Anda di halaman 1dari 13

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

RINGKASAN MATERI PERKULIAHAN


CHAPTER 13
BUKU FINANCIAL ACCOUNTING THEORY
WILLIAM R. SCOTT

KELAS MAKSI 24 B (MAK 101)


OLEH :

NI PUTU YUNIA ARDIAN 1981611050 (19)


NI KOMANG CAHYANI PURNANINGSIH 1981611051 (20)
NI MADE FIKIYAYA ANJANI DEWANTARI 1981611055 (24)
NI PUTU WINA PURNAMA DEWI 1981611058 (27)
A.A. SAGUNG NUR ANDIANI 1981611059 (28)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
CHAPTER 13

STANDARD SETTING: POLITICAL ISSUES

13.1 TINJAUAN
Tujuan dalam bab ini yaitu untuk mereview dua teori regulasi. Yang pertama yaitu
mengenai peraturan ketertarikan publik yang mengambil pandangan bahwa aturan harus
dapat memaksimalkan kesejahteraan sosial, yang kedua adalah teori aturan kelompok yang
menyatakan bahwa individu-individu seharusnya membentuk koalisi atau pengguna untuk
melindungi dan mempromosikan ketertarikan mereka dengan cara melakukan loby kepada
pemerintahan. Koalisi-koalisi ini dipandang sedang berada dalam konflik antara satu sama
lain untuk menghasilkan keuntungan bagi masing-masing. Tujuan kedua dalam hal ini
adalah untuk mempelajari proses pembentukan standar. Selain itu juga akan dibahas bahwa
proses-proses ini sebagian besar konsisten dengan teori regulasi kelompok. Dan tujuan
ketiga yaitu untuk mempertimbangkan kriteria yang dibutuhkan oleh para pembentuk
standar sehingga standar yang mereka buat bisa diterima dengan baik.

