Anda di halaman 1dari 12

1

TEORI POSITIF KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN

Kelompok 7

Nama : 1. Fera Hefiana (C2D023028)


2. Rizka Ermina (C2D023007)
Dosen : Dr. Khrisnhoe Rachmi Fitrijati, S.E, M.Si, Ak, CA
Mata Kuliah : Teori Akuntansi

MAGISTER SAINS AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
2023
1

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Saat ini kebutuhan akan informasi akuntansi terus berkembang.
Tidak hanya dibutuhkan oleh pihak internal, seperti manajer, tetapi juga oleh
pihak eksternal, seperti investor, kreditur, dan pemerintah. Informasi yang
mereka butuhkan tentunya bukan merupakan informasi yang asal-asalan,
tetapi informasi yang menunjukkan kondisi sebenarnya dari suatu
perusahaan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hal ini
menyebabkan timbulnya usaha-usaha untuk merumuskan teori-teori
akuntansi yang lebih fleksibel dan relevan dengan perkembangan zaman dan
pola pikir masyarakat yang terus meningkat, serta mengembangkan disiplin
akuntansi sehingga menjadi lebih bermanfaat bagi perusahaan dan
masyarakat.
Tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memperdiksi
praktik akuntansi. Menjelaskan berarti menyediakan alasan-alasan bagi
praktik yang dijalani, contohnya, sebuah teori akuntansi harus menjelaskan
mengapa perusahaan tertentu mengunakan metode LIFO bukan metode
FIFO. Memprediksi praktik akuntansi berarti teori tersebut dapat
memprediksi fenomena akuntansi yang belum dilakukan.
Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang
menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi
serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi
kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada
prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah
untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan
terhadap teori normatif (Watt &Zimmerman,1986).
Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa
teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak

1
2

memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar


terjadinya pergeseran pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt &
Zimmerman,1986):
a. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara
empiris, karena didasarkan ‘pada premis atau asumsi yang salah sehingga
tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.
b. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor
secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
c. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya
alokasi sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini
mengingat bahwa dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada
mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat menjadi alat
pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi
secara efisien.
Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran
untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu
sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi
kesenjangan dalam pendekatan normatif, Watt & Zimmerman
mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian
empiric dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang
sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori
akuntansi dikemudian hari.
Design sistem akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif
dalam kenyataannya tidak dipakai dalam praktek. Sebagai akibatnya muncul
anjuran untuk memahami secara deskriptif berfungsinya sistem akuntansi
didalam praktek nyata. Harapannya dengan pemahaman dari praktek
langsung akan muncul design sistem akuntansi yang lebih berarti (Ghozali,
2000), yang selanjutnya nanti berkembang ke arah positive accounting.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui perkembangan teori akuntansi
positif dan bagaimana pembentukan standar akuntansi terkait dengan teori
akuntansi positif yang berkembang tersebut.
3

Teori akuntansi positif berusaha untuk mejelaskan fenomena akuntansi


yang diamati didalam masyarakat. Dengan kata lain positif accounting theory
(PAT) dimaksudkan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer
menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan
pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer dengan
kelompok lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar
modal dan institusi pemerintah.
4

BAB II
PEMBAHASAN

LANDASAN TEORI
1. Teori Akuntansi
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil
dari berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis,
konsisten, prediktif, dan objektif. Teori akan berguna apabila rumusan teori
tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk memprediksi sesuatu yang mungkin
terjadi dimasa mendatang. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan
seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk kerangka
umum,dan dapat dipakaisebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik
akuntansi.
Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif
dan positif. Menurut Nelson dalam Anis dan Imam (2003) teori
normatif tujuan pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan menjelaskan
apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada
para pemakai informasi akuntansi.
Teori Akuntansi menurut sasarannya di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Teori Akuntansi Positif adalah Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan
secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa
adanya sesuai fakta.
b. Teori Akuntansi Normatif adalah penjelasan atau penalaran untuk
menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Teori Akuntansi normatif terdiri dari :
a. Teori Kontrak
Merupakan hubungan kotrak antara pemasok dan konsumen atas
faktor-faktor produksi. Sebagai contoh kita memiliki dua pilihan ketika ingin
makan es krim, yang pertama harus membeli gula, susu, stik es krim dan
lemari es secara terpisah untuk membuat es krim atau datang ke supermarket

