KELAS EF :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
RESUME” Financial Accounting Theory” Scott, W.R. 2009
2
biaya dan keuntungan marginal pada lingkungan. Dua kriteria ini pada produksi informasi
tidak perlu menghasilkan nilai yang sama dikarenakan oleh eksternalitas dan freeriding.
Eksternalitas adalah tindakan yang diambil oleh perusahaan atau individu yang
membebankan biaya atau keuntungan pada perusahaan atau individu lainnya, yang mana
perusahaan akan membebankan biaya atau keuntungan yang tidak dituntut atau tidak
menerima pendapatan. Sedangkan freeriding adalah penerimaan oleh perusahaan atau
individu pada keuntungan atau eksternalitas.
Tantangan terhadap teori kegagalan pasar
Teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang fatal. Keluaran yang diperoleh
teori tersebut diidentifikasi sebagai optimal hanya sekedar istilah dan istilah ini dapat
diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran
tersebut.
Kripke mengajukan dua kemungkinan yang akan terjadi dengan tidak adanya regulasi yang
diinginkan:
Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan berkesinambungan.
Keseragaman akuntansi semakin berkurang karena perbedaan pandangan dalam
menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian akan disembunyikan oleh
sistem yang diberi kewenangan untuk melalukan hal tersebut..
Karena itu, scott dalam bukunya merumuskan upaya yang dapat ditempuh untuk
membatasi kegagalan pasar, antaralain: Pengungkapan, Pencarian Informasi Privat dan
Signaling Dua Teori Regulasi
Teori Regulasi Ketertarikan Publik
Teori ini menyatakan bahwa aturan/regulasi merupakan hasil dari permintaan publik
terhadap koreksi yang terjadi pada kegagalan pasar. Dalam teori ini, kekuasaan pusat disebut
juga tubuh regulasi atau regulator diasumsikan memiliki ketertarikan yang besar terhadap
lingkungan. Hal ini telah mengupayakan yang terbaik untuk mengatur sehingga
pemaksimalisasian kesejahteraan sosial dapat tercapai. Dalam teori ini, pusat kewenangan,
yaitu regulator, diasumsikan memiliki kepentingan yang besar terhadap society at heart,
sehingga hal ini dapat membuat pada saat regulator menyusun peraturan akan menghasilkan
yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang timbul dalam Public Interest
Theory adalah :
a. Terdapat tugas yang sangat kompleks dalam menentukan jumlah regulasi yang tepat.
b. Terdapat permasalahan yang serius yang terletak pada motivasi dari badan regulator.
3
Teori Ketertarikan Kelompok
Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi dalam pemunculan
sejumlah kelompok yang tertarik. Sebagai contoh perusahaan dalam indutri manufaktur akan
membentuk suatu ketertarikan yang jelas seperti juga pelanggan mereka. kelompok yang
tertarik ini bermacam-macam akan meloby legislator untuk jumlah dan tipe regulasi yang
berbeda-beda. Sebagai contoh industri itu sendiri mungkin akan meminta peraturan
perlindungan dari persaingan harga luar negri atau melawan pelanggaran dalam operasinya
dengan indusri-industri yang berhubungan. Pelanggan mungkin membentuk kelompok-
kelompok untuk melakukan loby untuk mendapatkan standar kualitas atau pengendalian
harga. Bervariasinya kepentingan dalam group akan mempengaruhi Legislature dalam hal
jumlah dan tipe dari regulasi.
Hubungan Pada Teori Regulasi
4
yang mengandalkan informasi akuntansi keuangan dalam pengambilan keputusan investasi
atau kredit. Dalam kelompok ini termasuk investor, kreditor, analis keuangan dll. Penyaji
adalah pihak yang menyusun dan menerbitkan laporan keuangan yaitu manajemen. Auditor
adalah pihak yang melakukan pemeriksaan laporan keuangan untuk menyatakan pendapat
atas kewajarannya. Ketiga pihak yang berpartisipasi dalam akuntansi keuangan memiliki
kepentingan yang berbeda-beda atas penyajian laporan keuangan. Persepsi masing-masing
pihak yang terlibat juga berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan satu aturan yang disepakati
untuk dapat dijadikan pegangan bagi pengguna, penyaji, dan auditor. Disini arti penting dan
latar belakang munculnya prinsip akuntansi berlaku umum (GAAP).
5. Penentuan Standar Akuntansi
Prinsip akuntansi beraku umum mengacu pada berbagai sumber. Sumber acuan
prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia menurut IAI (2001:411.2) adalah sebagai
berikut:
Prinsip akuntansi yang ditetapkan dan/atau dinyatakan berlaku oleh badan
pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia;
Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan menetapkan
prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik akuntansi yang ada dan berlaku umum,
dengan syarat dalam prosesnya penerbitan tersebut terbuka untuk dikomentari
oleh publik dan badan pengatur standar dari Ikatan Akuntan Indonesia tidak
menyatakan keberatan atas penerbitan pernyataan tersebut;
Pernyataan dari badan, yang terdiri dari pakar pelaporan keuangan, yang
mempertimbangkan isu akuntansi dalam forum publik dengan tujuan
menginterpretasikan atau menetapkan prinsip akuntansi atau menjelaskan praktik
akuntansi yang ada berlaku umum, atau pernyataan yang tersebut pada butir b
yang penerbitannya tidak pernah dinyatakan keberatan dari badan pengatur
standar dari Ikatan Akuntan Indonesia tetapi belum pernah secara terbuka
dikomentari oleh publik;
Praktik atau pernyataan resmi yang secara luas diakui sebagai berlaku umum
karena mencerminkan praktik yang lazim dalam industri tertentu, atau penerapan
dalam keadaan khusus dari pernyataan yang diakui sebagai berlaku umum, atau
penerapan standar akuntansi internasional atau standar akuntansi yang berlaku
5
umum di wilayah lain yang menghasilkan penyajian substansi transaksi secara
lebih baik.