13.2 DUA TEORI REGULASI


13.2.1 Teori Regulasi Ketertarikan Publik
Teori ini menyatakan bahwa aturan/regulasi merupakan hasil dari permintaan publik
terhadap koreksi yang terjadi pada kegagalan pasar. Dalam teori ini, kekuasaan pusat disebut
juga tubuh regulasi atau regulator diasumsikan memiliki ketertarikan yang besar terhadap
lingkungan. Hal ini telah mengupayakan yang terbaik untuk mengatur sehingga
pemaksimalisasian kesejahteraan sosial dapat tercapai. Masalah yang timbul dalam teori
regulasi ketertarikan public diantaranya adalah tugas yang kompleks dalam memutuskan
jumlah regulasi yang tepat dan motivasi regulator, sulit bagi legislatif untuk memastikan
regulator bertindak dalam kepentingan terbaik publik dan tidak sendiri.
13.2.2 Teori Regulasi Ketertarikan Kelompok
Teori ini mengambil pandangan bahwa industri beroperasi dalam pemunculan
sejumlah kelompok yang tertarik. Sebagai contoh perusahaan dalam indutri manufaktur akan
membentuk suatu ketertarikan yang jelas seperti juga pelanggan mereka. Kelompok yang
tertarik ini bermacam-macam akan meloby legislator untuk jumlah dan tipe regulasi yang
berbeda-beda. Sebagai contoh industri itu sendiri mungkin akan meminta peraturan
perlindungan dari persaingan harga luar negri atau melawan pelanggaran dalam operasinya
dengan indusri-industri yang berhubungan. Pelanggan mungkin membentuk kelompok-
kelompok untuk melakukan loby untuk mendapatkan standar kualitas atau pengendalian
harga.
13.3 CONFLICT AND COMPROMISE: AN EXAMPLE OF CONSTITUENCY
CONFLICT
IAS 39 “financial instrument: recognition & measurement” pada awalnya bertujuan
untuk proposed fair value akuntansi untuk major classes dari instrument keuangan. Hal ini
sangat bertolak belakang dengan financial institusi, pada contoh disini adalah Bank yang
sebagai pengguna dari instrument keungan yang cukup krusial dalam operasinya dan
pandangan ini tidak dapat didieamkan.
European Central Bank merespon pada November 2001 dalam “fair value in the
banking sector” :
- Short run, long run
- Reliability of fair value of bank loans
- Own credit risk
Conservatism
Danish Regulator juga memberi tanggapan jika “mortgage loans were very important
liability in Denmark’s financial system. Mortgage loan risk hedged by financial asset that
would have to br under IAS 39”
Pada akhirnya, dikarenakan banyaknya respon & kritik terhadap IAS 39, IASB
merubah beberapa isi dari IAS 39 seperti:
- Macro hedging
Memperbolehkan hedging dari interest rate risk pada portofolio sebagai pengurang
kompleksitas dari applying hedge accounting ke instrument individual.
- Restrict fair value option
Mengeliminasi mismatch own credit risk, provide liabilities yang di hedge oleh fair-
value financial instrument
Konflik antara standard setter dengan affected constituency adalah adanya perbedaan dalam
aplikasi IAS 39.
Comprehensive Income
Comprehensive Income adalah adalah akun yang mencatat perubahan modal saham
dari suatu perusahaan akibat keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari aktivitas
sampingan perusahaan. Items dari Comprehensive Income adalah :
- Unrealized translasion gain or loss resulting from consolidation of foreign
subsidiary
- Unrealized gains and losses on available-for-sale securities
- Unrealized gains and losses on cash flow hedge
Other Comprehensive Income (OCI) dapat disajikan dengan net income, atau disajikan
terpisah dengan statement of equity changes. Dischotomization dari net income dan OCI ini
nantinya akan menjadi acuan dari financial report & menyediakan informasi yang berguna
untuk kinerja perusahaan yang akan datang bagi investor. Selain itu, juga bisa menjadi suatu
manajerial labour market yang menjadi evaluasi dari kinerja manajer.
13.4 RULES-BASED VERSUS PRINCIPLES-BASED ACCOUNTING
STANDARDS
Rules-based standards (standar berbasis aturan), dimana SFAS 115 sebagai
contohnya, berupaya untuk meletakkan aturan secara rinci, seperti untuk
mengeliminasi/meghilangkan gains trading. Tetapi sulit untuk meletakkan aturan secara
rinci dalam setiap kasus yang mungkin ada. Sebuah alternatif pengaturan secara rinci ada
untuk standar akuntansi pada prinsip-prinsip umum, dan bergantung pada penilaian auditor
untuk memastikan bahwa penerapan standar ini tidak menyesatkan. Dengan demikian, jika
aturan umum menyatakan bahwa gains trading harus dihilangkan/dieliminasi, maka auditor
akan keberatan jika manajer menggunakan gains trading tersebut untuk tujuan oportunistik.
Dalam hal ini, SEC, dalam sebuah studi tahun 2003, "Studi sesuai dengan Pasal 108(d) dari
SOX....", merekomendasikan bahwa FASB mengadopsi standar berbasis prinsip (principles
based) dalam standar akuntansi nya.

Standar akuntansi berbasis prinsip (principles based) juga membahas penting


masalah etika, karena ada peningkatan perhatian pada penilaian akuntan/auditor. Badan
akuntansi profesional harus berusaha untuk memastikan bahwa anggota mereka
menjalankan kepentingan umum (misalnya, surat-surat berharga, manajerial pasar tenaga
kerja harus bekerja dengan baik) dari menjalankan kepentingan klien (misalnya, oportunistik
manajemen laba). Tentu saja, badan akuntansi profesional sudah melakukan hal ini, melalui
kode etik profesi, komite disiplin, dan karena adanya proses dalam penetapan standar.
Dalam hal ini, organisasi yang menetapkan standar itu sendiri memiliki implikasi etis. Di
Kanada, badan penetapan standar (AcSB) dan badan penegakan disiplinnya ada dalam
organisasi profesional yang sama (CICA). Hal ini menciptakan setidaknya munculnya
masalah moral hazard, karena badan yang bertanggung jawab untuk standar akuntansi
keuangan ada hubungan dengan badan yang bertanggung jawab untuk penegakan
hukum/pelaksanaan melalui organisasi profesional itu (CICA). Sebaliknya, FASB dan IASB
terdapat perbedaan dalam badan akuntansi profesional nya.

