Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RINGKASAN MATA KULIAH

TEORI AKUNTANSI
(KOMPENSASI EKSEKUTIF & EARNINGS MANAGEMENT)

DISUSUN OLEH
MUHAMMAD KHAIRUS SHOLIHIN

MAGISTER AKUNTANSI
PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2018

0
A. KOMPENSASI EKSEKUTIF
1. Pengertian, Komponen Dan Klasifikasi
Kompensasi eksekutif (executive compensation) adalah paket kompensasi
khusus yang dirancang untuk karyawan tingkat eksekutif yang mencakup gaji
pokok, bonus, fasilitas jabatan dan manfaat pribadi lainnya, opsi saham dan
lainnya. Kompensasi merupakan alat untuk mengatur hubungan antara principal
dan manajer dalam upaya menyelaraskan kepentingan kedua belah pihak. Rencana
kompensasi didasarkan pada dua ukuran usaha manajer yaitu laba/pendapatan
bersih dan harga saham. Artinya, jumlah bonus, saham, opsi, dan komponen
lainnya dari gaji eksekutif yang diberikan pada tahun tertentu tergantung pada
kedua laba bersih dan kinerja harga saham tersebut. Sehubungan dengan laba
bersih, perannya dalam rencana kompensasi adalah sama penting dengan perannya
dalam informasi investor, karena motivasi kinerja eksekutif yang bertanggung
jawab dan meningkatkan operasi yang tepat dari pasar tenaga kerja manajerial
adalah tujuan sosial yang memungkinkan keputusan investasi yang baik dan efek
operasi pasar yang benar.
Kompensasi eksekutif terdiri dari tiga komponen yaitu: (1) gaji, (2)
tunjangan (pensiun, kesehatan dan lainnya), dan (3) kompensasi insentif. Dua
komponen pertama secara umum bersifat independen, akan tetapi komponen ketiga
berhubungan secara spesifik dengan fungsi pengendalian manajemen. Rencana
kompensasi insentif dapat dibagi menjadi rencana insentif jangka pendek dan
rencana insentif jangka panjang. Salah satu bentuk rencana insentif jangka pendek
the total bonus pool, yaitu jumlah bonus yang dapat dibayarkan kepada kelompok
karyawan yang mempunyai kualifikasi dalam tahun tertentu. Bentuk kedua adalah
kompensasi ditunda (deferred compensation), yaitu bonus dihitung secara tahunan,
tetapi pembayaran dibagi ke dalam beberapa tahun (biasanya lima tahun). Pada
metode ini, pembayarannya sebagian didasarkan kinerja beberapa periode yang
lalu.
Adapun rencana insentif jangka panjang (Long-Term Incentive Plans) dapat
berbentuk Stock Option. Opsi saham adalah hak manajemen untuk membeli
sejumlah saham, pada atau sesudah tanggal tertentu dikemudian hari. Bentuk kedua
adalah Saham Pantom (Phantom Shares) yang memberikan sejumlah saham kepada para
manajer, tetapi hanya untuk tujuan pembukuan. Pada metode ini, perusahaan memberikan

1
hak kepada karyawan untuk menerima uang sejumlah kenaikan nilai saham sampai tanggal
tertentu. di masa depan. Bentuk selanjutnya adalah Hak Apresiasi Saham (Stock
Appreciation Rights) adalah hak untuk menerima pembayaran tunai berdasarkan kenaikan
nilai saham dari saat diberi penghargaan sampai dengan tanggal di kemudian hari yang
telah ditentukan.
Selain itu rencana insentif jangka panjang juga dapat berbentuk Performance
Shares, yaitu memberikan sejumlah lembar saham kepada manajer ketika tujuan jangka
panjang tertentu telah dicapai. Biasanya tujuan adalah untuk mencapai pertumbuhan
persentase pada laba per lembar saham. Berikutnya dapat berbentuk Kinerja Unit
(Performance unit) yaitu bonus tunai dibayarkan ketika target-target jangka panjang
tertentu tercapai. Metode ini merupakan penggabungan hak apresiasi saham dengan
kinerja saham.
Selanjutnya rencana insentif jangka panjang dapat tentukan dengan kriteria kinerja
(Performance Criteria) yang terbagi menjadi 5 yaitu kriteria keuangan, penyesuaian
faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan, tunjangan dan kekurangan target keuangan
jangka pendek, mekanisme untuk mengatasi penyimpangan jangka pendek. untuk
menghindari perilaku disfungsional, maka bonus didasarkan pada kinerja beberapa tahun,
dan benchmark untuk perbandingan.