Dari uraian di atas bahwa sumber acuan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia
adalah prinsip akuntansi yang ditetapkan IAI, pernyataan pakar pelaporan, dan praktik atau
pernyataan resmi yang secara luas diakui berlaku umum.
Tujuan dalam penentuan Standar
Alasan ekonomi utama pada awal mula adanya intervensi dari pemerintah pada
operasi pasar untuk kepentingan publik adalah adanya kemungkinan kegagalan pasar (market
failure). Teori kepentingan publik didasari pada asumsi bahwa pasar ekonomi merupakan
subjek dari beberapa pasar tidak sempurna atau kegagalan transaksi, yaitu, jika tetap
dibiarkan, akan mengakibatkan inefisiensi dan ketidakpatutan outcome. Ini juga berdasarkan
asumsi berikut:
1. Kepentingan dari konsumen diterjemahkan dalam tindakan legislatif lewat operasi
dari marketplace internal.
7
2. Ada agen-agen (politisi pengusaha dan kelompok kepentingan publik) yang akan
mencari peraturan dengan mengatas namakan untuk kepentingan publik. Agen-
agen ini mungkin saja akan berusahan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
bukan memenuhi kebutuhan publik.
3. Pemerintah tidak mempunyai peran yang independen untuk menjalankan
peraturan pemerintah.
Teori kepentingan kelompok
Teori kepentingan kelompok memiliki pandangan bahwa suatu industri beroperasi
karena terdapat sejumlah kepentingan kelompok. Otoritas politik atau legistatif juga dapat
digolongkan sebagai suatu kelompok kepentingan yang memiliki kekuatan untuk memasok
regulasi untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh sebab itu, teori ini memiliki pandangan
bahwa regulasi adalah suatu komoditas di mana terdapat penawaran dan permintaan.
Komoditas akan dialokasikan kepada para konstituen dengan efektif secara politis dan
dengan meyakinkan legislatif memberikan bantuan regulasi kepadanya.
8
kami menguatkan dan melengkapi hasil penelitian yang masih ada (mis., Ball et al., 2003;
Hope, 2003a) dan memiliki implikasi penting untuk harmonisasi standar akuntansi. Artinya,
lembaga akuntansi tidak ada dalam isolasi tetapi dalam mosaik set lembaga yang kompleks.
Hanya mengubah satu mata rantai (yaitu, standar akuntansi) mungkin tidak cukup untuk
secara substansial meningkatkan kualitas pelaporan keuangan kecuali jika perubahan pada
pengembangan pasar modal dan lingkungan hukum dilakukan secara simultan. Hal ini
menimbulkan masalah penting: meskipun penerapan IAS dimaksudkan untuk mencapai
keseragaman di seluruh dunia, ada kemungkinan bahwa kesatuan yang diinginkan ini dapat
tetap sulit dipahami karena kurangnya perubahan simultan di lembaga-lembaga pendamping
lainnya. Para penyusun survei GAAP 2001 juga sadar akan tantangan ini, dengan alasan
bahwa konvergensi akan membutuhkan upaya bersama. pemerintah, regulator pasar saham,
pembuat standar, pembuat, pengguna dan profesi akuntansi (Nobes, 2001, hal. 2).
Dan ini konsisten dengan penelitian Saudagaran dan Digay (2000), Bukti
menunjukkan bahwa struktur kelembagaan di ASEAN, sampai sekarang, mendukung
penyelarasan unilateral masing-masing negara terhadap standar domestiknya terhadap
beberapa tolok ukur global, baik standar IASC atau AS ini. Secara umum, ada lima negara
yang dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari negara yang telah mengadopsi IAS
(Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand) dan satu-satunya non-adopter (Filipina). Di
negara-negara adopsi, badan akuntansi profesional memiliki peran kepemimpinan dalam
menentukan standar akuntansi terperinci. Konsekuensinya, badan profesional nasional di
negara-negara tersebut dapat berkonsentrasi untuk mendapatkan penerimaan untuk IAS
sebagai dasar untuk standar nasional. Sebaliknya, penetapan standar akuntansi di Filipina
tidak secara eksklusif ada di tangan profesi akuntansi. Melainkan, ia termasuk perwakilan
dari berbagai pemerintah dan kelompok persiapan. Mengingat ikatan kolonial dan ekonomi
Filipina dengan AS, tidak mengherankan bahwa Filipina bergantung pada US GAAP sebagai
model standar akuntingnya. Upaya IASC yang berkelanjutan untuk membatasi jumlah opsi
akuntansi dalam standarnya dapat memengaruhi tingkat dukungan untuk IAS di antara
negara-negara ASEAN berdasarkan pada bagaimana regulator dan badan profesional di
negara-negara maju menanggapi standar IASC yang lebih ketat. Penerimaan internasional
yang meluas akan standar-standar ini mungkin akan menghasilkan regulator pemerintah dan
badan profesional di ASEAN yang mendukung revisi IAS, meskipun ada kemungkinan reaksi
negatif dari kelompok-kelompok bisnis. Hal ini tampaknya semakin besar mengingat krisis
ekonomi yang sedang berlangsung di kawasan itu, yang telah meningkatkan kebutuhan untuk
9
menarik modal asing dari berbagai sumber yang semuanya akan menuntut transparansi yang
lebih besar dalam pelaporan keuangan.
DAFTAR RUJUKAN