13.5 Criteria for Standard Setting


13.5.1 Decision Usefulness
Kriteria kegunaan mendasari keputusan informasi dan perspektif pengukuran
pelaporan keuangan, dan studi pasar modal empiris. Semakin informatif tentang informasi
masa depan yang dihasilkan sistem informasi, semakin kuat reaksi investor terhadap
informasi yang dihasilkan oleh sistem. Bukti empiris bahwa harga keamanan menanggapi
informasi akuntansi menunjukkan bahwa investor mencari informasi akuntansi yang
berguna.

Kondisi dimana suatu standar baru berhasil adalah ketika standar tersebut merupakan
suatu keputusan yang berguna. Teori pengambilan keputusan rasional investor bisa
digunakan untuk memprediksi kegunaan. Penggabungan nilai saat ini ke laporan keuangan
akan meningkatkan kegunaan investor keputusan yang sejauh ini mempererat hubungan
antara kinerja saat ini dan masa depan.

Decision usefulness mungkin kriteria standar yang diperlukan untuk sukses, namun
tidak cukup untuk memastikan suatu keberhasilan. Karena karakteristik publik tertentu pada
suatu informasi akuntansi, kita tidak bisa memastikan bahwa standar yang telah digunakan
adalah keputusan yang terbaik bagi masyarakat. Investor bisa saja menggunakan informasi
akuntansi secara berlebihan karena investor tidak membayar secara langsung informasi
akuntansi tersebut. Adanya sebuah standard bisa tampak berguna, namun masyarakat akan
menjadikannya lebih buruk karena biaya produksi informasi tersebut tidak diperhitungkan

13.5.2 Reduction of Information Asymmetry

Kekuatan pasar beroperasi untuk memotivasi manajemen dan investor untuk


menghasilkan informasi. Standar setter harus menyadari kekuatan ini dan mengambil
keuntungan dari mereka. sejauh mungkin, untuk mengurangi kebutuhan standar. Sayangnya,
kekuatan pasar tidak dapat memastikan jumlah informasi yang tepat yang dihasilkan.
Akibatnya, seperti yang disarankan oleh LEV, pembuat standar harus menggunakan
pengurangan asimetri informasi di pasar modal dan pasar tenaga kerja manajerial sebagai
kriteria untuk standar baru.
Standar bisa sangat efektif dalam mengurangi asimetri informasi. Artinya, karena
menggunakan ke informasi akuntansi keuangan oleh satu individu tidak memusnahkannya
untuk digunakan oleh lain. Keuntungan ini didapatkan kepada mereka yang bersedia dan
mampu untuk menggunakan informasi yang diperluas, atau secara tidak langsung kepada
investor lain melalui mekanisme perlindungan harga pasar sekuritas efisien. Akibatnya,
pengurangan asimetri informasi meningkatkan operasi pasar. Hal ini akan mengurangi risiko
estimasi dan fenomena lemon, memperluas likuiditas pasar, dan umumnya menghasilkan
manfaat sosial dari pasar kerja yang lebih baik.
Pengurangan asimetri informasi sebagai kriteria adalah lagi kondisi yang diperlukan
untuk standar sukses tetapi tidak satu yang cukup. sulit untuk mengetahui kapan standar
untuk mengurangi asimetri informasi berhenti menjadi biaya yang efektif
13.5.3 Economic Consequences of New Standards

