ETIKA BISNIS
PERLINDUNGAN TERHADAP KARYAWAN
Kelompok II
Disusun oleh :
Maulida Arisanti (120113168)
Ni Kadek Suanjayani (120113064)
Anak Agung Istri Arishanti Nariratih (120113166)
Ni Kadek Mila Dwi Cahyani (120113078)
Ida Bagus Dwira Adnyana (120113134)
Firdaus Genre Haq (120113157)
Ni Luh Dian Martini (120113156)
Mayong Risma (120113154)
Diah Putri Arimbi (120113153)
Kadek Fajar Adi Wiguna (120113158)
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kami waktu, kesempatan dan juga ilmu dalam menyelesaikan makalah ini,
dengan judul : Hak Terhadap Karyawan sebagai tugas mata kuliah Etika Bisnis. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun
makalah ini. Saya berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah ilmu
pengetahuan dan semangat bagi Mahasiswa dan juga para pembaca untuk bersama-sama bisa
menjadi manusia yang bertanggung jawab.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lembur dengan persetujuan karyawan, yaitu;
a. Mempekerjakan pekerja/buruh pada hari istirahat
mingguan (khususnya pada pola waktu kerja 5:2);
dan/atau
b. Memperkerjakan pekerja /buruh pada hari libur
resmi. Mempekerjakan pekerja/buruh pada hari
istirahat mingguan (khususnya pada pola waktu
kerja 5:2); dan/atau
c. Memperkerjakan pekerja /buruh
d. pada hari libur resmi.
Memperkejakan melebihi waktu kerja (normal) wajib
dengan persetujuan karyawan, yaitu;
e. Mempekerjakan pekerja/buruh pada hari istirahat
mingguan (khususnya pada pola waktu kerja 5:2);
dan/atau
f. Memperkerjakan pekerja /buruh
pada hari libur resmi.
4
secara terus- menerus pada perusahaan yang sama
dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak
berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua)
tahun.
4. Upah dan a. Upah pokok minimal: UMK/UMR (upah minimal
gaji kabupaten/upah minimal regional, yang dihitung
dengan upah minimum (UM) tahun berjalan + hasil
perkalian antara UM tahun berjalan dan tingkat
pertumbuhan PDB tahun berjalan.
b. Upah kerja lembur.
c. Upah tidak masuk kerja karna berhalangan.
d. Upah tidak masuk kerja karna ditugasi melakukan
kegiatan di luar pekerjaan.
e. Upah karena menjalankan waktu hak kerjanya.
5. Masa a) Masa percobaan maksimum 3 bulan.
percobaan dan b) Masa kerja berakhir ketika karyawan
masa kerja meninggal dunia; berakhirnya jangka
waktu perjanjian kerja karena pensiun;
keputusan pengadilan/penetapan
lemabaga PHI; atau sesuai ketentuan lain
yang tercantum di peraturan perusahaan
(PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB)
6. Hak perlindung Siapa pun dilarang menghalangi/ memaksa pekerja/buruh
dan berserikat untuk membentuk/tidak, menjadi pengurus/ tidak, menjadi
dan anggota/tidak, dan atau menjalankan/tidak menjalankan
berorganisasi kegiatan Serikat Pekerja (SP) atau Serikat Buruh (SB).
Perusahaan yang memiliki 50 karyawan wajib mendirikan
lembaga Bipatrit.
5
perjanjian kerja yang memiliki unsur pekerjaan, upah dan perintah. Perjanjian kerja dibuat
berdasarkan:
a) Kesepakatan atara perusahaan dan karyawan
b) Kedua pihak memiliki kecakapan/kemampuan melakukan perbuatan hukum
c) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; serta
d) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, etika-
moral, dan undang-undang yang berlaku.
1) Kebijakan Pengupahan
Kebikakan ini bertujuan untuk memberikan penghasilan kepada karyawan yang
memenuhi penghidupan layak untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dan
keluarganya secara wajar atau layak. Penghasilan yang layak meliputi gaji (upah),
pendapatn nonupah, dan tunjangan.
Menurut UU No. 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan, komponen upah meliputi:
a) Upah tanpa tunjagan
b) Upah pokok ditambah tunjagan tetap (untuk menghitung pesangon jika
pekerja mengundurkan diri); atau
c) Upah pokok ditambah tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.
Bagi perusahaan yang menunda pembayaran gaji atau membayar gaji karyawan
tidak sesuai tanggal yang ditetapkan akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa:
6
a) Sanksi administratif
b) Terguran tertulis yang dilakukan oleh pegawai pegawas ketenagakerjaan
atau Depnaker, jika perusahaan tidak memenuhi kewajiban, perusahaan
bersangkutan harus membayar denda
c) Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; serta
d) Pembekuan kegiatan usaha.
