OLEH
KELOMPOK 6
MAGISTER AKUNTANSI
PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin banyaknya perusahaan dan industri yang melakukan kegiatan bisnis,
menandakan semakin berkembangnya kegiatan bisnis di suatu negara. Keberadaan
perusahaan dalam suatu lingkungan negara akan memiliki dampak positif dan negatif,
dalam arti sebuah perusahaan yang berada di tengah-tengah masyarakat disatu sisi akan
menguntungkan, dan disisi lain akan dapat menimbulkan kerugian. Dalam hal positif bagi
masyarakat terhadap keberadaan perusahaan dilingkungannya, tentu akan mampu menarik
tenaga kerja yang akan dijadikan keryawan perusahaan. Ketika keberadaan perusahaan
dilihat dari sisi dampak negatif, maka timbullah beberapa kejadian yang kondisinya
merugikan lingkungan dan masyarakat disekitarnya.
Keberadaan sebuah perusahaan dilihat dari segi negatif maka perlu adanya sebuah
program, komitmen, dan strategi perusahaan yang menangani dampak negatif yang terjadi
tersebut. Karena jika dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan dapat diminimalisir,
bahkan kalau bisa dihilangkan. Maka hal itu dapat meningkatkan citra perusahaan di mata
masyarakat, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan, mempermudah
perusahaan dalam mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang
ditawarkan nantinya. Inilah yang umum disebut tanggung jawab sosial atau Corporate
Social Responsibility (CSR).
CSR adalah sebuah konsep yang tidak hadir secara instan. CSR merupakan hasil
dari proses panjang dimana konsep dan aplikasi dari konsep CSR pada saat sekarang ini
telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan dari konsep-konsep terdahulunya.
Perkembangan CSR secara konseptual baru dikemas sejak tahun 1980-an yang dipicu
sedikitnya oleh 5 hal berikut:
1. Maraknya fenomena “take over” antar korporasi yang kerap dipicu oleh keterampilan
rekayasa finansial.
2. Runtuhnya tembok Berlin yang merupakan simbol tumbangnya paham komunis dan
semakin kokohnya imperium kapitalisme secara global.
3. Meluasnya operasi perusahaan multinasional di negara – negara berkembang, sehingga
di tuntut supaya memperhatikan: HAM, kondisi sosial dan perlakukan yang adil
terhadap buruh.
4. Globalisasi dan menciutnya peran sektor publik (pemerintah) hampir di seluruh dunia
telah menyebabkan tumbuhnya LSM (termasuk asosiasi profesi) yang memusatkan
perhatian mulai dari isu kemiskinan sampai pada kekuatiran akan punahnya berbagai
spesies baik hewan maupun tumbuhan sehingga ekosistem semakin labil.
5. Adanya kesadaran dari perusahaan akan arti penting merk dan reputasi perusahaan
dalam membawa perusahaan menuju bisnis berkelanjutan.
Pemikiran yang melandasi CSR yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah
bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal
(artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban
terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi
kewajiban-kewajiban di atas. Tanggung jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah
perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau
customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga
kompetitor. Perkembangan CSR saat ini juga dipengaruhi oleh perubahaan orientasi CSR
dari suatu kegiatan bersifat sukarela untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang tidak
memiliki kaitan dengan strategi dan pencapaian tujuan jangka panjang, menjadi suatu
kegiatan strategis yang memiliki keterkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam
jangka panjang.
Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun 2001, namun
sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang menjalankan CSR dan
sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin
karena kita belum mempunyai sarana pendukung seperti: standar pelaporan, tenaga
terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya). Di samping itu sektor pasar modal
Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerapan indeks yang
memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai
contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) bagi
saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability
dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR. Begitu pula London Stock Exchange
yang memiliki Socially Responsible Investment (SRI) Index dan Financial Times Stock
Exchange (FTSE) yang memiliki FTSE 4Good sejak 2001.
CSR bukan saja sebagai tanggung jawab, tetapi juga sebuah kewajiban. CSR
adalah suatu peran bisnis dan harus menjadi bagian dari kebijakan bisnis. Maka,bisnis
tidak hanya mengurus permasalahan laba, tapi juga sebagai sebuah institusi pembelajaran.
Bisnis harus mengandung kesadaran sosial terhadap lingkungan sekitar.
