Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KELOMPOK 2

ETIKA BISNIS
PERLINDUNGAN TERHADAP KARYAWAN

Kelompok II
Disusun oleh :
Maulida Arisanti (120113168)
Ni Kadek Suanjayani (120113064)
Anak Agung Istri Arishanti Nariratih (120113166)
Ni Kadek Mila Dwi Cahyani (120113078)
Ida Bagus Dwira Adnyana (120113134)
Firdaus Genre Haq (120113157)
Ni Luh Dian Martini (120113156)
Mayong Risma (120113154)
Diah Putri Arimbi (120113153)
Kadek Fajar Adi Wiguna (120113158)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kami waktu, kesempatan dan juga ilmu dalam menyelesaikan makalah ini,
dengan judul : Hak Terhadap Karyawan sebagai tugas mata kuliah Etika Bisnis. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun
makalah ini. Saya berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, kritik
dan saran membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah ilmu
pengetahuan dan semangat bagi Mahasiswa dan juga para pembaca untuk bersama-sama bisa
menjadi manusia yang bertanggung jawab.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………..


3

A. Etika Bisnis Dalam Hubungan Kerja …………………………………………………


3
B. Hubungan Perusahaan Dengan Karyawan ……………………………………………
6
C. Etika Kerja Karyawan ………………………………………………………………...
8
D. Hubungan Kerja Perusahaan, Karyawan dan Pemerintah
…………………………....10
E. Prinsip Good Corperate Governance (GCG) ……………………………………….. 11

BAB III Penutup ……………………………………………………………………………..


13

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………….


14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di awal tahun 2016, perekonomian Indonesia diwarnai dengan berbagai fenomena


muculnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini berdampak serius pada
banyak sector perekonomian dan terjadi di lima daerah, yaitu DKI Jakarta, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Bandung. Munculnya
fenomena berupa banyaknya tenga kerja yang PHK awal tahun 2016 menjadi warna
tersendiri dalam perekonomian di Indonesia. Di satu sisi sebagai bentuk adaptasi
perusahaan dalam menghadapi tantangan eksternal yang tak menentu. Namun di sisi
yang lain, hal ini menandakan bahwa perusahaan belum mampu memprediksi dampak
dari tantangan eksternal yang ada serta minimnya competitive advantages yang dimilki
oleh perusahaan. Hal-hal inilah yang menandakan kondisi eksternal perusahaan
merupakan sesuatu yang sulit untuk diprekdiksi dan berdampak besar kepada strategi
yang akan digunakan olehh perusahaan.
Seperti halnya juga kehidupan organisme,pertumbuhan dan kemunduran setiap
perusahaan dipengaruhi oleh banyak factor, baik internal maupun eksternal sehingga
banyak langkah strategi harus dilakukan untuk menjaga keeksistensian perusahaan yang
salah satunya dengan melakukan downsizing di awal tahun sebgai bentuk adaptasi
perusahaan terhadap minimnya tingkat perekonomian global dan nasional, meskipun
langkah ini akan memberikan dampak negative bukan saja bagi aktivitas bisnis
perusahaan, tetapi juga akan berdampak bagi para tenaga kerja yang di PHK. Hak ini
dianggap penting bahkan dikatakan wajar jikalau perusahaan yang ingin tetap eksis perlu
untuk menerapkan model strategi yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan
sehingga perusahaan dapat bertahan dan mampu menghadapi persaingan yang ada.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Hak Karyawan ?


2. Bagaimana Hubungan perusahaan dengan karyawan ?
3. Bagaimana Etika kerja karyawan ?
4. Bagaimana hubungan perusahaan, karyawan dan pemerintah ?
5. Apa aja prinsip Good Corporate Governance (GCG)?

