Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“Teori Regulasi Yang Relevan Dengan Akuntansi & Audit”


Dosen Pengampu:Dr. Arlis Dewi Kuraesin, SE,M.Ak

Disusun Oleh:
Kelompok I
Aditya Rizky (2103501281)
Maharani (2103501275)
Muhamad Fahmi Prasetyo (2103501271)
Wardatul Jannah (2203571774)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH JAKARTA
T.A.2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah


SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita
semua, sehingga dengan berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat serta salam tak lupa pula kami
kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yang
dihiasi oleh imam, islam dan ihsan. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada Ibu Dr. Arlis Dewi Kuraesin, SE ,M.Ak. yang
telah memberi kami tugas untuk membuat makalah ini. Kami berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini berisikan tentang
Teori Akuntansi dan Teori Regulasi Yang Relevan Dengan Akuntansi &
Audit. Kami menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dan keterbatasan,
meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan
yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik yang membangun
sangat di harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya
Rabbil’alamin.

Jakarta, 03 Oktober 2023

Kelompok I

2
Teori Akuntansi
DAFTAR ISI :
KATA PENGANTAR ........................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 5
2.1 Teori Regulasi Yang Diterapkan Pada Praktik Akuntansi & Audit.………………… 5

2.2 Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan ................................................... 15


2.3 Struktur kelembagaan untuk menetapkan standar akuntansi & audit………………. 22

BAB III PENUTUP ............................................ Error! Bookmark not defined.


3.1 Kesimpulan ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ......................................... Error! Bookmark not defined.

3
Teori Akuntansi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di akhir tahun, Perusahaan akan menyiapkan laporan keuangan yang kemudian
akan diaudit oleh independent auditor. Perusahaan membuat siaran pers untuk investor
dan adviser dalam rangka laporan keuangan yang sudah diaudit dan diterlibatkan
dibursa efek. Sampai mana teori dapat menjelaskan mengapa hal ini terjadi, sampai
mana teori ini digunakan dalam regulasi teori akuntansi?
Di dalam bab ini akan dibahas mengenai teori yang dikemukakan oleh God Frey
yang relevan terhadap praktik akuntansi dan audit, yaitu teori efficient market dan teori
keagenan untuk memahami penentuan dimana laporan keuangan terjadi. Ada tiga teori
khusus untuk regulasinya, khususnya peraturan dalam pasar modal. Teori itu adalah
public interest, regulatory capture dan private interest.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana teori regulasi diterapkan pada praktik akuntansi & audit?
b. Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan?
c. Struktur kelembagaan untuk menetapkan standar akuntansi & audit?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui bagaimana teori regulasi diterapkan pada praktik akuntansi &
audit.
b. Mengetahui Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan.
c. Mengetahui Struktur kelembagaan untuk menetapkan standar akuntansi &
audit.

4
Teori Akuntansi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Regulasi Yang Diterapkan Pada Praktik Akuntansi & Audit
Ada beberapa teori yang relevan untuk memahami peraturan pelaporan keuangan (misalnya
persiapan, audiing, dan penyediaan informasi akuntansi tentang suatu entitas). Mereka
termasuk:
 Teori pasar yang efisien (Theory of efficient markets)
Di Dunia pasar modal kekuatan permintaan dan penawaran memiliki pengaruh
besar pada arus informasi dan modal. Pemerintah secara aktif melakukan intervensi
di pasar-pasar ini, mengatur tidak hanya bagaimana pasar dilakukan tetapi juga
penyediaan informasi yang telah digambarkan sebagai 'urat nadi' pasar modal.
Intervensi pemerintah bertujuan untuk membantu pengembangan pasar dan
mendorong pertumbuhan ekonomi. Pasar yang adil dan transparan, di mana ada
keseimbangan peluang peningkatan kekayaan dan perlindungan investor.
 Teori agensi (Agency theory)
Teori agensi ini berkonsentrasi pada hubungan antara pemilik usaha (pemegang
saham) dengan agen
(manajer). permintaan akan informasi kepengurusan berkaitan erkaitan dengan
keinginan untuk:
 memotivasi agen
 mendistribusikan efisiensi risiko.
 Teori Regulasi
Regulasi pada umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri
tertentu dan dirancang serta dioperasikan terutama untuk keuntungan sendiri.
Terdapat dua kategori utama dalam regulasi suatu industri tertentu:
- Teori kepentingan public (public-interest theories), dari regulasi berpendapat
bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan publik akan
perbaikan dari harga-harga pasar yang tidak efisien atau tidak adil. Teori-teori
tersebut dibuat terutama untuk memberikan perlindungan dan kebaikan bagi
masyarakat umum.
- Kelompok yang berkepentingan atau teori tangkapan (interest-group or capture
theories), dari regulasi berpendapat bahwa regulasi diberikan sebagai jawaban
atas permintaan dari kelompok dengan kepentingan khusus, dengan tujuan
5
Teori Akuntansi
untuk memaksimalkan laba dari para anggotanya. Versi utama dari teori ini
adalah:
o Teori regulasi kaum elit yang menguasai politik, berhubungan dengan
penggunaan kekuatan politik untuk memperoleh kendali regulatoris.
o Teori regulasi ekonomi, berhubungan dengan kekuatan ekonomi.

