Permasalahan
1.
2.
3.
4.
4. Bantuan dalam pengembangan strategi baru untuk membantu strategi yang telah
ditetapkan sebelumnya
Pada tahun 1991 Xerox telah berhasil merebut kembali pangsa pasar yang hilang dengan
mengembangkan budaya melalui LTQ. Laporan tahunan telah menunjukkan sebagian
keberhasilan tersebut. Selain itu Xerox telah berhasil dengan SPM yang dijalankan, ternyata
kecenderungan terakhir yang berpengaruh terhadap perusahaan pengendalian manajemen
adalah :
1. Peranan atau partisipasi aktif dalam manajemen, komunikasi terbuka dan adanya
jalinan kerjasama antar bagian pemasaran, teknologi dan keuangan.
2. mengurangi proses manajemen yang kurang praktis, terutama dalam pelaporan , tanpa
mengurangi nilai informasi. Operasi-operasi individu dilakukan dengan tetap
menghasilkan data yang dibutuhkan. Dan hal ini memberikan pengurangan yang
signifikan terhadap jumlah orang yang tidak terlibat langsung dalam proses
manajeman.
3. Dilakukan perbaikan terhadap proses perencanaan dengan rincian yang dapat
dijalankan oleh para manajer/pengendali unit.
Budaya organisasi dan kepribadian individual dalam proses pengendalian di Xerox nampak
pada beberapa hal :
1. LTQ sebagai prinsip dasar strategi kualitas yang berorientasi konsumen merupakan
panduan bagi organisasi maupun individual dalam bekerja. LTQ ini senyatanya telah
berhasil diimplementasikan secara individu sehingga secara keseluruhan dalm
organisasi telah menjadi suatu budaya perusahaan. LTQ mensyaratkan keterlibatan
karyawan, tolok ukur kompetitif dan proses peningkatan kualitas. Hal ini
diimplementasikan dalam target-target yang akan diraih dan selanjutnya dilakukan
pengukuran keberhasilannya. Budaya organisasi dapat benar-benar terwujud pada
Xerox karena LTQ telah dapat dilaksanakan secara konsisten oleh setiap individu.
2. Budaya informal dalam system pelaporan yang dikembangkan dalam komunikasi
yang jujur, terbuka dan informative. Pembicaraan ini melibatkan semua pengendali
unit operasional, sehingga benar-benar dapat diketahui masalah-masalah operasional
dan keuangan. Pelaporan informal ini memberikan pengaruh yang besar dalam
budaya perusahaan dan memberikan manfaat bagi Xerox secara keseluruhan .
Pemecahan Masalah
Pada awal tahun 70-an, Xerox lebih memperhatikan undang-undang anti penggabungan
industry ( antitrust suit ) dibandingkan dengan masuknya ke pasar kompetisi dari dalam dan
luar negeri. Barulah pada akhir dekade tersebut mereka menyadari masalah kompetitif yang
serius. Pertumbuhan, pendapatan dan keunggukan neraca Xerox sungguh mengesankan,
menarik minat banyak investor yang puas dengan kinerja keuangannya. Namun manajermanajer operasional Xerox, mulai merasakan tekanan kompetitif.
Antara tahun 1970 hingga 1980 pendapatan perusahaan peralatan fotokopi AS mengalami
penurunan dari 95% menjadi hanya 45%. Penurunan ini disebabkan persaingan hebat dari
perusahaan Jepang yang memiliki modal, sumber daya dan teknologi yang tangguh sehingga
dapat menjual peralatan pada tingkat biaya manufaktur Xerox. Kenyataan ini benar-benar
disadari telah kehilangan pangsa pasar yang sangat signifikan dan mengharuskan Xerox
memformulasikan kembali strategi bisnis yang telah dijalankan. Xerox berusaha membenahi
diri dalam kompetisi ini dengan mengembangkan rencana revitalisasi perusahaan dan strategi
baru yaitu : mengubah budaya perusahaan, dengan tujuan : memberikan kekuatan kompetitif
pada perusahaan dan merebut pangsa pasar yang hilang.
Titik sentral untuk fungsi keuangan di Xerox adalah Dewan Eksekutif Keuangan ( Financial
Executive council FEC). Keanggotaannya terdiri dari staf senior keuangan perusahaan
(corporate finance) dan kepala-kepaka keuangan dari organisasi-organisasi operasi utama
xerox. FEC didirikan pada tahun 1980-an sebagai respon atas tujuan manajer senior keuangan
akan perbaikan lebih lanjut operasi-operasi keuangan dan memperoleh keterlibatan yang
lebih besar daripada eksekutif keuangan. Menurut Al, .. mereka merasa manajer keuangan
(para pengendali) dapat berkontribusi dalam formulasi keputusan manajer pada unit
operasional. Pergerakan yang mendasar dari suatu kelompok kebijakan akuntansi kearah
suatu kelompok yang menambahkan nilai lebih pada proses manajemen. Dalam semangat
Leadership through Quality, peraktik keuangan memerlukan penghematan dan revisi dalam
jumlah yang besar. FEC menyusun rangkaian untuk menjadikan operasi keuangan berkelas
dunia berdasarkan studi-studi tolak ukur mereka. FEC merupakan pengembangan pusat
(central developer) kecakapan sumber daya manusia dibagian keuangan perusahaan. FEC
secara aktif memperkenalkan dibangunnya kepercayaan di komunitas keuangan Xerox.
