Anda di halaman 1dari 33

Slide 4

.1

Jasa-Jasa Auditor
Principles of Auditing: An Introduction to
International Standards on Auditing - Ch 4

Rick Stephan Hayes,


Roger Dassen, Arnold Schilder,
Philip Wallage

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.2

Agenda Pertemuan 3

• Assurance engagement (Penugasan Asurans)


• Audits of historical financial information (Audit
atas informasi keuangan historis)
• Inherent limitation (Keterbatasan bawaan)
• Professional judgement (kearifan professional)
• Profesional scepticism (kewaspadaan
professional)
• Quality control

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
3 .3

Jasa yang Diberikan Auditor


Independen
• Jasa Penjaminan (Assurance Services)
• Jasa Bukan Penjaminan (Non-Assurance
Services)

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
4 .4

Jasa yang Diberikan Auditor Independen

• Penugasan Penjaminan (Assurance


Engagement)
– Penugasan yang mana praktisi menyatakan kesimpulan
yang ditujukan untuk memperbesar tingkat keyakinan
para penggunna yang dituju/intended users (selain
pihak-pihak yang bertanggung jawab/responsible party)
terkait hasil evaluasi atau pengukuran pokok tugas
(subject matter) terhadap kriteria.
– Tujuannya untuk meningkatkan kualitas informasi bagi
pengambil keputusan. Kualitas: keandalan/reliability dan
relevansi/relevance (memperkuat atau memperlemah
harapan pengambil keputusan/confirmatory dan
mempunyai nilai peramal/predictive.

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
5 .5

Jasa yang Diberikan Auditor Independen


• Penugasan Penjaminan (Assurance Engagement)
– Subject matter (pokok tugas) dalam penugasan asurans
merupakan topik terkait dengan bagaimana penugasan
ausrans tersebut dilakukan.
– Subject matter dapat berupa laporan keuangan, informasi
statistik, indikator kinerja non keuangan, kapasitas
fasilitas, dll.
– Subject matter dapat juga berupa sistem dan proses
(seperti sistem pengendalian internal, sistem IT) atau
perilaku (seperti praktik corporate governance, kepatuhan
terhadap regulasi, praktik sumber daya manusia)
– Penugasan asurans mengevaluasi apakah subject
matter sejalan dengan kriteria yang memenuhi
kebutuhan pengguna yang dituju (intended user).
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.6

Kerangka Kerja Internasional untuk


Jasa-Jasa Auditor (International
Framework fo Auditor Services)
• Jasa-jasa auditor merupakan pekerjaan yang
dilakukan oleh KAP untuk para kliennya.
• Pekerjaan yang dilakukan oleh auditor (kecuali
jasa konsultasi) didasarkan pada panduan
standar penugasan (engagement standard) yang
diterbitkan oleh International Auditing and
Assurance Standards Board (IASB).

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.7

Dua Kerangka Kerja Jasa Audit


1. Jasa Asurans (Asuranse Engagements) -
“International Framework for Assurance
Engagements”: ISA, ISRE and ISAE
2. Jasa-Jasa Terkait (related services
engagements). - “Related Services Framework”:
ISRS.

ISA: International Standards on Auditing


ISRE: International Standards on Review Engagements
ISAE: International Standards on Assurance Engagements
ISRS: International Standards on Related Services

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.8

Illustration 4.1

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.9

Besides the International Framework for Assurance


Engagements, ISAs, ISREs and ISAEs, practitioners who perform
assurance engagements are governed by (not in text)

• The IFAC Code of Ethics for Professional


Accountants
• International Standards on Quality Control
(ISQCs)

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.10

Penugasan Asurans untuk Audit dan Review


atas Informasi Keuangan Historis (ISAs/ISREs)

Standar Keuangan Historis ada dua:


•International Standards on Auditing (ISAs) - Audit
standards are described in ISA 200-799. Special Purpose
Engagement and other examinations of historical financial
information is ISA 800 – 899 (except reporting which is ISA 701).
•International Standards on Review Engagements
(ISREs) - Review standards are ISREs 2000 – 2699

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.11

Penugasan Asurans Selain Audit dan Review


Informasi Keuangan Historis (ISAE)

The International Standard on Assurance


Engagement (ISAE) are divided into two parts:
(1) ISAEs 3000 – 3399 which are topics that
apply to all assurance engagements
(2) ISAEs 3400 – 3699 which are subject
specific standards, for example standards
relating to examination of prospective financial
information,

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.12

Tidak semua Penugasan Auditor merupakan


Penugasan Asurans
Beberapa penugasan lain yang tidak memenuhi
penugasan asurans:
•Penugasan yang diatur oleh International Standards for
Related Services (ISRS), such as penugasan
kompilasi dan Agreed-upon procedures (penugasan
untuk melaksanakan prosedur-prosedur yang
disepakati).
•Pelaporan pengembalian pajak, dimana tidak ada
kesimpulan yang menyatakan asurans tersebut
diberikan.
•Penugasan konsultasi seperti konsultasi pajak dan
manajemen..
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.13

Lima Unsur yang dimiliki Penugasan


Asurans
(1) A three party relationship – yang
melibatkan praktisi; a responsible party; and
the intended users,
(2) Subject matter (Pokok Tugas),
(3) Kriteria yang sesuai (contoh Standar
Akuntansi Keuangan/SAK),
(4) Kecukupan Bukti (evidence),
(5) Laporan Asurans Tertulis.