Manakah dari kedua teori di atas yang lebih baik dalam menggambarkan
penetapan standar akuntansi? Sayangnya, teori mengenai apa yang menjadi perilaku
maksimalisasi dalam agen pengaturan akuntansi masih sangat muda, Benston
mencoba untuk menjelaskan perilaku dari SEC menurut prediku teori ekonomi
mengenai konservatisme keagenan:
Agen regulatoris yang aktif memiliki suatu insentif untuk memaksakan standar
akuntansi yang konservatif, eksplisit, dan bahkan kaku. Standar-standar seperti itu
memperkecil risiko dari agen dalam mendapat kritikan karena "menerima" laporan-
laporan yang, jika dilihat ke belakang, tampaknya menyesatkan atau mengandung
kecurangan. Bukanlah suatu hal yang mengejutkan bahwa SEC cenderung
menginginkan pelaporan perusahaan yang seragam dan konservatif,
Tidak perlu untuk ditambahkan, pernyataan di atas oleh Benston menjadi tidak
konsisten dengan perilaku dari SEC sejak awal tahun 1970-an. Demikian pula
dengan Hussein dan Ketz, mereka memeriksa dan menolak kemungkinan terjadinya
versi dari elit yang menguasai politik dalam teori mengenai regulasi. Dibutuhkan
bukti-bukti yang lebih empiris dalam mengembangkan teori mengenai regulasi
standar akuntansi.
 Mengatur akuntansi
Terjadi perdebatan mengenai apakah akuntansi sebaiknya diatur atau tidak.
Mereka yang mendukung opini pasar yang tidak diregulasi menggunakan teori
keagenan untuk mempertanyakan mengapa harus terdapat insentif-insentif dalam
pelaporan yang andal dan bersifat sukarela kepada pemilik. Untuk memecahkan
konflik yang terjadi antara pemilik dengan manajer. digunakan pelaporan keuangan
untuk mengawasi kontrak-kontrak pemberian pekerjaan, untuk menilai dan
memberikan imbalan kepada para manajer.
Di samping itu, perusahaan memiliki insentif untuk memberikan laporan secara
sukarela kepada pasar modal dan tidak memberikan laporan tersebut mungkin dapat
diartikan sebagai sebuah berita buruk. Bahkan jika perusahaan tidak melaporkan
6
Teori Akuntansi
secara sukarela, mereka yang mencari informasi tersebut dapat menggunakan
kontraktor-kontraktor swasta untuk mendapatkannya.
Mereka yang mendukung pasar yang diregulasi menggunakan argumentasi
kepentingan publik Pada dasarnya, baik kegagalan pasar maupun kebutuhan untuk
mencapai sasaran-sasaran sosial akan menentukan pengaturan dari akuntansi.
Kegagalan pasar, sebagai alokasi pengeluaran yang di bawah nilai optimal,
mungkin merupakan akibat dari:
- Keengganan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya
sendiri, karena ia merupakan pemasok monopoli dari informasi tersebut.
- Terjadinya kecurangan.
- Kurangnya produksi informasi akuntansi sebagai barang publik.
Kebutuhan untuk mencapai sasaran sosial yang diinginkan juga mendukung
dilakukannya pengaturan atas akuntansi. Sasaran-sasaran ini meliputi antara lain:
kewajaran dari pelaporan, informasi yang simetris dan perlindungan para investor.
Meskipun perdebatan mengenai keuntungan dan keterbatasan dari pengaturan
terus berlangsung. penetapan standar itu sendiri adalah suatu kenyataan dan
lingkungan akuntansi. Keuntungan dan keterbatasari dari berbagai bentuk
penetapan standar-regulatoris ataupun nonregulatoris-dapat dinilai sebagai salah
satu jalan dalam meningkatkan proses. Di bagian berikutnya, masing-masing
pendekatan dalam penetapan standar ini akan kita lihat lebih lanjut.
 Pendekatan pasar bebas
Pendekatan pasar bebas untuk penetapan standar akuntansi dimulai dari suatu
asumsi dasar bahwa informasi akuntansi adalah sebuah barang ekonomi, sama
seperti barang atau jasa lainnya. Oleh sebab itu, ia menjadi subjek atas kekuatan
permintaan dari pengguna dan kekuatan pasok oleh penyedia yang berminat. Hasil
yang terjadi adalah suatu jumlah optimal dari informasi yang diungkapkan pada
harga yang optimal. Setiap kali dibutuhkan bagian tertentu dari informasi dan harga
yang ditawarkan juga pantas, pasar akan memberikan informasi tersebut jika harga
melebihi biaya dari informasi. Oleh karenanya, pasar dinyatakan sebagai suatu
mekanisme yang ideal untuk menentukan jenis-jenis informasi yang harus
diungkapkan, penerima dari informasi dan standar akuntansi yang mengatur
pembuatan informasi semacam itu.

7
Teori Akuntansi
Para penganjur pendekatan regulatoris (baik itu pribadi maupun publik)
berpendapat bahwa terjadi kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implisit
dalam pasar pribadi untuk informasi:
- Secara umum, kegagalan pasar eksplisit diasumsikan terjadi ketika baik jumlah
atau mutu dari barang yang dihasilkan di sebuah pasar yang tidak diatur berbeda
dari biaya pribadi dari, dan keuntungan yang diperoleh dari, barang tersebut,
dan solusi pasar menimbulkan terjadinya suatu alokasi sumber daya non-Pareto.
Kegagalan pasar eksplisit yang sama juga dapat diterapkan pada pasar pribadi
untuk informasi akuntansi, dengan asumsi bahwa jumlah dan mutu dari
informasi akuntansi berbeda dari nilai optimum sosial. Lebih eksplisit lagi,
informasi akuntansi akan dipandang sebagai barang publik dan karena
ketidakmampuan untuk mengeluarkan nonpembeli, maka terjadi produksi
optimal non-Pareto dari informasi perusahaan.
- Teori-teori kegagalan pasar implisit berfokus pada satu atau lebih klaim-klaim
berikut yang mengatakan bahwa terdapat kelemahan-kelemahan dalam pasar
pribadi informasi akuntansi:
o Kendali monopoli atas informasi oleh manajemen.
o Investor yang naif.
o Fiksasi fungsional.
o Angka-angka yang menyesatkan.
o Prosedur yang berbeda-beda.
o Kurangnya objektivitas.
Masing-masing tuduhan kelemahan di atas akan dibahas secara singkat berikut
ini:
- Kendali monopoli atas informasi oleh manajemen: Hipotesis ini mengklaim
bahwa par akuntan memiliki suatu pengaruh monopolistik atas data yang
diberikan dan digunaka oleh pasar. Akibatnya, pasar tidak benar-benar dapat
membedakan antara dampak-dampak nyata dengan akuntansi saja, dan
mungkin dapat disesatkan oleh perubahan-perubaha akuntansi
- Investor yang naif. Hipotesis ini mengklaim bahwa para investor yang tidak
begitu memahami beberapa teknik-teknik dan transformasi akuntansi yang
rumit akan dapat "ditipu” oleh penggunaan teknik-teknik yang berbeda oleh
perusahaan-perusahaan yang sebanding dan mungkin tidak akan dapat