7
c) adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau
d) adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja
8
a) Mempunyai rasa tanggung jawab dalam mengggunakan wewenang dan
jabatan untuk kepentingan perusahaan serta tidak untuk kepentingan pribadi
dan/atau pihak-pihak tertentu. Artinya, tidak menyalahgunakan wewenang dan
jabatan demi kepentingan pribadi, mendahulukan atau memihak kelompok-
kelompok tertentu (KKN)
b) Menjaga dan menggunakan seluruh data, informasi, harta, dan fasilitas
perusahaan untuk kepentingan perusahaan dan tidak menggunakannnya untuk
kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu. Dengan kata lain, waib menjaga
data informasi dan inovasi, strategi dan teknologi yang bersifat rahasia kepada
pihak lain yang tidak berhak mengetahui dan dapat mengancam kelangsungan
hidup perusahaan serta
c) Bersikap dan bertingkah laku yang baik, serta menjaga nama baik perusahaan
secara internal dan eksternal. Perusahaan perlu memiliki kode etik (code of
conduct) secara tertuis yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan.
4) Hubungan Antarkaryawan
9
Hubungan antarkaryawan dilakukan dengan cara saling menghargai,mendorong
semangat, dan membina kerja sama dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing, serta mengembangkan integritas dan keterbukaan dalam mmembangun
hubungan yang harmonis antarkaryawan. Etika kerja menekankan kepad hal-hal yang
seharusnya dilakukan oleh karyawan. Seperti dikutip Ehow, untuk meningkatkan
etika atau eto kerja, setiap karyawan perlu membangun prinsip-prinsip di bawah ini :
a) Datang ke kantor lebih awal, setidaknya 15 menit sebelum mulai bekerja.
Menyediakan waktu luang sebelum bekerja membuat karyawan akan lebih
siap mental untuk mengerjakan tugas kantor. Karyawan yang tidak pernah
telat berarti menjunjung tinggi prinsip etika kerja.
b) Mempertahankan sikap professional setiap saat. Jadilah karyawan yang
ramah dan bersahabat kepada staf lainnya di perusahaan. Hindarilah gosip dan
fokuskan diri pada masalah-masalah pekerjaan.
c) Bersifat positif terhadap komentar negatif. Sikap positif sangat penting untuk
menguatkan etos kerja. Bawalah perspektif yang segar pada pendapat
negative.
d) Berinisiatif untuk menangani proyek baru. Jadilah karyawan dengan inisiatif
tinggi dalam mengambil proyek baru dan percaya dirilah menjalankan semua
tanggung jawab pekerjaan.
e) Produktif. Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan cerminan langsung
karakter profesional dan intergritas. Seorang pekerja yang produktif dengan
etika kerja yang kuat, dapat menghasilkan karya yang berkualitas.
f) Menghormati kontribusi rekan lain. Bagi sebagain orang, bekerja dengan tim
lebih sulit karena harus menyatukan beberapa pendapat menjasi satu.
Belajarlah untuk menghormati rekan lain di kantor yang memberikan ide.
g) Tidak perhitungan dengan waktu kerja. Bekerja lembur sesekali bukanlah
suatu masalah besar. Bekerja lembur akan menyukseskan proyek yang akan
dijalani dan dapat menyelesaikan lebih cepat dari waktu yang diprediksikan.
h) Pemberian santunan PHK, alih profesi, asuransi kecelakaan dan kematian, dan
lain-lain wajib didiskusikan dengan perwakilan pekerja (serikat pekerja).
10
D. HUBUNGAN PERUSAHAAN, KARYAWAN DAN PEMERINTAH
Hubungan antara pengusaha, karyawan, dan pemerintah sebagai mitra kerja ada 3, yaitu:
a) Mitra dalam proses pemanufakturan dan/atau perdagangan. Karyawan
memberikan kontribusi pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan keahliannya
untuk kemajuan perusahaan. Sementara itu, pengusaha mengelola kegiatan usaha
secara efektif dan efisien mengacu pada prinsip-prinsip manajemen terbaik dan up
to date sesuai tuntutan lingkungan. Pemerintah mendukung perusahaan dengan
mempersiapkan dunia pendidikan formal (sekolah kejuruan/vokasi negeri,
perguruan tinggi negeri), balai pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, serta
bantuan hibah yang relevan dengan pembinaan sumber daya manusia dalam
meningkatkan daya saing dan produktivitas dunia usaha.
b) Mitra dalam menikmati laba perusahaan. Karyawan menikmati tambahan
pendapatn dan kesehjateraan sejalan dengan peningkatan laba perusahaan.
