Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

W322100016 –
Teori Akuntansi
TEORI AKUNTANSI POSITIF DAN
TEORI KEAGENAN

Abstrak Sub-CPMK

Sesi 11 ini akan membahas Mampu memahami dan menjelaskan teori


Agency teori, efficient hypothesis akuntansi positif, dan teori keagenan
market, signaling theory, (CPMK 4 )
contracting theory.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

DRS. SUHARMADI. AK. MM. MSI. CA


EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI
11
TEORI KEAGENAN
Pengertian Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan
secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antar
variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat
menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul. Hendriksen
menilai teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip umum akan dapat:

 Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi


dinilai

 Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti


perkembangan ekonomi, sosial, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang
demikian cepat
Teori Akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika
dibandingkan dengan teori-teori yang lain seperti matematika atau fisik. Chambers
(1994) berpendapat bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik
bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur. Lebih lanjut
Chambers menyatakan meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu
pengetahuan murni, akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan
sosial (social science). Seperti halnya ilmu sosial lainnya, konsep akuntansi tidak
didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal (Glautier and Underdown, 1994).
Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana akuntansi
dipraktekkan. Oleh karena preskripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan
masalah-masalah khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan
model-model yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori ini adalah untuk
memberikan kerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan
akuntansi (Mathews and Perera, 1993).

Fungsi Teori Akuntansi

Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut:

 Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun


standarnya

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


2 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam
hal tidak adanya standar resmi

 Menentukan batas dalam hal melakukan “judgment”dalam penyusunan laporan


keuangan

 Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap


informasi yang disajikan laporan keuangan

 Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi


sebagai berikut:

 Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktek
akuntansi

 Memberikan pedoman terhadap praktek dan prosedur akuntansi yang baru

Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan


kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan
kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa
mendatang. Teori ini pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi
adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori ini
merupakan studi lanjut dari teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam
menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori ini dapat memberikan
pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan konsekuensi
dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk
menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat
sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya
berlaku.

Teori Akuntansi Normatif

Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa saja yang harus
dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan
seharusnya di dasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson
(1973) teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hasil hipotesis tersebut. Perumusan

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


3 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
akuntansi normatif mencapai keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Pada periode
tersebut teori normatif lebih berkonsentrasi pada penciptaan laba sesungguhnya dan
pengambilan keputusan.

Perbedaan Akuntansi Positif dan Akuntansi Normatif

Perbedaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi menyebabkan dua


taksonomi akuntansi. Pendekatan Akuntansi Positif menghasilkan taksonomi
akuntansi sebagai Sains. Sedangkan pendekatan Akuntansi Normatif menghasilkan
taksonomi akuntansi sebagai art. Yang keduanya sama sama diakui sebagai sarana
pendekatan teori akuntansi.

Teori Akuntansi Normatif yang berbentuk Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU)
merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk meramalkan berbagai
fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel
akuntansi dalam dunia nyata yang merupakan Fungsi pendekatan Teori Akuntansi
Positif. Tidak menutup kemungkinan, fakta yang ada di dunia nyata (praktek
akuntansi) akan mempengaruhi Akuntansi Normatif. Hubungan ini Sesuai dengan
paham Dialektika Hegel. Dimana antitasi dan tesis akan menghasilkan sistesis. Dan
sistesis akan menghasilkan antithesis.

Agensi Teori.

Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam
teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus
of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer (agent)
yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Menurut
Meisser, et al., (2006:7) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan
yaitu : (a) terjadinya informasi asimetris (information asymmetry), dimana manajemen
secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang
sebenarya dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b) terjadinya konflik
kepentingan (conflict of interest) akibat ketidak samaan tujuan, dimana manajemen
tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Dalam upaya mengatasi
atau mengurangi masalah keagenan ini menimbulkan biaya keagenan (agency cost)
yang akan ditanggung baik oleh principal maupun agent. Jensen dan Meckling (1976)
membagi biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss.
Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk
memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


4 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent untuk menetapkan
dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk
kepentingan principal. Selanjutnya residual loss merupakan pengorbanan yang
berupa berkurangnya kemakmuran principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan
agent dan keputusan principal.