4
5

untuk membeli es krim. Teori kontraktual mengorganisasikan aktivitas


ekonomi untuk mengurangi biaya kontraktual, yaitu Management Contract
dan Debt Contract. Contoh dari kontrak :
a) Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja manajer oleh pemegang
saham.
b) Mendokumentasikan syarat dan kondisi di mana pemberi pinjaman
menyediakan sumber daya keuangan
c) Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya
d) Untuk penyediaan barang
e) Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa
Laporan keuangan wajib dibuat oleh perusahaan karena adanya
kontrak antara penjual dan pembeli. Kontrak perusahaan bisa dilakukan
dengan invertor, kreditor, konsumen, maupun pemerintah dalam
memaksimalkan kesuksesan pemegang saham, yang disebut sebagai hak
perusahaan.
b. Teori Keagenan (Agency Theory)
Merupakan hubungan kerjasama antara dua pihak, dimana agen
melakukan kegiatan dengan pihak yang berkepentingan untuk menjalankan
operasional perusahaan. Adanya perbedaan antara pihak-pihak yang
berkepentingan menimbulkan masalah keagenan. Biaya keagenan digunakan
untuk mengatasi masalah keagenan menjadi :
a) Biaya monitoring; biaya untuk memonitoring dan mengontrol perilaku
agen.
b) Biaya bonding; biaya untuk menyesuaikan kepentingan kedua belah
pihak dalam satu ikatan atau kontrak.
c) Hilangnya nilai residu; adanya monitoring dan bonding tidak menjamin
agen akan mematuh keinginaan prinsipal secara tepat.
2. Proteksi Harga dan Permasalahan Keagenan Pemegang Saham dan
Manajer
Ketika pemilik menjadikan manajer sebagai agen maka manajer bisa
bertindak sesuai kepentinganya sendiri. Semakin kecil kepemilikan manajer
6

dalam perusahanaan maka akan semakin besar perbedaan kepentingan antara


agen dan prinsipal.
a. Pemisahan pemilik dan manajer
Pemisahan kepemilikan dan pengendalian berarti bahwa para
manajer, sebagai agen pemegang saham, dapat bertindak untuk
kepentingan mereka sendiri. Tapi kepentingan agen mungkin bertentangan
dengan kepentingan pemegang saham. Sebagai contoh, bayangkan di
mana tidak ada pajak, ada satu pemilik perusahaan, dan pemilik tersebut
juga berperan sebagai manajer. Pemilik mungkin akan peduli, apakah dia
pembelian manfaat non langsung berupa uang, atau apakah bisnis
pembelian manfaat tersebut atas namanya.
b. Perbedaan kepentingan
Proporsi biaya yang ditanggung manajer menurun sebagai bentuk
penurunan kepemilikan manajer dalam perusahaan. Oleh karena itu,
semakin kecil kepemilikan manajer dalam perusahaan, semakin besar
kemungkinan manajer untuk overconsume penghasilan tambahan dan
manfaat lainnya pada pekerjaan.
c. Permasalahan kontrak
Makna spesifik kontraktual yang memotivasi manajer untuk
bertindak dalam kepentingan pemegang saham termasuk:
a) Menyediakan rencana bonus yang batas atas bonusnya sebagian
tergantung pada rasio payout dividen perusahaan (untuk mengurangi
masalah dividen-retensi).
b) Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham
sebagai pendekatan pension manajer (untuk mengurangi masalah
horizon).
c) Membayar bonus pada tingkat yang progresif sebagai peningkatkan
keuntungan yang dilaporkan (untuk meminimalkan masalah risiko
keengganan).
7

