ETIKA BISNIS
BAB VIII
Kelompok 8
Disusun Oleh:
Nama NIM No. Urut
TAHUN AJARAN
2019/2020
Ilustrasi : Mengapa Harus Ada Prmutusan Hubungan Kerja (PHK)?
Di awal tahun 2016 , perekonomian Indonesia diwarnai dengan berbagai fenomena muculnya
gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini berdampak serius pada banyak sector
perekonomian dan terjadi di lima daerah, yaitu DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Bandung. Mengacu pada data Kementrian Ketenagakerjaan
(Kemnaker), pada Januari 2016 terjadi 208 kasus PHK yaitu melibatkan 1.414 pekerja dan
Februari 2016 terjadi kasus PHK terhadap 151 pekerja sehingga di awal tahun 2016 telah terjadi
285 kasus PHK dengan tenaga kerja PK sebanyak 1.565 pekerja. Namun berdasarkan data dari
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPSI),terdapat kasus PHK sebanyak 12.680 pekerja di
awal tahun 2016.
Beberapa kasus PHK terjadi antara lain di perusahaan PT.Chevron Indonesia, PT.Toshiba
PT.Panasonic, PT.Sandos Indonesia, PT. Novartis Indonesia, PT. Aventis, PT. Krama Yudha
Ratu Motor, PT. Ford Indonesia, PT. Hino, PT. Astra Honda Motor, dan lain sebagainya. Sector
yang banyak melakukan PHK adalah perdagangan ; jasa dan iventasi ; keuangan ; pertambangan
pertanian; infrastruktur; utilitas dan transportasi; serta aneka sector industry dan industry dasar
kimia.
Pada kasus ini, alasan PHK adalah adanya efek kelesuan kondisi perekonomian global yang
kemudian berdampak pada perekonomian nasional sepanjang tahun lalu. Pada 16 Februari 2016,
sumber berita BBC Indonesia mengutip pendapat dari Reyna Usman, Analis Penempatan dan
Perluasan Kesempatan Kerja Kemenaker yang mengatakan, “ini merupakan dampak dari
globalisasi. Ada kendala-kendala ekonomi pada masa-masa ini”. Menurut Asisten Ekonomi dan
Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Joko Sutrisno, perlambatan pertumbuhan ekonomi
dan perlambatan nilai tukar Rupiah memberikan dampak yang signifikan bagi operasional
perusahan-perusahan di Indonesia. Oleh sebab itu, tidak bisa dipungkiri jika pengaruh dari
kondisi eksternal seperti menurunya harga minyak mentah yang di bawah US$ 35/barel dan
harga batu bara di bawah US$ 65/ton, krisis ekonomi yang terjadi di beberapa negara, pengaruh
dari kebijakan perekonomian AS dan China, serta berbagai alasan lainnya berdampak pada
pelaksanaan proses bisnis di Indonesia sehingga para manajer perlu melakukan perubahan model
bisnis dan perencanaan strategi untuk menghadapi tantangan eksternal yang ada. Said Iqbal,
Presiden KSPI mengatakan jika PHK pada dua bulan pertama 2016 merupakan sebagian besar
karena perusahaan atau pabrik yang tutup dan efisiensi karyawan.
Munculnya fenomena berupa banyaknya tenga kerja yang PHK awal tahun 2016 menjadi warna
tersendiri dalam perekonomian di Indonesia. Di satu sisi sebagai bentuk adaptasi perusahaan
dalam menghadapi tantangan eksternal yang tak menentu. Namun di sisi yang lain, hal ini
menandakan bahwa perusahaan belum mampu memprediksi dampak dari tantangan eksternal
yang ada serta minimnya competitive advantages yang dimilki oleh perusahaan. Hal-hal inilah
yang menandakan kondisi eksternal perusahaan merupakan sesuatu yang sulit untuk diprekdiksi
dan berdampak besar kepada strategi yang akan digunakan olehh perusahaan.
Seperti halnya juga kehidupan organisme,pertumbuhan dan kemunduran setiap perusahaan
dipengaruhi oleh banyak factor, baik internal maupun eksternal sehingga banyak langkah strategi
harus dilakukan untuk menjaga keeksistensian perusahaan yang salah satunya dengan melakukan
downsizing di awal tahun sebgai bentuk adaptasi perusahaan terhadap minimnya tingkat
perekonomian global dan nasional, meskipun langkah ini akan memberikan dampak negative
bukan saja bagi aktivitas bisnis perusahaan, tetapi juga akan berdampak bagi para tenaga kerja
yang di PHK. Hak ini dianggap penting bahkan dikatakan wajar jikalau perusahaan yang ingin
tetap eksis perlu untuk menerapkan model strategi yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi
lingkungan sehingga perusahaan dapat bertahan dan mampu menghadapi persaingan yang ada.
