Anda di halaman 1dari 2

INFLASI 2020 TERGERUS PANDEMI

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi tahun 2020 sebesar 1,68% dan ini menjadi
Inflasi terendah sejak 17 tahun yang lalu. Inflasi sepanjang tahun 2020 tergerus oleh Pandemi
Covid 19 dengan Inflasi tahunan 1,68% di bulan Desenber 2020 menjadi Inflasi terendah
sepanjang sejarah (All Time Low). Ternyata Inflasi yang rendah ini tidak berdampak pada
naiknya daya beli masyarakat. Meskipun Inflasi rendah tapi karena adanya Pandemi Covid 19
daya beli masyarakat tetap lemah. Seperti yang kita ketahui bahwa Inflasi ini tidak boleh
terlalu rendah atau terlalu tinggi, harus selalu dikontrol. Karena Inflasi yang terlalu tinggi
bisa menekan daya beli masyarakat, sedangkan Inflasi yang terlalu rendah bisa menekan
pertumbuhan ekonomi kita (PDB). Tapi nyatanya Inflasi tahunan 1,68% ini tidak
berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang tetap rendah karena Pandemi Covid 19.

In fl a si sep a n ja n g 2020
2.98

2.96
2.68

2.67

2.19

1.96

1.68
1.59
1.54

1.44
1.42
1.32

Ja n Fe b Ma r A pr Mei Jun Jul Ag t Se p Okt Nov Des

Dilihat pada tabel Inflasi sepanjang 2020 dari 3 bulan pertama masih berada di kisaran target
Inflasi. Namun semenjak Pandemi Covid19, kasus pertama Covid19 masuk ke Indonesia
Inflasi kita beranjak turun.
Meskipun Inflasi mengalami penurunan menjadi 1,68% dan tidak didorong dengan daya beli
masyarakat yang juga naik, pemerintah menetapkan Tren Suku Bunga Rendah yang bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berinvestasi agar ekonomi bisa kembali pulih.
Adapun sektor-sektor yang menyumbang Inflasi pada tahun 2020 di bulan Desember yaitu
Makanan & minuman sebesar 0,38%, kemudian sektor Transportasi sebesar 0,06%,
kemudian Penyediaan makanaan/ Restoran sebesar 0,02% dan yang terakhir ada Perumahan,
listrik & air sebesar 0,01%.
Selain stimulus untuk dunia usaha tentunya ada beberapa hal yang bisa kita harapkan dapat
menaikan Inflasi agar bisa ke posisi yang terkontrol yaitu Bansos. Dimana Pemerintah akan
melakukan Bansos berupa Program Keluarga Harapan (PKH), Sembako dan Bantuan
Langsung Tunai (BLT). Inilah beberapa hal yang bisa kita harapkan dapat menaikan Inflasi
kita bisa terkontrol dan juga bisa membangkitkan perekonomian indonesia.
Berdasarkan penjelasan di atas menurut kami inflasi terjadi akibat adanya Pandemi Covid19
yang berdampak pada perekonomian Indonesia. Dampak Pandemi virus Covid19 telah
mengganggu stabilitas sistem keuangan. Dimana hal tersebut didukung oleh berbagai
kebijakan yang diterapkan untuk meminimalkan penyebaran virus Covid19. Seperti
Pembatasan Sosial (Social Distancing), Pembatasan Perjalanan, Penutukan Pembatasan antar
Negara, Pemberlakuan PSBB, Penutupan sekolah, Kantor dan bahkan Iolasi di suatu wilayah
tertentu (Lockdown). Berbagai kebijakan tersebut menyebabkan aktivitas ekonomi menurun
drastis. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk membantu masyarakat yang
terkena dampak Pandemi Covid19 seperti perluasan bantuan sosial antara lain berupa Kartu
Sembako (BPNT dan BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), dan kartu Prakerja.
Untuk membantu keberlangsungan usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), perbankan
diminta untuk memberikan reskontruksi pinjaman seperti penurunan suku bunga,
perpanjangan waktu pembayaran, dan penundaan cicilan kredit untuk para debiturnya. Untuk
menjamin bantuan sosial untuk masyarakat miskin mudah diperoleh, Pemerintah telah
melakukan berbagai prosedur pelaksanaan anggaran digital untuk melakukan pembayaran
non tunai (Cashless) selain untuk menekan resiko penularan virus.
Menurut pendapat kami upaya yang diambil oleh Pemerintah sudah tepat. Karena dengan
adanya Bansos tersebut bukan hanya kalangan tidak mampu yang terbantu tetapi secara tidak
langsung dapat membatu usaha-usaha kecil. Dengan begitu perekonomian negara diharapkan
dapat pulih secara perlahan.

Anda mungkin juga menyukai