Agency Theory Pengertian teori agensi menurut Scott (2015) yaitu suatu
pengembangan dari teori yang mempelajari suatu desain kontrak dimana para agen
(pihak manajemen) bekerja atas nama prinsipal (investor) Teori agensi berisi
hubungan kontraktual antara dua pihak yaitu agen dan prinsipal, dimana investor atau
pemilik perusahaan menunjuk agen sebagai manajemen yang mengelola perusahaan
atas nama pemilik perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa masing-masing
pihak hanya termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik
yang terjadi antara agen dengan prinsipal. Dengan terdapat perbedaan dua
kepentingan dalam suatu perusahaan dimana masing-masing pihak sama-sama tetap
berupaya mempertahankan keuntungan dan sering menimbulkan masalah keagenan
maka dapat disebut sebagai konflik agensi.Oleh sebab itu untuk mengatasi konflik
agensi diperlukan pengungkapan informasi secara sukarela yang berkaitan dengan
perusahaan sebagai salah satu bentuk tanda pertanggungjawaban dari pihak
manajemen kepada investor. Ketika perbedaan kepentingan terjadi antara pihak
manajemen dan investor, maka terdapat biaya agensi (agency cost),diantaranya
adalah biaya monitoring, biaya proses auditing, dan biaya sistem kompensasi agen.
Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam hal
menjamin manajemen untuk mengambil keputusan yang optimal dari pandangan
investor dikarenakan terdapat perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka.
Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya agensi iyalah dengan
memberikan informasi melalui pengungkapan sukarela pada laporan tahunan
perusahaan serta dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi. 14 2.2 Signalling
Theory Menurut Febrianty (2011) Isyarat atau signal adalah langkah yang diambil oleh
manajemen perusahaan dimana manajemen mengetahui informasi yang lebih akurat
dan lengkap mengenai internal perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan
dari pada pihak. Teori Signalling berakar pada teori akuntansi pragmatik. Menurut
Suwarjono (2012), teori akuntansi pragmatik yang memusatkan perhatiannya kepada
pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Salah satu
informasi yang dapat dijadikan sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu
emiten. Pengumuman ini nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


5 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
perusahaan yang melakukan pengumuman. Jika manajemen memberitakan kabar
baik, maka dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, jika manajemen
memberitakan kabar buruk dapat mengakibatkan mengurangi harga saham
perusahaan. Oleh karena itu, manajer memiliki kewajiban untuk melaporkan
perkembangan mengenai posisi perusahaan kepada para pengguna informasi. Tanda
yang dilaporkan dapat berupa pengungkapan informasi seperti publikasi laporan
keuangan. Manajer melaporkan laporan keuangan untuk memberikan informasi
kepada pengguna informasi. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat terjadi
pada para investor, apabila informasi yang disampaikan oleh manajemen perusahaan
tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Sehingga terjadi asimetri
informasi dimana manajer lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak
lain. Untuk mengurangi terjadinya asimetri informasi pada signaling theory, pihak
manjemen wajib membuat struktur pengendalian internal yang dimana mampu
menjaga harta perusahaan dan menjamin penyusunan laporan keuangan yang dapat
dipercaya.

Efficient Market Hypothesis (EMH)

Teori Efficient Market Hypothesis menyatakan bahwa harga saham yang terbentuk
merupakan refleksi dari seluruh informasi yang ada, baik fundamental ditambah
insider information. Statman (1998, p.18) menyatakan bahwa investor tidak dapat
mengalahkan return pasar secara sistematis dan harga saham adalah rasional. Yang
dimaksud rasional adalah harga saham mencerminkan fundamental seperti nilai risiko
dan tidak mencerminkan aspek psikologis seperti sentimen dari para investor. Fama
(1970) memberikan pengertian bahwa konsep pasar yang efisien berarti harga saham
yang sekarang mencerminkan segala informasi yang ada. Hal ini berarti bahwa
informasi baik dari informasi masa lalu, sekarang dan ditambah oleh informasi dari
perusahaan itu sendiri (insider information). Efficient Market Hypothesis memiliki tiga
asumsi, yaitu (Shleifer, 2000, p.2): 1. Investor diasumsikan akan berlaku rasional
sehingga akan menilai saham secara rasional. 2. Beberapa investor akan berlaku
tidak rasional tetapi perilaku mereka dalam melakukan transaki perdagangan bersifat
acak (random) sehingga pengaruhnya adalah saling menghilangkan dan tidak
mempengaruhi harga. 3. Investor arbiter yang berlaku rasional akan mengurangi
pengaruhdari perilaku investor yang tidak rasional pada harga di pasar modal.
Investor yang berlaku rasional akan menilai saham berdasarkan nilai fundamental
yaitu nilai sekarang (net present value) dari pengembalian kas masa depan (future
cash flows) dengan mendiskontokan sebesar tingkat risiko saham tersebut. Ketika