8
Teori Akuntansi
menyesuaikan proses pengambilan keputusannya dan memperhitungkan
perbedaan dari prosedur-prosedur akuntansi tersebut.
- Fiksasi fungsional: Adanya perdebatan bahwa dalam kondisi-kondisi tertentu
para investor mungkin tidak akan mampu mengubah proses pengambilan
keputusan mereka sebagai respons atas terjadinya perubahan dalam proses
akuntansi yang mendasari dan memberian data bagi mereka. Kegagalan para
investor untuk mengubah proses pengambilan keputusan mereka dalam
menyesuaikan dengan perubahan metode akuntansi ini dihubungkan denga
terjadinya fenomena fiksasi fungsional.
- Angka-angka yang menyesatkan: Karena akuntansi sangat mengandalkan
bermacam-macam basis valuasi aktiva dan bermacam-macam prosedur alokasi
yang dianggap tidak berdasar da tidak dapat diperbaiki, maka hasil output
akuntansi menjadi tidak berarti atau menyesatkan untuk digunakan dalam
tujuan pengambilan keputusan.
- Prosedur yang berbeda-beda. Mengingat fleksibilitas yang terdapat dalam
pemilihan teknik teknik akuntansi yang digunakan untuk melaporkan peristiwa-
peristiwa tertentu di kecenderungan dari manajemen untuk menyajikan suatu
gambaran yang "diinginkan," has output akuntansi dari satu perusahaan jika
dibandingkan dengan perusahaan lainnya menjad kurang dapat
diperbandingkan dan bermanfaat.
- Kurangnya objektivitas: Tidak adanya kriteria objektivitas yang dapat menjadi
dasar bag manajemen untuk memilih teknik-teknik akuntansinya
mengakibatkan hasil output yang tidak dapat diperbandingkan.

Informasi asimetris yang semakin besar di antara para pelaku pasar, mengarah
kepada biaya-hig transaksi yang lebih tinggi dan likuiditas yang lebih rendah dalam
memperdagangkan saham perusahaa menyebabkan terjadinya kenalkan tingkat
pengembalian yang disyaratkan dan menurunnya harga-harga saham saat ini.
Diamond dan Verrecchia menyarankan bahwa jika manajer menyajikan suatu
komitmen yang kredibel untuk meningkatkan pengungkapan dan akibatnya
meningkatkan ketepatan dari informasi publik mengenai nilai perusahaan, maka
harga-harga saham saat ini akan meningkat sebagai akibat dari berkurangnya
informasi asimetris dan meningkatnya likuiditas. Ini adalah esensi dari sudut
pandang informasi asimetris di mana para manajer yang memaksimalisasi nilai akan
9
Teori Akuntansi
memilih dan berbagai teknik-teknik akuntansi yang tersedia dengan tujuan untuk
memperkecil informasi simetris sampai kepada tingkat di mana keuntungan yang
diharapkan dari pengungkapan baru tersebut akan tertutup oleh biaya yang
diperkirakan, seperti biaya persiapan dan kelayakan, dalam membuat
pengungkapan tersebut.
Berdasarkan tuduhan-tuduhan kelemahan di atas, mereka yang mendukung
adanya regulasi dalam akuntansi mengkritik pendekatan pasar sebagai pendekatan
yang tidak efektif dan menyatakan bahwa adanya regulasi akan lebih unggul dalam
meningkatkan hasil output akuntansi. Tuduhan tuduhan ini tidak dibiarkan tanpa
sanggahan begitu saja. Sanggahan terbaik atas teori-teori kegagalan pasar dalam
pengaruhnya terhadap informasi akuntansi dirangkum oleh Leftwich sebagai
berikut:
“Teori kegagalan pasar memiliki suatu kesalahan mendasar. Hasil output yang
dinyatakan oleh teori-teori tersebut sebagai sesuatu yang optimal ternyata hanya
namanya saja yang optimal-ia didefinisikan secara independen terhadap susunan
institusional yang menghasilkan output tersebut. Tidak ada satu pun teori ini yang
menentukan tingkat output yang optimal, jika dilihat dari teknologi yang tersedia di
pasar, peraturan, ataupun retim-rezim yang lainnya. Jadi, kecuali jika teori
kegagalan pasar dapat memperhitungkan susunan institusional yang dapat dicapai,
mereka tidak akan memiliki implikasi pada kebijakan. Adalah suatu hal yang tidak
logis untuk menyalahkan hasil output aktual dari pasar yang sudah ada (atau badan
pemerintah) hanya karena jumlah atau mutu dari hasil output tersebut berbeda dari
suatu norma yang tidak dapat dicapai dan dengan salah digambarkan sebagai hasil
yang optimal.”
Pertanyaan mengenai apa yang akan terjadi pada akuntansi keuangan dengan
tidak adanya regulasi. sampai saat ini masih belum terjawab Kripke berpendapat
bahwa terdapat dua kemungkinan konsekuensi berikut ini:
“Pertama, pengungkapan akuntansi yang memadai masih akan terus ada, karena
para penerbit akan melakukan negosiasi dengan para pemberi pinjaman, investor
dan underwriter dalam pasar yang baru diterbitkan dan merasakan tekanan dari para
analis dalam pasar jual beli. Kedua, akuntansi akan lebih tidak seragam jika
dibandingkan dengan kondisi saat ini, karena perbedaan yang besar dalam
pandangan mengenai interpretasi dan abstraksi yang tepat atas peristiwa-peristiwa
yang ditutupi oleh sistem yang memberi mandat. Namun tekanannya akan sangat
10
Teori Akuntansi
besar hingga pengungkapan yang ada akan cukup memadai untuk memungkinkan
pembacanya melakukan pertimbangannya sendiri.”
 Regulasi standar akuntansi di sektor swasta
Pendekatan sektor swasta terhadap regulasi atas standar akuntansi bergantung
kepada asumsi fundamental bahwa kepentingan publik dalam akuntansi akan
terpenuhi dengan baik jika pembuatan standar diserahkan kepada sektor swasta.
Pembuatan standar swasta di Amerika Serikat telah melibatkan Committee on
Accounting Procedures (1939-1959) dan Financial Accounting Standards Board
(1973- sekarang). Mengingat FASB saat ini adalah badan penyusun standar yang
ada di sektor swasta, maka ia akan digunakan untuk menggambarkan keunggulan
dan kelemahan dari standar akuntansi yang diatur oleh sektor swasta.
Para penganjur pendekatan sektor swasta mengutip argumentasi berikut ini
dalam mempertahankan posisi mereka:
- FASB tampaknya responsif terhadap berbagai konstituennya. Pertama, FASB
memiliki anggota- anggota dari berbagai kelompok yang berkepentingan di luar
dari profesi akuntan publik. Kedui, dukungan keuangan FASB diperoleh dari
kontribusi berbagai kelompok individu, perusahaan dan asosiasi yang beragam.
Ketiga. FASB telah menerapkan suatu prosedur proses seharusnya yang rumit
dan sangat bergantung kepada respons-respons dari seluruh konstituennya
Keempat, prosedur proses yang seharusnya menciptakan perhatian aktif atas
konsekuensi dari tindakan- tindakan yang FASB lakukan terhadap unsur-unsur
yang menyusun.
- FASB tampaknya mampu menarik, sebagai anggota atau sebagai staf, orang-
orang yang memiliki kemampuan teknis yang diperlukan untuk
mengembangkan dan mengimplementasikan pengukuran alternatif dan sistem
pengungkapan. Sebagai suatu unit, standar tersebut kemungkinan besar dapat
diterima oleh kantor akuntan publik, perusahaan bisnis, dan para pengguna
eksternal.
- FASB tampaknya berhasil menumbuhkan respons dari konstituen pokoknya dan
dalam menjawab input tersebut. Jumlah respons yang diterima untuk topik-
topik kontroversial menunjukkan bahwa unsur-unsur pokok telah menunjukkan
minat dengan ikut berpartisipasi dan menyuarakan kekhawatiran mereka
melalui paling sedikit tiga sarana yang berbeda:
o Respons-respons tertulis atas sebuah memorandum diskusi.
11
Teori Akuntansi
o Respons-respons lisan atas sebuah draft eksposur.
o Respons-respons tulisan atas sebuah draft eksposur.

