Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA

Disusun oleh
Muhammad Khairus Sholihin
NIM. I2F017016

MAGISTER AKUNTANSI
PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2017

1
RANGKUMAN MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA
Oleh Muhammad Khairus Sholihin
NIM. I2F017016

A. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur baik
manual atau terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pemerintah
pusat. Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (lembaga tinggi negara dan
lembaga eksekutif) serta pemerintah daerah yang mendapat dana dari APBN.
Tujuan SAPP adalah:
1. Penjagaan aset
2. Memberikan informasi yang relevan
3. Memberikan informasi posisi keuangan yang dapat dipercaya
4. Menyediakan informasi yang berguna untuk perencanaa, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan.
SAPP dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dengan dua sitem yaitu Sistem
Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi. SA-
BUN menghasilkan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK-BUN) yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Posisi
Utang, Laporan Posisi Penerusan Pinjaman, dan Laporan Investasi Pemerintah. SA-
BUN terdiri dari:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP)
SiAP terdiri dari Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (KPPN) yang
menghasilkan LAK dan Neracara KUN dan Sistem Akuntansi Umum (SAU) yang
menghasilkan LRA dan SAU.
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SAUP&H)
SAUP&H menghasilkan laporan penerimaan hibah, pembayaran bunga
utang dan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan serta neraca.
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP)
SA-IP menghasilkan neraca dan LRA dan dilaksanakan oleh unit yang
menjalankan fungsi penataan dan pelaporan investasi pemerintah yaitu Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

1
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP)
SA-PP menghasilkan LRA dan neraca yang dilaksanakan oleh Direktorat
Pengelolaan Penerusan Peminjaman Kementerian Keuangan.
5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD)
SA-TD menghasilkan LRA dan neraca yang dilaksanakan oleh Direktorat
Jendral Perimbangan Keuangan. Transaksi transfer pada pemerintah daerah terdiri
dari belanja dana perimbangan dan belanja dana otonomi khusus dan penyesuaian.
6. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL)
Sistem ini menghasilkan LRA dan Neraca atas transaksi badan lainnya.
Sistem ini dilaksanakan ileh unit-unit eselon I di lingkup Kementerian Keuangan.
Selain sistem yang telah disebutkan di atas terdapat sistem akuntansi di luar
kementerian keuangan. Sistem akuntansi yang dimaksud adalah Sistem Akuntansi
Instansi (SAI)
SAI merupakan serangkaian prosedur yang terkomputerisasi dari pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan pada kementerian / lembaga negara. Untuk melaksanakan SAI, masing-
masing kementerian dan lembaga negara wajib membentuk unit akuntansi:
1. Unit Akuntansi Penggunan Anggaran/Barang (UAPA/B)
2. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran / Barang Eselon I (UAPA/B-E1)
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran / Barang Wilayah (UAPA/B-W)
4. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran / Barang (UAKPA/B
Subsitem dari SAI adalah Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), Sistem
Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) dan Sistem Akuntansi Bagian
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SABAPP). SAK menghasilkan informasi
mengenai laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan keuangan milik
kementerian/instansi, SIMAK-BMN merupakan prosedur yang saling berhubungan
untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka menghasilkan informasi untuk
menyusun neraca dan barang milik negara, dan SABAPP sistem yang terkomputerisasi
mulai dari pengumpulan data sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi
keuangan atas transaksi keuangan pusat pada kementerian negara/lembaga dan menteri
keuangan sebagai pengguna anggaran.

2
B. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
SAPD sekurang-kurangnya meliputi prosedur akuntansi penerimaan kas,
pengeluaran kas, prosedur akuntasi aset tetap/barang milik daerah dan prosedur
akuntansi selain kas. SAPD terdiri dari dua subsitem, yaitu:
1. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Sistem Akuntansi SKPD dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan
Keuangan (PPK) SKPD. Transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja dicatat
dan dilaporkan oleh PPK SKPD.
Kegiatan akuntansi pada SKPD meliputi pencatatan atas pendapatan,
belanja, aset dan selain kas. Semua proses ini dilaksanakan oleh PPK berdasarkan
dokumen yang diserahkan oleh bendahara. Penjelasan tentang semua proses
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Akuntansi Pendapatan SKPD
PP No. 24/2005 menyebutkan bahwa pendapatan adalah semua
penerimaan rekening kas umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana
lancar pada periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Sedangkan
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 / 2006 menyebutkan bahwa
pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yang hanya
mencatat pendapatan asli daerah (PAD) yang dalam wewenang SKPD
b. Akuntansi Belanja SKPD
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah. Akuntansi belanja SKPD meliputi belanja UP, GU, TU dan
LS. UP atau uang persediaan yang diterima di awal anggaran adalah uang muka
kerja yang bersifat pengisian kembali (sevolving).
Pencatatan belanja menggunakan UP dicatat dalam buku jurnal khsus
belanja dengan mendebet akun belanja yang sesuai dan mengkredit kas di
bendahara pengeluaran. Secara berkala bendahara pengeluaran membuat SPJ