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


6 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
investor mengetahui adanya informasi baru yang akan mempengaruhi nilai
fundamental saham maka mereka akan cepat bereaksi terhadap informasi tersebut
dengan melakukan bid pada harga tinggi ketika Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI,
2009. 12 Universitas Indonesia informasi bagus (good news) dan melakukan bid pada
harga rendah harga saham ketika informasi buruk (bad news). Implikasinya adalah
harga saham akan selalu mencerminkan semua informasi yang tersedia secara cepat
dan harga saham akan bergerak ke level harga sesuai nilai fundamental yang baru
sehingga bisa dikatakan bahwa harga saham akan bergerak secara acak (random)
dan tidak bisa diprediksi. 2.1.1 Hipotesis Efisiensi Pasar Bentuk Lemah Hipotesis ini
menjelaskan bahwa harga saham telah mencerminkan semua informasi masa lalu
yang tersedia di pasar seperti data harga, volume perdagangan, atau short interest.
Data perdagangan masa lalu tersebut telah tersedia di pasar dan tidak membutuhkan
biaya untuk mendapatkannya. Semua investor akan berusaha mengambil keuntungan
dengan cara membaca pola data dari data masa lalu jika data masa lalu tersebut
mengandung sinyal yang dapat dipercaya mengenai hasil masa depan. Implikasinya
adalah semua investor akan mengeksploitasi sinyal tersebut sehingga sinyal tersebut
akan kehilangan nilainya dan akan segera tercermin dalam harga (Bodie et al, 2008,
p. 348). 2.1.2 Hipotesis Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Hipotesis ini
menyatakan bahwa semua informasi yang tersedia di pasar termasuk informasi
potensi pertumbuhan perusahaan harus telah tercermin di dalam harga saham seperti
data lini produk, kualitas manajemen, komposisi laporan keuangan seperti neraca,
paten, proyeksi laba, dan perlakuan akuntansi. Jadi, ketika seluruh informasi telah
diketahui oleh para investor maka refleksinya sudah ada pada harga saham (Bodie et
al, 2008, p. 348). 2.1.3 Hipotesis Efisiensi Pasar Bentuk Kuat Hipotesis ini
menjelaskan bahwa harga saham telah mencerminkan semua informasi yang relevan
bagi perusahaan termasuk informasi yang hanya tersediauntuk pihak internal
perusahaan (insider) sehingga walaupun pihak manajemen dan karyawan perusahaan
mempunyai akses untuk mengetahui informasi sebelum informasi tersebut tersedia di
pasar, hal itu tidak memungkinkan mereka untuk mengambil keuntungan dengan
melakukan Price limit..., Eko Prasetyo, FE UI, 2009. 13 Universitas Indonesia
perdagangan berdasarkan informasitersebut karena semua informasi tersebut akan
langsung dipublikasikan (Bodie et al, 2008, p. 349)

Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signaling theory) pertama kali dikemukakan oleh Spence


(1973) yang menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi) memberikan

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


7 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
suatu isyarat atau sinyal berupa informasi yang mencerminkan kondisi suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi pihak penerima (investor). Menurut Brigham
dan Houston (2011) teori sinyal menjelaskan tentang persepsi manajemen
terhadap pertumbuhan perusahaan di masa depan, dimana akan mempengaruhi
respon calon investor terhadap perusahaan. Sinyal tersebut berupa informasi yang
menjelaskan tentang upaya manajemen dalam mewujudkan keinginan pemilik.
Informasi tersebut dianggap sebagai indikator penting bagi investor dan pelaku
bisnis dalam mengambil keputusan investasi.
Informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan dan diterima oleh
investor, akan diinterpretasikan dan dianalisis terlebih dahulu apakah informasi
tersebut dianggap sebagai sinyal positif (berita baik) atau sinyal negatif (berita
buruk) (Jogiyanto, 2010). Jika informasi tersebut bernilai positif berarti investor
akan merespon secara positif dan mampu membedakan antara perusahaan yang
berkualitas dengan yang tidak, sehingga harga saham akan semakin tinggi dan
nilai perusahaan meningkat. Namun, jika investor memberikan sinyal negatif
menandakan bahwa keinginan investor untuk berinvestasi semakin menurun
dimana akan mempengaruhi penurunan nilai perusahaan.
Menurut Owolabi dan Inyang (2013) sinyal yang diberikan dapat berupa
penerbitan utang. Penggunaan utang dalam perusahaan disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Manajer
berkemampuan rendah tidak akan dapat membayar kembali tingkat utang yang
tinggi dan akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan, manajer berkemampuan
tinggi boleh menggunakan hutang dalam jumlah besar untuk menunjukkan
kepercayaannya

pada prospek perusahaan ke pasar dan bertindak sebagai sinyal yang kompatibel
bagi pihak luar perusahaan. Signaling theory juga dapat dilihat dari perspektif
risiko bisnis, dimana risiko bisnis yang semakin tinggi dianggap negatif oleh calon
investor sehingga mempengaruhi keinginannya untuk berinvestasi. Kesempatan
peluang investasi yang tinggi juga akan dipersepsikan sebagai sinyal positif yang
akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan. Tingginya IOS
perusahaan menandakan bahwa perusahaan dapat meningkatkan kinerja
keuangan dan nilai perusahaannya di masa mendatang.