Partisipasi seperti di atas dianggap merupakan hal yang penting dalam proses
pembuatan standar akuntansi. Seorang mantan anggota staf FASB menguraikan
pentingnya arti input dari para konstituen:

FASB merupakan sebuah badan legislatif dari sektor swasta yang harus sangat
memerhatikan pandangan-pandangan dari seluruh konstituennya. Setiap konstituen
memiliki potensi untuk memengaruhi perumusan dari keputusan-keputusan yang
diambil oleh FASB dengan memberikan input yang mendalam dan baik secara
teoretis bagi para anggota Dewan untuk dicerna dan dievaluasi, dipertimbangkan
bersama-sama dengan input dari konstituen yang lain, dan disintesis dengan
pandangan mereka sendiri mengenai hal khusus yang dipermasalahkan. Akan
tetapi, proses pengambilan keputusan tersebut tidak hanya sekadar melibatkan
penghitungan preferensi dari para konstituen dan memecahkan permasalahan
berdasarkan suara terbanyak saja. Tanggung jawab FASB dalam menghasilkan
keputusannya akan membutuhkan pertimbangan saksama dari seluruh kepentingan
para konstituen; is tidak memerlukan perbandingan hitungan numerik atau upaya-
upaya untuk memenangkan satu konstituen tertentu dari yang lainnya.
Sedangkan lawan dari pendekatan sektor swasta mengutip argumentasi berikut ini
dalam mendukung posisi yang mereka ambil:
- FASB kurang memiliki wewenang hukum dan kekuatan untuk menegakkan
pelaksanaannya, serta menghadapi tantangan mendapat penolakan oleh Kongres atau
badan-badan pemerintahan. Kaplan menyatakan kasus di atas sebagai berikut:
Penerimaan standar yang dibuat oleh FASB meminta adanya persetujuan secara
sukarela dari AICPA dan delegasi otoritas atas dasar kebaikan hati dari SEC.
Dengan tidak memiliki wewenang hukum yang nyata, badan penyusun standar
swasta selalu rentan untuk diakhiri oleh para konstituen yang kecewa karena merasa
bahwa "sapi mereka akan segera dipotong."
Situasi ini adalah akibat dari posisi yang diambil oleh Kongres dan SEC berkenaan
dengan penetapan standar akuntansi. Setelah berlakunya Securities Act 1933 dan
Securities Act 1934, Kongres menjadi otoritas resmi dalam penetapan standar. Kongres
kemudian mendelegasikan wewenangnya kepada profesi akuntansi. Akhirnya, dalam
12
Teori Akuntansi
Accounting Series Release No 150, SEC mengakui sifat otoritatif dari keputusan-
keputusan FASB dan pada waktu yang sama mempertahankan perannya sebagai
penasihat dan penyelia atas terjadinya ancaman konstan penolakan
- FASB sering mendapat tuduhan kurang independen dari para konstituennya yang
utama, kantor akuntan publik dan perusahaan-perusahaan. Kurangnya kebebasan ini
diterjemahkan menjadi kurangnya respons yang diberikan terhadap kepentingan publik.
Tema ini juga mendapatkan popularitas sebagai akibat dari pernyataan yang dibuat oleh
Laporan Metcalf bahwa proses penetapan standar akuntansi dan pelaporan keuangan
telah didominasi oleh kantor akuntan publik "Delapan Besar. 29 Satu cara di mana
dominasi ini memanifestasikan dirinya adalah melalui tekanan dalam FASB untuk
menghindari standar yang akan melibatkan estimasi-estimasi subjektif, terutama
standar yang akan meminta digunakannya harga pasar saat ini. Kaplan mengungkapkan
kasus di atas sebagai berikut:
Karena para praktisi utama dari kantor akuntan publik adalah auditor, implikasi audit
dari standar apa pun akan mendapat perhatian yang cukup besar dari badan penyusun
standar swasta. Akan terdapat tekanan yang kuat bagi aturan-aturan yang dapat
diimplementasikan tanpa mengharuskan estimasi-estimasi subjektif yang akan sulit
untuk diaudit dan bahkan lebih sulit untuk dipertahankan apabila laporan keuangan
tersebut menjadi subjek dari pertanyaan sidang pengadilan. Mengingat iklim saat ini,
di saat tuntutan hukum sering terjadi, para auditor ingin menghindari keharusan untuk
mensertifikasi angka-angka yang tidak memiliki bukti objektif yang dapat diverifikasi.
Pemahaman ini diperkuat lagi oleh para eksekutif perusahaan, konstituen utama lainnya
dari badan penyusun standar swasta, yang juga dapat merasa takut akan adanya reaksi
dari pemberian data yang "lunak" Sebagai tambahan, produksi data subjektif adalah hal
yang mahal dan memberikan tingkat volatilita yang tidak terkendali pada laporan
keuangan perusahaan.
- FASB sering kali dituduh lambat dalam merespons masalah-masalah besar yang
merupakan hal yang sangat penting bagi para konstituennya. Situasi ini umumnya
disebabkan oleh panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam proses dan pertimbangan
yang mendalam dari Dewan.
Namun para pembela Dewan berpendapat bahwa pertimbangan mendalam ini
memungkinkan Dewan untuk memperbaiki efek samping yang tidak dikehendaki dari
beberapa keputusan yang dibuat. Hal ini mengingatkan kita tambahan permasalahan
bahwa usulan standar memiliki kemungkinan kecil untuk dapat diimplementasikan
13
Teori Akuntansi
tanpa adanya dukungan umum. Horngren mengutarakan beberapa detail di bawah ini
mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan draf eksposur yang dikeluarkan
oleh Accounting Principles Board pada bulan Oktober 1971 yang mendukung metode
penangguhan:
Tanpa dukungan publik, yang biasanya juga berarti tanpa dukungan yang luas dari
industri, perubahan-perubahan signifikan akan sulit terjadi. Mungkin situasi ini akan
lebih tepat jika disajikan secara negatif. Jika terdapat penentangan luas akan suatu
usulan prinsip akuntansi maka akan terdapat kemungkinan kecil prinsip tersebut dapat
diimplementasikan-tanpa memandang seberapa tanpa cela dan besarnya dukungan
yang ia dapatkan dari Dewan.
Kredit pajak investasi adalah suatu contoh yang jelas dari ketidakmampuan SEC
dan APB ketika mendapat penentangan dari segala arah. Saya akan mencoba untuk
menguraikan peristiwa-peristiwa yang terjadi tanpa ikut terlibat dalam pro dan kontra
atas masalah- masalah konseptual:
APB tidak menerbitkan draf eksposurnya pada tanggal 22 Oktober 1971 sampai
ia menerima dua komitmen tertulis. SEC mengatakan bahwa ia akan mendukung posisi
APB, dan Department of Treasury mengindikasikan bahwa mereka "akan tetap netral
dalam masalah ini Komite Keuangan Senat menerbitkan versinya pada tahun 1971
berupa Revenue Act pada tanggal 9 November. Sebagai respons atas pelobian, Komite
dengan jelas menyatakan bahwa perusahaan seharusnya memiliki kebebasan dalam
memilih perlakuan akuntansi atas kredit baru tersebut.
Pada tanggal 12 November, Treasury mengirimkan sepucuk surat kepada ketua
dari Komite Keuangan Senat yang menyatakan bahwa:
"Karena setiap perubahan dalam praktik akuntansi keuangan yang sudah ada
dan terbukti baik mungkin dalam operasinya menghilangkan efek penciptaan lapangan
pekerjaan dari pemberian kredit, Department of Treasury sangat mendukung
kelangsungan dari perlakuan yang optimal" Kongres kemudian menghilangkan dasar
dari APB dan SEC dengan mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa:
"Tidak ada keharusan bagi wajib pajak, tanpa persetujuannya, untuk
menggunakan - metode akuntansi tertentu untuk mendapatkan kredit." Pengaduan
dengan suara bulat dari APB akan keterlibatan kongres selanjutnya dikeluarkan pada
tanggal 9 Desember 1971.