Salah satu konsekuensi dari standar baru adalah biaya yang dikenakan pada
perusahaan dan manajer untuk memenuhi/menyetujui standar tersebut. Hal ini terjadi diluar
biaya kantong (out of pocket cost) yang menghasilkan informasi baru. Pengurangan
kebebasan manager memilih kebijakam akuntansi yang berbeda sering berhasil apabila
standar baru diimplementasikan yang merupakan sumber konsekuensi ekonomi. Penentu
standar hendaknya membobot kemungkinan konsekuensi ekonomi dari standar-standar baru
yang penting yang akan mempengaruhi kebutuhan standard dan kemauan konstituen untuk
menerimanya. Konsekuensi ekonomi dari standar baru akan ditekankan selama perdebatan
masih ada dalam menuju suatu standar

13.5.4 Consensus

Konsekuensi ekonomi yang menyebabkan criteria terakhir secara langsung yaitu


aspek polittik dalam penentuan standar sehingga para penentu standar harus membuat
consensus yang cukup kuat, begitu juga konstituen yang tidak menyukai pelaksanaan atas
standar baru. Proses penentuan standar setting sangat konsisten dengan teori kepentingan
kelompok regulasi. Secara teoritis maupun teknis, melakukan koreksi tidak cukup untuk
menjamin keberhasilan suatu standar

13.6 THE REGULATOR’S INFORMATION ASYMMETRY


Menurut teori regulasi, para regulator mengalami beberapa asimetri informasi, dimana
para regulator ini membutuhkan informasi-informasi seperti informasi finansial, yang berada
pada tangan para manajer, dan oleh sebab itu, terdapat produksi informasi yang cenderung
monopolistik mengenai informasi dari suatu perusahaan tersebut. Sehingga, pada akhirnya
para regulator sulit untuk memahami upaya-upaya yang dilakukan oleh manajer. Oleh sebab
itu, para regulator juga menghadapi permasalahan baik itu permasalahan adverse selection
dan juga permasalahan moral hazard.

Dalam hal ini, jika penyusun standar mengikuti teori dari public interest theory, maka
batas optimal secara sosial dari pengaturan standar akan memberikan adanya penurunan
kualitas laba, sehingga hal tersebut dapat membatasi kemampuan manajer untuk
mendapatkan kompensasi dari yang diperlukan untuk mencapai utilitas reservasi. Jika
akuntan dapat mengurangi informasi yang dimiliki oleh pihak internal perusahaan, maka
masalah mengenai kompensasi manajer akan berkurang, namun pengurangan tersebut tidak
dapat secara sempurna dilakukan karena biaya untuk mengeliminasi seluruh informasi
internal tersebut adalah cukup mahal. Peraturan yang optimal adalah berasar dari spesifik
perusahaan, hal tersebut karena adanya perbedaan antara karakteristik perusahaan dan
manajer. Hal tersebut menunjukkan bahwa regulator harus memberikan fleksibilitas dalam
melaporkan suatu kualitas, bukannya menetapkan standar omnimbus pada seluruh
perusahaan.

13.7 THE INTERNATIONAL INTEGRATION OF CAPITAL MARKETS

13.7.1 Convergence of Accounting Standards

Di setiap negara, proses akuntansi berlangsung dalam berbagai institusi sosial,


politis, hukum, dan ekonomi. Semakin terintegrasinya pasar modal di seluruh dunia,
semakin banyak pula investor yang berinvestasi di negara-negara asing yang ketentuan
hukum, institusi, dan standar akuntansinya bisa berbeda dengan negara asal investor. Ini
mendorong aspek integrasi internasional untuk turut diperhitungkan dalam proses penetapan
standar.
Beberapa pendapat yang mengatakan bahwa integrasi ini membawa pada pasar
modal yang berjalan dengan lebih baik, meningkatnya invetasi, dan kontrak yang lebih
efisien dari seluruh belahan dunia yang pasarnya terintegrasi. Dampak dari integrasi pasar
modal ini adalah kebutuhan akan suatu standar akuntansi internasional. Salah satu respons
terhadap integrasi internasional ini adalah dengan membuat suatu standar akuntansi
internasional, yang mana hal ini juga merupakan tujuan IASB. Standar akuntansi
internasional ini dapat menurunkan biaya modal, biaya penyusunan laporan, serta
eksternalitas jaringan (network externalities). Mengingat US GAAP juga memiliki pengaruh
di dunia akuntansi, dilakukanlah konvergensi antara standar IASB dan FASB. Meskipun
kedua pihak sudah membuat kemajuan dalam upaya konvergensi, masih terdapat beberapa
perbedaan prinsip yang membuat konvergensi standar yang utuh masih akan membutuhkan
waktu lebih lama.
Dampak dari integrasi pasar modal ini adalah kebutuhan akan suatu standar
akuntansi internasional. Dengan adanya standar yang berlaku secara internasional ini, biaya
untuk pembuatan berbagai macam laporan keuangan sesuai standar yang berlaku untuk
listing diberbagai bursa efek akan berkurang, costs of capital akan menurun karena
perusahaan bisa mendapatkan pendanaan yang lebih likuid, dan juga mengurangi biaya yang
dibutuhkan investor untuk memahami lebih dari satu standar akuntansi.
13.7.2 Effect of Customs and Institutions on Financial Reporting

Pelaporan keuangan di suatu negara dipengaruhi oleh ketentuan institusi yang ada di
negara tersebut. Riset oleh Ball, Kothari, dan Robin (BKR) pada tahun 2000 yang
menunjukkan bahwa di negara-negara common-law (Australia, Kanada, Inggris, AS) standar
akuntansi ditetapkan dalam berbagai tingkatan di sektor privat dan lebih berorientasi kepada
investor, sedangkan di negara-negara code-law (Perancis, Jerman, Jepang) standar akuntansi
pada pokoknya ditetapkan oleh pemerintah, sehingga lebih terpengaruh pada proses politis.
Menurut BKR, ketepatan waktu di negara-negara code-law menjadi tidak terlalu
dibutuhkan dalam menyampaikan informasi (terkait keuntungan dan kerugian besar) ke
pihak luar. Ini disebabkan karena orang dalam akan dapat segera mengetahui informasi
semacam itu. BKR juga memprediksi bahwa pelaporan keuangan akan kurang bersifat
konservatif di negara-negara code-law. Ini menunjukkan bahwa pelaporan keuangan di
negara-negara code-law memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan negara-negara
common-law. Namun demikian, bukan berarti pelaporan keuangan di bawah code-law lebih
oportunistis, melainkan perbedaan-perbedaan ini mencerminkan perbedaan mendasar pada
institusi, biaya keagenan, dan struktur tata kelola perusahaan.
Selain itu, di negara penganut code-law ini pula, agency cost kontrak antara manajer
dan pemilik perusahaan akan lebih rendah. Recognition lag dievaluasi dengan melihat
keterkaitan antara net income dan economic income. Keterkaitan yang rendah
mengindikasikan recognition lag yang besar antara kemunculan keuntungan atau kerugian
ekonomi dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. Hasil empiris menunjukkan bahwa
keterkaitan yang rendah terdapat pada negara-negara penganut code-law, sesuai dengan
prediksi sebelumnya. Hal yang membuat keadaan semakin rumit adalah pemerintah dapat
mempengaruhi pelaporan keuangan. Di beberapa negara, perusahaan-perusahaan diizinkan
atau bahkan didorong untuk menutupi kerugian besar untuk menghindari kebangkrutan yang
dapat membuat malu negaranya.
13.7.3 Enforcement of Accounting Standards

Penegakkan mengenai standar akuntansi dibutuhkan, hal tersebut dilakukan agar


tercipta pelaporan keuangan yang berkualitas tinggi. Penegakan standar IASB patut
diperhatikan mengingat pelaksanaan hal tersebut tergantung pada negara yang
mengadopsinya. Bila penegakan standarnya tidak memadai, maka dapat muncul keraguan
tentang apakah pelaporan keuangan sudah mencapai kualitas tinggi, dan para investor dapat
terpapar risiko apabila standar akuntansi tidak diterapkan dengan baik.
Salah satu masalah yang perlu diperhatikan adalah perlindungan investor kecil. Di
banyak negara, perusahaan-perusahaan dikendalikan oleh keluarga, institusi besar, atau
pemerintah yang dapat merugikan investor minoritas. Meskipun kepemilikan yang
terkonsentrasi tersebut dapat mengurangi moral hazard antara manajer dan pemilik, namun
investor minoritas akan merasa enggan berinvestasi dan pada gilirannya pasar modal tidak
dapat berjalan dengan baik, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi akan terhambat.
13.7.4 Benefits of Adopting High-Quality Accounting Standards

Adopsi standar akuntansi berkualitas dapat membantu perekonomian negara-negara


dengan lingkungan regulasi yang lemahdan pada gilirannya akan memperkuat pasar
modalnya. Standar akuntansi berkualitas juga dapat berkontribusi pada negara-negara
dengan kondisi pasar yang lebih baik, sebagaimana yang ditemukan oleh Barth, Landsman,
dan Lang (2008) yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di 21 negara (AS tidak
termasuk) yang mengadopsi standar IASB melaporkan kualitas pendapatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan mengadopsi standar akuntansi domestik. Selain itu, bukti empiris juga
menunjukkan bahwa kualitas pendapatan yang tinggi tersebut dapat menarik lebih banyak
investasi asing.
Penelitian oleh Barth, Landsman, Lang, dan William (2006) memeriksa perusahaan-
perusahaan di 24 negara selama periode 1990-2004 menunjukkan hasil yang berbeda.
Dengan cara pengukuran kualitas pendapatan tertentu, mereka menemukan bahwa
perusahaan yang menggunakan IASB GAAP memiliki kualitas pendapatan yang lebih
rendah dari perusahaan yang mengadopsi US GAAP. Oleh karena itu, pertanyaan tentang
standar akuntansi mana yang lebih baik masih belum terjawab
13.7.5 Should Standard Setters Compete?

13.7.6 Should the United States Adopt IASB Standard

Salah satu alternatif atas konvergensi standar akuntansi adalah dengan mengizinkan
perusahaan yang ada di jurisdiksinya untuk bebas menentukan standar akuntansi mana yang
diadopsi (standar akuntansi domestik atau standar IASB). Contohnya SEC yang
memperbolehkan perusahaan dalam yurisdiksi nya untuk menggunakan US GAAP atau
IASB GAAP.

Dye dan Sunder (2001) berpendapat bahwa salah satu efeknya adalah para penyusun
standar akan saling menurunkan standarnya agar perusahaan-perusahaan mau
menggunakannya. Hal ini dapat meningkatkan risiko estimasi dan potensi pengaturan
pendapatan (earnings management) yang buruk. Namun demikian, hal tersebut bisa ditekan
dengan adanya reaksi investor terhadap perusahaan-perusahaan yang mengadopsi standar
berkualitas rendah. Lebih lanjut, kecenderungan menurunkan standar tidaklah konsisten
dengan tujuan IASB dan FASB yang meliputi penggunaan standar akuntansi berkualitas
tinggi.

Persaingan antara penyusun standar sebenarnya memiliki efek positif, selama masih
dalam skala yang tepat. Ini didasarkan pada pemahaman bahwa suatu penyusun standar yang
tidak menghadapi persaingan akan berusaha memaksimalkan pengaruhnya dengan
memberlakukan lebih banyak standar, hingga pada akhirnya jumlah standar yang berlaku
menjadi lebih banyak dari jumlah optimalnya. Persaingan antara standar setter akan
membantu untuk mengontrol kecenderungan ini karena perusahaan-perusahaan yang
cenderung tidak menyukai suatu standar dapat memilih untuk memakai standar yang lain,
sehingga itu memacu pembuat standard agar tidak kehilangan customer nya. Namun
keadaan seperti ini bukan berarti standar setter mempermudah standar mereka, namun
mereka dapat meyakinkan dengan memberi sinyal terhadap kualitas pelaporan mereka
dengan pengaplikasian yang benar dari perusahaan yang mengadopsinya.

