Disusun Oleh :
Digar Hastitoro (145020307111033)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
1. Perbedaan pemikiran antara induktif dan deduktif
Induktif
Meruapakan serangkaian proses penalaran dalam pembentukan suatu prnsip-
prinsp akntansi dimulai dari hal-hal bersifat khusus. Dalam akuntansi, proses
induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika terdapat
hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi prinsip dapat dirumuskan,
sehingga prinsip baru dapat ditemukan. Misalnya, pengamatan terhadap sejumlah
perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan histories dari penjualan masa lalu
merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima dari
pelanggan di masa yang akan datang. Keunggulan pendekatan induktif adalah
tidak dibatasi oleh model/struktur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Peneliti
bebas mengadakan pengamatan yang dianggap relevan. Adanya keuntungan
sperti itu, maka akan mengakibatkan proses pemikiran induktif menjadi lemah
karena peneliti akan dapat terpengaruh oleh gagasan-gagasan yang ada di bawah
sadarnya mengenai hubungan-hubungan yang relevan dan data yang harus
diamati. Kelemahan dari pendekatan ini adalah : Data mentah mungkin berbeda
bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit untuk
menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar.
Deduktif
Penalaran deduktif dalam akuntansi adalah penarikan dari tujuan dan postulat
(generalisasi) menjadi prinsip-prinsip yang spesifik dan logis sebagai dasar
penerapan yang konkrit/praktis yaitu menuju ke arah hal-hal yang bersifat umum
menuju kea rah hal-hal yang bersifat khusus yang merupakan kesimpulan, yang
diturunkan secara logis tentang pokok persoalan yang sedang dipertimbangkan.
Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang
berbeda akan mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan
prinsip-prinsip yang berbeda pula. Kelemahan metode deduktif adalah jika
postulat dan premis salah. Maka kesimpulannya juga akan salah. Pendekatan ini
juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip-
prinsip yang realistis dan berguna atau untuk memberikan dasar bagi aturan-
aturan praktis.
2. Jelaskan apa yang disebut teori keagenan dan asumsi dasarnya? Jelaskan
pula hubungan antara teori keagenan dan teori akuntansi positif
Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan mendeskripsikan
hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan
manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh
pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
Perbedaan kepentingan ekonomis ini bisa saja disebabkan ataupun
menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara
Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi. Diskripsi bahwa manajer adalah
agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori
agensi.
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan
hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di
dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa
kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut.
Hubungan dengan teori positif dikarenakan teori keagenan merupakan
peristiwa yang didasarkan oleh fakta yang ada.
3. Jelaskan perbedaan antara perspektif pasar bebas dan pro regulasi dalam
regulasi produksi informasi akuntansi
Pasar bebas menganggap bahwa informasi akuntansi sejenis dengan barang lainya
yang memiliki permintaaan dan penjualan. Kekuatan permintaan dan penawaran
berlaku secara bebas untuk memberikan informasi tentang entitas yang optimal.
Mengadopsi dari perspektif ini, diasumsikan bahwa, meskipun tanpa adanya
perilaku pengendalian regulasi manajemen dan adanya persyaratan kontrak
lainnya, manajemen terdorong untuk mengadopsi strategi untuk memaksimalkan
nilai organisasi mereka dan strategi ini memberikan jumlah informasi akuntansi
keuangan yang optimal atau dengan kata lain bebas akses
Salah satu argument pro regulasi menyatakan bawa jika seseorang itu benar
menginginkan informasi tentang organisasi mereka akan siap untuk membayar
dan kekuatan permintaan berlaku untuk memastikan jumlah yang opstimal dari
informasi yang dihasilkan. Perspektif lain menyatakan bahwa jika informasi tidak
dihasilkan aka nada ketidakpastian yang lebih besar tentang kinerja entitas dan ini
akan diterjemahkan kedalam peningkatan biaya bagi organisasi, (misalnya,
dengan tidak adanya informasi yang cukup tentang organisasi, organisasi
semacam itu akan dianggap memiliki risio yang lebih tinggi, dan organisasi
berisiko merasa relative lebih mahal untuk penanaman modal). Pendapat yang
mendukung pasar bebas bergantung pada pengguna yang membayar untuk barang
atau jasa yang diproduksi dan dikonsumsi. Argument tersebut tidak berlaku ketika
membahas konsumsi barang bebas atau barang publik
5. Sebutkan dan jelaskan tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif, dan
tunjukkan beberapa penelitian empiris yang menguji tiga hipotesis tersebut
a) Hipotesis Rencana Bonus (Bonus Plan Hypothesis)
Manajer perusahaan dengan bonus tertentu cenderung lebih menyukai
metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima
seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan
dengan metode yang dipilih
b) Hipotesis hutang atau ekuitas (Debt/Equity Hypothesis)
Makin tinggi rasio hutang atau ekuitas perusahaan mkin besar
kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat
menaikkan laba. Makin tinggi rasio hutang atau ekuitas makin dekat
perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit Makin tinggi
batasan krdit makin besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit
dan pengeluaran biaya. Manajer akan memiliki metode akuntansi yang
dapat menaikkan laba sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan
mengurangi biaya kesalahan teknis
c) Hipotesis Cost Politik (Political Cost Hypothesis)
Perusahaan besar cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat
mengurangi laba periodik disbanding perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan merupakan ukuran variable proksi (proxsy) dan aspek politik.
Yang mendasari hipotesi ini adalah asumsi bahwa sangat mahalnya nilai
informasi bagi individu untuk menentukan apakah laba akuntansi betul-
betul menunjukkan monopoli laba. Di samping itu, sangatlah mahal bagi
individu untuk melaksanakan kontrak dengan pihak lain dalam proses
politik dalam rangka menegakkan aturan hokum dan regulasi, yang dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan demikian individu yang
rasional cenderuang memiliki untuk tidak mengetahui informasi yang
lengkap. Proses politik tidak beda jauh dengan proses pasar. Atas dasar
cost informasi dan cost monitoring tersebut, manajer memiliki insentif
untuk memiliki laba akuntansi tertentu dalam proses politik tersebut
Penelitian empiris:
Penelitian terhadap hipotesis rencana bonus yang dilakukan oleh Healy (1985)
menyatakan bahwa manajer dengan rencana bonus berdasarkan laba bersih secara
sistematis mengadopsi kebijakan akrual yang sedemikian rupa sehingga
memaksimalkan bonus yang diharapkan.
Penelitian terhadap hipotesis perjanjian utang yang dilakukan oleh Dichev
dan Skinner (2002) menyatakan bahwa manajer berusaha untuk mempertahankan
level pelanggaran perjanjian hutang (covenant slack) sebesar nol atau justru
bernilai positif dengan mengatur rasio utangnya (covenant ratio). Hasil ini
konsisten dengan hipotesis perjanjian utang.
Hipotesis biaya politik yang memiliki arah berkebalikan dari dua hipotesis
sebelumnya dilakukan oleh Jones (1991) dimana hasilnya perusahaan melaporkan
laba neto yang lebih rendah dari seharusnya selama investigasi pembebasan
impor.