14
Teori Akuntansi
2.2 Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan.
Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan bervariasi tergantung pada negara
dan wilayah hukumnya. Namun, secara umum, terdapat beberapa kerangka peraturan
yang digunakan secara internasional atau yang umumnya diterima. Salah satu kerangka
peraturan yang penting adalah:
 International Financial Reporting Standards (IFRS): IFRS adalah standar akuntansi
internasional yang digunakan oleh perusahaan di lebih dari 140 negara di seluruh
dunia. IFRS dikeluarkan oleh International Accounting Standards Board (IASB).
 Selain IFRS, berbagai negara dan wilayah memiliki kerangka peraturan mereka
sendiri yang mencakup prinsip-prinsip dan standar pelaporan keuangan yang
berlaku secara lokal. Di Amerika Serikat, misalnya, perusahaan biasanya mengikuti
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
 Selain itu, terdapat organisasi-organisasi seperti International Accounting Standards
Committee (IASC) dan Financial Accounting Standards Board (FASB) di Amerika
Serikat yang berperan dalam pengembangan dan penerapan kerangka peraturan
akuntansi.
 Jadi, jumlah kerangka peraturan yang berlaku di berbagai negara dan wilayah dapat
bervariasi, tetapi IFRS adalah salah satu yang paling dikenal secara internasional.
Perumusan tujuan akuntansi tergantung pada penyelesaian konflik kepentingan
yang terdapat di pasar informasi. Atau lebih spesifik lagi, laporan keuangan yang
dihasilkan oleh interaksi tiga kelompok; perusahan, pengguna, dan profesi
akuntansi.
Perusahan (firm) membentuk kelompok utama yang terlibat dalam proses
akuntansi. Aktivitas-aktivitas operasional, keuangan, dan luar biasa (atau non
operasional) yang mereka lakukan menjadi justifikasi dari pembuatan laporan
keuangan. Penguna (user) membentuk kelompok kedua. Pembuatan informasi
akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan pengguna. Profesi akuntansi
(accounting profession) membentuk kelompok ketiga yang dapat memengaruhi
informasi yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Intraksi dari kelompok
di atas dapat disajikan dalam sebuah diagram venn, seperti yang ditujukkan pada
tampilan 2.2 dimana lingkaran U mencerminkan kepentingan dari pengguna akan
informasi yang dianggap bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
mereka,lingkar C mencerminkan informasi yang diterbitkan dan diungkapkan oleh

15
Teori Akuntansi
perusahaan (entah iya berada di dalam atau di luar batas dari prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum) dan lingkaran P mencerminkan kumpulan informasi yang dapat
dibuat dan diverfikasi oleh profesi akuntansi.area yang diberi nama 1 mencerminkan
kumpulan informasi yang diterima oleh semua tiga kelompok tersebut dengan kata lain,
data-data ini diungkapkan oleh para pengguna. Area II-VII mencerminkan area-area
yang menjadi konflik kepentingan.
Melihat konflik-konflik ini, terdapat tiga kemungkinan pendekatan dalam
perumusan tujuan akuntansi pendaekatan pertama melihat kumpulan informasi yang
siap diungkapkan oleh perusahaan dan mencoba untuk menemukan cara terbaik untuk
mengukur dan memverifikasinya (dengan kata lain, area C tidak bergerak sedangkan
area P dan U akan bergerak ke arah area C). sederhananya, pendekatan pertama
berorientasi kepada perusahan, pendekatan kedua berorientasi kepada profesi dan
pendekatan ketiga berorientasi kepada pengguna.