2. Prinsip dan Proses Penetapan Kompensasi Eksekutif


Terdapat tiga teori alternatif yang menjelaskan prinsip dan proses dalam
menetapkan kompensasi eksekutif, yaitu: agency theory, tournament theory, dan social
comparison theory. Dalam proses penetapan kompensasi eksekutif, konsultan kompensasi
eksekutif, biasanya mengajukan beberapa rekomendasi alternatif paket pembayaran,
konsultan kompensasi eksekutif sering bekerja pada perusahaan konsultan besar yang
menspesialisasi dalam kompensasi eksekutif atau manajemen perusahaan advise pada
berbagai masalah isu yang lebar. Konsultan membuat rekomendasi mengenai apa dan
berapa yang dilibatkan dalam paket kompensasi eksekutif berdasarkan analisis strategi,
dimana memerlukan pemeriksaan konteks pasar eksternal perusahaan dan faktor internal.
Direksi menggambarkan kepentingan pemegang saham dengan menimbang pro
dan kontra dari keputusan eksekutif atas. Anggota dalam direksi yaitu CEO dan ekskutif
atas dari perusahaan sukses lainnya. Direksi memberikan persetujuan akhir dari
rekomendasi komite kompensasi. Selanjutnya Komite Kompensasi bersama anggota
direksi akan membuat komite kompensasi perusahaan dan direksi dari luar perusahaan
melayani komite kompensasi untuk meminimalkan konflik dari kepentingan. Komite
kompensasi melakukan tiga tugas, yaitu: meninjau rekomendasi konsultan alternatif untuk

2
paket kompensasi; anggota komite kompensasi mendiskusikan aset dan tanggung jawab
dari rekomendasi; berdasarkan musyawarah, komite merekomendasikan pengajuan terbaik
dari proposal pada direksi sebagai pertimbangan.
Berkaitan dengan alternatif yang menjelaskan prinsip dan proses dalam
menetapkan kompensasi eksekutif, dalam agency theory kepemilikan dibagi kepada
banyak pemilik saham pada perusahaan besar dan pemegang saham mendelegasikan
kontrol pada eksekutif atas untuk mewakili kepentingan pemilik. Sebagai hasilnya
eksekutif biasanya tidak memiliki kepentingan yang sama seperti pemegang saham. Fitur
ini membuat adanya kemungkinan eksekutif mencari aktivitas yang memberikan manfaat
pada mereka sendiri daripada pemegang saham. Hal itu juga disebut dengan permasalahan
agen.
Selanjutnya tournament theory, memberikan keuntungan dengan kompensasi
eksekutif sebagai hadiah dalam beberapa turnamen antara manajer menengah dan atas
dimana berkeinginan menjadi CEO. Sedangkan menurut social comparison theory,
individu membutuhkan evaluasi untuk prestasi mereka, dengan membandingkan mereka
dengan individu lain. Dasar yang biasa digunakan yaitu karakteristik demografik dan
pekerjaan masing- masing.

B. EARNINGS MANAGEMENT
1. Pengertian
Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba adalah upaya manajer untuk
mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan
dengan tujuan untuk mengelabui para stakeholder yang ingin mengetahui kinerja
dan kondisi perusahaan. Cara pemahaman manajemen laba terbagi menjadi 2
(Scott, 2006), yaitu melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak
utang dan political costs (Oportunistic Earnings Management) dan dengan
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient
Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer fleksibilitas
untuk melindungi diri dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian tak
terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Sebagai mana yang telah dipelajari pada positif accounting theory terdapat
tiga hipotesis yang melatarbelakangi manajemen laba, yaitu: Bonus Plan
Hypothesis, Debt Covenant Hypothesis dan Political Cost Hypothesis.