1
C. Tujuan

1. Untuk memahami Hak Karyawan


2. Untuk mengetahui Hubungan perusahaan dengan karyawan
3. Untuk memahami Etika kerja karyawan
4. Untuk mengetahui hubungan perusahaan, karyawan dan pemerintah
5. Untuk memahami prinsip Good Corporate Governance (GCG)

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. ETIKA BISNIS DALAM HUBUNGAN KERJA


Berdasarkan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (“UU No.13/2003”), terdapat 2 (dua) jenis perjanjian kerja, yaitu
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu. Karyawan
tetap disebut dengan karyawan dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT),
yaitu karyawan yang diangkat menjadi suatu perusahaan hingga dengan masa pensiun
atau perjanjian kerja berakhir sesuai yang tercantum pada peraturan peruasahaan dan
perjanjian kerja bersama (PKB). Karyawan kontrak disebut dengan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT), dibuat berdasarkan jangka waktu tertentu atau berdasarkan
selesainya pekerjaan tertentu. PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang
menurut jenis dan sifat kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu :
1. Pekerjaan yang sekali selesai/sementara sifatnya;
2. Pekerjaan yang diperkirakan peneyelesaianya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 tahun;
3. Pekerjaan yang bersifat musiman; dan
4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang bersifat tidak teratur (karyawan lepas).

No Hak Karyawan Karyawan dengan Perjanjian Karyawan dengan


Kerja Waktu Tidak Tertentu Perjanjian Kerja Waktu
(PKWTT) atau Karyawan Tertentu (PKWT) atau
Tetap Karyawan
Kontrak
1. Waktu kerja 7 jam sehari dan 40 jam per minggu untuk 6 hari kerja atau
normal 8 jam per hari dan 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja.
Ada beberapa sektor usaha dan pekerjaan tertentu yang
mendapatkan pengecualian sesuai keputusan Menteri,
seperti; karyawan sektor pertambangan
2. Waktu kerja Memperkejakan melebihi waktu kerja (normal) wajib

3
lembur dengan persetujuan karyawan, yaitu;
a. Mempekerjakan pekerja/buruh pada hari istirahat
mingguan (khususnya pada pola waktu kerja 5:2);
dan/atau
b. Memperkerjakan pekerja /buruh pada hari libur
resmi. Mempekerjakan pekerja/buruh pada hari
istirahat mingguan (khususnya pada pola waktu
kerja 5:2); dan/atau
c. Memperkerjakan pekerja /buruh
d. pada hari libur resmi.
Memperkejakan melebihi waktu kerja (normal) wajib
dengan persetujuan karyawan, yaitu;
e. Mempekerjakan pekerja/buruh pada hari istirahat
mingguan (khususnya pada pola waktu kerja 5:2);
dan/atau
f. Memperkerjakan pekerja /buruh
pada hari libur resmi.

3. Istirahat dan a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya


cuti setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam
terus menerus dan waktu istirahat tersebut bukan
termasuk jam kerja.
b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk
5 (hari) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
c. Cuti tahunan, sekurang- kurangnya 12 (dua belas)
hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan
bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus-
menerus (untuk karyawan paruh waktu belum ada
aturan khusus mengenai cuti tahunan).
d. Istirahat panjang sekurang- kurangnya 2 (dua) bulan
dan dilaksankan pada tahun ketujuh dan kedelpan
masing masing 1 (satu) bulan bagi para pekerja/
buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun

4
secara terus- menerus pada perusahaan yang sama
dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak
berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua)
tahun.
4. Upah dan a. Upah pokok minimal: UMK/UMR (upah minimal
gaji kabupaten/upah minimal regional, yang dihitung
dengan upah minimum (UM) tahun berjalan + hasil
perkalian antara UM tahun berjalan dan tingkat
pertumbuhan PDB tahun berjalan.
b. Upah kerja lembur.
c. Upah tidak masuk kerja karna berhalangan.
d. Upah tidak masuk kerja karna ditugasi melakukan
kegiatan di luar pekerjaan.
e. Upah karena menjalankan waktu hak kerjanya.
5. Masa a) Masa percobaan maksimum 3 bulan.
percobaan dan b) Masa kerja berakhir ketika karyawan
masa kerja meninggal dunia; berakhirnya jangka
waktu perjanjian kerja karena pensiun;
keputusan pengadilan/penetapan
lemabaga PHI; atau sesuai ketentuan lain
yang tercantum di peraturan perusahaan
(PP) atau perjanjian kerja bersama (PKB)
6. Hak perlindung Siapa pun dilarang menghalangi/ memaksa pekerja/buruh
dan berserikat untuk membentuk/tidak, menjadi pengurus/ tidak, menjadi
dan anggota/tidak, dan atau menjalankan/tidak menjalankan
berorganisasi kegiatan Serikat Pekerja (SP) atau Serikat Buruh (SB).
Perusahaan yang memiliki 50 karyawan wajib mendirikan
lembaga Bipatrit.

B. HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN


Hubungan perusahaan dengan karyawannya tercantum di dalam hubungan kerja.
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dan pekerja buruh berdasarkan

5
perjanjian kerja yang memiliki unsur pekerjaan, upah dan perintah. Perjanjian kerja dibuat
berdasarkan:
a) Kesepakatan atara perusahaan dan karyawan
b) Kedua pihak memiliki kecakapan/kemampuan melakukan perbuatan hukum
c) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; serta
d) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, etika-
moral, dan undang-undang yang berlaku.

1) Kebijakan Pengupahan
Kebikakan ini bertujuan untuk memberikan penghasilan kepada karyawan yang
memenuhi penghidupan layak untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja/buruh dan
keluarganya secara wajar atau layak. Penghasilan yang layak meliputi gaji (upah),
pendapatn nonupah, dan tunjangan.
Menurut UU No. 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan, komponen upah meliputi:
a) Upah tanpa tunjagan
b) Upah pokok ditambah tunjagan tetap (untuk menghitung pesangon jika
pekerja mengundurkan diri); atau
c) Upah pokok ditambah tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.

Menurut UU tersebut, bedarnya gaji (upah) pokok ditentukan dengan pedoman


sebagai berikut:
a) Apabila perusahaan memberikan komponen upah yang meliputi gaji pokok
dan tunjangan tetap, besarnya gaji pokok yang diterima pekerja = minimal
75% dikalikan (gaji pokok + tunjangan tetap).
b) Apabila perusahaan memberikan komponen upah yang meliputi gaji
pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap, bedarnay gaji pokok
yang diterima pekerja = 75% dikalikan ( gaji pokok + tunjangan tetap).

Bagi perusahaan yang menunda pembayaran gaji atau membayar gaji karyawan
tidak sesuai tanggal yang ditetapkan akan dikenakan sanksi. Sanksi dapat berupa:

6
a) Sanksi administratif
b) Terguran tertulis yang dilakukan oleh pegawai pegawas ketenagakerjaan
atau Depnaker, jika perusahaan tidak memenuhi kewajiban, perusahaan
bersangkutan harus membayar denda
c) Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; serta
d) Pembekuan kegiatan usaha.

2) Tunjangan Kesejahteraan Karyawan


Tunjangan dan fasilitas kerja kepada karyawan diberikan sesuai dengan
kemampuan perusahaan dan kebutuhan karyawan. Jenis- jenis tunjangan
kesehjateraan karyawan meliputi:
a) Pengadaan koperasi karyawan di mana pengelola perlu membuat laporan
keuangan dan laporan sisa hasil usaha (SHU) bagi perusahaan dan anggota
untuk transparansi
b) Fasilitas olahraga; seperti: pingpong, badminton, futsal, serta perusahaan
diwajibkan untuk menyelenggarakan rekreasi atau outbound setahun sekali
untuk meningkatkan keakraban dan komunikasi antar karyawan serta
pimpinan guna meningkatkan semangat kerja
c) Fasilitas Kesehatan
d) Tempat ibadah dan tempat istirahat bersifat wajib
e) Kepersetaan BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan bersifat wajib
f) Pemberian santunan PHK, alih profesi, asuransi kecelakaan dan kematian, dan
lain-lain wajib didiskusikan dengan perwakilan pekerja (serikat pekerja).
3) Berakhirnya Perjanjian Kerja
Definisi perjanjian kerja menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) adalah
perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa perjanjian kerja harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pihak
yang membuatnya. Namun, perjanjian kerja pun dapat diakhiri bilamana:

a) pekerja meninggal dunia;


b) berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;

7
c) adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap; atau
d)  adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat
menyebabkan berakhirnya hubungan kerja

C. ETIKA KERJA KARYAWAN


Etika kerja karyawan adalah nilai-nilai dan kebiasaan yang harus dilakukan oleh karyawan
ketika berada di lingkungan kerja. Etika kerja karyawan mencakup:
1) Sikap Karyawan di Perusahaan
Karyawan yang bekerja di perusahaan harus memiliki paradigma yang benar, yaitu
setiap karyawan harus (wajib):
a) Berusaha dan berkontribusi yang terbaik untuk kepentingan perusahaan sesuai
dengan pengetahuan, kemampuan keterampilan, dan keahlian yang dimiliki
serta tugas pekerjaan yang diemban. Dengan kata lain, menggunakan dan
menggembangkan potensinya secara optimal untuk achievement oriented,
yaitu pencapaian target dalam bekerja serta selalu menerapkan perbaikan
berkelanjutan dan berinovasi
b) Menjadi warga perusahaan yang baik, menaati peraturan Perusahaan dan
peraturan perundangan yang berlaku
c) Turut menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan secara bersama-sama
membangun budaya kerja yang baik dan positif, seperti budaya kerja keras,
bekerja sama, integritas, kejujuran, melayani konsumen dengan segenap hati,
keterbukaan, dan kepuasan pelanggan.
d) Menjaga kerahasiaan gaji, data, dan informasi dari pihak yang tidak berhak
dan dapat menimbulkan keresahan secara internal serta
e) Menyampaikan keluhan, kekecawaan, dan ketidakpuasaan terhadap kebijakan
perusahaan/teman kepada pihak yang ditunjuk oleh perusahaan (berwenang),
bukan kepada sesama teman karena dapat menimbulkan keresahan,
pepecahan, dan demotivasi dalam bekerja (karena bersifat provokatif).

2) Sikap Karyawan dengan Wewenang dan Jabatannya di Perusahaan


Berkaitan dengan tugas, wewenang, dan jabatan, setiap karyawan harus:

8
a) Mempunyai rasa tanggung jawab dalam mengggunakan wewenang dan
jabatan untuk kepentingan perusahaan serta tidak untuk kepentingan pribadi
dan/atau pihak-pihak tertentu. Artinya, tidak menyalahgunakan wewenang dan
jabatan demi kepentingan pribadi, mendahulukan atau memihak kelompok-
kelompok tertentu (KKN)
b) Menjaga dan menggunakan seluruh data, informasi, harta, dan fasilitas
perusahaan untuk kepentingan perusahaan dan tidak menggunakannnya untuk
kepentingan pribadi atau pihak-pihak tertentu. Dengan kata lain, waib menjaga
data informasi dan inovasi, strategi dan teknologi yang bersifat rahasia kepada
pihak lain yang tidak berhak mengetahui dan dapat mengancam kelangsungan
hidup perusahaan serta
c) Bersikap dan bertingkah laku yang baik, serta menjaga nama baik perusahaan
secara internal dan eksternal. Perusahaan perlu memiliki kode etik (code of
conduct) secara tertuis yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan.

3) Hubungan Karyawan dengan Atasan dan Bawahannya di Perusahaan


Hubungan karyawan dengan atasannya:
a) Atasan memberikan teladan dalam sikap dan perilaku (sebagai panutan),
mengarahkan, dan membimbing bawahan, serta bertanggung jawab atas
perilaku dan kinerja bawahan di perusahaan
b) Bawahan secara aktif mengembangkan potensi diri dan mampu bekerja
tunduk dan bekerja sama dengan atasan serta
c) Membangun hubungan kerja saling menghargai, menghormati, dan mampu
bekerja sama secara transparan didasari ketulusan dan iktikad baik antara
atasan dan bawahan.

4) Hubungan Antarkaryawan

9
Hubungan antarkaryawan dilakukan dengan cara saling menghargai,mendorong
semangat, dan membina kerja sama dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing, serta mengembangkan integritas dan keterbukaan dalam mmembangun
hubungan yang harmonis antarkaryawan. Etika kerja menekankan kepad hal-hal yang
seharusnya dilakukan oleh karyawan. Seperti dikutip Ehow, untuk meningkatkan
etika atau eto kerja, setiap karyawan perlu membangun prinsip-prinsip di bawah ini :
a) Datang ke kantor lebih awal, setidaknya 15 menit sebelum mulai bekerja.
Menyediakan waktu luang sebelum bekerja membuat karyawan akan lebih
siap mental untuk mengerjakan tugas kantor. Karyawan yang tidak pernah
telat berarti menjunjung tinggi prinsip etika kerja.
b) Mempertahankan sikap professional setiap saat. Jadilah karyawan yang
ramah dan bersahabat kepada staf lainnya di perusahaan. Hindarilah gosip dan
fokuskan diri pada masalah-masalah pekerjaan.
c) Bersifat positif terhadap komentar negatif. Sikap positif sangat penting untuk
menguatkan etos kerja. Bawalah perspektif yang segar pada pendapat
negative.
d) Berinisiatif untuk menangani proyek baru. Jadilah karyawan dengan inisiatif
tinggi dalam mengambil proyek baru dan percaya dirilah menjalankan semua
tanggung jawab pekerjaan.
e) Produktif. Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan cerminan langsung
karakter profesional dan intergritas. Seorang pekerja yang produktif dengan
etika kerja yang kuat, dapat menghasilkan karya yang berkualitas.
f) Menghormati kontribusi rekan lain. Bagi sebagain orang, bekerja dengan tim
lebih sulit karena harus menyatukan beberapa pendapat menjasi satu.
Belajarlah untuk menghormati rekan lain di kantor yang memberikan ide.
g) Tidak perhitungan dengan waktu kerja. Bekerja lembur sesekali bukanlah
suatu masalah besar. Bekerja lembur akan menyukseskan proyek yang akan
dijalani dan dapat menyelesaikan lebih cepat dari waktu yang diprediksikan.
h) Pemberian santunan PHK, alih profesi, asuransi kecelakaan dan kematian, dan
lain-lain wajib didiskusikan dengan perwakilan pekerja (serikat pekerja).

10
D. HUBUNGAN PERUSAHAAN, KARYAWAN DAN PEMERINTAH
Hubungan antara pengusaha, karyawan, dan pemerintah sebagai mitra kerja ada 3, yaitu:
a) Mitra dalam proses pemanufakturan dan/atau perdagangan. Karyawan
memberikan kontribusi pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan keahliannya
untuk kemajuan perusahaan. Sementara itu, pengusaha mengelola kegiatan usaha
secara efektif dan efisien mengacu pada prinsip-prinsip manajemen terbaik dan up
to date sesuai tuntutan lingkungan. Pemerintah mendukung perusahaan dengan
mempersiapkan dunia pendidikan formal (sekolah kejuruan/vokasi negeri,
perguruan tinggi negeri), balai pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, serta
bantuan hibah yang relevan dengan pembinaan sumber daya manusia dalam
meningkatkan daya saing dan produktivitas dunia usaha.
b) Mitra dalam menikmati laba perusahaan. Karyawan menikmati tambahan
pendapatn dan kesehjateraan sejalan dengan peningkatan laba perusahaan.
Sementara itu, pegusaha dapat terus berekspansi usaha dari hasil keuntungan
perusahaan dan membuka lowongan pekerjaan bagi masyarakat agar mengurangi
tingkat pengangguran. Pemerintah mendapat pajak dari pengusaha untuk
melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah yang dapat mendorong
kemajuan dunia usaha dan ekonomi daerah. Hal ini pada akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c) Mitra dalam tanggung jawab. Karyawan melaksanakan pekerjaan dengan penuh
tanggung jawab, tekun, dan disiplin sesuai dengan peraturan perusahaan atau yang
tercantum dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perusahaan bertanggung jawab
mengelola perusahaan dengan prinsip good governance. Pemerintah menciptakan
iklim usaha, ekonomi, dan politik yang kondusif dan efisien melalui regulasi-
regulasi yang ada. Sebagian contoh, pemerintah Presiden Jokowi
mengiplementasikan Program Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) di semua
jajaran pemerintahan serta menyerdahanakan semua regulasi yang berkaitan
dengan investasi dan usaha.

11
E. Prinsip Good Corperate Governance (GCG)
Prinsip GCG yang penting untuk diterapkan di perusahaan:
a) Transparency (keterbukaan informasi). Dalam mewujudkan prinsip
ini,perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat,
dan tepat waktu kepada segenap stakeholders. Informasi yang diungkapkan,
antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, serta kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan. Atas dasar informasi yang diterima, dilakukan
Audit internal dan eksternal secara independen. Keterbukaan dilakukan
agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan
sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.
b) Accountability (akuntabilitas)-kejadian fungsi, struktur, sistem, serta
pertanggungjawaban setiap unsur dan elemen perusahaan. Apabila
perusahaan menerapkan prinsip ini secara efektif, ada kejelasan antara
fungsi, hak kewajiban, dan wewenang, serta tanggung jawab atas
keberhasilan pengelolaan, kontinuitas dan daya saing dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris
bertanggungjawab antas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan
nasihat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan agar tujuan perusahaan
dapat tercapai. Pemegang saham bertangung jawab atas keberhasilan
pembinaan dan dukungan dalam rangka pengelolaan perusahaan.
c) Responsibility (pertanggungjawaban)-berupa kepatuhan perusahaan terhadap
peraturan yang berlaku antara lain ketentuan perpajakan, ketenagakerjaan,
ketentuan investasi dan ijin usaha, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja, perlindungan konsumen, serta tanggung jawab social
perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Dengan menerapkan prinsip ini,
diharapkan perusahaan sadar bahwa dalam kegiatan operasionalnya,
perusahaan mempunyai peran untuk betanggungjawab kepada semua
pemangku kepentingan (stakeholders).
d) Fairness (kesetaraan dan kewajaran)-menuntut adanya perlakuan yang adil
dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Fairness dapat menjadi factor pendorong dalam
memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam
kepentingan dalam perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan

12
melarang praktik-praktik tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang
merugikan pihak lain.

13
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas
maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran
komunikasi bisnis mengajarkan kepada kita tentang penulisan laporan dan
proposal sebagai suatu kesatuan atau suatu studi tentang laporan dan
proposal.

1.2. Saran
Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala sara
n dan kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun
pada masa yang akan mendatang untuk menjadi yang lebih baik dalam
membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang
saya laksanakan

14
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/1372/4/1HK09630.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/14994-ID-peranan-hukum-diplomatik-
terhadap-tenaga-kerja-indonesia-di-luar-negeri.pdf

15
LAPORAN DISKUSI

Pertanyaan 1

Nama : I Made Febrian Ananada Putra / 120113110


Pertanyaan : Apa manfaat perlindungan terhadap karyawan bagi perusahaan ?
Nama : Kadek Fajar Adi Wiguna / 120113158
Jawaban :
1. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan
2. Mendorong Produktivitas Kerja
3. Meningkatkan Kualitas Kerja
4. Meningkatkan Loyalitas Karyawan
5. Mendapatkan Karyawan Terbaik
6. Dapat menghemat anggaran karena tak perlu mengeluarkan kas perusahaan

Pertanyaan 2

Nama : Ni Komang Lily Arista Dewi /120113093


Pertanyaan :
Mengapa suatu perushaan perlu memberikan perhatian khusus pada pemenuhan
kebutuhan atau hak karyawan?
Nama : Ni Kadek Mila Dwi Cahyani /120113078
Jawaban :
Karena keberhasilan suatu perusahaan tidak akan tercapai tanpa partisipasi dari
karyawan yang menjalankan bisnis tersebut. Oleh karena besarnya peran karyawan
dalam sebuah perusahaan sebagai penggerak utama dari sumber daya lain, perusahaan
harus memberi perhatian khusus pada karyawan. Menjaga agar karyawan puas dan
nyaman dengan karir mereka harus menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan.
Karyawan tidak hanya ingin gaji dan benefit yang memuaskan, mereka juga ingin di
hargai atas pekerjaan yang mereka lakukan, diperlakukan adil, memegang tanggung
jawab, memiliki kesempatan untuk berkembang dalam karirnya, dan kesempatan

16
untuk terlibat secara lebih signifikan dalam sebuah perusahaan. Pengakuan dan
penghargaan yang diberi oleh seorang pemimpin kepada karyawan memerankan
peran penting dalam kerja untuk mempertahankan karyawan. Dengan adanya
penghargaan dan pengakuan, mereka merasa bahwa kontribusi mereka dihargai dan
kualitas diri mereka diakui.

Pertanyaan 3

Nama : Ni Ketut Ayu Sri Kumara Dewi


Pertanyaan : Apa saja contoh perlindungan terhadap karyawan yang sudah diterapkan
di perusahaan ?
Nama : Ni Kadek Suanjayani /120113064
Jawaban : Perlindungan kepada karyawan yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya itu sesuai dengan kemampuan perusahaan dan kebutuhan karyawan
seperti mendaftarkan karyawan dalam fasilitas kesehatan seperti program bpjs atau
asuransi

Pertanyaan 4

Nama : Reygita Ananda Pertiwi / 120113096


Pertanyaan : Apakah dalam perlindungan tenaga kerja terdapat perlindungan jaminan
sosial bagi seorang karyawan? Jika iya sebutkan apa saja jaminan sosial tersebut!
Nama : Anak Agung Istri Arishanti Nariratih / 120113166
Jawaban : Dalam perlindungan tenaga kerja terdapat perlindungan jaminan sosial bagi
seorang karyawan yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan
perusahaan dan kebutuhan karyawan seperti :
- jaminan kerja
- jaminan kematian
- jaminan hari tua
- jaminan pemeliharaan kesehatan

17
Pertanyaan 5

Nama : I Kadek Yoga Rama Parmita / 120113120


Pertanyaan : Menurut kalian, apakah penting bagi karyawan unyuk memiliki asuransi
tenaga kerja?
Nama : Firdaus Genre Haq /120113157
Jawaban : menurut saya sangatlah penting kaena asuransi banyak sekali maanfaat nya.
Manfaat yang pertama, pekerja mendapatkan perlindungan terhadap semua
kecelakaan yang terjadi pada saat berada di area kerja. Perlindungan ini juga sudah
termasuk jika terjadi kecelakaan di perjalanan saat menuju kantor ataupun pulang
kantor.
Manfaat kedua, para pekerja bisa mendapatkan dana pensiun setelah keluar dari
perusahaan mengikuti ketentuan yang berlaku. Dana pensiun ini sebetulnya bisa
diambil dengan dua cara yaitu pada saat pekerja keluar atau resign dari perusahaan
yang bersangkutan sesuai dengan syarat tertentu atau sudah memasuki usia masa
pensiun. Usia masa pensiun pun bisa disesuaikan dengan masing-masing kebijakan
perusahaan.
Manfaat ketiga, para pekerja yang diasuransikan akan mendapatkan santunan jika
terjadi kematian. Pada dasarnya jika kematian wajar atau disebabkan karena
kecelakaan tetap akan mendapatkan santunan kecuali jika kematian yang masuk
dalam pengecualian misalnya karena melanggar peraturan lalu lintas, kebut-kebutan,
dan sebagainya.

Pertanyaan 6

Nama : Ni Puti Diah Ratnawati /120113120


Pertanyaan : Menurut kalian, apakah penting bagi karyawan untuk memiliki asuransi
tenaga kerja?

18
Nama : Mayong Risma /120113154
Jawaban : Menurut kelompok kami karyawan memiliki asuransi tenaga kerja itu
sangat penting di sebabkan karena pegawai yang berstatus tidak tetap dan keuangan
perusahaan yang belum mencukupi untuk membayar asuransi Kesehatan.

Pertanyaan 7

Nama : I Made Suartama /120113126


Pertanyaan : Menurut anda bagaimana cara menyikapi seorang karyawan yang
menyimpang dari peraturan perusahaan
Nama : Diah Putri Arimbi /120113153
Jawaban : Menurut kami cara menyikapi seorang karyawan yang menyimpang dari
peraturan perusahaan yaitu dengan cara temukan penyebab mengapa karyawan
bermasalah, Menciptakan situasi kerja yang nyaman. Jangan sampai Anda dan
karyawan merasakan ketegangan, Ajak diskusi dan dengarkan ceritanya, dan
memberikan teguran keras.

Pertanyaan 8

Nama : I Made Riyan Lesmana Adi Putra /120113121


Pertanyaan : Sebutkan apa saja jenis-jenis perlindungan tenaga kerja?
Nama : Ida Bagus Dwira Adnyana /120113134
Jawaban : Jenis perlindungan tenaga kerja itu ada 3, yaitu :
7. Jenis perlindungan sosial tenaga kerja yang dimana adalah pada sebuah
perlindungan dari tenaga kerja yang dimana akan berkaitan dengan berbagai
macam bentuk usaha kemasyarakatan. Tujuan tersebut adalah guna untuk
meungkinkan berbagai macam tenaga kerja untuk melakukan pengenyaman
dan juga melakukan pengembangan dari kehidupan dari manusia pada
umumnya.

19
8. Jenis perlindungan teknis tenaga kerja yang dimana adalah sebuah bentuk
dari perlidungan dari tenaga kerja yang dimana akan berkaitan dengan
berabgai macam bentuk usaha sehingga akan dapat aman dari berbagai
macam bentuk bahaya kecelakaan dari berbagai maca bentuk benda.
9. Jenis perlindungan ekonomis tenaga kerja yang dimana adalah berkaitan
dengan berbagai macma bentuk kdari usaha untuk memberikan kepada
seluruh tenaga kerja dari berbagia macam penghasilan yang dimana cukup
untuk dapat digunakan pada kehidupan sehari-harinya.

Pertanyaan 9

Nama : Ni Luh Auldrien Ayu Putri /120113127


Pertanyaan : Apakah pemutusan hubungan kerja tanpa pemberian uang PHK termasuk
ke dalam pelanggaran perlindungan tenaga kerja?
Nama : Maulida Arisanti /120113168
Jawaban : pemutusan hubungan kerja tanpa pemberian uang PHK termasuk ke dalam
pelanggaran perlindungan tenaga kerja karena menurut Undang-Undang No.13 Tahun
2003 Pasal 156 Ayat (1) tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi “ Dalam hal terjadi
pemutusan hubungan kerja (PHK), pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
diterima”.

20

Anda mungkin juga menyukai