Profesi Akuntansi
Lingkaran P

VI
III
IV
I

V
II
VII

Perusahaan
Lingkaran C

Pengguna
Lingkaran U

Sumber: Richard M. Cyert, dan yuli ljiri, “problems of implementing the trueblood
objectives report,” journal of accounting research, studiens, studiens of financial
accounting objectives, suplemen untuk vol. 12 (1974), diagram 1, h. 30.

16
Teori Akuntansi
APB Statement No. 4, yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APB)
pada tahun 1970, memberikan pedoman tentang bagaimana pelaporan keuangan harus
disusun. Menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif, serta menetapkan
mereka di bawah suatu kumpulan pembatas. Tujuan-tujuan dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Tujuan Pelaporan Keuangan: Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi yang relevan dan bermanfaat kepada pemakai (stakeholder) eksternal,
seperti investor, kreditur, dan pihak berkepentingan lainnya. Laporan keuangan
harus membantu pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Prinsip-Prinsip Umum: Laporan keuangan harus disusun dengan memperhatikan
prinsip-prinsip dasar, termasuk kewajaran (fair presentation) dan konsistensi.
Laporan harus menggambarkan secara wajar posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas perusahaan.
3. Kewajaran (Fair Presentation): Laporan keuangan harus menggambarkan secara
wajar posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Ini berarti bahwa informasi
harus disajikan dengan jujur, tidak menyesatkan, dan mempertimbangkan berbagai
faktor, termasuk estimasi dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan.
4. Konsistensi: Laporan keuangan harus konsisten dari tahun ke tahun, sehingga
pemakai dapat melakukan perbandingan antara berbagai periode. Jika ada perubahan
dalam metode akuntansi, perubahan tersebut harus diungkapkan dan dijelaskan.
5. Relevansi dan Materialitas: Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus
relevan dan material. Artinya, hanya informasi yang penting dan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang harus disertakan dalam laporan.
6. Penyajian dan Pengungkapan: Laporan keuangan harus disusun dengan baik, dan
semua informasi yang relevan harus diungkapkan dengan jelas. Ini mencakup
pengungkapan tentang kebijakan akuntansi yang digunakan, estimasi yang dibuat,
dan peristiwa yang berpengaruh signifikan.
APB Statement No. 4 memberikan panduan dasar tentang penyusunan laporan
keuangan yang mencerminkan prinsip-prinsip akuntansi yang wajar. Namun, sejak
diterbitkannya, banyak perkembangan dalam standar akuntansi, dan sebagian besar
negara telah beralih ke standar yang lebih modern, seperti International Financial
Reporting Standards (IFRS) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
di Amerika Serikat.
Selanjutnya kita akan menganlisis masing-masing tujuan:
17
Teori Akuntansi
 No. 1: Tujuan dasar dari laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang menjadi dasar dari keputusan-keputusan ekonomi.
Tujuan pertama secara jelas dan langsung menghubungkan akuntansi dan pengambilan
keputusan. Sekali lagi penekanannya ditujukkan pada kegunaan dari informasi
akuntansi. Keputusan-keputusan yang diambil memiliki ciri-ciri
“ekonomi”dikarenakan ia merujuk kepada alokasi sumber daya. Dengan kata lain,
terdapat hubungan lain antara relevansi dari informasi akuntansi dengan alokasi sumber
daya secara efisien.
 No. 2: Tujuan dari laporan keuangan terutama adalah untuk melayani para
I.
Dasarpengguna yang memiliki wewenang, kemampuan atau sumber yang terbatas untuk
DD memperoleh informasi dan yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber

utama informasi mereka mengenai aktivitas perusahan.


II.
Pengguna dan 1.
kegunaannya Pengambilan
keputusan

III.
Pengguna dan 2. 3. 11. 12.
kegunaannya Pengambilan kegunaan organisasi Masyarakat
keputusan
IV.
Sifat
informasi 4. 5.
Kekuatan Akuntabilitas
menghasilkan
V.
laporan
6.
keuangan
Faktual dan
interpretatif
VI.
Rekomendasi
khusus
7. 8. 9. 10.
Neraca Laporan Aktivitas Peramalan
laba rugi keuangan keuangan

7a. 8a. 9a.


Siklus tak Siklus Siklus
lengkap lengkap lengkap

7b. 8b. 9b.