Teori Legitimasi

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


8 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang paling banyak disebutkan dalam
bidang akuntansi sosial dan lingkungan (Tilling, 2004). Demikian juga Naser,
AlHussaini, Al-Kwari, dan Nuseibeh (2006) menyatakan bahwa teori legitimasi telah
digunakan dalam kajian akuntansi untuk mengembangkan teori pengungkapan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Teori legitimasi merupakan sistem
pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat,
pemerintah, individu dan kelompok masyarakat (Gray at el, 1996). Hal ini
mengindikasi adanya kontrak sosial antara perusahaan terhadap masyarakat dan
adanya pengungkapan sosial lingkungan.Perusahaan menjalankan kontrak sosial
harus menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku agar berjalan dengan
selaras. Teori legitimasi yang didasarkan pada adanya kontak sosial antara sebuah
institusi dengan masyarakat, dimana diperlukan sebuah tujuan institusi yang kongruen
dengan nilai yang ada didalam sebuah masyarakat. Menurut teori ini, tindakan sebuah
institusi haruslah mempunyai aktivitas dan kinerja yang dapat diterima oleh
masyarakat. Teori legitimasi menjelaskan bahwa pengungkapan tanggung jawab
sosial dilakukan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat dimana
perusahaan berada. Legitimasi ini menyebabkan perusahaan terhindar dari hal-hal
yang tidak diinginkan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Teori
legitimasi menyatakan organisasi bukan hanya memperhatikan hak-hak investor tetapi
juga memperhatikan hak publik (Deegan dan Brown, 1996). Perusahaan semakin
menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan
perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya tempat perusahaan beroperasi.
Hal ini sejalan dengan legitimacy theory yang menyatakan bahwa perusahaan
memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan 12 berdasarkan nilai-
nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan
untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Tilt, CA. 1994 dalam Titisari, Suwardi, dan
Setiawan, 2010). Legitimacy theory menyatakan bahwa organisasi harus terus
menerus mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka melakukan kegiatan sesuai
dengan batasan dan norma-norma masyarakat (Rustiarini, 2011). Dowling dan Pfeffer
(1997, p. 122) dalam Chariri (2008) menyatakan bahwa organisasi berusaha
menciptakan keselarasan antara nilai-nilai sosial yang melekat pada kegiatannya
dengan nor-norma perilaku yang ada dalam sistem sosial masyarakat dimana
organisasi adalah bagian dari sistem tersebut. Selama kedua sistem tersebut selaras,
kita dapat melihat hal tersebut sebagai legitimasi perusahaan. Ketika ketidak
selarasan aktual atau potensial terjadi diantara kedua sistem tersebut, maka akan ada
ancaman terhadap legitimasi perusahaan. Suaryana(2011) menyatakan bahwa norma

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


9 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
perusahaan selalu berubah mengikuti perubahan dari waktu ke waku sehingga
perusahaan harus mengikuti perkembangannya.Usaha perusahaan mengikuti
perubahan untuk mendapatkan legitimasi merupakan suatu proses yang dilakukan
secara berkesinambungan.

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


10 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Barney, Jay.B., and W.G. Ouchi. 1986. Organizational Economics, Jossey-Bass


Publishers, San Francisco, London

Demsetz,H.1968. The cost of Transacting, Quaterly Journal of Economics,February : 33-


53

Godfrey J, A. Hodgson, A. Tarca, J. Halminton, S Holmes,2010. Accounting Theory, 7 Ed,


John Wiley & Sons Australia, Ltd

Lambert, Richard A. 2001. Contracting Theory and Accounting, Working Paper, http: //
papers.ssrn.com, The Wharton School University of Pennsylvania

Scott, W.R., 2003. FinancialAccounting Theory, Second Ed, University of Waterloo,


Prentice Hall Canada Inc.

Soewarjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, BPFE ,


Yogyakarta

2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU


11 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 TEORI AKUNTANSI Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 DRS. SUHARMADI. AK.MM.MSI.CA http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai