OLEH :
Aura Amarani (120113206)
Ni Kadek Rika Febriyanti (120113184)
Ni Ketut Ayu Sri Kumara Dewi (120113170)
Ni Made Nadya Mas Paramita (120113182)
I Putu Yudi Wahyu Hartadi (120113191)
I Gede Putrawan (120113188)
Kadek Safira Permata Dewi (120113213)
I Gede Indra Pratama (120113222)
Anak Agung Istri Arishanti Nariratih (120113166)
I Wayan Eka Putra (120113202)
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kami waktu, kesempatan dan juga ilmu dalam menyelesaikan makalah ini,
dengan judul : Hak Terhadap Karyawan sebagai tugas mata kuliah Etika Bisnis. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun
makalah ini. Saya berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah ilmu
pengetahuan dan semangat bagi Mahasiswa dan juga para pembaca untuk bersama-sama bisa
menjadi manusia yang bertanggung jawab.
DAFTAR ISI
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para pemodal individual (baik perorangan maupun lembaga keuangan) memilih
portofolio (atau berbagai portofolio) apabila mereka dihadapkan estimasi tentang
berbagai variable yang relevan. Apabila setiap pemodal individu bertindak seperti yang
kita pikirkan, maka kita akan berhasil merumuskan bagaimana seluruh pemodal akan
berprilaku, dan karenanya bagaimana harga dan tingkat keuntungan akan ditentukan oleh
pasar. Pembentukan model-model keseimbangan umum memungkinkan kita untuk
menentukan pengukur resiko yang relevan dan bagaimana hubungan antara risiko untuk
setiap asset apabila pasar modal berada dalam keadaan seimbang. Dalam makalah ini
akan membicarakan Capital Asset Pricing Model (CAPM).
Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM
merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz
dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan
risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun
1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga
aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing
Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset
dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset
Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model
sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model memiliki akurasi yang
cukup pada aplikasi penting.
1. Pasar terdiri dari para investor yang bersikap menghindari risiko (risk-
averse), yang mengukur risiko melalui standar deviasi dari pengembalian
portofolio. Asumsi ini menyediakan basis bagi pemakai ukuran-ukuran
risiko semacam beta (β).
2. Semua investor memiliki periode waktu yang sama bagi pembuatan
keputusan investasi (misalnya: sebulan, setahun, dan sebagainya). Asumsi
ini memungkinkan kita untuk mengukur ekspektasi-ekspektasi investor
atas interval waktu yang sama, sehingga membuat perbandingan-
perbandingan memiliki arti.
3. Semua investor diasumsikan memiliki ekspektasi yang sama menyangkut
pengembalian dan risiko sekuritas di masa depan. Satu-satunya alasan
yang membuat mereka memilih portofolio-portofolio yang berbeda
adalah perbedaan-perbedaan dalam risiko sistematis dan dalam preferensi
risiko. Tanpa asumsi ini, analisis tersebut akan menjadi lebih rumit.
4. Pasar modal adalah sempurna dalam arti bahwa semua asset bisa
dipecahkan secara sempurna, tidak ada biaya-biaya transaksi atau tingkat
pajak yang berbeda-beda, dan suku bunga pinjaman dan memberi
pinjaman sama satu sama lain dan sama bagi semua investor. Tanpa
kondisi-kondisi ini, akan ada kendala-kendala friksional terhadap kondisi-
kondisi ekuilibrium yang mendasari model ini.
Gambar 2.1