Nilai Perubaha pertimbang
kini n dalam an minimal
nilai
18
Teori Akuntansi 7c. ketidak 10a.
pastina dan
waktu prediksi
 No.3 Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang
bermanfaat kepada investor dan kreditor dalam meramalkan, membandingkan, dan
mengevaluasi potensi arus kas yang mereka terima jika dilihat dari segi jumlah,
waktu, dan ketidak pastina yang terkait.
 No.4 Tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para
pengguna yang dapat digunakan untuk meramalkan, membandingkan, dan
mengevaluasi kekuatan menghasilkan suatu perusahan.
 No.5 Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memasok informasi yang berguna
dalam menilai kemampuan manajemen dalam menggunakan sumber daya
perusahaan secara efektif guna mencapai sasaran utama perusahaa.
 No.6 Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberi informasi factual dan
interprektif mengenai teransaksi dan peristiwa lainnya yang berguna dalam
peramalan, perbandingan, dan pengevaluasian kekuatan menghasilkan perusahaan.
Asumsi-asumsi dasar sehubungan dengan subjek masalah interpretasi, evaluasi,
prediksi, atau estimasi sebaiknya diungkapkan.
 No.7 Tujuannya adalah untuk memberikan laporan posisi laporan keuangan yang
berguan dalam peramal, perbandingan, dan pengevaluasian kekuatan menghasilkan
perusahan. Laporan ini hendaknya memberikan informasi yang berkaitan dengan
teransaksi-teransaksi perusahaan dan peristiwa-peristiwa lain yang menjadi bagian
dari siklus penghasilan (earnings cycle) yang belum selesai. Nilai saat ini
hendaknya juga dilaporkan Ketika mereka berbeda secara cukup signifikan dengan
biaya historis. Aktva dan kewajiban hendaknya dikelompokkan atau dipisahkan
berdasarkan ketidak pastina relative atas jumlah dan waktu dari realisasi atau
likuidasi prospektif.
 No.8 Tujuan adalah untuk memberikan laporan pendapatan periodic yang berguna
bagi peramal, pembandingan, dan pengevaluasi kekuatan menghasilkan perusahan.
Hasil akhir dari siklus penghasilan yang telah selesai dan aktivitas peruisahaan yang
mengakibatkan terjadinya kemajuan yang diakui kea rah penyelesaian dari siklus
yang belum selesai hendaknya dilaporkan. Perubahan dalam nilai yang dicerminkan
dalam laporan posisi keuangan berikutnya hendak juga di laporkan, namu secara
terpisah, karena mereka berbeda jika dilihat dari segi kepastian realisasinya.
 No.9 Tujuan adalah untuk memberikan laporan aktivitas keuangan yang berguna
bagi peramal,perbanding, dan pengevaluasi kekuatan menghasilkan perusahan

19
Teori Akuntansi
laporan ini terutama melaporkan aspek factual dari teransaksi yang dijalankan
perusahan yang memiliki atau di harapkan memiliki konsekuensi kas yang
signifikan. Laporan ini hendaknya melaporkan data yang membutuhkan
pertimbangan minimal dan interpretasi dari pembuat laporan.
 No.10 Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna
bagi peroses peramal. Peramal keuangan hendaknya diberikan Ketika mereka akan
meningkat keadaan dari perediksi pengguna.
 No.11 Tujuan dari laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan nirlaba adalah
untuk memberi informasi yang berguna bagi evaluasi efektivitas dari manajemen
sumber daya dalam mencapai sasaran organisasi yang secara umum bersifat
nonmometer. Pengukuran pengukuran kinerja hendaknya sesuai dengan sasaran
organisasi nirlaba.
 No.12 Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk melaporkan aktivitas-aktivitas
perusahan yang memengaruhi masyarakat yang dapat di tentukan dan diuraikan
atau di ukur dan menjadi suatu hal yang penting bagi peruasahan dalam lingkungan
sosialnya.
 Karakteristi kualitatif pelaporan
Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pengguna, informasi yang di sajikan dalam
laporan keuangan harus memiliki karkteristik tertentu. “laporan trueblood” menyebut
tujuh karakteristik kualitatif dari pelaporan. Revansi dan materialistic, bentuk dan
substansi, keandalan, kebebasan dari biasa, komparabilitas, konsistensi, dan dapat
dimengerti.
 Hakikat kerangka koseptual
Laporan trueblood” menerapkan 12 tujuan dan tujuan karakteristik kualitatif dari
pelaporan keuangan. Sejak dibentuk FASB telah menyadari akan pentingnya tujuan
laporan keuangan dalam penggunaan standar keuangan,
 Dua atau lebih metode akuntansi yang diterima untuk fakta-fakta yang diterima
untuk fakta yang sama.
 Digunakan metode akuntansi yang kurang konservatif dari pada metode awal
yang lebih konservatif.
 Diguankan pencadangan untuk meratakan fluktuasi pendapat secara artifisial.
 Laporan keuangan yang tidak manpu memberikan peringata akan masalah
likuditas yang segera terjadi.

20
Teori Akuntansi
 Adanya optimisme yang belum mendapat penyesuaian dala estimasi jumlah
yang akan diperoleh Kembali.
 Umumnya pendanaan yang tidak tercatat di neraca (hanya berupa
pengungkapan dalam laporan keuangan).
 Digunanya penilaian imaterialitas yang tidak benar untuk menjustifikasi tidak
di ungkapkannya informasi yang kurang menguntungkan atau menyimpang dari
setandar.
 Bentuk menjadi relefan dalam substansi (bentuk mengunngguli substansi).
Kerangka konseptual adalah sebuah konstitusi, sebuah system koheren dari tujuan
dan asas yang saling berhubunga yang dapat dapat mengarah kepadea setandar yang
konsisten dan menentukan sifat, fungsi, dan batas dari akuntansi keuangan dan
laporan keuangan. Konsep-kosep seperti ini menjadi suatu asas dalam arti bahwa
konsep-konsep yang lain akan di hasilkan oleh asas tersebut dan penggunaannya
menjadi apoakah standar yang sepesifik yang dapat diperoleh dapat diproleh dari
kerangka konseptua. sebuah kerangka konseptual Ketika telah selesasai dibuat,
akan: Ada tiga pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba
atau penghasilan (earnings):
Pandangan aktiva/kewajiban, atau yang disebut juga pandangan neraca atau
pandangan pemeliharaan modal (balance sheet or capital-maintenance view),
perbedaan bahwa pendapatan dan ber
beda hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban. Bahkan pada
kenyataannya, penandingan pendapat dan beban berasal dari definisi yang jelas atas
aktiva dan kewajiban.
Pandangan pendapatan/beban, yang disebut juga pandangan laporan laba rugi
atau pandangan penanding (income statement or matching view), berpendapat
bahwa adanya pendapatan atau beban dihasilkan oleh adanya kekuatan akan
penandingan yang tepat (proper matching). Dianggap sebagai nilai sisa yang yang
harus di bawa ke priode di masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan
yang tepat dan menghidari terjadinya distorsi keuntungan. Jika pengukuran atribut-
atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya dianggap sebagai
peroses pengukuran yang funda mental seperti dalam pandangan
pendapatan/beban), pandangan yang terakhir ini telah mengarah kepada diakuinya
hal-hal seperti “beban yang di tanggunhkan” “keredit yang ditangguhkan” dan