Mereka biasanya bertemu dua kali sehari dan membahas berbagai masalah keuangan dan
bisnis dalam sebuah struktur namun dalam nuansa informal. Sebagian besar anggota telah
berada di FEC selama 10 tahun.
Sebanyak 12 orang pengendali unit bisnis dalam organisasi pemrosesan dokumen melaporkan
secara langsung (lini yang kokoh) kepada manajer umum dari unit bisnis mereka masingmasing. Pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi. Dari gambaran
SPM Xerox tersebut terdapat unsure-unsur kunci atau aspek yang membuat SPM Xerox
bekerja dengan baik, yaitu :
1.
Keselarasan tujuan (goal congruen)
Kenyataan akan kehilangan pangsa pasar yang signifikan mengharuskan Xerox
memformulasikan kembali strategi dengan tujuan perusahaan agar merebut
kembali pangsa pasar yang telah hilang. Setiap anggota organisasi dalam
Xerox secara pribadi memiliki tujuan tersebut yang diwujudkan dalam
setiap operasi bisnis Xerox. Dengan begitu terdapat keselarasan antara
tujuan pribadi dengan tujuan perusahaan.
2.
Adanya perangkat atau kerangka bagi penerapan strategi.
3.
Adanya ukuran kinerja financial dan non financial
4.
Pada tahun 1991 Xerox telah berhasil merebut kembali pangsa pasar yang hilang dengan
mengembangkan budaya melalui LTQ. Laporan tahunan telah menunjukkan sebagian
keberhasilan tersebut. Selain itu Xerox telah berhasil dengan SPM yang dijalankan, ternyata
kecenderungan terakhir yang berpengaruh terhadap perusahaan pengendalian manajemen
adalah :
1. peranan atau partisipasi aktif dalam manajemen, komunikasi terbuka dan adanya
jalinan kerjasama antar bagian pemasaran, teknologi dan keuangan.
2. mengurangi proses manajemen yang kurang praktis, terutama dalam pelaporan , tanpa
mengurangi nilai informasi. Operasi-operasi individu dilakukan dengan tetap
menghasilkan data yang dibutuhkan walaupun terdapat penurunan atas persyaratan
dan intensitas pelaporan perusahaan dan standarisasi terhadap format laporan. Dan hal
ini memberikan pengurangan yang signifikan terhadap jumlah orang yang tidak
terlibat langsung dalam proses manajeman.
3. Dilakukan perbaikan terhadap proses perencanaan dengan rincian yang dapat
dijalankan oleh para manajer/pengendali unit.
Budaya organisasi dan kepribadian individual dalam proses pengendalian di Xerox nampak
pada beberapa hal :
1.
2.
LTQ sebagai prinsip dasar strategi kualitas yang berorientasi konsumen merupakan
panduan bagi organisasi maupun individual dalam bekerja. LTQ ini senyatanya telah
berhasil diimplementasikan secara individu sehingga secara keseluruhan dalm
organisasi
telah
menjadi
suatu
budaya
perusahaan.
LTQ mensyaratkan keterlibatan karyawan, tolok ukur kompetitif dan proses
peningkatan kualitas. Hal ini diimplementasikan dalam target-target yang akan diraih
dan selanjutnya dilakukan pengukuran keberhasilannya. Budaya organisasi dapat
benar-benar terwujud pada Xerox karena LTQ telah dapat dilaksanakan secara
konsisten oleh setiap individu.
Budaya informal dalam system pelaporan yang dikembangkan dalam komunikasi
yang jujur, terbuka dan informative. Pembicaraan ini melibatkan semua pengendali
unit operasional, sehingga benar-benar dapat diketahui masalah-masalah operasional
dan keuangan. Pelaporan informal ini memberikan pengaruh yang besar dalam budaya
perusahaan dan memberikan manfaat bagi Xerox secara keseluruhan yaitu : (1)
timbulnya sikap saling percaya , (2) penambahan pengetahuan dan praktek-praktek
bisnis, (3) adanya koordinasi dan pemecahan masalah
Dari kedua hal tersebut, dapat dikatakan dalam budaya LTQ ini semakin intensif karyawan
terlibat dalam proses pengendalian manajemen, semakin membawa pengaruh baik dalam
perusahaan selama kepribadian individual tertanam dengan budaya LTQ, Dengan
demikian terlihat betapa pentingnya budaya organisasi dan kepribadian individual dalam
proses pengendalian manajemen.