3
2. Motivasi terjadinya Earnings Management
Menurut Sulistyanto (2008), secara umum ada beberapa motivasi yang
mendorong manajer untuk berperilaku oportunis, yaitu motivasi bonus, kontrak,
politik, pajak, perubahan CEO, IPO, atau SEO, dan mengkomunikasikan informasi
ke investor. Menurut Healy dan Wahlen (1998) membagi motivasi earnings
management menjadi tiga, yaitu: 1) Capital market motivations, informasi
akuntansi yang tersebar di kalangan investor dan analis keuangan untuk menilai
saham dapat menciptakan dorongan bagi manajer melakukan manipulasi laba
sebagai usaha untuk mempengaruhi harga saham jangka pendek. 2) Ccontracting
motivations, data akuntansi digunakan untuk mengawasi dan mengatur hubungan
kontraktual antara perusahaan dengan semua stakeholders perusahaannya, baik
stock investor, debt investor, ataupun insider investor. Untuk kepentingan
pengawasan tersebut earning manajement dilakukan untuk memperlihat data yang
bagus kepada stakeholder. 3) Regulatory motivations, bagian ini terbagi menjadi 3
yaitu a) Industry regulation motivations, penerapan peraturan-peraturan yang
berbeda antara satu jenis perusahaan dengan perusahaan lain mendorong manajer
untuk mengatur laporan keuangan sesuai dengan kepentingan pihak regulator, b)
Anti-trust and other regulations, ketika perusahaan menghadapi menghadapi
penyelidikan anti-trust, dan konsekuensi politik yang tidak menguntungkan, atau
mungkin menajer perusahaan itu sedang berusaha mencari subsidi atau
perlindungan dari perintah, maka earnings management dilakukan oleh manajer, c)
Tax planning purposes, earnings management dilakukan untuk tujuan perencanaan
pajak namun bagian ini merupakan bidang tugas otoritas pajak yang memiliki
standar sendiri.
3. Bentuk Earnings Management
Bentuk Erning manajemen terbagi menjadi 4 bagian, yaitu
a. Taking a Bath, pola ini terjadi pada saat terjadi reorganisasi, termasuk
pengangkatan CEO baru. Pada saat itu, perusahaan akan melaporkan kerugian
dalam jumlah besar sehingga diharapkan pada periode yang akan datang CEO
tersebut dapat menunjukkan adanya peningkatan laba.
b. Income Minimization, pola ini terjadi pada saat perusahaan
mengalami/memperoleh laba yang tinggi. Manajemen akan menunda sebagian

4
laba tersebut dan melaporkannya pada periode mendatang, jika pada periode
mendatang, laba diperkirakan akan turun drastis.
c. Income maximization, pola ini terjadi ketika laba perusahaan menurun/rendah.
Manajemen akan berusaha meningkatkan laba supaya mendapat bonus yang
lebih besar. Pola ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
d. Income smoothing, pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan
laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu
besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
4. Sisi positif dan negatif earning management
Sisi baik atau positif earning management berkaitan dengan kontrak
berbasis argumen. Untuk memberikan perusahaan dalam menghadapi beberapa
fleksibilitas yang kaku, kontrak tidak lengkap. Selain itu sisi baik earning
manajemen terdapat pada investor berbasis argumen.
Disamping sisi baik, terdapat juga sisi negatif atau buruk earning
management yaitu terkait dengan persetujuan perspektif, ini dapat mengakibatkan
perilaku oportunistik manager menggunakan EM untuk memaksimalkan bonus
mereka. Selain itu sisi negatifnya juga terkait dengan pelaporan keuangan
perspektif, investor dan analis melihat ke pendapatan inti, mengabaikan item luar
biasa dan non-recurring.
5. Kontrol akuntan terhadap earning management
Full disclosure atau pengungkapan penuh adalah salah satu cara
mengurangi kerentanan terhadap bias perilaku dan mengurangi kemampuan
manajer untuk mengeksploitasi inefisiensi pasar. Sebagai contoh, pelaporan yang
jelas kebijakan pengakuan pendapatan dan deskripsi detaild dari akrual
diskresioner utama seperti writedowns dan ketentuan untuk reorganisasi, akan
membawa earning management buruk menjadi terbuka, mengurangi kemampuan
manajer untuk memanipulasi dan bias laporan keuangan untuk keuntungan mereka
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai