Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

SAP 9
“SEKURITAS EKUITAS DAN INFORMASI LAPORAN
KEUANGAN”

OLEH:
KELOMPOK VI

IDA BAGUS NYOMAN RAMARTHA PUTRA (1981611033/02)


NI KOMANG CAHYANI PURNANINGSIH (1981611051/20)
NI MADE FIKIYAYA ANJANI DEWANTARI (1981611055/24)
NI PUTU WINA PURNAMA DEWI (1981611058/27)
A.A. SAGUNG NUR ANDIANI (1981611059/28)

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
RINGKASAN MATERI
BUKU FOSTER
1. PENDAHULUAN
Bab ini membahas penggunaan informasi laporan keuangan dalam menghargai
akuitas sekuritas. Area dimana topik ini adalah penting diantaranya:
a) Pendekatan investasi aktif, salah satu pendekatan yang digunakan secara luas
memperkirakan nilai intrinsik dari sebuah sekuritas dan kemudian membuat
rekomendasi didasarkan pada perbedaan antara nilai intrinsik ini dan harga pasar
saat ini.
b) Pembuatan keputusan manajer, untuk mengimplementasikan strategi yang memiliki
”nilai tambah” kepada investasi pemegang saham, manajemen perlu untuk
memahami penentu dari nilai pasar perusahaan mereka
c) Penilaian dari perusahaan dengan kepemilikan pribadi, terdapat banyak konteks
dimana perkiraan perlu ditempatkan pada nilai dari perusahaan yang tidak
diperdagangkan pada pasar organisasi, sebagai contoh, (a) ketika menentukan nilai
dari sebuah estate pemegang saham yang mengalami kebangkrutan, (b) ketika
menentukan harga dimana perusahaan bisa go publik, (c) ketika memeperkirakan
nilai dari keinginan minoritas dari pemegang saham untuk ”menjual” dalam konteks
marger, dan (d) ketika memperkirakan nilai dari saham pilihan dalam rencana
konpensasi eksekutif dari perusahaan dengan kepemilikan pribadi.
d) Penelitian akademis, beberapa area penelitian dalam akuntansi, strategi bisnis,
ekonomi, dan literatur keuangan menggunakan nilai pasar dari ekuitas sekuritas.
Sebuah pemahaman dari penentu nilai pasar ini memberikan konstruksi dari
rancangan penelitian yang lebih baik dalam literatur ini dan penarikan kesimpulan
yang lebih hati-hati dari hasil penelitian.

2. SUMBER DARI NILAI DAN MODEL PENILAIAN EKUITAS


Model penilaian ekuitas bisa berfokus pada setidaknya satu atau lebih empat
atribut berikut:
2.1 Pendekatan Aliran Pendapatan di Masa Depan
Bentuk yang paling sederhana dari model penilaian untuk kasus tertentu dimana
semua aset menghasilkan aliran pendapatan yang seragam dalam perpetuitas. Asumsi
yang layak tentang pasar modal (sebagai contoh, pasar model yang sempurna),
ekuilibrasi nilai pasar dari (semua ekitas) perusahaan adalah
Xi
Vi.t 
r
dimana
Vi.t = nilai pasar dari persuhaan i pada akhir periode t
Xi = aliran pendapatan pasti uniform dari perusahaan i
r = suku bungan pasar dari keuntungan untuk investasi yang tidak beresiko

2.2 Pendekatan yang Didasarkan Cash Flow


Bab tentang penganggaran modal dalam teksbook keuangan perusahaan selalu
menyatakan bahwa manajemen harus menggunakan pendekatan Discounted Cash Flow
(DCF) untuk pemilihan proyek dari pada pendekatan perolehan akuntansi maksimal.
Rasionalitas untuk lebih memilih DCF meliputi:
a) DCF memasukkan dalam perhitungan waktu dimana terjadinya dana mengalir
ke dalam dan keluar.
b) Pendapatan akuntansi dipengaruhi oleh pilihan sekehendak hati dalam area yang
sepenting itu seperti biaya dari barang-barang yang terjual, depresiasi, dan
pengeluaran pensiun.
Beberapa penulis dan praktisi telah mengkritik aplikasi ini untuk alasan hanya
diberikan (1) dan (2). Sebagia contoh, Stern (1980) berpendapat bahwa ”diskon investor
dimasa depan diharapakn ’cash flow bebas,’ aliran dimasa depan yang diharapkan dari
cash flow adalah tetap setelah mendeduksi mengantisipasi persyaratan modal dimasa
depan dari bisnis. Jika itu adalah cash flow bebas yang penting bagi pasar. EPS tidak
penting”.

2.3 Pendekatan Berdasarkan Dividen


Asumsikan periode kepemilikan tidak terbatas dari pengaturan yang pasti, rumus
untuk nilai pasar dari sebuah ekuitas sekuritas yang didasarkan pada aliran dividen di
masa depan adalah
d t 1 d t 2 d t n
Vi.t   ....
1  rt 1  1  rt 1 1  rt 2  1  rt 1 1  rt 2 ....1  rt n 
dimana
Vi.t = nilai pasar dari persuhaan i pada akhir periode t
dt = dividen yang dibayar dalam periode t
r1 = tingkat suku bungan pasar dalam periode t untuk investasi yang tidak
beresiko

2.4 Pendekatan yang Didasarkan Aset dan Kewajiban Individu


Aset dan kewajiban individu menggaris bawahi sebuah sekuritas bisa berperan
penting dalam penilaian pasar terhadap sekuritas tersebut. Kasus yang ekstrim adalah
tidak ada muatan, pembukaan akhir dana bersama dimana aset yang menggaris bawahi
saham dalam dana adalah ekuitas sekuritas. Nilai pasar dari saham didasarkan pada nilai
pasar dai sekuritas individu yang dipegang oleh pemberi dana. Banyak pendanaan yang
memperbaharui nilai ini terhadap basis harian dan memberikan fasilitas untuk
pembelian baru atau penjualan berdasarkan pada nilai ini.
Suatu analisis dari surat kabar keuangan mengungkapkan beberapa perbedaan
perspektif tentang bagaimana nilai aset dan liabilitas dari perusahaan. Salah satu
perspektif adalah dari sudut pandang pergantian.

3. MODEL PENILAIAN EKUITAS KOMUNITAS INVESTASI


Komunitas investasi telah mengembangkan banyak model penilaian yang berbeda
untuk digunakan dalam keputusan pemilihan sekuritas. Gambaran umum dari hampir
semua model ini adalah penggunaan data laporan keuangan. Salah satu asumsi pokok
dari penggunaan model ini adalah bahwa sekuritas yang dihargai salah pada pasar
modal dan dimana model ini bisa digunakan untuk mendeteksi kesalahan penentuan
harga.
3.1 Perubahan Berkelanjutan dalam Model atau Input Mereka
Ketika menguji model dari institusi investasi, adalah penting untuk mengenali
bahwa perubahan berkelanjutan baik dalam struktur model, atau inputnya, merupakan
norma dari pada penerimaan. Sumber dari perubahan ini meliputi
a) Pandangan analitik baru. Perkembangan seperti model penentuan harga aset
modal (Sharpe, 1964), pilihan model penentuan harga (Black dan Scholes,
1973), dan model arbritage pricing (Ross, 1976) telah mengarah kepada
perubahan dalam model yang digunakan dalam komunitas investasi.
b) Pandangan empiris baru. Penelitian empiris secara berkelanjutan melaporkan
hasil baru dan hasil terbalik yang sebelumnya dipercaya valid.
c) Pusat data baru. Sebagaimana analisis data yang didasarkan komputer menjadi
semakin penting dalam penelitian investasi, terdapat dorongan yang kuat bagi
institusi untuk mengembangkan pusat data baru, dan untuk menandai mereka
pada komunitas investasi. Contohnya, IBES dan Icarus.
d) Pengungkapan baru oleh perusahaan. Perusahaan terus merubah informasi yang
mereka ungkapkan, apakah dilakukan secara sukarela atau karena mandat dari
undang-undang. Pengungkapan baru berkaitan dengan garis informasi bisnis,
obligasi kurang, dan obligasi pensiun yang sekarang sedang digunakan oleh
beberapa perusahaan dalam metode mereka untuk perkiraan resiko sekuritas.
e) Sekuritas baru. Perubahan dalam perangkat sekuritas perdagangan terus terjadi,
sebagai contoh, peluasan cakupan dari pilihan peletakan dan pemanggilan dan
pengenalan gambaran indeks pasar. Dalam beberap kasus, analis bisa
menggunakan sekuritas yang baru diperdangkan ini untuk memperluas
perangkat informasi yang mereka laporkan tentang sekuritas saat ini.
f) Alat statistik terbaru. Penelitian tentang teknik seperti analisis faktor dan regresi
nonlinier memiliki potensi untuk memberikan institusi dengan cara statistik baru
dari analisis data.
g) Perkembangan baru dalam teknoogi komputer. Perkembangan disini bisa
menjadi banyak; sebagai contoh, penurunan biaya hardware bisa membuat
analisis data berskala besar secara lebih efektif biaya, dan adanya komputer
pribadi bisa merubah secara dramatis persepsi dari beberapa analis tentang
kemampuan komputer.

3.2 Model Wells Fargo


Model digunakan oleh Penasehat Investasi Wells Fargo menggabungkan kedua
teori penilaian tradisional dengan perkembangan dalam teori penetapan harga aset.
Terdapat dua langkah dalam menerapkan model:
a) Perkiraan tingkat internal yang diharapkan dari pengembalian masing-masing
sekuritas E(IRRi).
b) Perkiraan tingkat ekuilibrasi dari pengembalian dari masing-masing sekuritas
E(Ri).
Wells Fargo memberikan perkiraan dari penetapan harga relatif baik pada tingkat
sekuritas perorangan dan pada tingkat industri. Sistem Wells Fargo mewakili sebuah
pencampuran yang menarik dari teori dan pragmatisme. Wells Fargo merupakan
pendukung awal dari teori penilaian kombinasi tradisional dengan teori penetapan harga
aset dalam suatu upaya untuk mendeteksi kesalahan penetapan harga sekuritas.

3.3 Model Garis Nilai


Model Garis Nilai merupakan pertimbangan yang menarik karena beberapa bukti
dari keberhasilannya dalam mendeteksi sekuritas yang bernilai di bawah dan berlebih.
Masing-masing saham ditempatkan dalam salah satu dari lima kategori yang didasarkan
pada perkiraan harganya kinerja dalam 12 bulan kedepan. Pendekatan mendasar adalah
untuk mengukur masing-masing karakteristik harga dan pendapatan terhadap
karakteristik dibandingkan Garis Nilai saham lainnya. Masing-masing saham
diperingkat berdasarkan pengharapannya ”kinerja harga relatif dalam 12 bulan
berikutnya” berdasarkan atas kombinasi dari tiga kriteria. Garis Nilai menyediakan
(pada November 1984) mengikuti kriteria berikut ini:
a) Kriteria 1: Posisi Nilai Nonparametrik
b) Kriteria 2: Momentum Pendapatan
c) Kategori 3: Faktor Kejutan Pendapatan

3.4 Model Penilaian Ekuitas dan Analisis Laporan Keuangan


Premis yang melandasi perkembangan dari model penilaian ekuitas oleh
komunitas investasi adalah dimana mereka bisa digunakan untuk memperoleh
pengembalian abnormal. Terdapat beberapa langkah dalam mengamati jika terdapat
hubungan terdapat diantara analisis laporan keuangan dan pengembalian abnormal.
a) Pecahnya sistem investasi menjadi bagian-bagian konstituennya; yaitu: Input,
Model penilaian, Keputusan untuk tetap membeli-menjual menggunakan prediksi
dari model penilaian
b) Perkiraan kemungkinan dimana abnormal return saat ini diperoleh dengan sistem
investasi.
c) Jika terdapat kemungkinan tinggi dimana pengembalian abnormal sedang
diperoleh, mencoba untuk menentukan jika sumber dari sistem investasi
berhubungan dengan pengembalian banormal tersebut. Jika terdapat kemungkinan
besar dimana pengembalian abnormal tidak sedang diperoleh, upaya untuk
menentukan letak daerah dimana perubahan dalam pendekatan yang ada bisa
meningkatkan pengembalian abnormal.

4. PRICE-TO-EARNINGS RATIOS
Salah satu indikator keuangan yang paling dikutip tentang perusahaan
perdagangan publik adalah perbandingan harga (P) terhadap pendapatan (E).
Perbandingan ini umumnya dihitung menggunakan data perbasis saham:
Rasio PE = Market price per equity share
Pendapatan tiap ekuitas saham
4.1 Isu-Isu Perhitungan
Isu-isu perhitungan yang muncul ketika menghitungan perbandingan PE
1) Pilihan tanggal untuk menghitung nominator. Dua pilihan utama adalah (a)
penggunaan akhir tahun fiskal (akhir tahun quarter) harga atau (b) penggunaan
dari harga segera setelah pengumuman publk dari pendapatan digambarkan dalam
deniminator. Keuntungan dari menggunakan (b) adalah numenator bisa
mencerminkan kandungan informasi dari denominator.
2) Pilihan dari periode waktu untuk digunakan terhadap denominator. Beberapa
penyedia jasa keuangan melaporkan perbandingan PE menggunakan ramalan EPS
analisis sekuritas untuk periode tertentu. Denominator ini secara potensial bisa
mengurangi diversitas di sepanjang perbandingan PE dari perusahaan yang
diinduksi oleh rangkaian EPS di masa lalu yang memiliki kompenen transisi yang
bisa dihitung hal ini menduga bahwa penyesuaian analisis untuk pendapatan
transistor ini ketika meramalkan EPS.
3) Pilihan dari pengukuran pendapatan per saham untuk digunakan dalam
denominator. Sebagai contoh: (a) primer atau tercampur penuh dan (b) item
preektraordinari atau item postekstraordinari. Dalam kasus dimana pilihan ini
mempengaruhi perbandingan PE yang digunakan, konteks keputusan bisa
memberikan beberapa petunjuk.
4) Perlakuan dari pendapatan negatif tiap gambaran saham. Perlakuan umum
ketika permasalahan ini timbul adalah untuk menghapus jumlah negatif dan
menghitung perbandingan PE hanya untuk perusahaan dengan pendapatan positif.
Namun, jika perspektif dinyatakan bahwa perbandingan PE adalah salah satu dari
beberapa input yang digunakan untuk melampaui pengharapan pasar dari
penghasilan dimasa depan, rasonalitas untuk menghapus angka negatif adalah
kurang jelas.

4.2 Komponen Permanen dan Transistorik dari Pendapatan yang Dilaporkan


Dikhotomi yang berguna dari pendapatan yang dilaporkan (E iR) adalah ke dalam
komponen permanen (EiR) dan komponen transistori (EiT):
EiR  EiP  EiT
Menduga model penilaian dari jenis berikut,
Pi  M i  EiP
dimana Pi adalah harga salah satu ekuitas saham dari perusahaan i dan M i adalah
penerapan jamak pada komponen perndapatan permanen dari E iR. Komponen permanen
dari EiR adalah salah satu untuk dimana Mi  0. Komponen transostori adalah salah satu
untuk dimana Mi = 0. Dalam praktiknya, Mi tidak perlu menduga hanya salah satu dari
dua nilai (MiP dan 0). Dibandingkan, mungkin terdapat spektrum dari nilai yang
dikaitkan dengan komponen permanen yang berbeda dari rangkaian pendapatan yang
dilaporkan.
Terdapat beberapa alasan untuk mengharapkan konsep dari pendapatan implisit
dalam harga sekuritas (EiP) untuk berbeda dari konsep pendapatan implisit dalam
prinsip akuntansi yang diterima umum (E iR):
1) Konsep dari pendapatan implisit dalam GAAP didasarkan pada gagasan akuntansi
seprti realisasi dan konserfatifisme. Dengan gagasan tersebut, terdapat
keterbatasan antara keduanya
a) Kejadian yang direfleksikan dalam seri pendapatan yang dilaporkan; sebagai
contoh perubahan periodik dalam nilai pasar dari hutang yang dikaitkan
dengan perubahan suku bunga umumnya dikeluarkan dari telah dikenali
dalam jumlah pendapatan yang berdasarka GAAP.
b) Waktu dimana kejadian dicerminkan dalam seri pendapatan yang
dilaporkan; sebagai contoh, ketika sebuah perusahaan minyak dan gas
membuat temuan minyak signifikan, pengenalan dari temuan trsebut dalam
jumlah pendapatan GAAP tertunda sampai minyak dihisap dan dijual pada
perusahaan eksternal.
Pasar modal tidak menghadapi ketrbatasan semacam itu ketika megukur
pendapatan periode per periode dari perusahaan.
2) Fokus waktu dari pendapatan GAAP adalah untuk periode masa lalu, sementara
fokus waktu dari konsep pendapatan implisit dalam harga sekuritas adala untuk
periode di masa depan. Perbedaan ini bisa menimbulkan dua jenis keragaman:
a) Kejadian masa lalu dicerminkan dalam pendapatan GAAP yang dilaporkan
tapi tidak diharapkan terjadi di masa depan, sebagai contoh, pembawa motor
harus dicantumkan dengan benar karena Kongres mengeluarkan undang-
undang deregulasi.
b) Kejadian yang tidak terjadi di masa lalu tapi kemudian diharapkan terjadi di
masa depan, sebagai contoh, keuntungan dari adopsi kebijakan perusahaan
terbaru dari lisensi produk untuk perusahaan pada pasar asing.

4.3 Menjelaskan Diversitas Dalam Perbandingan PE


Tabel 12.1 menunjukkan data time-series dan cross-sectional untuk decile yang
dipilih dari distribusi perbandingan PE sepanjang periode 1964-1983. Penjelasan yang
mungkin untuk pertimbangan variasi pada suatu tittik dalam waktu meliputi perbedaan
disepanjang perusahaan dalam:
a) Tanda dan peningkatan dari komponen transitor selama satu tahun dalam
pendapatan yang dilaporkan.
b) Pertumbuhan pendapatan yang diharapkan (permanen).
c) Resiko
d) Metode akuntansi.

5. MODEL PENILAIAN EKUITAS DAN PENDAPATAN YANG


DILAPORKAN
Bagian ini menunjukkan bukti yang berkaitan dengan 2 hipotesis umum tentang
hubungan antaraharga ekuitas sekuritas dan pendapatan yang dilaporkan :
1) Hipotesis mekanistik, yang menyatakan bahwa pasar modal dibatasi oleh
pendapatan yang dilaporkan, tanpa pertimbangan pembayaran apapun terhadap
metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung pendapatan yang dilaporkan,
atau kepada sumber keuntunngan atau kerugian yang menggarisbawahi
penadapatan yang dilaporkan
2) Hipotesis myopic, yang menyatakan bahwa pasar modal memiliki fokus jangka
pendek terhadap kuarter sekarang atau pendapata yang dilaporkan tahun
sekarang, daripada berfokus kepada sudut pandang multi tahun.

6. BEBERAPA KOMENTAR UMUM


1) Terdapat tradisi panjang dari penelitian empiris I dimana mengamati penentu dari
harga sekuitas. Analis regresi adalah teknik statistik yang paling umum
digunakan. Penelitian oleh Miller dan Modigliani (1966), Brown (1968),
Litzenberger dan Rao (1971), dan McDonald (1971). Masing-masing studi
menemukan bahwa perbedaan cross-sectional dalam pendapatan yang diharapkan
merupakan sebuah faktor penting dalam menjelaskan perbedaan cross-sectional
dalam perusahaan atau penilaian ekuitas. Studi penilaian ekuitas dibahas oleh
Dukes, 1976; Foster, 1977; dan Bowen, 1981)juga ditemukan variabel pendapatan
sebagai sangat signifikan.
2) Salah satu area dari penilaian ekuitas dimana terdapat pertanyaan yang tidak
terpecahkan adalah adanya kaitan antara tingkat ekuitas harga sekuritas dan nilai
dari aset individual dan kewajiban yang dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan.
Penjelasan yang paling sering diberikan pertanyaan tersebut penilaian yang dibuat
dari aset individu sering dinyatakan berlebih atau liabilitas individu diremehkan
dan oleh karena itu saham saat ini dihargai salah oleh pasar modal. Sedikit
penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang
mengapa perbedaan semacam itu terjadi dan memaksa untuk periode waktu yang
begitu lama.
3) Terdapat perdebatan yang layak dipertimbangkan dalam literatur keuangan
tentang perilaku dari harga sekuritas dalam sebuah periode inflasi. Salah satu dari
pendapat yang paling propokatif dalam bidang ini adalah yang dikemukakan oleh
Modigliani dan Cohn (1979) dan Cohn dan Modigliani (1985). Dalam penelitian
sebelumnya mereka menganalisis perilaku dari perbandingan pendapatan terhadap
harga dan tingkat inflasi pada periode tahun 1963-1983 dan melaporkan sebuah
korelasi positif yang tidak bisa salah antara perbandingan E/P dari 500 indeks
saham Standard & Poor, berdasarkan pada pendapatan yang dilaporkan, dan
tingkat inflasi. Sejak hubungan antara perbandingan E/P dan iflasi adalah satu
yang langsung, hubungan antara perbandingan harga-pendapatan (P/E) dan inflasi
adalah terbalik” Penulis ini mencantumkan dua faktor dari jenis myopia pasar
untuk menjelaskan hubungan empiris ini:
a) Pasar mengabaikan banyaknya perbandingan PE dengan tifak mengenali
perusahaan tersebut dengan keuntungan hutang jangkan panjang di bawah
inflasi melalui penolakan biaya waktu sebenarnya dari membayar kembali
bunga dan pokok terhadap hutang tersebut.
b) Pasar berlebihan dalam mengestimasi denominator dari perbandingan PE
dengan mengkapitalisasi pendapatan pada nominal dari pada tingkat
sebenarnya.
4) Bukti yang diamati dalam bab sesuai dengan pasar modal menggunakan perangkat
informasi dasar yang luas ketika menetapkan harga ekuitas sekuritas. Salah satu
dari area penelitian yang paling menarik adalah menjelajahi basis luas dari
informasi ini secara implisit dalam harga sampai ramalan pendapatan dimasa
depan. Beaver, Lambert, dan Morse (1980) merupakan studi inovatif dalam area
ini. Periode waktu yang diamati adalah 1957 sampai 1954. Ketepatan ramalan satu
tahun ke depan daru dua model dibandingkan:
Model A: Berdasarkan pada informasi implisit dalam harga sekuritas
(sebagaimana dicerminkan oleh pengali PE)
Model B : Random Walks ditambah model time series

7. RINGKASAN
1) Penilaian ekuitas bisa didekati dengan berfokus pada variabel yang mengalir,
seperti pendapatan, cash flow atau dividen, atau terhadap variabel saham seperti
aset dan liabilitas pribadi. Dalam praktiknya, pendekatan alternatif ini jarang
memberikan hasil yang ekuivalen.
2) Komunitas investasi secara terus-menerus mencari cara baru untuk mendeteksi
kesalahan penetapan harga sekuritas. Perubahan dalam model yang digunakan
dalam penelitian ini bisa terjadi untuk berbagai alasan: pandangan analitik baru
atau empiris, data base baru, pengungkapan baru oleh perusahaan, alat statistik
baru, dan perkembangan baru dalam teknologi komputer. Perubahan juga bisa
diinduksi oleh keperluan untuk mengembangkan replikasi dalam rumah dari
produk yang telah tersedia dari kompetitor.
3) Perbandingan harga terhadap pendapatan bisa digunakan untuk memperoleh
pandangan ke dalam hubungan antara pendapatan saat ini dan pengharapan pasar
modal dari pendapatan di masa depan. Ketika menggunkan perbandingan harga
terhadap pendapatan, adalah penting untuk membedakan antara komponen
permanen dan transitori dari pendapatan yang dilaporkan.
4) Ketika menetapkan harga ekuitas sekuritas, pasar modal tampaknya memiliki
sudup pandang multi tahun dari paada satu tahun dan membuat penyesuaian untuk
kenyataan bahwa pendapatan yang dilaporkan adalah (dalam sebagian) suatu
fungsi dari metode akuntansi yang digunakan dalam perhitungan mereka.
RINGKASAN MATERI
BUKU SUBRAMANYAM

ANALYZING FINANCING ACTIVITIES


Liabilitas merupakan kewajiban pendanaan yang membutuhkan pembayaran
uang, jasa, atau asset lainnya di masa depan. Kewajiban pendanaan merupakan seluruh
bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang dan obligasi, pinjaman
jangka pendek, dan sewa. Kewajiban operasi merupakan kewajiban yang timbul dari
operasi seperti kreditor perdagangan, kredit yang ditangguhkan, dan kewajiban pensiun.
Ekuitas merupakan klaim pemilik atas asset bersih perusahaan.
PENDANAAN UTANG
Utang publik yaitu perusahaan meminjam secara langsung dari para investor
dengan menerbitkan efek seperti obligasi. Utang swasta yaitu perusahaan meminjam
dari lembaga keuangan seperti bank. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Utang jangka
panjang yaitu utang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Cotohnya obligasi,
debenture, dan wesel. Utang jangka pendek merupakan kewajiban yang pelunasannya
memerlukan penggunaan asset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya.
Akuntansi Utang
a. Mekanisme Akuntansi Utang
 Nilai nominal akan merujuk pada jumlah yang dijanjikan perusahaan untuk
pemberi pinjaman.
 Suku bunga efektif merupakan tingkat bunga yang diberikan pasar saat obligasi
diterbitkan.
 Nilai wajar adalah nilai sekarang dari obligasi yang didiskontokan pada suku
bunga saat ini dibandingkan dengan saat penerbitan.
b. Perlakuan Akuntansi
 Utang jangka panjang selalu dilaporkan pada laporan posisi keuangan sebesar
nilai sekarang, bukan sebesar nilai nominal.
 Laporan laba rugi akan mencerminkan beban bunga dan tidak melakukan
pembayaran kupon.
 Pembayaran kupon merupakan arus kas keluar yang mengurangi arus kas dari
aktivitas operasi.
 Amortisasi diskonto obligasi akan ditambahkan pada nilai tercatat obligasi
sehingga nilai tercatat obligasi saat ini mencerminkan nilai sekarang yang
terbaru.
Pengungkapan Terkait Utang
Utang jangka panjang dan jangka pendek dilaporkan pada catatan atas laporan
keuangan.
Sewa
Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (leasor) dan penyewa
(lease). Perjanjian tersebut memberi hak kepada lease untuk menggunakan aset yang di
miliki leasor selama masa sewa. Sebagai balasannya lease membayar sewa yang disebut
pembayaran sewa minimum lease payment. Terdapat dua metode sewa, yaitu:
a. Capital lease adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya ada
opsi dapat dialihkan.
b. Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset
Akuntansi Pelaporan Sewa
a. Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Klasifikasi sewa dan mencatat sewa sebagai capital lease jika pada saat
terjadinya memenuhi salah satu dari keempat kriteria berikut:
 Terdapat transfer kepemilikan aset kepada sewa pada akhir masa sewa.
 Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah.
 Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomi aset.
 Nilai sekarang pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90% atau lebih dari
nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang dikurangi oleh
lessor.
 Sewa dapat di klasifikasikan sebagai operating lease jika tidak ada satupun
kriteria tersebut terpenuhi.
b. Akuntansi Sewa - Sebuah Ilustrasi
Bagian membandingkan dampak akuntansi sewa sebagai capital lease, secara
khusus kita dapat melihat dampaknya pada laporan laba rugi maupun neraca lease.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk
melaporkan aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi perusahaan
harus mengungkapkan komitmen sewa di masa depan untuk capital lease dan operator
lease di tingkat pembatalan.
Analisis Sewa
Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap laporan
keuangan. Bagian ini memberikan bagian yang spesifik tentang bagaimana
menyesuaikan laporan keuangan untuk operator lease dan di catat sebagai capital lease.
Dampak operating lease adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca.
2. Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya
3. Operating lease menunda pengakuan bebandi bandingkan dengan capital lease
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya
dengan tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun dalam neraca.
5. Operator lease memasukkan bunga dalam beban sewa
Konversi Sewa Operasi Menjadi Sewa Pembiayaan
1. Menilai apakah klasifikasi operating lease dapat diterima.
2. Untuk mengkonversi operating lease kita memerlukan estimasi nilai sekarang
kewajiban operating lease.
3. Menghitung nilai aset sewa.
4. Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa pada laba yang dilaporkan.

Kontigensi dan Komitmen Kontijensi


Kontinjensi
Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian pontensial yang penyelesaiannya
bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan. Kerugian kontijensi disebut
kewajiabn kontijen/bersyarat merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan.
Kewajiban kontijen timbul dari perkara hukum, ancaman pengambil alihan, penagihan
piutang, klain atas garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja perhitungan
pajak, resiko yang diasuransikan sendiri dan kerugian properti akibat bencana.
Analisis Kewajiban Kontijen
Kewajiaban kontijen yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jamianan
merupakan estimasi keakuaratan analisis kita atas kewajiban tergantung pada
keakuratan estimasi tersebut, yang sering kali didasarkan pada pengalaman masa lalu
perusahaan atau harapan dimasa depan. Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi:
 Deskripsi kewajiaban kontijen dan tingkat resiko,
 Jumlah kontijensi pontesial dan bagaimana partisipasi pihak lain di perlakukan
dalam penentuan resiko,
 Pembebanan estimasi kerugian kontijen, jika ada.
Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan
kinerja di masa depan sesuai kontrak komitmen tidak di akui dalam laporan keuangan
karena peristiwa seperti ini di panadang kontak atau penerbit pesanan pembelian bukan
merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen memerlukan pengungkapan
faktor-faktor penting atas kewajiban komitmen termasuk jumlah, kondisi, dan waktu.
Analisis mengenai komitmen
a. Menganalisis komunikasi antar manajemen dan siaran pers
b. Menganalisis catatan tentang komitmen, termasuk deskripsi komitmen dan
besaran umlah risiko dan bagaimana diperlakukan dalam menilai eksposur risiko
kondisi kontrak dan waktu.
c. Memahami bias yang mungkin terjadi untuk tidak mengungkapkan komitmen.
Pembiayaan Off-Balance Sheet
Pendanaan di luar neraca (off-balence-sheet fianancing) adalah tidak tercatatnya
kewajiban pendanaan tertentu, transaksi yang memenuhi pengertian ini seperti operating
lease tidak dapat dibedaka dengan capital lease. Selain sewa terdapat rancangan
pendanaan diluar neraca lainnya muali dari yang sederhana hingga yang kompleks,
rancangan ini merupakan berbagai dari tatanan yang selalu berubah ,dimana saat
ketentuan akuntansi atas transaksi di luar pendanaan neraca di terapkan untuk
mencerminkan kewajiban diciptakan transaksi baru yang inovatif untuk menggantinya.
Contoh rancangan ini adalah purchase agreement dan trought-put agreement
dimana perusahaan sepakat untuk membeli barang dengan jumlah tertentu melalui
fasilitas pemrosesan, atau take-or-pay agreement dimana perusahaan memberikan
jaminan untuk membayar sejumlah barang diperlukan atau tidak.
Entitas bertujan Khusus
Entitas bertujuan khusus atau EBK (Special Purpose Entitas – SPE), yang
sekarang menjadi buruk citranya setelah bangkrutnya Enron telah menjadi mekanisme
pandanaan yang sah setelah lebih dari dua dekade dan menjadi dua bagian yang tak
terpisahkan dari keuangan perusahaan saat ini. Konsep SPE adalah :
1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan di kapitalisasi dengan investasi
ekuitas, beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang independen.
2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit dan
membeli aset dari atau untuk perusahaan sponsor.
3. Arus kas dari aset digunakan untuk membayar hutang dan menyediakan
pengembalian bagi investor.
Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan.
Ekuitas dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Klaim pemegang
sekuritas ekuitas umumnya berada di bawah kreditor, yang berarti klaim kreditor
dipenuhi terlebih dahulu. Analisis atas ekuitas harus mempertimbangkan pengukuran
dan pelaporan standar ekuitas pemegang saham. Analisis tersebut meliputi:
 Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.
 Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan prioritas
mereka dalam likuidasi.
 Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
 Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan lainnya atas
distribusi saldo laba.
 Menilai ketentuan dan provisi sekuritas yang dapat dikonversi, opsi saham, dan
kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.
Modal Saham
a. Pelaporan Modal Saham
Pelaporan modal saham meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal.
Alasan perubahan modal saham terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar:
 Penerbitan saham
 Konversi hutang dan saaham preferen
 Penerbitan deviden saham dan pemecahhan saham
 Penerbiatan saham dalam akuisisi merger
 Penerbitan untuk akuisisi dan waran
Sumber penurunan saham yang beredar:
 Pembelian dan penghentian saham
 Pembelian kembali saham
 Pemecahan saham terbalik
Modal disetor merupakan total pendanaan yang diterima dari pemegang saham
sebagai pembayaran modal saham. Modal disetor dibagi mejadi dua bagian yaitu
untuk modal saham nominal dan sisanya dilaporkan sebagai kelebihan modal
disetor/modal di setor atas nilai nominal saham diperoleh kembali merupakan
saham-saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan
dibayar penuh.
b. Klasifikasi Modal Saham
Modal saham (capital stock) merupakan saham yang diterbitkan kepada
pemegang ekuitas sebagai pembayaraan aset dan jasa. Saham preferen merupakan
kelompok khusus saham yang memiliki fitur yang tidak dimikili oleh saham
biasa. Ciri-ciri umum saham preferen yaitu:
 Prioritas atas distribusi deviden termasuk hak partisipasi dan deviden komulatif.
 Prioritas atas likuidasi terutama penting karena selisih antara nilai nominal dan
nilai lukuidasi saham preferen bisa besar .
 Tidak memiliki hak suara-yang dapat berubah karena perubahan hal-hal seperti
deviden yang tidak dibayarkan.
 Harga pembeli kembali biasanya untuk melindungi pemegang saham preferen
dari pembelian kembali yang terlalu awal.
Saham biasa (common stock) merupakan kelompok saham yang mencerminkan
hak kepemilikan serta memiliki resiko tinggi dan pemgembalian tinggi atas
kinerja perusahaan.
c. Analisis Modal Saham
Akun-akun dalam ekuitas pemengang saham umumnya tidak mempengaruhi
penentuan laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi
yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal dan pembatasan-
pembatsaan yang berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat mempengaruhi
hak sisa atas saham biasa, serta hak dan resiko atas pengembalian bagi investor
ekuitas.