Ada enam kecenderungan utama, yang semakin menegaskan arti penting CSR,
yaitu :
1. Meningkatnya kesenjangan antara kaya dan miskin;
2. Posisi negara yang semakin berjarak pada rakyatnya;
3. Makin mengemukanya arti kesinambungan;
4. Makin gencar sorotan kritis dan resistensi publik, bahkan bersifat anti perusahaan.
5. Tren ke arah transparansi;
6. Harapan terwujudnya kehidupan lebih baik dan manusiawi pada era millennium baru.
Tak heran, CSR telah menjadi isu bisnis yang terus menguat. Isu ini sering
diperdebatkan dengan pendekatan nilai-nilai etika, dan memberi tekanan yang semakin
besar pada kalangan bisnis untuk berperan dalam masalah-masalah sosial, yang akan terus
tumbuh. Isu CSR sendiri juga sering diangkat oleh kalangan bisnis, manakala
pemerintahan nasional di berbagai negara telah gagal menawarkan solusi terhadap
berbagai masalah kemasyarakatan
Namun, upaya penerapan CSR sendiri bukannya tanpa hambatan. Dari kalangan
ekonom sendiri juga muncul reaksi sinis. Ekonom Milton Friedman, misalnya, mengritik
konsep CSR, dengan argumen bahwa tujuan utama perusahaan pada hakikatnya adalah
memaksimalkan keuntungan (returns) bagi pemilik saham, dengan mengorbankan hal-hal
lain. Ada juga kalangan yang beranggapan, satu-satunya alasan mengapa perusahaan mau
melakukan proyek-proyek yang bersifat sosial adalah karena memang ada keuntungan
komersial di baliknya. Agar mengangkat reputasi perusahaan di mata publik atau
pemerintah. Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus menunjukkan bukti nyata bahwa
komitmen mereka untuk melaksanakan CSR bukanlah main-main. Manfaat dari CSR itu
sendiri terhadap pelaku bisnis juga bervariasi, tergantung pada sifat (nature) perusahaan
bersangkutan, dan sulit diukur secara kuantitatif.
B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
1. Mengetahui pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
2. Mengetahui manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
3. Memahami pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
4. Mengetahui hubungan Corporate Social Responsibility, Kinerja dan Manajemen Laba
5. Mengetahui keberadaan CSR dalam Hukum Perseroan di Indonesia
6. Mengetahui implementasi Corporate Social Responsibility dalam perusahaan
7. Mengetahui praktek CSR dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
8. Mengetahui mplikasi CSR pada Iklim Penanaman Modal di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau disebut Corporate Social
Responssibility merupakan suatu komitmen yang terintegrasi yang dilakukan perusahaan
kepada lingkungan dan masyarakat sebagai wujud kepedulian dan kontribusi perusahaan
dalam membantu pembangunan ekonomi berkelanjutan
Adapun konsep Corporate Social Responssibility mulai disahkan oleh pemerintah
Indonesia pada bulan juli tahun 2007 melalui peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Dan pertama kali lahirnya konsep CSR adalah ketika
diadakannya pertemuan Johannesburg tahun 2002 dilanjutkan tahun 2007 dengan
pertemuan United Nations Global Campact di Janewa yang bertujuan untuk meminta
perusahaan menunjukkan tanggung jawab sosial dan perilaku bisnis yang sehat.
Konsep penerapan Corporate Social Responsibility oleh perusahaan dapaat dlihat
dari sisi diterima atau ditolaknya oleh berbagai pihak dan dapat juga dilihat dari sifat
perusahaan itu sendiri yang meliputi pandangan tradisional dan pandangan sosioekonomi.
Tolak ukur dari berbagai pandangan ini tetap saja pada konsep perusahaan sebagai
kegiatan bisnis yang profit oriented yang merasa tak perlu memikirkan tanggung jawab
sosial yang pada dasarnya itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah.
Manfaat dari Corporate Social Responsibility ini sangat berpengaruh besar terhadap
perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Terjadi hubungan yang saling menguntungkan
antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat. Secara khusus, bagi perusahaan yang
mendukung CSR ini cenderung memperoleh manfaat yang lebih besar dari program CSR
baik secara jangka pendek, maupun jangka panjang, langsung maupun tidak langsung.
B. Saran
Saran penulis terhadap pembaca sebagai bagian dari masyarakat yang hidup di
lingkungan yang pada umumnya mempunyai sejumlah perusahaan bisnis untuk dapat
bersikap kritis dan responsif terhadap upaya perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab
sosialnya kepada lingkungan dan masyarakat. Dan kepada pemerintah penulis
mengharapkan adanya controllling yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan tanggung
jawab perusahaan yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, serta yang terpenting
bagi perusahaan-perusahaan yang dianggap besar dapat menyadari pentingnya program
tanggung jawab sosial ini untuk kemajuan usahanya dimasa depan.
DAFTAR PUSTAKA