Argumen-argumen ini menunjukkan bahwa terdapat trade-off antara biaya dan


manfaat konvergensi menuju standar akuntansi tunggal yang berkualitas tinggi. Hasil
terbaiknya akan ditentukan oleh lingkungan sosial, hukum, dan institusional suatu negara,
serta tingkat kesulitan penerapan konvergensi standar di negara tersebut.

13.7.7 Summary of Accounting for International Capital Market Integration

Pasar modal dunia semakin terintegrasi, di mana suatu pasar modal yang bekerja
dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan sosial melalui biaya modal yang lebih
rendah dan peningkatan investasi domestik. Standar pelaporan berkualitas tinggi seperti
yang dikeluarkan IASB berperan dalam mewujudkan pasar modal yang baik.

Namun, pengadopsian dari standar IASB ini sendiri tidak menjaminkan adanya
kualitas yang lebih baik dalam pelaporan, karena perlu ditunjang dengan penegakkan
regulasi yang baik di lingkungannya. Investor harus aware terhadap struktur institusi di
lingkungannya karena akan berdampak pada pelaporan actual. Jika investor yang
berinvestasi di Negara lain yang mengadopsi standar IASB, jika terjadi kerugian karena
kegagalan pelaporan maka mereka cenderung menyalahkan standar tersebut, dibandingkan
menlihat factor dari Negara nya itu sendiri. Maka perlu adanya standar akuntansi yang
terintegrasi walaupun cukup memakan waktu dalam perwujudannya.

13.8 CONCLUSION

Standar yang mengatur praktik akuntansi beserta pelaporannya diperlukan dalam


dunia bisnis yang tidak ideal dan memiliki tantangan, misalnya dalam menghadapi tantangan
informasi asimetris berupa adverse selection dan moral hazard.
Pada permasalahan adverse selection, pihak insider lebih memahami keadaan dan
prospek perusahaan. Tantangannya adalah cara menyampaikan informasi dari dalam ke luar
peusahaan untuk meningkatkan pembuatan keputusan oleh investor dan membatasi
kemampuan insider dalam memanfaatkan informasi untuk keuntungan sendiri. Sedangakan,
pada permasalahan moral hazard yaitu usaha yang diberikan oleh manajer kepada investor
dan lenders tidak dapat dilihat/diamati secara keselurhan. Tantangannya dalah pihak
perusahaan menyediakan kinerja manajerial yang terukur untuk memotivasi manajer,
melindungi lenders dan juga memberikan informasi ke managerial labour market.
Perlu diingat bahwa sistem akuntansi menghadapi trade-off dalam menghadapi kedua
tantangan tersebut, dan kompromi yang dibuat akan tercermin dalam pelaporan keuangan
aktual. Kebutuhan pelaporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi investor dan
kebutuhan kontrak efisien menimbulkan masalah mendasar dalam teori akuntansi keuangan.
Terhadap trade-off yang dihadapi manajemen perusahaan antara pengungkapan lengkap
kepada investor dan biaya keagenan yang muncul nanti. Struktur badan penyusun standar
dirancang untuk memfasilitasi kompromi semacam itu. Dengan meningkatnya globalisasi
perdagangan dan pasar modal, kebutuhan akan standar akuntansi internasional akan terus
berkembang, namun hal ini juga diikuti dengan kesulitan dalam pelaksanaannya. Penyusun
standar dan para investor harus beradaptasi untuk menghadapi tantangan-tantangan baru
yang muncul.
REFERENSI

Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. Fifth edition. Pearson Prentice Hall.
Canada.

Anda mungkin juga menyukai