarakat menilai bahwa perusahaan
tidak melakukan hal-hal yang diwajibkan kepadanya. Dalam konteks ini CSR dipandang sebagai
suatu kewajiban yang disetujui antara perusahaan dengan masyarakat. Perlu diingat bahwa izin
tersebut tidaklah tetap sehingga kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari perusahaan bergantung
pada bagaimana perusahaan secara terus menerus berevolusi dan beradaptasi terhadap perubahan
keinginan dan tuntutan dari masyarakat.

5
2. Stakeholder Theory
Teori Stakeholder adalah teori yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan
bertanggungjawab. Karena kebijakan yang dilakukan dapat memberi dampak kepada stakeholder,
perusahaan harus menjaga hubungan dengan stakeholdernya terutama stakeholder yang
mempunyai power terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas operasional.

2.3 Pentingnya Corporate Social Responsibility (CRS)


Menurut Sulistyaningtyas, 2006 dalam Marnelly, T. Romi 2012 ada berbagai macam faktor
yang menjadi penyebab mengapa tanggungjawab sosial menjadi sangat penting dalam lingkup
organisasi diantaranya yaitu:
1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis pembatas
diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menhadirkan universalitas. Dengan demikian
menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat berkembang dimana saja sebagai
mata rantai globalisasi.
2. Konsumen dan investor sebagai public primer organisasi profit membutuhkan gambaran
mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu sosial dan lingkungannya,
3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab organisasi untuk
dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan good corporate
governance),
4. Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi standard
etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan masalah social,
5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada
organisasi,
6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi.
Adapun penyebab pentingnya tanggungjawab sosial dalam perusahaan menurut Delvina
Zulianda,2022 yaitu antara lain:
1. Membangun citra perusahaan
Perusahaan dapat meningkatkan citra dan reputasinya menjadi perusahaan yang
bertanggungjawab secara sosial. Di sisi lain juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
lebih suka berurusan dengan perusahaan yang lebih etis. Sehingga, menjadi perusahaan yang
bertanggungjawab secara sosial merupakan salah satu cara untuk menarik lebih banyak orang untuk
membeli produk perusahaan.

6
2. Keprihatinan yang lebih tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan
Perusahaan dapat meningkatkan keprihatinan terhadap keberlanjutan lingkungan karena
mengetahui bahayanya degradasi lingkungan terhadap kehidupan. Misalnya, polusi yang diperoleh
dari proses-proses manufaktur telah berdampak pada emisi gas dan pemanasan global yang dapat
menyebabkan perubahan iklim dan bencana alam.
3. Meningkatnya tuntutan eksternal
Meningkatkan tuntutan eksternal seperti publisitas oleh kelompok penekan yang semakin
intens seiring dengan akses yang lebih baik terhadap saluran komunikasi karena jika perusahaan
beroperasi secara tidak etis maka perusahaan bisa menjadi sasaran utama publisitas negative.

2.4 Model Corporate Social Responsibility (CRS)


Menurut Saidi (dalam Bing Bedjo Tanudjaja 2006:5), terdapat beberapa model CRS
sebagai berikut:
1. Keterlibatan langsung
Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan
sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya,
seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public
relation.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini
merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan
secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya
adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan
Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.
3. Bermitra dengan pihak lain
Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi
non-pemerintah (NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam
mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop
yang bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah
Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi
pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas
(UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

7
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium
Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi
pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau
lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara
pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama.

2.5 Bentuk Corporate Social Responsibility (CRS) Perusahaan


Terdapat beberapa bentuk pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggungjawab terhadap lingkungan
Tanggungjawab terhadap lingkungan membahas tentang bagaimana suatu perusahaan
harus memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungannya. Contohnya dengan tidak
membuang limbah
yang dapat mencemari lingkungan.
2. Tanggungjawab terhadap karyawan
Tanggungjawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
- Menghormati dan mendengarkan pendapat karyawan
- Meminta masukan pada karyawan
- Memberi kepercayaan kepada karyawan
- Memberi imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik
- Selalu menekankan kepercayaan kepada karyawan
3. Tanggungjawab terhadap pelanggan
Tanggungjawab terhadap pelanggan mencakup dua kategori, yaitu:
- Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
- Memberikan harga barang dan jasa yang adil dan wajar
4. Tanggungjawab terhadap investor
Tanggungjawab terhadap investor berkaitan dengan bagaimana perusahaan mampu
menyediakan investasi yang menarik, misalnya memaksimumkan laba.
5. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Tanggungjawab terhadap masyarakat berkaitan dengan bagaimana perusahaan harus
bertanggungjawab terhadap masyarakat sekitarnya, seperti menyediakan pekerjaan,
menciptakan kesehatan dan juga memberi kontribusi terhadap masyarakat sekitarnya.