Laba Ditahan
Laba ditahan (retained earning) merupakan modal yang dihasilkan sebuah
perusahaan. Akun saldo laba mencerminakan akumulasi laba atau rugi yang tidak
dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
a. Dividen Tunai dan Dividen Saham
Deviden tunai merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Deviden ini
merupakan deviden umum dan saat diumukan menjadi kewajiban bagi
perusahaan. Jenis deviden yang lain ialah deviden non-tunai atau deviden properti,
deviden ini terutang dalam bentuk barang atau bentuk saham perusahaan lain.
Deviden saham adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang
saham secara proposional, deviden ini menggambarkan kapitalisasi saham secara
permanen, pemegang saham menerima saldo laba ke akun modal.
b. Spin-off dan Split-off
Pembagian anak perusahaan pemegang saham dapat mengambil satu dari dua
bentuk berikut:
 Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham
sebagai deviden aset (investasi dalam anak perusahaan) dikurangi sebagai
saldo laba
 Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki oleh para
pemegang saham ,aset (investasi anak perusahaan) dikurangi dan saham yang
diterima daripemegang saham di perlakukan sebagian saham yang di tarik
kembali.
Nilai Buku Per Saham
Nilai buku per saham merupakan jumlah per lembar saham yang dihasilkan dari
likuidasi perusahaan pada jumlah yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan. Nilai
ini juga merupakan jumlah rupiah yang menjadi milik tiap-tiap lembar saham dalam
modal perusahaan. Aplikasi penilaian nilai buku per saham yaitu nilai buku, analisis
perusahaan yang terdiri dari aset likuid, serta analisis obligasi dan saham preferen. Cara
sederhana untuk menghitung nilai buku adalah menjumlahkan akun-akun ekuitas saham
biasa dan menguranginya dengan klaim yang didahulukan yang tidak tercermin dalam
neraca
Liabilitas Diujung Ekuitas
a. Utang konversi (Convertible Debt) merupakan obligasi yang dapat ditukar
menjadi saham.
b. Saham preferen yang dapat ditebus (Redeemable Preferred Stock) merupakan
jenis saham preferen yang harus dibayar pada tanggal/jangka waktu tertentu.
c. Saham minoritas (Minority Interest) merupakan bagian saham yang dimiliki oleh
emegang saham minoritas (kurang dari 50%)
Pelaporan Ekuitas Pemegang Saham Menurut IFRS
Tiga kategori ekuitas pemegang saham yaitu modal yang diterbitkan, cadangan, dan
akumulasi keuntungan/kerugian (saldo laba).

AKTIVA LANCAR
Aset lancar termasuk uang tunai dan aset lain yang dapat dikonversi menjadi uang
tunai, biasanya dalam siklus operasi perusahaan. Siklus operasi, adalah jumlah waktu
dari komitmen tunai untuk pembelian sampai pengumpulan uang tunai yang dihasilkan
dari penjualan barang atau jasa, yang merupakan proses di mana perusahaan mengubah
uang tunai menjadi aset jangka pendek dan kembali menjadi uang tunai sebagai bagian
dari kegiatan operasi yang sedang berlangsung. Untuk perusahaan manufaktur, ini akan
memerlukan pembelian bahan baku, mengubahnya menjadi barang jadi, dan kemudian
menjual dan mengumpulkan uang tunai dari piutang. Uang tunai merupakan titik awal,
dan titik akhir, dari siklus operasi. Siklus operasi digunakan untuk mengklasifikasikan
aset (dan liabilitas) sebagai lancar atau tidak lancar. Aset lancar diharapkan untuk dijual,
dikumpulkan, atau digunakan dalam satu tahun atau siklus operasi, mana yang lebih
lama.
Kelebihan aktiva lancar dibandingkan kewajiban lancar disebut modal kerja.
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk beroperasi secara efektif, namun modal
kerja mahal karena harus dibiayai dan dapat menyebabkan biaya operasi lainnya, seperti
kerugian kredit pada piutang dan penyimpanan dan biaya logistik untuk persediaan.
Banyak perusahaan berusaha untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas dengan
mengurangi investasi dalam aset lancar melalui metode seperti penjaminan kredit yang
efektif dan pengumpulan piutang, dan manajemen persediaan tepat waktu. Selain itu,
perusahaan-perusahaan mencoba untuk membiayai pengalihan aset lancar mereka
melalui kewajiban lancar, seperti jumlah yang dapat dibayarkan dan akrual,
dalammenghapuskapitalpekerjaan pengerjaan. Karena dampak aset lancar (dan
kewajiban lancar) terhadap likuiditas dan profitabilitas, analisis aset lancar (dan
kewajiban lancar) sangat penting dalam analisis kredit dan analisis profitabilitas.
Kas dan Ekuivalen Kas
Uang tunai, aset paling likuid, termasuk mata uang yang tersedia dan dana
pada setoran. Setara kas sangat likuid, investasi jangka pendek yang siap dikonversi
menjadi uang tunai dan mendekati jatuh tempo sehingga memiliki risiko minimal
perubahan harga karena pergerakan suku bunga. Investasi ini biasanya memiliki jangka
waktu tiga bulan atau kurang. Contoh-contoh ekuivalen tunai adalah uang kertas jangka
pendek, surat berharga, dan dana pasar uang. Setara kas sering berfungsi sebagai
repositori sementara dari kelebihan uang tunai.
Konsep likuiditas penting dalam analisis laporan keuangan. Likuiditas
memberikan fleksibilitas untuk mengambil keuntungan dari perubahan kondisi pasar
dan untuk bereaksi terhadap tindakan strategis oleh pesaing. Likuiditas juga berkaitan
dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.
Banyak perusahaan dengan neraca yang kuat masih dapat mengalami kesulitan serius
karena likuiditas. Perusahaan sangat berbeda dalam jumlah aset likuid yang mereka
bawa di neraca mereka.
Selain memeriksa jumlah aset likuid yang tersedia untuk perusahaan, analis juga
harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Berapa setara kas yang diinvestasikan dalam sekuritas ekuitas, perusahaan berisiko
mengurangi likuiditas jika nilai pasar dari investasi tersebut menurun.
2. Kas dan setara kas kadang-kadang diperlukan untuk dipertahankan sebagai
kompensasi saldo untuk mendukung pengaturan pinjaman yang ada atau sebagai
jaminan atas hutang.

Piutang
Piutang adalah jumlah yang timbul dari penjualan produk atau layanan, atau dari
uang muka (pinjaman uang) ke perusahaan lain. Piutang usaha mengacu pada sejumlah
nilai yang disebabkan oleh penjualan produk dan layanan ke pelanggan. Wesel tagih
mengacu pada janji tertulis resmi atas hutang. Piutang lain tertentu seringkali
memerlukan pengungkapan terpisah berdasarkan sumber, termasuk piutang dari
perusahaan terafiliasi, pejabat perusahaan, direktur perusahaan, dan karyawan.
Perusahaan dapat membuat piutang tanpa penagihan formal dari debitur. Piutang yang
diklasifikasikan sebagai aset lancar diharapkan dapat ditagih dalam satu tahun atau
dalam siklus operasi, mana yang lebih lama.

Penilaian Piutang
Perusahaan melaporkan piutang pada nilai realisasi bersihnya — jumlah total
piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Manajemen memperkirakan
penyisihan untuk tidak tertagih berdasarkan pengalaman, nasib pelanggan, ekspektasi
ekonomi dan industri, dan kebijakan penagihan. Akun yang tidak dapat ditagih
dihapuskan dari penyisihannya (sering dilaporkan sebagai pengurang piutang di neraca),
dan kerugian yang diperkirakan termasuk dalam biaya operasi saat ini.

Analisis Piutang
Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam analisis piutang, yaitu:
1. Risiko Penagihan.
Informasi lengkap untuk menilai risiko penagihan untuk piutang biasanya tidak
termasuk dalam laporan keuangan. Informasi yang berguna harus diperoleh dari
sumber lain atau dari perusahaan. Alat analisis untuk menyelidiki kolektibilitas
meliputi: Membandingkan piutang pesaing sebagai persentase penjualan dengan
yang ada di perusahaan yang dianalisis. Meneliti konsentrasi pelanggan — risiko
meningkat ketika piutang terkonsentrasi pada satu atau beberapa pelanggan.
Komputasi dan investigasi tren dalam periode pengumpulan rata-rata piutang
dibandingkan dengan persyaratan kredit yang lazim untuk industri. Menentukan
bagian piutang yang merupakan pembaruan dari akun sebelumnya atau catatan
piutang.

Keaslian Piutang
Deskripsi piutang dalam laporan keuangan atau catatan biasanya tidak cukup
untuk memberikan petunjuk yang dapat diandalkan, apakah piutang tersebut asli, jatuh
tempo, dan dapat ditegakkan. Pengetahuan tentang praktik industri dan sumber
informasi tambahan digunakan untuk jaminan tambahan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi keaslian adalah hak pengembalian barang dagangan. Pelanggan di
industri tertentu, seperti majalah, buku teks, atau industri mainan, menikmati hak
pengembalian barang yang substansial. Analisis kami harus memungkinkan hak
pengembalian. Hak pengembalian liberal dapat mengganggu kualitas piutang. Piutang
juga tergantung pada berbagai kemungkinan. Analisis dapat mengungkapkan apakah
kontinjensi merusak nilai piutang.

Sekuritisasi Piutang.
Masalah analisis penting lainnya muncul ketika perusahaan menjual semua
atau sebagian dari piutang kepada pihak ketiga yang, biasanya, membiayai penjualan
dengan menjual obligasi ke pasar modal. Pengumpulan piutang tersebut menyediakan
sumber untuk hasil pada obligasi. Praktik semacam itu disebut sekuritisasi. (Penjualan
piutang kepada bank atau perusahaan keuangan komersial disebut anjak piutang.)
Piutang dapat dijual dengan atau tanpa jaminan kepada pembeli (jaminan mengacu pada
jaminan kolektibilitas). Penjualan piutang dengan jaminan tidak secara efektif
mengalihkan risiko kepemilikan piutang dari penjual.
Piutang dapat disimpan di luar neraca hanya ketika perusahaan yang menjual
piutangnya menyerahkan semua kendali atas piutang kepada pembeli independen yang
memiliki kekuatan finansial yang memadai. Ini berarti selama pembeli memiliki jenis
jalan lain atau perusahaan penjual memiliki tingkat bunga tetap dalam piutang,
perusahaan yang menjual piutang harus terus mencatat aset dan kewajiban kompensasi
untuk jumlah yang dijual. Sekuritisasi piutang seringkali dilakukan dengan membentuk
entitas tujuan khusus (SPE), seperti kepercayaan untuk membeli piutang dari
perusahaan dan membiayai pembelian melalui penjualan obligasi ke pasar.

Biaya dibayar di muka


Merupakan pembayaran di muka untuk layanan atau barang yang belum
diterima. Contohnya adalah pembayaran uang muka untuk sewa, asuransi, utilitas, dan
pajak properti. Biaya dibayar di muka biasanya diklasifikasikan dalam aset lancar
karena mencerminkan layanan yang seharusnya akan membutuhkan penggunaan aset
lancar.

PERSEDIAAN
Akuntansi Persediaan dan Penilaian
Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual sebagai bagian dari operasi
bisnis normal perusahaan. Pentingnya metode penetapan biaya untuk penilaian
persediaan adalah karena pengaruhnya terhadap laba bersih dan penilaian aset. Metode
penetapan harga persediaan digunakan untuk mengalokasikan harga pokok barang
tersedia untuk dijual (persediaan awal ditambah pembelian bersih) antara biaya pokok
penjualan (pengurangan pendapatan) atau persediaan akhir (aset lancar). Oleh karena
itu, menetapkan biaya pada persediaan akan mempengaruhi pendapatan dan pengukuran
aset. Persamaan persediaan berguna dalam memahami aliran persediaan.
Konsep penting dalam akuntansi persediaan adalah aliran biaya. Jika semua
persediaan yang diperoleh atau diproduksi selama periode tersebut dijual, maka COGS
sama dengan biaya barang yang dibeli atau diproduksi. Namun, ketika persediaan tetap
pada akhir periode akuntansi, penting untuk menentukan persediaan mana yang telah
dijual dan biaya mana yang tetap di neraca. GAAP memungkinkan perusahaan beberapa
opsi untuk menentukan urutan biaya dikeluarkan dari neraca dan diakui sebagai COGS
dalam laporan laba rugi.
Alur Biaya Persediaan
Pemilihan metode pencatatan persediaan yang berbeda akan menghasilkan alur
biaya persediaan yang berbeda juga, dimana metode FIFO akan mengahsilkan gross
profit tertinggi dibandingkan dnegan metode LIFO dan Average Cost.

Analisis Persediaan
Pengaruh Biaya Persediaan Terhadap Profitabilitas
Laba kotor dapat dipengaruhi oleh pilihan metode penetapan biaya persediaan
perusahaan. Dalam periode kenaikan harga, FIFO menghasilkan laba kotor lebih tinggi
daripada LIFO karena persediaan berbiaya lebih rendah dicocokkan dengan pendapatan
penjualan pada harga pasar saat ini. Ini kadang-kadang disebut sebagai laba hantu FIFO
karena laba kotor sebenarnya adalah jumlah dari dua komponen: laba ekonomi dan laba
ditahan. Keuntungan ekonomi sama dengan jumlah unit yang dijual dikalikan dengan
perbedaan antara harga penjualan dan biaya penggantian persediaan. Keuntungan
holding adalah kenaikan biaya penggantian sejak persediaan diperoleh dan sama dengan
jumlah unit yang dijual dikalikan dengan perbedaan antara biaya penggantian saat ini
dan biaya akuisisi asli. Menahan keuntungan adalah fungsi dari perputaran persediaan
(mis., Berapa lama barang tetap ada di rak) dan tingkat inflasi.

Pengaruh Biaya Persediaan pada Neraca


Dalam periode kenaikan harga, dan dengan asumsi bahwa perusahaan sebelumnya
belum melikuidasi lapisan persediaan yang lebih tua, LIFO melaporkan persediaan
akhir dengan harga yang bisa jauh lebih rendah daripada biaya penggantian. Akibatnya,
neraca untuk perusahaan LIFO tidak secara akurat mewakili investasi saat ini yang
dimiliki perusahaan dalam persediaannya.

Pengaruh Biaya Persediaan pada Arus Kas


Peningkatan laba kotor berdasarkan FIFO juga menghasilkan pendapatan
sebelum pajak lebih tinggi dan, akibatnya, kewajiban pajak lebih tinggi. Dalam periode
kenaikan harga, perusahaan dapat terperangkap dalam arus kas karena mereka
membayar pajak yang lebih tinggi dan harus mengganti persediaan yang dijual dengan
biaya penggantian yang lebih tinggi dari biaya pembelian asli. Hal ini dapat
menyebabkan masalah likuiditas, masalah yang sangat akut pada periode inflasi tinggi
tahun 1970-an. Salah satu alasan yang sering dikutip untuk penerapan LIFO adalah
pengurangan kewajiban pajak dalam periode kenaikan harga. IRS mensyaratkan bahwa
perusahaan yang menggunakan biaya inventaris LIFO untuk keperluan pajak juga
menggunakannya untuk pelaporan keuangan. Perusahaan yang menggunakan penetapan
biaya persediaan LIFO diharuskan untuk mengungkapkan jumlah di mana persediaan
akan dilaporkan seandainya perusahaan menggunakan penetapan biaya persediaan
FIFO. Perbedaan antara kedua jumlah ini disebut cadangan LIFO. Analis dapat
menggunakan cadangan ini untuk menghitung jumlah arus kas yang telah dipengaruhi
baik secara kumulatif dan untuk periode saat ini dengan menggunakan LIFO

Masalah Lain dalam Penilaian Persediaan


Likuidasi LIFO
Perusahaan diharuskan mempertahankan setiap tingkat biaya sebagai kumpulan
persediaan terpisah. Ketika pengurangan jumlah persediaan terjadi, yang dapat terjadi
ketika perusahaan menjadi lebih ramping atau berhemat, perusahaan masuk ke lapisan
biaya sebelumnya untuk mencocokkan dengan harga jual saat ini. Untuk penetapan
biaya persediaan FIFO, ini tidak menimbulkan masalah yang signifikan karena
persediaan akhir dilaporkan pada biaya yang baru diperoleh dan lapisan biaya
sebelumnya tidak berbeda secara signifikan dari biaya saat ini. Namun untuk persediaan
LIFO, persediaan akhir dapat dilaporkan dengan biaya yang jauh lebih lama yang
mungkin jauh lebih rendah atau lebih tinggi dari biaya saat ini.
Dalam periode kenaikan harga, pengurangan jumlah inventaris ini, yang dikenal
sebagai likuidasi LIFO, menghasilkan peningkatan laba kotor yang mirip dengan efek
penetapan biaya persediaan FIFO. Namun, dalam periode penurunan harga,
pengurangan jumlah persediaan dapat menyebabkan penurunan laba kotor yang
dilaporkan karena persediaan berbiaya lebih tinggi dicocokkan dengan penjualan saat
ini.

Analisis Penyajian Kembali LIFO ke FIFO.


Dalam metode LIFO nilai persediaan akan dicatat lebih rendah ketika harga naik.
Akibatnya, LIFO mengecilkan kemampuan membayar hutang perusahaan (sebagaimana
diukur, misalnya, dengan rasio saat ini), dan melebih-lebihkan perputaran persediaan.
Untuk mengatasi ini dapat menggunakan teknik analitis untuk menyesuaikan pernyataan
LIFO untuk memperkirakan situasi pro forma dengan asumsi FIFO. Penyesuaian neraca
ini dimungkinkan ketika perusahaan mengungkapkan jumlah dimana biaya saat ini
melebihi biaya persediaan LIFO yang dilaporkan, cadangan LIFO. Tiga penyesuaian
berikut diperlukan, yaitu :
1. Persediaan = pelaporan persediaan LIFO + Cadangan LIFO
2. Tingkatkan pajak tangguhan yang terhutang dengan: (Tarif pajak X cadangan
LIFO)
3. Retained Earning = Saldo laba Laporan laba ditahan yang dilaporkan
+Cadangan LIFO X (1-tingkat pajak )

Analisis Penyajian Kembali FIFO ke LIFO.


Keuntungan FIFO termasuk holding holding pada persediaan awal. Keuntungan
ini sebagai persediaan awal (BIFIFO) dikalikan dengan tingkat inflasi untuk jalur
persediaan tertentu yang dilakukan oleh perusahaan (nilai ini adalah r). Faktor inflasi
ini, r, bukan tingkat inflasi umum seperti CPI atau indeks harga produsen. Ini adalah
indeks inflasi yang berkaitan dengan jalur inventaris spesifik yang dilakukan oleh
perusahaan. Sejauh perusahaan membawa sejumlah lini produk, secara teori, masing-
masing harus diestimasi secara terpisah.

Biaya Persediaan untuk Perusahaan Manufaktur dan Pengaruh Peningkatan


Produksi
Biaya persediaan untuk manufaktur terdiri dari tiga komponen, yaitu:
1. Bahan baku — biaya bahan dasar yang digunakan untuk memproduksi produk.
2. Tenaga kerja — biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengubah
produk ke kondisi akhir.
3. Overhead — biaya tidak langsung yang dikeluarkan dalam proses manufaktur, seperti
depresiasi peralatan manufaktur, upah pengawasan, dan utilitas.
Analis juga perlu memahami pengaruh tingkat produksi terhadap profitabilitas.
Overhead dialokasikan untuk semua unit yang diproduksi. Alih-alih membebankan
biaya-biaya ini sebagai beban periode, biaya-biaya tersebut dimasukkan dalam biaya
persediaan dan tetap di neraca hingga persediaan terjual, yang pada saat itu tercermin
sebagai harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi. Jika peningkatan tingkat
produksi menyebabkan persediaan akhir meningkat, lebih banyak biaya overhead tetap
di neraca dan profitabilitas meningkat. Kemudian, jika jumlah persediaan menurun,
laporan laba rugi tidak hanya dibebani biaya overhead saat ini, tetapi juga biaya
overhead sebelumnya yang telah dihapus dari persediaan pada tahun berjalan, sehingga
menurunkan laba. Oleh karena itu, para analis perlu mewaspadai dampak perubahan
tingkat produksi terhadap laba yang dilaporkan.

Lower of Cost or Market


Prinsip penilaian persediaan yang diterima secara umum adalah menilai pada
biaya yang lebih rendah atau pasar. Aturan pasar berbiaya rendah atau pasar
menyiratkan bahwa jika inventaris menurun nilainya di bawah biayanya karena alasan
apa pun, termasuk keusangan, kerusakan, dan perubahan harga, maka inventaris dicatat
untuk mencerminkan kerugian ini. Penghapusan ini dibebankan secara efektif terhadap
pendapatan pada periode terjadinya kerugian. Karena penghapusan dari biaya ke pasar
dilarang (kecuali untuk pemulihan kerugian hingga biaya awal), persediaan dinilai
secara konservatif.
Pasar didefinisikan sebagai biaya penggantian saat ini melalui pembelian atau
reproduksi. Namun, nilai pasar tidak boleh lebih tinggi dari nilai realisasi bersih atau
kurang dari nilai realisasi bersih dikurangi dengan margin laba normal. Batas atas nilai
pasar, atau nilai realisasi bersih, mencerminkan biaya penyelesaian dan pembuangan
yang terkait dengan penjualan item. Batas bawah memastikan bahwa jika persediaan
dituliskan dari biaya ke pasar, itu dituliskan ke angka yang mencakup realisasi laba
kotor normal pada penjualan berikutnya. Biaya didefinisikan sebagai biaya perolehan
persediaan. Ini dihitung menggunakan salah satu metode penetapan biaya persediaan
yang diterima — misalnya, FIFO, LIFO, atau biaya rata-rata. Ketika harga naik, aturan
ini cenderung untuk meremehkan persediaan terlepas dari metode biaya yang
digunakan.
Akuntansi untuk Aset Jangka Panjang
Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai
Proses akuntansi aset jangka panjang melibatkan tiga aktivitas berbeda:
kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai.

Kapitalisasi.
Kapitalisasi berarti menempatkan aset pada neraca daripada langsung
membiayakan biaya dalam laporan laba rugi. Biaya untuk aset lunak yang
dikembangkan secara internal segera dibebankan dan tidak dicatat di neraca. GAAP
membedakan antara dua jenis biaya: biaya perangkat lunak yang dikembangkan untuk
penggunaan internal dan biaya perangkat lunak yang dikembangkan untuk dijual atau
disewakan. Biaya perangkat lunak komputer yang dikembangkan untuk penggunaan
internal harus dikapitalisasi dan diamortisasi selama masa manfaatnya. Faktor penting
yang menentukan penentuan masa manfaat perangkat lunak adalah usang. Perangkat
lunak yang dikembangkan untuk dijual atau disewakan kepada orang lain dikapitalisasi
dan diamortisasi hanya setelah telah mencapai kelayakan teknologi. Sebelum tahap
pengembangan itu, perangkat lunak dianggap R&D dan dibebankan saat terjadinya.

Alokasi.
Alokasi adalah penugasan berkala atas biaya aset untuk dibiayai selama masa
manfaat yang diharapkan (masa manfaat). Alokasi biaya disebut depresiasi ketika
diterapkan pada aset tetap berwujud, amortisasi bila diterapkan pada aset tidak
berwujud, dan penyusutan bila diterapkan pada sumber daya alam. Masing-masing
mengacu pada alokasi biaya. Nilai tercatat aset (nilai kapitalisasi dikurangi alokasi biaya
kumulatif) tidak perlu mencerminkan nilai wajar. Tiga faktor menentukan jumlah
alokasi biaya: masa manfaat, nilai sisa, dan metode alokasi.

Penurunan Nilai
Ketika arus kas yang diharapkan (tidak didiskonto) kurang dari jumlah tercatat
aset (biaya dikurangi akumulasi penyusutan), aset dianggap mengalami penurunan nilai
dan dituliskan ke nilai pasar wajarnya (jumlah diskon dari arus kas yang diharapkan).
Efeknya adalah untuk mengurangi jumlah tercatat aset pada neraca dan mengurangi
profitabilitas dengan jumlah yang serupa. Nilai wajar aset, kemudian, menjadi biaya
baru dan disusutkan selama sisa masa manfaatnya. Penurunan nilai aset dicatat ketika
ekspektasi manajer atas arus kas masuk di masa depan dari aset jatuh di bawah nilai
tercatat. Ini menghasilkan penghapusan langsung dalam keinginan untuk menyesuaikan
alokasi biaya di masa depan dengan manfaat di masa depan.

Kapitalisasi vs Pengeluaran: Laporan Keuangan dan Efek Rasio


Kapitalisasi adalah bagian penting dari akuntansi, yang mempengaruhi laporan
keuangan dan rasio.
Pengaruh Kapitalisasi pada Pendapatan
Kapitalisasi memiliki dua efek pada pendapatan. Pertama, menunda pengakuan
biaya dalam laporan laba rugi. Ini berarti kapitalisasi menghasilkan pendapatan yang
lebih tinggi pada periode akuisisi tetapi pendapatan yang lebih rendah pada periode
berikutnya dibandingkan dengan pengeluaran biaya. Kedua, kapitalisasi menghasilkan
seri pendapatan yang lebih lancar, karena ketidakstabilan yang muncul karena
pengeluaran modal seringkali “kental” —menghasilkan lonjakan dan bukannya terus-
menerus — sementara pendapatan dari pengeluaran ini diperoleh dengan mantap seiring
waktu. Sebaliknya, mengalokasikan biaya aset selama periode manfaat menghasilkan
angka pendapatan akrual yang merupakan ukuran kinerja perusahaan yang lebih stabil
dan bermakna.

Efek Kapitalisasi untuk Pengembalian Investasi


Efek Kapitalisasi pada Rasio Solvabilitas pada pengeluaran langsung biaya aset,
rasio solvabilitas, seperti utang terhadap ekuitas, mencerminkan kinerja yang lebih
buruk pada perusahaan. Ini terjadi karena pengeluaran biaya menurunkan ekuitas untuk
perusahaan dengan aset produktif. Pengaruh kapitalisasi pada Arus Kas Operasi ketika
biaya aset segera dibebankan, dilaporkan sebagai arus kas operasi keluar. Sebaliknya,
ketika biaya aset dikapitalisasi, dilaporkan sebagai arus kas investasi keluar. Ini berarti
bahwa pengeluaran langsung untuk biaya aset melebih-lebihkan arus kas operasi keluar
dan mengecilkan arus kas investasi keluar pada tahun akuisisi dibandingkan dengan
kapitalisasi biaya.
Plan Assets Dan Sumber Daya Alam
Menilai properti, pabrik, dan peralatan menggunakan biaya historis diterapkan
saat menilai properti, pabrik, dan peralatan. Penilaian biaya historis menyiratkan suatu
perusahaan pada awalnya mencatat aset pada biaya pembeliannya. Biaya ini mencakup
segala pengeluaran yang diperlukan untuk membawa aset ke kondisi dan lokasi yang
dapat digunakan atau diperbaiki seperti pengiriman, pemasangan, pajak, dan
pengaturan. Semua biaya perolehan dan persiapan dikapitalisasi dalam saldo akun aset.
Menilai Sumber Daya Alam, juga disebut wasting asset, adalah hak untuk
mengekstraksi atau mengkonsumsi sumber daya alam. Contohnya adalah hak beli untuk
mineral, kayu, gas alam, dan minyak bumi. Perusahaan melaporkan sumber daya alam
dengan biaya historis ditambah biaya penemuan, eksplorasi, dan pengembangan. Juga,
sering ada biaya besar setelah penemuan sumber daya alam yang dikapitalisasi pada
neraca, dan dibebankan hanya ketika sumber daya tersebut kemudian dihapus,
dikonsumsi, atau dijual. Perusahaan biasanya mengalokasikan biaya sumber daya alam
di atas total unit perkiraan cadangan yang tersedia.

Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi biaya pabrik dan peralatan (tanah tidak disusutkan)
selama masa manfaatnya. Meskipun ditambahkan kembali dalam laporan arus kas
sebagai biaya non kas, depresiasi tidak menyediakan dana untuk penggantian aset.

Tingkat Depresiasi
Tingkat penyusutan tergantung pada dua faktor: masa manfaat dan metode
alokasi.

Masa Manfaat
Masa manfaat aset sangat bervariasi. Asumsi mengenai masa manfaat aset
didasarkan pada kondisi ekonomi, studi teknik, pengalaman, dan informasi tentang
properti fisik dan produktif aset. Kerusakan fisik adalah faktor penting yang membatasi
masa manfaat, dan hampir semua aset tunduk padanya. Frekuensi dan kualitas
pemeliharaan bergantung pada penurunan fisik. Pemeliharaan dapat memperpanjang
masa manfaat tetapi tidak dapat memperpanjangnya tanpa batas waktu. Faktor pembatas
lainnya adalah keusangan, yang berdampak pada kehidupan yang berguna melalui
perkembangan teknologi, pola konsumsi, dan kekuatan ekonomi. Integritas penyusutan,
dan penentuan pendapatan, tergantung pada perkiraan yang cukup akurat dan revisi
yang tepat waktu dari masa manfaat. Estimasi dan revisi ini idealnya tidak dipengaruhi
oleh insentif manajemen terkait waktu pengakuan pendapatan.

Metode Alokasi.
Penyusutan sangat bervariasi tergantung pada metode yang dipilih. Dua metode
yang paling umum digunakan adalah garis lurus dan penyusutan dipercepat.
1. Metode penyusutan garis lurus, mengalokasikan biaya aset untuk masa
manfaatnya berdasarkan biaya periodik yang sama. Dasar pemikiran untuk
penyusutan garis lurus adalah asumsi bahwa kemunduran fisik terjadi secara seragam
dari waktu ke waktu. Asumsi ini kemungkinan lebih valid untuk struktur tetap seperti
bangunan daripada untuk mesin di mana pemanfaatan merupakan faktor yang lebih
penting. Penentu lain dari depresiasi, keusangan, tidak selalu berlaku secara seragam
dari waktu ke waktu. Namun dengan tidak adanya informasi tentang tingkat
kemungkinan depresiasi, metode garis lurus memiliki keunggulan kesederhanaan.
Depresiasi garis lurus secara implisit mengasumsikan bahwa depresiasi pada tahun-
tahun awal identik dengan pada tahun-tahun berikutnya ketika aset cenderung kurang
efisien dan membutuhkan peningkatan pemeliharaan. Kelemahan lain dengan
depresiasi garis lurus, dan salah satu minat khusus untuk analisis, adalah distorsi
yang dihasilkan dalam tingkat pengembalian. Yaitu, depresiasi garis lurus
menghasilkan bias yang meningkat dalam pola tingkat pengembalian aset dari waktu
ke waktu.
2. Metode penyusutan dipercepat, mengalokasikan biaya aset untuk masa
manfaatnya dengan cara yang menurun. Penggunaan metode ini didorong oleh
penerimaan mereka dalam Kode Pendapatan Internal. Semakin cepat suatu aset
dihapuskan untuk tujuan pajak, semakin besar penangguhan pajak untuk periode
mendatang dan semakin banyak dana segera tersedia untuk operasi. Dukungan
konseptual untuk metode yang dipercepat adalah pandangan bahwa penurunan biaya
penyusutan dari waktu ke waktu mengompensasi (1) peningkatan biaya pemeliharaan
dan pemeliharaan, (2) penurunan pendapatan dan efisiensi operasi, dan (3)
ketidakpastian pendapatan yang lebih tinggi pada tahun-tahun kemudian dari aset
berusia (karena usang).

Deplesi
Deplesi adalah alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat ekstraksi
atau produksi. Perbedaan antara depresiasi dan deplesi adalah bahwa depresiasi
biasanya merupakan alokasi biaya aset produktif dari waktu ke waktu, sedangkan
deplesi adalah alokasi biaya berdasarkan unit eksploitasi sumber daya alam seperti
batubara, minyak, mineral, atau kayu. Deplesi tergantung pada produksi — lebih
banyak produksi menghasilkan lebih banyak biaya deplesi.

Kerusakan
Aset tanaman dan sumber daya alam biasanya disusutkan selama masa
manfaatnya. Penyusutan didasarkan pada prinsip alokasi. Artinya, biaya aset berumur
panjang dialokasikan ke berbagai periode saat digunakan. Tujuan depresiasi adalah
penentuan pendapatan; ini adalah metode untuk menyamakan biaya aset berumur
panjang dengan pendapatan yang dihasilkan dari penggunaannya. Nilai tercatat aset
yang disusutkan (mis, biaya aset dikurangi akumulasi penyusutan) tidak dirancang
untuk mencerminkan nilai saat ini dari aset itu. Ketika jumlah yang disusutkan dari
suatu aset diperkirakan lebih tinggi dari nilai perkiraan saat ini (sering kali, nilai
pasarnya), maka jumlahnya di neraca dituliskan untuk mencerminkan nilai saat ini.
Penghapusan (atau penghapusan) semacam itu disebut penurunan nilai. Aturan
akuntansi saat ini untuk penurunan nilai aset yang berumur panjang ditentukan
berdasarkan PSAK 121 dan PSAK penerusnya 144.

Menganalisis Aset Pabrik dan Sumber Daya Alam


Aturan akuntansi untuk penurunan nilai aset jangka panjang mengharuskan
perusahaan untuk secara berkala meninjau peristiwa atau perubahan keadaan untuk
kemungkinan penurunan nilai. Namun demikian, perusahaan masih dapat menunda
pengakuan penurunan nilai di luar waktu ketika manajemen pertama kali mengetahui
adanya penurunan nilai. Dalam hal ini, penurunan selanjutnya dapat mendistorsi hasil
yang dilaporkan. Perusahaan harus memperkirakan arus kas bersih masa depan yang
diharapkan dari aset dan disposisi akhirnya. Jika arus kas bersih yang diharapkan (tidak
didiskonto) kurang dari jumlah tercatat aset, maka arus kas tersebut akan mengalami
penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai diukur sebagai kelebihan dari nilai tercatat
aset di atas nilai wajar, di mana nilai wajar adalah nilai pasar atau nilai kini dari arus kas
bersih masa depan yang diharapkan.

Menganalisis Depresiasi dan Deplesi


Perbedaan dalam metode alokasi yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan
untuk tujuan pajak akan memunculkan kemungkinan sebagai berikut: penggunaan garis
lurus untuk tujuan pelaporan keuangan dan pajak serta penggunaan garis lurus untuk
pelaporan keuangan dan metode percepatan pajak, penggunaan metode yang dipercepat
untuk pelaporan keuangan dan pajak. Ini menghasilkan depresiasi yang lebih tinggi
pada tahun-tahun awal, yang dapat diperpanjang selama bertahun-tahun dengan
perusahaan yang sedang berkembang.
Pengungkapan tentang dampak dari berbagai kemungkinan ini tidak selalu
memadai. Pengungkapan yang memadai mencakup informasi tentang biaya penyusutan
di bawah alokasi alternatif. Jika perusahaan mengungkapkan pajak tangguhan yang
timbul dari percepatan depresiasi untuk pajak, analisis kami dapat mendekati perkiraan
penyusutan karena percepatan dengan membagi jumlah pajak tangguhan dengan tarif
pajak saat ini.

Menganalisis Penurunan Nilai


Tiga masalah analisis yang timbul karena penurunan nilai adalah: (1)
mengevaluasi ketepatan jumlah penurunan nilai, (2) mengevaluasi kesesuaian waktu
penurunan nilai, dan (3) menganalisis pengaruh penurunan nilai terhadap pendapatan.
Penting untuk dicatat apakah perusahaan melakukan penghapusbukuan tepat waktu atau
menunda penghapusbukuan.

Aset tidak berwujud


Merupakan hak, hak istimewa, dan manfaat dari kepemilikan atau kendali. Dua
karakteristik umum dari tidak berwujud adalah ketidakpastian yang tinggi akan manfaat
masa depan dan kurangnya keberadaan fisik. Aset tidak berwujud sering (1) tidak dapat
dipisahkan dari perusahaan atau segmennya, (2) memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas, dan (3) mengalami perubahan penilaian yang besar berdasarkan keadaan
kompetitif.
Biaya historis adalah aturan penilaian untuk barang tidak berwujud yang dibeli.
Namun, ada perbedaan penting antara akuntansi untuk aset berwujud dan tidak
berwujud. Yaitu, jika sebuah perusahaan menggunakan bahan dan tenaga kerja dalam
membangun aset berwujud, itu mengkapitalisasi biaya-biaya ini dan mendepresiasinya
selama periode manfaat. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan mengeluarkan uang untuk
mengiklankan suatu produk atau melatih tenaga penjualan — menciptakan intangible
yang dihasilkan secara internal — biasanya tidak dapat memanfaatkan biaya ini bahkan
ketika manfaat untuk periode mendatang mungkin terjadi. Hanya barang tak berwujud
yang dibeli dicatat di neraca. Perlakuan akuntansi ini disebabkan oleh konservatisme —
mungkin karena meningkatnya ketidakpastian dalam merealisasikan manfaat tidak
berwujud seperti iklan dan pelatihan berhadapan dengan manfaat aset berwujud seperti
bangunan dan peralatan.

Akuntansi untuk benda tak berwujud


Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi
Aset tak berwujud yang dapat diidentifikasi adalah aset tidak berwujud yang
diidentifikasi secara terpisah dan dihubungkan dengan hak atau hak istimewa tertentu
yang memiliki periode manfaat terbatas. Contohnya adalah paten, merek dagang, hak
cipta, dan waralaba. Perusahaan mencatatnya dengan biaya perolehan dan diamortisasi
selama periode manfaatnya.
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi
Aset tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi adalah aset yang
dikembangkan secara internal atau dibeli tetapi tidak dapat diidentifikasi dan seringkali
memiliki periode manfaat yang tidak terbatas. Contohnya adalah goodwill. Ketika satu
perusahaan mengakuisisi perusahaan atau segmen lain, ia perlu mengalokasikan jumlah
yang dibayarkan untuk semua aset yang dapat diidentifikasi (termasuk aset tidak
berwujud yang dapat diidentifikasi) dan kewajiban sesuai dengan nilai pasar wajarnya.
Kelebihan yang tersisa setelah alokasi ini dialokasikan ke aset tidak berwujud yang
dapat diidentifikasi yang disebut goodwill. Goodwill dapat menjadi aset yang cukup
besar, tetapi hanya dicatat pada saat pembelian entitas atau segmen lain (goodwill yang
dikembangkan secara internal tidak dicatat di neraca.
Amortisasi Aset Tidak Berwujud
Ketika biaya dikapitalisasi untuk aset berwujud dan tidak berwujud yang dapat
diidentifikasi, biaya tersebut harus kemudian diamortisasi selama periode manfaat untuk
aset ini. Lamanya periode manfaat tergantung pada jenis tidak berwujud, kondisi
permintaan, keadaan kompetitif, dan segala batasan hukum, kontrak, peraturan, atau
ekonomi lainnya. Misalnya, paten adalah hak eksklusif yang disampaikan oleh
pemerintah kepada penemu untuk jangka waktu tertentu. Demikian pula, hak cipta dan
merek dagang memberikan hak eksklusif untuk periode tertentu. Sewa guna usaha dan
peningkatan prasarana merupakan manfaat dari hunian yang secara kontrak ditentukan
oleh sewa.
Analisis Aset Tak Berwujud
Banyak analis menghubungkan benda tak berwujud dengan risiko. Aset tak
berwujud sering kali merupakan salah satu aset yang lebih berharga yang dimiliki
perusahaan, dan mereka dapat dinilai secara serius. Dalam menganalisis aset tak
berwujud, kita harus siap untuk membentuk estimasi kita sendiri mengenai penilaian
mereka. Harus diingat bahwa goodwill tidak memerlukan amortisasi dan bahwa auditor
mengalami kesulitan dengan aset tidak berwujud, terutama goodwill, karena sulit untuk
menilai nilai berkelanjutan dari aset tak berwujud yang tidak diamortisasi. Disposisi,
atau penghapusan, goodwill sering diatur oleh manajemen untuk periode ketika
memiliki dampak paling kecil pada pasar.
Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tidak Tercatat
Kategori penting lain dari aset tidak tercatat terkait dengan elemen layanan atau
ide. Contohnya adalah program televisi yang dilakukan dengan biaya diamortisasi (atau
tidak sama sekali) tetapi terus menghasilkan jutaan dolar dalam biaya lisensi (seperti
Seinfeld, Star Trek) dan obat-obatan saat ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
dikembangkan tetapi biayanya dihapuskan bertahun-tahun sebelumnya. Contoh lain
adalah merek yang dikembangkan (nama dagang) seperti Coca-Cola, McDonald, Nike,
dan Kleenex.
REFERENSI

Foster, George. 1986. Financial Statement Analysis. New Jersey: Prentice Hall Inc.

K. R. Subramanyam (2014). Financial Statement Analysis. New York: Mc Graw Hill


Education.
CRITICAL RIVIEW JURNAL INTERNASIONAL

Judul Artikel : Price Earnings Multiple as an Investment Assessment Tool in


Analyzing Stock Market Performance of Selected Universal Banks in
the Philippines
Penulis : Antonio J. Dayag dan Fernando Trinidad
Jurnal : International Journal of Research in Business and Social Science
(2019)
Volume : Vol 8(4), Pp 17 - 33

 Aspek Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being) dan
Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang
hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari
tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
1. Latar Belakang
Teknik evaluasi bisnis diperlukan karena nilai perusahaan berubah dari waktu ke waktu
tergantung pada beberapa aspek - aspek berikut: Adanya harga bebas yang mengarah pada
perubahan informasi internal yang tersedia bagi manajemen perusahaan yang bertanggung
jawab untuk membuat keputusan ekonomi, Fluktuasi rasio pertukaran yang berarti perubahan
nilai semua barang yang disediakan dan berlaku, Nilai total perusahaan manajemen internal
setiap perusahaan dalam hal penyusutan dan kebijakan akuntansi dapat menyebabkan perubahan
nilai perusahaan, Pengalaman CEO dalam hal motivasi staf, kompetensi karyawan, strategi yang
diterapkan, struktur manajemen perusahaan, ukuran dan kualitas aset yang dimiliki dan
digunakan. Hal ini membuat penilaian menjadi upaya yang sangat kompleks.
Bank universal memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi karena selain dari
layanan simpanan dan pinjaman yang diberikan, layanan keuangan lainnya memungkinkan
bisnis dan industri untuk tumbuh. Akibatnya, kepercayaan dan kepercayaan investor pada bank
universal lebih tinggi, dibandingkan dengan bank investasi pada umumnya. Di Filipina, bank
komersial diklasifikasikan sebagai bank universal, dan menempati sebagian besar (sekitar 90%)
sumber daya sistem perbankan Negara.
Semua asset baik finansial atau riil dapat dinilai, tetapi kompleksitas dan detail penilaian
akan bervariasi dari kasus ke kasus. Beberapa analis menggunakan model arus kas diskonto
untuk menilai saham, sementara yang lain menggunakan kelipatan harga seperti rasio harga
pendapatan dan harga nilai buku. Analis teknis percaya bahwa harga didorong oleh psikologi
investor dan variabel keuangan yang mendasarinya. Penelitian ini berfokus pada variabel
keuangan dan ekonomi makro yang mendorong penilaian rasio harga pendapatan (PER) sebagai
alat investasi yang penting. PER banyak digunakan dalam analisis fundamental perusahaan yang
terdaftar dan tidak terdaftar dalam upaya penilaian ekuitas. Penelitian ini secara bergantian
menggunakan istilah PER dan P/E Multiple yang berarti satu dan hal yang sama.
PER menunjukkan seberapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap unit mata
uang dari pendapatan perusahaan. Ini juga mencerminkan kepercayaan dan sentimen investor
tentang kinerja masa depan perusahaan dan memengaruhi keputusan investasi. PER digunakan
dalam valuasi yang terkait dengan bursa perusahaan. Metode PER memungkinkan spekulan
membuat ramalan tentang seperti apa pameran perusahaan di masa depan. Dalam kapasitas
tersebut, PER adalah salah satu proporsi yang digunakan dalam strategi penilaian relatif untuk
memutuskan apakah perusahaan tertentu bertukar lebih tinggi atau lebih rendah dari perusahaan
sejenis.
2. Teori yang Digunakan
a) Hipotesis Pasar Efisien
PER dihitung sebagai rasio harga pasar saham atas laba per saham. Salah satu teori yang
dilandasi oleh penelitian ini adalah hipotesis pasar efisien, yang dianggap sebagai salah satu
landasan penetapan harga aset modern selama 50 tahun terakhir. Salah satu asumsi terpenting
dari hipotesis ini adalah bahwa tidak ada investor yang dapat memperoleh pengembalian luar
biasa menggunakan informasi apa pun. Harga sekuritas sepenuhnya mencerminkan semua
informasi yang ada di pasar oleh karena itu, tidak ada investor yang memperoleh pengembalian
yang dibedakan. Hipotesis pasar yang efisien menjelaskan karakteristik penting dari pasar
saham yaitu:
a. Harga saham kurang lebih selaras dengan nilai intrinsik karena investor yang
diinformasikan adalah penentu harga pasar dan batasannya.
b. Batasan harga saham baik di batas bawah maupun batas atas nilai intrinsik menjadi lebih
luas bila ada ketidakpastian dalam penilaian saham.
c. Ketika tidak ada informasi baru tentang perusahaan yang terungkap, harga saham bisa
sangat tidak stabil tetapi dalam batas-batas yang ditetapkan oleh investor yang memiliki
informasi.
d. Penyimpangan harga di luar batas yang ditetapkan oleh investor yang terinformasi dengan
menggunakan penilaian intrinsik hanya terjadi dalam situasi yang jarang terjadi.
b) Model Diskon Deviden
Model diskon dividen adalah teori penilaian yang melihat tingkat pertumbuhan sebagai
penentu penting dari harga saham. Ini adalah model penilaian tertua dalam praktiknya, dan
prinsip yang mendasarinya adalah bahwa ketika investor membeli saham dalam pencatatan
publik, arus kas dari dividen selama periode holding dan harga yang diantisipasi pada akhir
periode holding diharapkan.
c) Efek Molodovsky
The Modolovsky Effect diperkenalkan pada tahun 1953 oleh Nicholas Molodovsky dalam
sebuah artikel berjudul "A Theory of Price Earnings Ratios". Dalam Penjelasan pada penelitian
tersebut, Molodovsky menemukan bahwa rasio P/E seringkali jauh lebih tinggi selama titik-titik
tertekan dari siklus bisnis dibandingkan ketika pendapatan lebih tinggi selama siklus bisnis
puncak.