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.14

Diagram Alir Unsur-Unsur Penugasan Asurans

Illustration 4.2

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.15

Three Party Relationship

① The practitioner (contoh., auditor, accountant,


expert) mengumpulkan bukti untuk memerikan
kesimpulan bagi intended users apakah a subject
matter (contoh: laporan keuangan) sesuai kriteria
yang telah ditetapkan terhadap hal-hal yang material.
② The responsible party (biasanya manajemen atau
dewan direksi) yang bertangung jawa terhadap dan
bukan sebagai intended user.
③ The intended users adalah orang-orang yang menjadi
tujuan laporan asurans itu dibuat (contoh pemegang
saham, calon investors dan kreditors, pemerintah,
dan stakeholders lain)
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.16 Diagram Alir Unsur-Unsur Penugasan Asurans dan
Sub-Proses Penugasan

Illustration 4.3

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.17

The assurance engagement evaluates


whether the subject matter conforms
to suitable criteria that will meet the
needs of an intended user.
A subject matter of an assurance is the Subject
topic about which the assurance is Matter
conducted.
– Subject matter could be information
such as financial statements,
statistical information, non-financial
performance indicators, capacity of a
facility, etc.
– The subject matter could also be
systems and processes (e.g., internal
controls, IT systems) or behavior
(e.g., corporate governance,
compliance with regulation, human
resource practices).
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.18

Suitable Criteria
Suitable criteria adalah tolak ukur (standards,
tujuan, peraturan perundang-undangan) yang
digunakan untuk mengevaluasi bukti atau
mengukur tugas pokok dari penugasan asurans.
– International Financial Reporting Standards (IFRS)
– U.S. Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP)
– National standards (Standar Akuntansi
Keuangan/SAK – Indonesia)
– Peraturan Perpajakan
– Global Reporting Initiative
– PCAOB internal control report criteria
– Applicable law, regulation or contract
– An agreed level of performance

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.19

Karakteristik dari Criteria


(a) Relevance (Relevansi)
(b) Completeness (Kelengkapan)
(c) Reliability (Keandalan)
(d) Neutrality (Netralitas)
(e) Understandability (Kemudahan
Pemahaman)

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.20

Bukti (Evidence)

• Auditor merencanakan dan melakukan penugasan


asurans dengan professional scepticism
(kewaspadaan professional) untuk memperoleh bukti
yang cukup yang sesuai (sufficient appropriate
evidence) terkait apakah informasi subject matter
bebas dari salah saji material.
• Auditor mempertimbangkan materialitas, risiko
penugasan asurans, serta kuantitas dan kualitas
bukti yang tersedia saat merencanakan dan
melakukan penugasan, khususnya saat menentukan
sifat dasar, waktu, dan cakupan prosedur-prosedur
pengumpulan bukti.

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.21

Karakteristik dari Bukti


(a) Suffieciency (Kecukupan: jumlah bukti)
(b) Appropriateness (Kesesuaian: kualitas bukti)
(c) Reliability (Keandalan: sumber dan sifat
dasarnya)
(d) Materiality (Materialitas: faktor kuantitatif atau
kualitatif yang berpengaruh terhadap evaluasi
subject matter)

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.22

Laporan Asurans

• Auditor memberikan laporan


tertulis berisi kesimpulan yang
menyarakan bahwa
asurans/keyakinan/penjaminan
diperoleh dari informasi subject
matter.
• Auditor mengomunikasikan
laporannya kepada
pihak-pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola
perusahaan (those charged
with governance)
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.23

Contoh Laporan Asurans

”Menurut opini kami terkait asersi dari


pihak-pihak yang bertanggung jawab bahwa
Pengendalian Internal telah berjalan efektif
berdasarkan kriteria XYZ yang dinyarakan
secara wajar dalam seluruh aspek yang
bersifat material”

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.24
Reasonable and Limited Assurance
Engagements (Penugasan Asurans yang
Memadai dan Terbatas)
• Dalam penugasan asurans memadai (reasonable
assurance), auditor menyatakan kesimpulan dalam
bentuk positif, contoh “menurut opini kami, pengendalian
internal telah berjalan efektif berdasarkan kriteria XYZ
dalam seluruh aspek yang bersifat material”
• Dalam penugasan asurans terbatas (limited
assurance), auditor menyatakan kesimpulan dalam
bentuk negatif, contoh dalam penugasan review laporan
keuangan historis “Berdasarkan pekerjaan kami yang
dijelaskan dalam laporan ini, tidak ada hal yang menarik
perhatian kami, yang membuat kami yakin bahwa
pengendalian internal telah berjalan secara TIDAK efektif
berdasarkan kriteria XYZ dalam seluruh aspek yang
bersifat material”