8
2.6 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan
Berikut adalah manfaat-manfaat Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu:
1. Meningkatkan citra perusahaan
Melalui kegiatan CSR, konsumen dapat mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang selalu
melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.
2. Memperkuat brand perusahaan
Melalui kegiatan CSR, perusahaan dapat membagikan produk secara gratis kepada masyarakat.
Hal ini dapat berdampak pada kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan
sehingga dapat meningkatkan posisi brand perusahaan.
3. Mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan dibantu dengan para pemangku kepentingan
seperti pemerintah daerah, masyarakat dan universitas local. Maka perusahaan dapat membuka
relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.
4. Membedakan perusahaan dengan pesaingnya
CSR yang dilakukan sendiri oleh perusahaan dapat berdampak pada kemampuan perusahaan
untuk menonjolkan keunggulan komparatifnya sehingga konsumen dapat merasakan perbedaan
produk perusahaan dengan produk pesaing.
5. Menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan
Merencanakan CSR secara konsisten dan berkala dapat memicu inovasi dalam perusahaan
yang akhirnya dapat meningkatkan peran dan posisi perusahaan dalam bisnis global.
6. Menghasilkan akses untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan
Saat ini para investor mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada perusahaan
yang telah melakukan CSR. Penyedia dana seperti perbankan juga lebih memprioritaskan
pemberian bantuan dana pada perusahaan yang melakukan CSR.
7. Meningkatkan harga saham
Perusahaan yang rutin dan konsisten melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utamanya,
maka masyarakat bisnis (investor, kreditur,dan lain-lain), pemerintah, akademisi maupun
konsumen akan semakin mengenal perusahaan. Maka permintaan saham perusahaan akan naik
yang berakibat pada kenaikan harga saham perusahaan.

9
2.7 Peraturan Perundang-undangan Corporate Social Responsibility (CSR)
Beberapa Peraturan yang terkait dengan CSR di Indonesia diantaranya adalah Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Undang Undang Republik
Indonesia nomor 5 tahun 1999 Tentang praktek Larangan Monopoli Dan Persaingan Usaha
tidak sehat dan lain sebagainya.
Kemudian Peraturan lain yang menjadikan kegiatan CSR yang dahulu bersifat voluntary
kini menjadi bersifat mandatory adalah Undang – Undang Republik Indonesia No.19 tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara, Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep -236 /MBU/2003, Surat
Edaran Menter BUMN No. SE.433/MBU/2003, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.
Selain Undang-Undang di atas, juga terdapat Undang-Undang Republik Indonesia No 40
Tahun 2007, pasal 1 ayat 3 lebih rinci menjelaskan bahwa yang dimaksud CSR adalah komitmen
perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi korporat, komuniti tempatan maupun
pada masyarakat umumnya.Selanjutnya, pada pasal 74 ayat 2 menyebutkan bahwa tanggung jawab
sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan dari
sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajaran.
Hal itu juga terdapat pada Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 pada pasal 5 ayat 2
tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan terbatas, menyebutkan bahwa realisasi
anggaran untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan perseroan diperhitungkan
sebagai biaya perseroan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan (sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk Tanggungjawab
perusahaan terhadap lingkungan atau sosial sekitar dimana perusahaan tersebut berada. Untuk
melaksanakan CSR maka perusahaan harus mengakui bahwa permasalahan masyarakat adalah
milik mereka juga. Tidak hanya itu, perusahaan juga harus bersedia menganganinya. Itu dasarnya
untuk melaksanakan CSR. Jadi hanya de
ngan mengakui masalah apa yang ada di masyarakat dan itu menjadi bagian mereka, maka
CSR lebih mudah dilakukan.
Dapat disimpulkan jika CSR sangat bermanfaat untuk masyarakat dan dapat meningkatkan
image perusahaan. Jadi, seharusnya dunia usaha tidak memandang CSR sebgai suatu tuntutan
represif dari masyarakat, melainkan sebagai kebutuhan dunia usaha.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip and Nancy Lee. 2005. Corporate Social Responsibility : Doing the Most Good for Your
Company and Your Cause, New Jersey: John Willey and Sons, Inc.
Hardiani. 2016. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Brand Image (Citra
Perusahaan) Studi Pada PT. Bank BRI Tbk (Persero) Cabang Makassar. Makassar: STIEM
Bongaya.
Bedjo Tanudjaja, Bing. 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility Di Indonesia.
Surabaya: Universitas Kristen Petra Surabaya.
Marnelly, Romi. 2013. Corporate Social Responsibility (Csr): Tinjauan Teori dan Praktek di
Indonesia. Riau: Universitas Riau.
Darmajaya, J. B., & Nani, D. A. 2020. Efektivitas Penerapan Sistem Insentif Bagi Manajer Dan
Karyawan. Jurnal Bisnis Darmajaya, 6(1), 44–54.
Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perseroan Terbatas.
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.
Zulianda, Delvia. 2022. Penerapan Tanggung Jawab Sosial di Perusahaan. Jurnal Pusdansi 2 (2),
2-3

12

Anda mungkin juga menyukai