21
Teori Akuntansi
cadangan” dan laporan posisi keuangan,yang tidak mencerminkan sumber daya
ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan
dan penentuan laba dengan benar.
2.3 Struktur kelembagaan untuk menetapkan standar akuntansi & audit
Struktur kelembagaan untuk menetapkan standar akuntansi dan audit bervariasi dari
negara ke negara. Di banyak negara, ada badan atau lembaga yang ditugaskan untuk
mengembangkan dan menetapkan standar akuntansi dan audit yang relevan. Di bawah ini,
saya akan memberikan gambaran umum tentang struktur kelembagaan yang umumnya
digunakan dalam banyak negara:
1. Badan Standar Akuntansi (Accounting Standards Board):
 Badan ini bertanggung jawab untuk mengembangkan standar akuntansi yang
relevan, komprehensif, dan sesuai dengan peraturan dan praktik internasional.
 Standar yang mereka tetapkan mencakup berbagai aspek akuntansi, seperti
pengakuan pendapatan, pencatatan aset dan kewajiban, pengukuran, dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
2. Badan Standar Audit (Audit Standards Board):
 Badan ini bertanggung jawab untuk mengembangkan standar audit yang harus
diikuti oleh auditor independen dalam melaksanakan audit laporan keuangan.
 Standar audit ini bertujuan untuk memastikan bahwa audit dilakukan dengan
integritas, independensi, dan dengan standar yang tinggi.
3. Otoritas Regulasi atau Pemerintah:
 Di banyak negara, pemerintah atau otoritas regulasi juga memiliki peran dalam
mengawasi dan mengatur praktik akuntansi dan audit.
 Mereka mungkin memiliki kewenangan untuk menetapkan peraturan dan
kebijakan terkait praktik akuntansi dan audit serta memberikan lisensi kepada
auditor.
4. Organisasi Profesional Akuntan dan Auditor:
 Organisasi seperti Institut Akuntan Publik (Institute of Public Accountants) atau
organisasi serupa biasanya memiliki peran dalam mengembangkan etika
profesional, pelatihan, dan sertifikasi auditor.
 Mereka juga dapat berperan dalam mengadvokasi praktik terbaik dalam profesi
akuntansi dan audit.
5. Dewan Pengawas atau Dewan Penasihat:

22
Teori Akuntansi
 Beberapa negara mungkin memiliki dewan atau komite independen yang bertugas
untuk mengawasi proses pembuatan standar akuntansi dan audit.
 Dewan ini dapat terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk
perusahaan, investor, dan pemerintah.
6. Keterlibatan Pihak Swasta:
 Dalam beberapa negara, pihak swasta, seperti asosiasi industri dan perusahaan,
juga dapat memiliki peran dalam mengembangkan standar akuntansi khusus untuk
industri tertentu.

Struktur kelembagaan ini bervariasi dalam tingkat independensi, otonomi, dan keterlibatan
pihak-pihak terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa standar akuntansi dan audit
yang ditetapkan adalah transparan, kredibel, dan relevan untuk kepentingan publik, investor,
dan pihak terkait lainnya.

23
Teori Akuntansi
BAB lll
KESIMPULAN

Teori regulasi diterapkan pada praktik akuntansi dan audit melalui berbagai mekanisme
dan lembaga yang bertujuan untuk mengatur, mengawasi, dan memastikan integritas,
transparansi, dan akuntabilitas dalam laporan keuangan dan audit. Teori ini mempengaruhi
pembuatan standar akuntansi, etika profesional, proses audit, serta pengawasan dan
penegakan aturan dan regulasi. Kerangka peraturan untuk pelaporan keuangan adalah suatu
sistem yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan suatu entitas. Kerangka
ini memberikan pedoman, prinsip, dan standar yang harus diikuti dalam proses pelaporan
keuangan. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan
memberikan informasi yang relevan, dapat diandalkan, dan transparan kepada pemangku
kepentingan, seperti investor, kreditor, dan pihak terkait lainnya. Tujuan dari kerangka
peraturan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan kerangka kerja yang konsisten dan
dapat dipercaya bagi entitas untuk menyusun laporan keuangan yang memenuhi standar
tertentu. Hal ini membantu dalam memastikan keadilan, integritas, dan transparansi dalam
pelaporan keuangan, yang pada gilirannya memberikan pemangku kepentingan informasi
yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan ekonomi yang informasional dan
berkelanjutan. Struktur kelembagaan untuk menetapkan standar akuntansi dan audit adalah
kerangka kerja yang diterapkan di banyak negara untuk mengembangkan, mengatur, dan
memantau praktik akuntansi dan audit. Struktur ini melibatkan berbagai badan, lembaga,
dan organisasi dengan peran dan tanggung jawab masing-masing dalam menentukan
standar, etika, dan kualitas pelaporan keuangan. Tujuannya adalah untuk memastikan
integritas, transparansi, dan kepatuhan dalam industri akuntansi dan audit, yang sangat
penting untuk kepercayaan pemangku kepentingan dan kestabilan ekonomi. Struktur ini
memberikan landasan penting bagi kepatuhan, transparansi, dan kualitas dalam pelaporan
keuangan dan praktik audit. Ini membantu memastikan bahwa laporan keuangan adalah alat
yang efektif dan dapat diandalkan bagi pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor,
dan pihak terkait lainnya, untuk membuat keputusan ekonomi yang informasional. Selain
itu, struktur ini juga berkontribusi pada kepercayaan publik dan stabilitas pasar keuangan.

24
Teori Akuntansi
DAFTAR PUSTAKA

AACSB (1983) Issues in Accounting Education.


Harahap, sofyan syafri, (1994) Teori Akuntansi laporan keuangan,bumi aksara.
Harahap, sofyan syafri, (1992) akuntansi, pengawasan dalam manajemen dalam persepektif
islam, fakultas ekonomi teri sakti
IAI ( 1991),Perinsip akuntransi Indonesia.
Devine, C,T., “Research methodology and Accounting Theory Formation,” The Accounting
Review (Juli 1960), 387-399.
"Theories of the Firm: Contractual and Organizational" oleh Richard N. Langlois.
"Financial Accounting Theory and Analysis: Text and Cases" oleh Richard G. Schroeder,
Myrtle W. Clark, dan Jack M. Cathey.
"Accounting Theory: Conceptual Issues in a Political and Economic Environment" oleh
Harry I. Wolk, James L. Dodd, dan Michael G. Tearney.
"Accounting Theory and Practice: A Comprehensive Statement of Accounting Principles
and Methods" oleh William Andrew Paton dan Russell Alger Stevenson.

25
Teori Akuntansi

Anda mungkin juga menyukai