d) Pengupahan manajer kurang dengan dasar kompensasi saham sebagai


peningkatan kepemilikan manager di perusahaan (untuk mengurangi
masalah risiko keengganan).
3. Masalah Keagenan Pemegang Saham-Kreditor
Asumsikan bahwa manajer yang bersangkutan merupakan pemilik
tunggal dari perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benar-benar sesuai
dengan kepentingan pemilik. Smith dan Warner mengakui bahwa masalah
keagenan utang dapat menimbulkan empat metode utama mentransfer
kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham:
 Pembayaran dividen
 Subtitusi asset
 Investasi yang terlalu kecil
 Dilusi
Pemegang saham dan kreditor sama-sama memberikan dana.
Pemegang saham memberi dana dalam bentuk modal. Kreditur membeli dana
dalam bentuk utang, sehingga utang tersebut perlu dikembalikan suatu saat
nanti. Manajer bertindak sebagai wakil pemegang saham. Kreditur memberi
pinjaman kepada pemegang saham. Hak kreditur harus dipenuhi terlebih
dahulu bila sudah terpenuhi baru hak pemegang saham. Jika yang dirugikan
adalah pemegang saham, pembayaran deviden diselesaikan setelah membayar
kewajiban kepada kreditur. Hak pemegang saham semakin berkurang bila
kinerja perusahaan semakin turun.
4. Opportunism Vs Efficient Contracting
Opportunism
a. Agen berusaha mengurangi biaya keagenan
b. Agen berusaha memperoleh kemakmuran dari prinsipal
Menerapkan perspektif oportunistik untuk implikasi utang kontrak
bahwa manajer akan bertindak dengan cara yang mencoba untuk mentransfer
kekayaan dari pemegang saham pemberi pinjaman. Jadi, misalnya, jika
manajer merasa bahwa perusahaan secara finansial mereka akan mengambil
tindakan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian
8

utang dan pemberi pinjaman tidak menyadari ujung masalah selama mungkin.
Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk terus beroperasi dan membayar
dividen kepada stakeholders sekaligus mengurangi jumlah kemungkinan akan
tersedia untuk melunasi hutang perusahaan akhirnya gagal.
Sebuah alternatif pendekatan oportunistik adalah pendekatan kontrak
efisien. Jika: kontrak yang efisien, mereka menyelaraskan kepentingan agen
dan prinsipal sehingga tindakan yang menguntungkan agen juga
menguntungkan kepala sekolah, dan meningkatkan nilai perusahaan.
Efficient Contracting
a. Tindakan yang bermanfaat bagi agen juga memberi manfaat prinsipal.
b. Tindakan yang mementingkan agen sekarang akan memberi dampak
kepercayan dimasa yang akan datang
Agen memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal,
'kontraktor efisien', atau ex ante, pendekatan teori keagenan berpendapat
bahwa agen mengakui bahwa jika mereka mencoba untuk mentransfer
kekayaan dari prinsipal, mereka akan dihukum karena bahwa aktivitas di
masa depan. Artinya, akan ada pengendapan up yang akhirnya menghilangkan
manfaat dari perilaku oportunistik. Baris ini mengakui argumen bahwa efek
reputasi akan mengurangi remunerasi yang dibayarkan kepada agen di masa
depan jika mereka melakukan perilaku disfungsional. Oleh karena itu, agen
akan menegosiasikan kontrak yang menyelaraskan kepentingan.
5. Signalling Theory
a. Manajer secara sukarela memberi informasi pada investor untuk
pengambilan keputusan.
b. Manager memberikan signal mengenai harapan yang akan datang
Dalam perspektif ini, manajer sukarela memberikan informasi kepada
investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer
melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif dalam
produksi dan penyebaran informasi. Signalling theory merupakan sinyal yang
baik untuk stakeholder dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan
datang. Contohnya yaitu peningkatan laba bersih dari tahun ke tahun untuk
9