 Aspek Epistimologi
Penelitian tersebut menggunakan Data Sekunder. Data tentang variabel spesifik
perusahaan dihasilkan dari Laporan Tahunan bank universal terpilih. Website PSE
merupakan sumber informasi harga pasar per saham dan laba bersih per saham untuk
menentukan rasio P/E. Untuk faktor ekonomi makro, data dikumpulkan dari database
Otoritas Statistik Filipina (PSA) kompilasi dari ukuran produk domestik bruto, tingkat
inflasi, dan tingkat bunga tahunan. Metode Analisis Data pada penelitian tersebut yaitu:
a. Statistik deskriptif. Karakterisasi masing-masing variabel ditentukan
menggunakan mean dan standar deviasi. Selain itu, analisis korelasi PER
perusahaan dan value driver, korelasi Pearson R dihitung untuk mengetahui
keterkaitan antar variabel seperti faktor makroekonomi, indeks pasar saham, dan
variabel spesifik perusahaan.
b. Regresi Berganda. Mempertimbangkan individu (bank) dan spesifikasi waktu
(periode delapan tahun 2010-2017), analisis regresi berganda digunakan dalam
menentukan dampak variabel independen, dan mengembangkan model yang
relevan dengan memanfaatkan driver nilai yang teridentifikasi. Regresi Berganda
yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yit = αi + 1Xi1 + 2Xi2 +3Xi3 + …. itXit

Keterangan.
Yit : variabel hasil (atau variabel terikat) untuk kasus tertentu
βn : Koefisien regresi
Xit : Prediktor regresi atau variabel independen
αi : Intersep atau konstanta.
Sebelum melakukan analisis regresi, berbagai pengujian dilakukan untuk memenuhi
asumsi dalam pendekatan ini. Asumsi tersebut meliputi normalitas distribusi, linieritas,
adanya kemungkinan outlier. Uji Goodness-of-fit Kolmogorov Smirnov dilakukan untuk
memeriksa apakah sampel mematuhi distribusi normal dan distribusi seragam rasio P/E.
 Aspek Aksiologi
Aspek ini dikenal dengan teori nilai yaitu cabang ilmu filsafat yang mempelajari
nilai – nilai (value) yang diinginkan setelah fasa Epistemologi dan Ontologi telah
terpenuhi.
Hasil Penelitian pada penelitian tersebut yaitu:
1. Hasil Penelitian
Penelitian tersebut menegaskan bahwa pendorong nilai bergantung pada kinerja
jangka pendek dan jangka panjang. Lebih lanjut, Penelitian ini mengkonfirmasi temuan
lain bahwa variabel makroekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap PER dan
untuk penelitian selanjutnya, direkomendasikan variabel makroekonomi lain yang
secara statistik signifikan untuk PER ditemukan. Selain itu, Penelitian tersebut
memberikan hasil yang sama dengan penelitian lain bahwa ROE berdampak negatif
pada PER dan merupakan salah satu implikasi utama dari penelitian ini. Hubungan
terbalik antara ROE dan PER dijelaskan oleh efek pembalikan. ROE yang meningkat
adalah indikator yang kuat dari manajemen ekuitas yang efisien karena pengembalian
yang lebih tinggi berarti setiap unit ekuitas menghasilkan pendapatan, dan ini akan
tampak menguntungkan bagi investor. Di sisi lain, seperti yang tersirat dari hasil
Penelitian tersebut, peningkatan ROE dapat menandakan penurunan rasio P/E, yang
pada dasarnya mencerminkan bagaimana investor menurunkan harga yang bersedia
mereka bayarkan untuk setiap saham bank.
Penilaian pasar berkembang itu kompleks dan penerapan penilaian bergantung pada
informasi yang tersedia. Ada kebutuhan untuk membuat beberapa asumsi
makroekonomi yang konsisten yang bergantung pada jenis industri. Karakteristik
berbeda yang membedakan pasar negara berkembang dan pasar maju adalah, pasar
negara maju memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Bank universal rumit untuk
dinilai karena entitas ini terlibat dalam berbagai aktivitas. Bank-bank ini memiliki
banyak sumber daya penghasil pendapatan dalam bentuk pendapatan bunga, dan hal ini
pada akhirnya akan mempengaruhi fundamental perusahaan. Keragaman dan siklus
bank universal membuat penilaian menjadi upaya yang sensitif. Penggunaan kelipatan
PER juga dapat menunjukkan kekurangan, dan pengembangan model PER yang
dirancang dengan cermat dapat membantu memberikan wawasan tentang perusahaan
dan rekan - rekannya.
2. Manfaat Bagi Masyarakat
Manfaat Bagi Masyarakat terkait penelitian tersebut digambarkan dengan Investor.
Berdasarkan penjelasan dan Hasil Penelitian tersebut Peningkatan ROE mungkin tidak
begitu menarik bagi investor. Manajer dapat menafsirkan peningkatan ROE sebagai
cerminan dari seberapa baik bisnis tersebut dikelola, tetapi dalam sudut pandang
investor, ini mungkin tidak terjadi. Dalam konteks ini, ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan oleh bank. Pertama, ketika ROE berada dalam tren meningkat, bank dapat
mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga EPS akan menurun, dan rasio P/E
akan naik, dengan asumsi harga pasar saham berfluktuasi sangat kecil. Kedua, ketika
ROE meningkat, bank dapat memperkenalkan langkah-langkah yang akan
meningkatkan nilainya.
CRITICAL RIVIEW JURNAL NASIONAL

Judul : PENGARUH LABA AKUNTANSI, KOMPONEN ARUS KAS,


DAN DIVIDEND YIELD TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014)
Penulis : Yogie Rahmanda Putra dan Mimin Widaningsih
Publikasi : Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol : 4 No : (2) Hal : 108-
120
Tahun : 2016

 Aspek Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being) dan
Logos berarti pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang
hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari
tentang “yang ada” atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Latar Belakang
Investor harus memiliki informasi guna mendapatkan penilaian terhadap risiko yang ada
dalam investasinya dan juga menganalisis return yang akan didapatnya. Informasi yang harus
dimiliki investor salah satunya adalah informasi tentang keadaan umum ekonomi dan hasil
sekuritasnya, hal ini bisa diperoleh dari jurnal, majalah ekonomi atau pun bsnis ekonomi.
Investor juga harus mengetahui informasi mengenai keuangan yang tentunya diperoleh dari
laporan keuangan. Laporan keuangan diperoleh dari hasil akhir dari proses akuntansi dan ini
memang dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi guna memperkirakan prospek
pertumbuhan perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel yang meliputi arus kas yang
terdiri dari arus kas operasional, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan; laba akuntansi dan
dividen yield dalam return saham. Sinyal berupa good news atas informasi yang diperoleh
investor dari laporan keuangan akan meningkatkan penilaian investor sebagai salah satu
pengguna laporan keuangan terhadap kinerja perusahaan. Robert Ang (1997) menyatakan
bahwa setiap investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan utama
untuk mendapatkan keuntungan yang disebut return. Penelitian ini memfokuskan pada sisi
fundamental perusahaan yakni kinerja keuangan yang tercermin dari analisis laporan keuangan
dan dinilai dapat mempengaruhi return saham.
 Aspek Epistimologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, yaitu episteme (pengetahuan) dan logos
(ilmu/pembicaraan/kata). Jadi, epistemologi merupakan cabang filsafat dimana
berkaitan dengan asal, sifat, karakter, serta jenis pengetahuan. Secara sederhana,
epistemologi adalah teori tentang pengetahuan. Epistemologi juga adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari secara kritis, normatif, dan evaluatif mengenai proses
bagaimana pengetahuan diperoleh oleh manusia.

Objek dalam penelitian ini adalah laba akuntansi, komponen arus kas, dan dividend
yield yang diproyeksikan sebagai variabel bebas sedangkan return saham sebagai
variabel terikat dari perusahaan-perusahaan dari sektor pertambangan yang secara
konsisten sahamnya telah diperjualbelikan di bursa saham sepanjang periode 2012-
2014. Penelitian ini akan meneliti pengaruh laba akuntansi, komponen arus kas, serta
dividend held terhadap return saham pada emiten sektor pertambangan yang listing di
BEI dengan periode waktu pada objek selama 3 tahun.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011- 2014 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sampel penelitian diperoleh dengan metode purposive sampling.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan diperoleh sampel sebanyak 12 emiten yang sesuai
dengan kriteria yang ditentukan sebagai berikut:
1. Perusahaan yang sahamnya tetap aktif beroperasi mulai tahun 2011 -2014
2. Perusahaan yang secara konsisten membagikan dividen selama periode penelitian
3. Memiliki data lengkap yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini dan secara
konsisten dilaporkan di BEI

Penelitian ini menggunakan data sekunder bersumber dari laporan keuangan tahunan
(annual/ report) perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun
2011 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan menggunakan analisis regresi
linear berganda.
 Aspek Aksiologi
Aspek ini dikenal dengan teori nilai yaitu cabang ilmu filsafat yang mempelajari
nilai – nilai (value) yang diinginkan setelah fase Epistemologi dan Ontologi telah
terpenuhi.
Hasil Penelitian :
1. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return Saham

Hasil analisis tersebut menunjukkan pengaruh Positif dimana semakin tingginya


tingkat Laba Akuntansi, maka akan Menaikan Tingkat Return Saham. Artinya bahwa
Laporan laba rugi berguna sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja masa lalu
perusahaan, dan memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.
2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham

Hasil analisis menunjukkan pengaruh Positif dimana semakin tingginya


tingkat Arus kas Operasi, maka akan Menaikan Tingkat Return Saham Dengan
demikian Arus kas operasi dapat memberikan sinyal positif kepada investor
mengenai prospek dan kinerja perusahaan di masa depan melalui aktivitas
operasinya, sehingga investor tertarik membeli saham tersebut. Adanya aktivitas
tersebut menyebabkan harga saham mengalami kenaikan yang pada akhinya
meningkatkan return sahamnya.

3. Pengaruh Arus Kas Investasi terhadap Return Saham

Hasil analisis tersebut menunjukkan pengaruh Positif dimana semakin


tingginya tingkat Arus kas Investasi, maka akan Menaikan Tingkat Return
Saham. Artinya bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan
arus kas masa mendatang dan berpengaruh positif terhadap return saham
Adanya peningkatan arus dari aktivitas investasi akan menarik investor untuk
melakukan aksi beli saham yang akan meningkatkan harga saham yang pada
akhirnya akan meningkatkan return saham.
4. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Return Saham
Hasil analisis menunjukkan pengaruh Positif dimana semakin tingginya tingkat
Arus kas Pendanaan, maka akan Menaikan Tingkat Return Saham. Artinya apabila
investor mengetahui arus kas pendanaan perusahaan cenderung tinggi maka semakin
tinggi kepercayaan investor pada perusahaan tersebut dan semakin besar pula return
sahamnya.
5. Pengaruh Dividend Yield terhadap Return Saham
Hasil analisis tersebut menunjukkan pengaruh Positif dimana semakin tingginya
tingkat Dividend Yield, maka akan Menaikan Tingkat Return Saham. maka
perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula dan akan berpengaruh
secara positif terhadap return saham. Adanya peningkatan Rasio Dividend Yield
akan menarik investor untuk melakukan aksi beli saham yang akan meningkatkan
harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan return saham.

Manfaat Bagi Masyarakat (Investor)

Semakin tinggi nilai laba akuntansi, maka akan menimbulkan reaksi positif yaitu
return saham meningkat karena perusahaan dianggap mempunyai kinerja yang baik dan
mampu memberikan return yang baik pula kepada investor. Kemudian pada arus kas
memiliki arti penting dalam mengevaluasi harga pasar saham karena menggambarkan
daya beli umum dan dapat dipindahkan segera dalam perekonomian pasar kepada
perorangan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu, dimana arus kas sering kali
digunakan investor untuk menganalisa investasi. Data arus kas menunjukkan bagaimana
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Kemudian dengan adanya
peningkatan Rasio Dividend Yield akan menarik investor untuk melakukan aksi beli
saham yang akan meningkatkan harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan
return saham.

Anda mungkin juga menyukai