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.25

Unsur-Unsur Dasar Laporan Asurans


– A title
– An addressee:
– A description of the subject matter.
– A statement restricting the use of the assurance
report
– identification the responsible party
– Statement - performed in accordance with
ISAEs.
– A summary of the work undertaken
– Identification of the criteria
– The practitioner’s conclusion
– The assurance report date.
– The name and location of the firm or the
practitioner
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.26

Audit Informasi Keuangan Historis

Audit atas Laporan Keuangan


•Tujuan umum dari audit atas laporan keuangan adalah untuk
memperoleh asurans/keyakinan yang memadai terkait
apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
salah saji material, apakah karena kecurangan atau
kesalahan, sehingga memungkinkan auditor untuk
menyatakan opini tentang apakah laporan keunagan telah
disusun berdasarkan kerangka kerja pelaporan keuangan
yang ditentukan dalam seluruh aspek yang bersifat material.
•Pernyataan kesimpulan oleh auditor dirancang untuk
memperbesar tingkat keyakinan yang dimiliki pengguna yang
dituju (intended user).

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.27

Professional Judgement

Professional Judgement (Kearifan


Profesional)
•Adalah penggunaan pelatihan, pengetahuan, dan
pengalaman yang relevan dalam konteks yang diberikan
oleh standar pengauditan, akuntansi, dan etika, saat
aktivitas pengambilan keputusan yang informatif dilakukan
terkait tindakan-tindakan yang sesuai dengan situasi
penugasan audit.
•Standar Audit (ISA) mengharuskan auditor untuk
menggunakan professional judgement dan
mempertahankan professional scepticism saat melakukan
perencanaan dan pelaksanaan audit seluruhnya.

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.28

Professional Judgement

Penggunaan Profesional Judgement dalam


merencanakan audit dan mengevaluasi bukti:
•Menilai salah saji material dari laporan keuangan
•Menentukan materialitas
•Mengevaluasi kecukupan dan kesesuaian
bukti-bukti audit yang telah diperoleh
•Mempertimbangkan kelayakan pemilihan dan
penggunaan kebijakan-kebijakan akuntansi

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.29

Professional Judgement

Pendokumentasian Professional Judgement:


•Professional Judgement yang dilakukan perlu
didokumentasikan.
•Harus mampu menjelaskan kesimpulan-kesimpulan
auditor dan menguatkan kualitas keputusan selama
hal tersebut dirasa penting.
•Bisa menggunakan ikhtisar (completion
memorandum).

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.30

Professional Scepticism

• Merupakan suatu sikap yang menyertakan


pemikiran yang selalu ingin tahu, waspada
terhadap kondisi yang mungkin mengindikasikan
adanya kemungkinanan salah saji karena
sekalahan atau kecurangan, dan penilaian
penting dengan pemikiran yang selalu ingin tahu
atas validitas bukti yang diperoleh, serta
waspada terhadap bukti yang bersifat kontradiktif
atau meragukan terkait keandalan dokumen atau
penyajian oleh manajemen (pihak yang
bertanggung jawab).

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.31

Professional Scepticism
• Kewaspadaan professional juga menyertakan
pertimbangan atas kecukupan dan kelayakan
bukti audit yang diperoleh berdasarkan
situasi-situasi tertentu, misalnya, dalam kasus
yang mana terdapa faktor risiko kecurangan.
• Professional Scepticism harus didokumentasikan
untuk memberikan bukti bahwa auditor
menggunakan sikap professional skepticism
yang sesuai dengan standar audit (ISA).
• Tidak ada aturan baku tentang cara
mendokumentasikan professional skepticism,
tetapi dokumen tersebut dapat mencakup,
sebagai contoh, prosedur-prosedur tertentu yang
dilakukan untuk membenarkan respon-respn
manajemen atas sejumlah pertanyaan auditor.
[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.32

Quality Control (QC)


• Tujuan utama QC dalam audit adalah Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan personelnya mematuhi
ketentuan standar professional, ketentuan hukum
dan regulasi, dan bahwa laporan yang diterbitkan
sesuai dengan situasi yang sebenarnya.
• KAP harus membentuk, mempertahankan,
mendokumentasikan, dan mengomunikasikan
sistem QA kepada para personelnya yang
mencakup sejumlah kebijakan dan prosedur
diantaranya memuat unsur: ketentuan etika,
kinerja penugasan, pengawasan, sumber daya
manusia, dll.

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007
Slide 4
.33

Thank You for Your Attention

Any Questions?

[Hayes, Dassen, Schilder and Wallage, Principles of Auditing An Introduction to ISAs, edition 2.1] © Pearson Education Limited 2007

Anda mungkin juga menyukai