Sumber:http:/www.kompasiana.com/jokereference/downsizingforwhat_57ad1dd78223bd4b082
47bfd
Pembahasan Ilustrasi:
Berikut ini, adalah tabel yang menjelaskan berbagai hak karyawan PKWT dan PKWTT
a. Mempekerjakan pekerja/buruh
pada hari istirahat mingguan
(khususnya pada pola waktu
kerja 5:2); dan/atau
b. Memperkerjakan pekerja /buruh
pada hari libur resmi.
Waktu kerja lembur dapat dilakukan
paling lama 3 (tiga) jam per hari dan 14
jam per minggu, tidak termasuk (waktu)
kerja lembur yang dilakukan pada hari
istirahat mingguan atau pada hari libur
resmi. Karyawan masih dapat ditambah
waktu kerja lembur pada hari istirahat
mingguan atau pada hari libur resmi
sepanjang ada-minimal-1 (satu) hari
untuk refresing sebagai hari istirahat
mingguan. Pengecualian atas peraturan
ini adalah sektor energi, pertambangan
dan perikanan.
3 Istirahat dan a. Istirahat antara jam kerja,
cuti sekurang-kurangnya setengah
jam setelah bekerja selama 4
(empat) jam terus menerus dan
waktu istirahat tersebut bukan
termasuk jam kerja.
b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari
untuk 6 (enam) hari kerja dalam
1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari
untuk 5 (hari) hari kerja dalam 1
(satu) minggu.
c. Cuti tahunan, sekurang-
kurangnya 12 (dua belas) hari
kerja setelah pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja selama 12
(dua belas) bulan secara terus-
menerus (untuk karyawan paruh
waktu belum ada aturan khusus
mengenai cuti tahunan).
d. Istirahat panjang sekurang-
kurangnya 2 (dua) bulan dan
dilaksankan pada tahun ketujuh
dan kedelpan masing masing 1
(satu) bulan bagi para pekerja/
buruh yang telah bekerja selama
6 (enam) tahun secara terus-
menerus pada perusahaan yang
sama dengan ketentuan
pekerja/buruh tersebut tidak
berhak lagi atas istirahat
tahunannya dalam 2 (dua) tahun
berjalan dan selanjutnya berlaku
untuk setiap kelipatan masa kerja
6 (enam) tahun.
Dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa alih daya
(outsourching) adalah penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain yang
misinya adalah adanya perlakuan yang sama (dalam syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban) di
tempat kerja yang sama, walau berbeda entitasnya (vide Pasal 65 ayat [4] dan penjelasan Pasal
66 ayat [2] huruf c UU Ketenagakerjaan). Karyawan alih daya adalah karyawan yang bekerja di
perusahaan lain yang dialihkan dayakan oleh suatu perusahaan sehingga karyawan tersebut juga
memiliki hak-hak sebagai PKWT atau PKWTT di perusahaan alih daya sesuai ketentuan yang
berlaku.
a. Apabila perusahaan memberikan komponen upah yang meliputi gaji pokok dan
tunjangan tetap, besarnya gaji pokok yang diterima pekerja = minimal 75%
dikalikan (gaji pokok + tunjangan tetap).
b. Apabila perusahaan memberikan komponen upah yang meliputi gaji pokok,
tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap, bedarnay gaji pokok yang diterima
pekerja = 75% dikalikan ( gaji pokok + tunjangan tetap).
Bagi perusahaan yang menunda pembayaran gaji atau membayar gaji karyawan tidak
sesuai tanggal yang ditetapkan akan dikenakan sanksi.
a. Sanksi administratif;
b. Terguran tertulis yang dilakukan oleh pegawai pegawas ketenagakerjaan atau
Depnaker, jika perusahaan tidak memenuhi kewajiban, perusahaan bersangkutan
harus membayar denda;
c. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; serta
d. Pembekuan kegiatan usaha.
2. Tunjangan Kesejahteraan Karyawan
Tunjangan dan fasilitas kerja kepada karyawan diberikan sesuai dengan kemampuan
perusahaan dan kebutuhan karyawan. Jenis- jenis tunjangan kesehjateraan karyawan
meliputi:
a. Pengadaan koperasi karyawan di mana pengelola perlu membuat laporan
keuangan dan laporan sisa hasil usaha (SHU) bagi perusahaan dan anggota untuk
transparansi;
b. Fasilitas olahraga; seperti: pingpong, badminton, futsal, serta perusahaan
diwajibkan untuk menyelenggarakan rekreasi atau outbound setahun sekali untuk
meningkatkan keakraban dan komunikasi antar karyawan serta pimpinan guna
meningkatkan semangat kerja;
c. Fasilitas kesehatan
d. Tempat ibadah dan tempat istirahat bersifat wajib;
e. Kepersetaan BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan bersifat wajib;
f. Pemberian santunan PHK, alih profesi, asuransi kecelakaan dan kematian, dan
lain-lain wajib didiskusikan dengan perwakilan pekerja (serikat pekerja).
4. Hubungan Antarkaryawan
Hubungan antarkaryawan dilakukan dengan cara saling menghargai,mendorong
semangat, dan membina kerja sama dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing, serta mengembangkan integritas dan keterbukaan dalam mmembangun
hubungan yang harmonis antarkaryawan. Etika kerja menekankan kepad hal-hal yang
seharusnya dilakukan oleh karyawan. Seperti dikutip Ehow, untuk meningkatkan etika
atau eto kerja, setiap karyawan perlu membangun prinsip-prinsip di bawah ini3:
a. Datang ke kantor lebih awal, setidaknya 15 menit sebelum mulai bekerja.
Menyediakan waktu luang sebelum bekerja membuat karyawan akan lebih siap
mental untuk mengerjakan tugas kantor. Karyawan yang tidak pernah telat berarti
menjunjung tinggi prinsip etika kerja.
b. Mempertahankan sikap professional setiap saat. Jadilah karyawan yang ramah
dan bersahabat kepada staf lainnya di perusahaan. Hindarilah gosip dan fokuskan
diri pada masalah-masalah pekerjaan.
c. Bersifat positif terhadap komentar negatif. Sikap positif sangat penting untuk
menguatkan etos kerja. Bawalah perspektif yang segar pada pendapat negative.
d. Berinisiatif untuk menangani proyek baru. Jadilah karyawan dengan inisiatif
tinggi dalam mengambil proyek baru dan percaya dirilah menjalankan semua
tanggung jawab pekerjaan.
e. Produktif. Kualitas dan kuantitas pekerjaan merupakan cerminan langsung
karakter profesional dan intergritas. Seorang pekerja yang produktif dengan etika
kerja yang kuat, dapat menghasilkan karya yang berkualitas.
f. Menghormati kontribusi rekan lain. Bagi sebagain orang, bekerja dengan tim
lebih sulit karena harus menyatukan beberapa pendapat menjasi satu. Belajarlah
untuk menghormati rekan lain di kantor yang memberikan ide.
g. Tidak perhitungan dengan waktu kerja. Bekerja lembur sesekali bukanlah suatu
masalah besar. Bekerja lembur akan menyukseskan proyek yang akan dijalani dan
dapat menyelesaikan lebih cepat dari waktu yang diprediksikan.
g. Pemberian santunan PHK, alih profesi, asuransi kecelakaan dan kematian, dan
lain-lain wajib didiskusikan dengan perwakilan pekerja (serikat pekerja).
WBS adalah bagian dari sistem pengendalian bagi perusahaan yang menjalankan aktivitas
usahanya secara etis, tetapi WBS dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang
mejalankan aktivitas usahanya dengan tidak etis. Sistem Pelaporan Pelanggaran yang baik
yang memberikan fasilitas dan perlidungan (whistleblower protection), antara lain:
1. Fasilitas saluran pelaporan (telepon, surat, e-mail) atau ombudsman yang
independen, beban dan rahasia;
2. Perlindungan kerahasian identias pelapor. Perlindungan ini diberikan bila pelapor
memberikan identitas serta informasi yang dapat digunakan untuk menghubungi
pelapor; serta
3. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau perusahaan, seperti
penundaan kenaikan pangkat/gaji, pemecatan, perlindungan dari tekanan dan
gugatan. Perlindungan juga berlaku bagi anggota keluarga pelapor. Bagi
whistleblower yang membuat pelapor palsu/fitnah maka jaminan perlindungan
diatas tidak berlaku. Pelaporan palsu dapat dapat dikenai sanksi sesuai dengan
perundangan yang berlaku, KUHP Pasal 310 dan 311, peraturan yang berlaku
secara internal serta perayuran perusahaan/perjanjian kerja bersama (PKB).