3
pengeluaran dan mengajukan permintaan pembayaran GU (ganti uang) yaitu
penggantian uang UP (uang persediaan).
TU adalah tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan
SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat tercukupi dengan UP.
Penjurnalan TU sama dengan UP dan GU.
Beberapa jenis belanja SKPD dilakukan langsung mengalir dari
Rekening Kas Daerah kepada pihak ketiga yang telah ditetapkan. Kegiatan
seperti ini disebut dengan belanja langsung (LS). Pembayaran gaji, tunjangan,
belanja langsung barang dan jasa adalah diantara jenis belanja yang dilakukan
langsung dari Rekening Kas Daerah. Perlakukan LS adalah PPK SKPD
mencatat belanjanya sedangkan pengeluaran kas dicatat oleh PPKD.
c. Akuntansi Aset SKPD
Akuntansi aset meliputi pencatatan dan pelaporan atas perolehan,
pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset
tetap yang dikuasai / digunakan SKPD. Semua transaksi terkait aset secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu penambahan dan pengurangan nilai aset tetap.
Penambahan nilai aset tetap dapat berasal dari belanja modal, perolehan aset
tetap dari bantuan dan hibah, revaluasi aset dan sebagainya. Sedangkan
pengurangan nilai aset terjadi karena pelepasan, penghapusan, depresiasi dan
pentransferan aset tetap kepada SKPD lainnya.
Penjurnalan aset tetap SKPD berdasarkan bukti memorial yang berupa
berita acara penerimaan barang, berita acara serah terima barang, berita acara
penghapusan aset dan berita acara penyelesaian pekerjaan.
d. Akuntansi Selain Kas SKPD
Prosedur akuntansi selain kas SKPD adalah
1) Koreksi kesalahan pencatatan
2) Pengakuan aset, hutang dan ekuitas
3) Jurnal depresiasi
4) Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual dan prepayment
e. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan
akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

4
Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang dikosolidasikan dengan PPKD
adalah:
1) Laporan Realisasi Anggaran
2) Neraca dan
3) Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan yang dibuat oleh SKPD disusun dua kali dalam satu tahun
anggaran. Pembuatan laporan keuangan dimulai dari posting jurnal ke buku
besar, penyusunan neraca saldo, pencatatan jurnal penyesuaian, penyusunan
neraca saldo yang telah disesuaikan, hingga membuat LRA dan Neraca. Teknis
pelaporan keuangan adalah PPK SKPD adalah merakitulasi saldo-saldo buku
besar menjadi neraca saldo. Angka neraca saldo tersebut diletakkan di kolom
neraca saldo pada wokrsheet SKPD. Kemudian PPK membuat jurnal
penyesuaian. Jurnal ini dibuat untuk tujuan melakukan penyesuaian atas saldo
akun-akun tertentu dan pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual.
Jurnal penyesuaian tersebut diletakkan pada kolom penyesuaian yang terdapat
pada kertas kerja.
Jurnal penyesuaian yang diperlukan antara lain untuk:
1) Koreksi atas kesalahan/pemindahbukuan
2) Pencatatan jurnal yang belum dilakukan (acrual atau prepayment)
3) Pencatatan piutang, persediaan dan atau aset lainnya pada akhir tahun.
Selanjutnya, PPK melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan
jurnal penyesuaian. Nilai yang telah disesuaikan diletakkan pada kolom neraca
saldo setelah penyelesaian yang terdapat pada kertas kerja. Berdasarkan neraca
saldo yang telah disesuaikan, PPK mengidentifikasi akun yang termasuk dalam
komponen LRA dan memindahkannya ke kolom Laporan Realisasi Anggaran
yang terdapat pada kertas kerja. Begitu juga akun yang termasuk dalam
komponen neraca akan dipindahkan ke kolom neraca yang terdapat pada kertas
kerja. Dari kertas kerja yang telah diisi, PPK dapat menyusun laporan keuangan
yang terdiri dari neraca dan laporan realisasi anggaran.
2. Sistem Akuntansi Pemda (PPKD)
PPKD akan mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level
pemerintah daerah, seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi,

5
hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga,
transaksi-transaksi pembiayaan, pencatatan investasi serta hutang jangka panjang.
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dilakukan oleh
fungsi akuntansi di SKPKD yang mencatat transaksi yang dilakukan oleh SKPPD
dalam kapasitas sebagai pemda. SKPKD adalah satuan kerja yang mempunyai
tugas khusus untuk mengelola keuangan daerah. SKPKD biasanya dikelola oleh
entitas tersendiri yaitu Badan Pengelola Keuangan Daerah (BKPD). Sistem PPKD
meliputi Akuntansi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan, Aset, Hutang dan Selain
Kas.

Anda mungkin juga menyukai