prospek dimasa yang akan datang, adanya cadangan kerugian piutang yang
semakin banyak sehingga menyebabkan gangguan yaitu pendapatan
berkurang.
6. Proses Politik
a. Melibatkan hubungan badan usaha dengan berbagai pihak yang
berkepentingan.
b. Bagaimana kemampuan informasi akuntansi untuk mengurangi biaya
politik
Teori akuntansi positif juga model proses politik yang melibatkan
hubungan antara perusahaan dan pihak lain yang berminat dalam perusahaan,
seperti pemerintah, serikat buruh dan kelompok masyarakat. Seperti dalam
konteks hutang dan kontrak manajemen kompensasi, akuntansi adalah penting
dalam proses politik sebagai salah satu sumber informasi tentang
perusahaan.Proses politik mengupayakan biaya politik seminimal mungkin.
Bagaimana menyajikan informasi bagi pihak yang berkepentingan sehingga
unsur politik dapat diminimalisasi.
7. Conservatism, Standar Dan Biaya Keagenan
a. Kontrak keagenan dilakukan antara prinsipal dengan agen.
b. Model pengendalian untuk kreditor dan pemegang saham.
c. Conservatism timbul karena ketidak seimbangan verifikasi untuk
pendapatan dibandingkan dengan beban.
Dalam pembahasan di atas pada teori keagenan secara implisit
mengasumsikan bahwa kontrak lembaga yang dibuat hanya antara pelaku dan
agen dalam perusahaan. Kami pada dasarnya berbicara tentang tata kelola
perusahaan internal dengan kontrak yang efisien. Artinya, dalam sebuah pasar
modal yang berfungsi dengan baik dengan demokrasi pemegang saham dan
perusahaan ada tingkat yang meminimalkan biaya agensi. Ini menganggap
dominasi (atau kontrol) oleh para prinsipal (pemegang saham dan
stakeholder) dengan kehilangan sedikit sisa. Informasi yang tidak lengkap,
info yang jelek dilaporkan, sedangkan yang baik tidak sehingga tidak fair.
8. Pengujian Empiris Terhadap Teori
10

Studi empiris memberikan bukti bahwa manajer menggunakan


informasi akuntansi untuk menghadapi tekanan politik, untuk memperoleh
keunggulan politik dalam memperoleh kredit, target kompensasi, mengurangi
jaminan utang.
Akuntansi yang dinyatakan kembali berdasarkan General Price Level
Adjusting Accounting akan menyebabkan meningkatnya nilai aset dan
mengurangi laba. Hal ini akan mempengaruhi kompensasi manajer akan tetapi
ada tendensi untuk penurunan pajak.
9. Issue Auditor
Permintaan untuk audit dapat dijelaskan oleh teori keagenan sebagai
bagian dari kegiatan monitoring dan ikatan dan biaya. Nomor akuntansi
digunakan dalam kontrak untuk menentukan kompensasi manajemen dan
sebagai dasar dari perjanjian utang. Angka-angka akuntansi yang diwajibkan
oleh hukum untuk diaudit, namun ada beberapa bukti bahwa audit akan
menuntut jika tidak ada hukum.
a. Auditor mempunyai peran monitoring dalam teori keagenan.
b. Kualitas auditor diperlukan untuk klien yang ingin memberikan signal
kualitas yang bagus atau karena adanya konflik keagenan atau mekanisme
pengendalian yang lemah.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Teori positif berkembang karena ketidakpuasan terhadap teori normatif: 
1. Ketidakmampuan normatif untuk menguji secara empiris
2. Normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individu
dari pada kemakmuran secara luas.
3. Normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber
daya ekonomi secara optimal di pasar modal.
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori
oleh Watt Zimmerman menitikberatkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku
dengan munculnya pasar efisien dan agensi. Teori positif lebih mengacu pada
penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan (baik investor manajer
maupun masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada. Berbeda
dengan teori akuntansi normatif, teori akuntansi positif berkembang seiring
dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktek-praktek
akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi positif dimulai dari
suatu modal ilmiah, dan kemudian dirumuskan masalah penelitian untuk
mengamati fenomena yang nyata yang tidak ada dalam teori.
Kritik terhadap teori positif diantaranya manfaatnya, metodologi dan
statistik, philosophi. Meskipun demikian teori positif mempunyai peran informasi
yang mampu membantu manajer, auditor, kreditor dalam melakukan prediksi dari
perlakuan akuntansi yang dipilih sehingga bisa menetapkan kontrak yang efisien.

11

Anda mungkin juga menyukai