F. PERAMPINGAN USAHA
Menurut Brenner et. al (2014), perampingan usaha (downsizing) adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan atau dirancang untuk meningkatkan kembali efisiensi organisasi,
produktivitas, dan daya saing suatu organisasi dengan cara mengurangi jumlah atau
ukuran tenaga kerja. Dengan downsizing, perusahaan diharapkan mapu mengurangi biaya
dari aktivitas bisnis, meningkatkan kinerja perusahaan, mampu menjawab tantangan
eksternal perusahaan, dan mendapatkan efisiensi kerja secara menyeluruh. Menurut Boyd
et al. (2013), dalam menghadapi tekanan keuangan global sebagian besar perusahaan
cenderung merespons dengan menggunakan tindakan perampingan usaha. Langkah ini
akan dilakukan jika para manajer selaku decision maker melihat kemampuan dari internal
organisasi tidak mampu menyesuaikan dengan kebutuhan yang tinggi dari ekternal
organisasi sehingga bukan hal yang baru lagi jika saat kondisi perekonomian buruk,
beberapa perusahaan melakukan perampingan sebagai salah satu langkah efisiensi kinerja
perusahaan.
Terdapat beberapa alasan perusahaan melaksanakan perampingan usaha, seperti:
Pelambatan Ekonomi Global dan Nasional. Kondisi eksternal seperti menurunya harga
minyak mentah yang di bawah US$ 35/barel dan harga batu bara di bawah US$ 65/ton,
krisis ekonomi di beberapa negara, pengaruh dari kebijakan perekonomian Amerika
Serikat dan China, dan berbagai alasan lainnya yang berdampak pada pelaksanaan proses
bisnis di Indonesia akan memaksa para manajer untuk melakukan perubahan model bisnis
dan perencanaan strategi yang baru guna menghadapi tantangan eksternal.
Pemindahan Lokasi Usaha. Saat ini banyak perusahaan berupaya memindahkan lokasi
pabriknya dari satu tempat ke tempat lain bahkan lintas negara guna memperoleh upah
buruh yang rendah atau pasokan bahan baku secara teratur. Apabila upah buruh di lokasi
atau negara tujuan meningkat, lokasi pabrik akan dipindahkan ke lokasi lain yang
biayanya lebih rendah sehingga pemindahan ini menyebabkan pengurangan karyawan
pada lokasi asal.
REFLEKSI
Refleksi 8.1
Apabila perusahaan Saudara memperkerjakan karyawan alih daya, upah, kesehjateraan dan hak-
hak lain karyawan menjadi tanggungjawab siapakah? Berikan alasan saudara!
Jawab:
Menurut kami, upah, kesehjateraan dan hak-hak lain karyawan menjadi tanggungjawab
perusahaan kami. Hal ini sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Refleksi 8.2
Apakah Saudara setuju perusahaan melakukan perampingan usaha dengan alasan yang telah
dijelaskan di atas? Jelaskan alasan Saudara!
Jawab:
Menurut kami, perusahaan kami setuju melakukan perampingan usaha dengan alasan yang
dijelaskan. Hal ini, dikarnakan jika perusahaan tidak melakukan perampingan tersebut maka
perusahaan tidak akan dapat bertahan lama dalam usahanya karna perusahaan tidak akan mampu
membayar gaji para karayawannya.
Refleksi 8.3
Apakah manfaat dan kerugian bagi perusahaan jika melakukan PHK? Apabila memang
perusahaan harus melakukan PHK, apa yang harus dipersiapkan oleh perusahaan dan karyawan
sebelum PHK dilaksanakan?
Jawab:
Yang harus disiapkan oleh perusahaan dan karyawan sebelum PHK dilaksanakan:
Bagi Karyawan:
a. Jika karyawan mendengar isu-isu PHK dalam perusahaan, sebaiknya karyawan tersebut
segara menentukan rencana untuk mencari pekerjaan baru.
b. Karyawan harus memperhatikan kondisi tabungannya setelah karyawan tidak lagi
mendapatkan gaji bulanan.
Bagi Perusahaan:
Bukalapak membenarkan kabar bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya, seperti
disampaikan Chief Strategy Officer (CSO) Bukalapak Teddy Oetomo. Foto/Ilustrasi
Pembahasan Artikel:
− Teori Teleologi
Jika dilihat dari teori ini, tujuan PHK yang dilakukan oleh Bukalapak adalah untuk
kepentingan bisnis yaitu untuk mencapai keuntungan (Paragraf 3).
Tindakan bukalapak dalam mencapai tujuannya termaksud kedalam egoisme etis, karna demi
mencapai tujuannya perusahaan melakukan PHK kepada karyawannya yang mengartikan
bahwa perusahaan lebih mementingkan kepentingannya.