Sementara itu, pegusaha dapat terus berekspansi usaha dari hasil keuntungan
perusahaan dan membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat agar mengurangi
tingkat pengangguran. Pemerintah mendapat pajak dari pengusaha untuk
melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah yang dapat mendorong
kemajuan dunia usaha dan ekonomi daerah. Hal ini pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c) Mitra dalam tanggung jawab. Karyawan melaksanakan pekerjaan dengan penuh
tanggung jawab, tekun, dan disiplin sesuai dengan peraturan perusahaan atau yang
tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perusahaan bertanggung jawab
mengelola perusahaan dengan prinsip good governance. Pemerintah menciptakan
iklim usaha, ekonomi, dan politik yang kondusif dan efisien melalui regulasi-
regulasi yang ada. Sebagian contoh, pemerintah Presiden Jokowi
mengiplementasikan Program Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) di semua
jajaran pemerintahan serta menyerdahanakan semua regulasi yang berkaitan
dengan investasi dan usaha.
11
E. Prinsip Good Corperate Governance (GCG)
Prinsip GCG yang penting untuk diterapkan di perusahaan:
a) Transparency (keterbukaan informasi). Dalam mewujudkan prinsip
ini,perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat,
dan tepat waktu kepada segenap stakeholders. Informasi yang diungkapkan,
antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, serta kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan. Atas dasar informasi yang diterima, dilakukan
Audit internal dan eksternal secara independen. Keterbukaan dilakukan
agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan
sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.
b) Accountability (akuntabilitas)-kejadian fungsi, struktur, sistem, serta
pertanggungjawaban setiap unsur dan elemen perusahaan. Apabila
perusahaan menerapkan prinsip ini secara efektif, ada kejelasan antara
fungsi, hak kewajiban, dan wewenang, serta tanggung jawab atas
keberhasilan pengelolaan, kontinuitas dan daya saing dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris
bertanggungjawab antas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan
nasihat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Pemegang saham bertangung jawab atas keberhasilan
pembinaan dan dukungan dalam rangka pengelolaan perusahaan.
c) Responsibility (pertanggungjawaban)-berupa kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan yang berlaku antara lain ketentuan perpajakan, ketenagakerjaan,
ketentuan investasi dan ijin usaha, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja, perlindungan konsumen, serta tanggung jawab social
perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Dengan menerapkan prinsip ini,
diharapkan perusahaan sadar bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan mempunyai peran untuk betanggungjawab kepada semua
pemangku kepentingan (stakeholders).
d) Fairness (kesetaraan dan kewajaran)-menuntut adanya perlakuan yang adil
dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Fairness dapat menjadi factor pendorong dalam
memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam
kepentingan dalam perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan
12
melarang praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang
merugikan pihak lain.
13
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas
maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran
komunikasi bisnis mengajarkan kepada kita tentang penulisan laporan dan
proposal sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang laporan dan
proposal.
1.2. Saran
Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala sara
n dan kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun
pada masa yang akan mendatang untuk menjadi yang lebih baik dalam
membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang
saya laksanakan
14
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/1372/4/1HK09630.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/14994-ID-peranan-hukum-diplomatik-
terhadap-tenaga-kerja-indonesia-di-luar-negeri.pdf
15
LAPORAN DISKUSI
Pertanyaan 1
Pertanyaan 2
16
untuk terlibat secara lebih signifikan dalam sebuah perusahaan. Pengakuan dan
penghargaan yang diberi oleh seorang pemimpin kepada karyawan memerankan
peran penting dalam kerja untuk mempertahankan karyawan. Dengan adanya
penghargaan dan pengakuan, mereka merasa bahwa kontribusi mereka dihargai dan
kualitas diri mereka diakui.
Pertanyaan 3
Pertanyaan 4
17
Pertanyaan 5
Pertanyaan 6
18
Nama : Mayong Risma /120113154
Jawaban : Menurut kelompok kami karyawan memiliki asuransi tenaga kerja itu
sangat penting di sebabkan karena pegawai yang berstatus tidak tetap dan keuangan
perusahaan yang belum mencukupi untuk membayar asuransi Kesehatan.
Pertanyaan 7
Pertanyaan 8
19
8. Jenis perlindungan teknis tenaga kerja yang dimana adalah sebuah bentuk
dari perlidungan dari tenaga kerja yang dimana akan berkaitan dengan
berabgai macam bentuk usaha sehingga akan dapat aman dari berbagai
macam bentuk bahaya kecelakaan dari berbagai maca bentuk benda.
9. Jenis perlindungan ekonomis tenaga kerja yang dimana adalah berkaitan
dengan berbagai macma bentuk kdari usaha untuk memberikan kepada
seluruh tenaga kerja dari berbagia macam penghasilan yang dimana cukup
untuk dapat digunakan pada kehidupan sehari-harinya.
Pertanyaan 9
20