1
PENGENDALIAN DOKUMEN
Nomor Dokumen :
PM.PK.1000.001/REV 01
Judul Dokumen :
HOSPITAL BY LAWS
Cetakan Pertama
2
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kita
kesehatan yang profesional kepada seluruh lapisan masyarakat secara adil dan ihsan,
Program akreditasi menjadi bagian dari komitmen manajemen RS Islam Jakarta Pondok
Kopi dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas dan terstandar , diantaranya
lainnya sebagai bukti dokumentasi layanany yang diberikan yang berfokus pada
keselamatan pasien.
Pedoman, panduan dan standar operasional prosedur menjadi acuan seluruh staf dalam
tanggung jawab seluruh pegawai untuk selalu meningkatkan pelayanan bermutu dengan
Terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan pedoman,
berkesinambungan , dan Allah SWT membalas dengan segala kebaikan yang tak
4
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN............................................................................................................ 7
A. Latar Belakang......................................................................................................... 7
B. Tujuan...................................................................................................................... 8
BAB II : Identitas........................................................................................................... 17
Bagian Kesatu : Kedudukan Rumah Sakit ................................................ 17
Bagian Kedua : Falsafah, Visi, Misi, Moto, Slogan Layanan dan Logo..... 17
Bagian Ketiga : Kedudukan....................................................................... 20
BAB III : Badan Pelaksana Harian RS Islam Jakarta Pondok Kopi Jakarta.................. 21
Bagian Kesatu : ......................................................................................... 21
Bagian Kedua : Tugas, Fungsi, Tanggung Jawab, Kewajiban dan
Kewenangan. .................................................................. 24
6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RS Islam Jakarta Pondok Kopi adalah salah satu Amal Usaha Muhammadiyah
bidang kesehatan. Sebagai organisasi, rumah sakit sangatlah unik dan kompleks.
Keberadaan pusat-pusat kekuasaan atau otoritas di rumah sakit juga unik dan
sakit kepemimpinan puncak terdiri dari empat satuan atau organ fungsional yang
bekerjasama. Secara integratif dalam menjalankan visi dan misi rumah sakit. Ketiga
1. Pemilik
2. Pejabat Pengelola
3. Staf Medis
Tidak satupun dari tiga kekuasaan itu akan berfungsi , jika tidak ada dua yang lain.
rumah sakit dan bertanggung jawab bersama tentang layanan kepada masyarakat
(shared accountability).
Untuk mengatur tata kelola koorporasi dan tata kelola staf medis, RS Islam Jakarta
Pondok Kopi perlu menyusun Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
B. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
Pondok Kopi.
3. Fungsi
Kopi.
operasional.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Muhammaddiyah.
5. Pemilik rumah sakit yang selanjutnya disebut Pemilik adalah Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
6. Pejabat Pengelola adalah Direksi yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk
9. Peraturan Internal Rumah Sakit atau Hospital Bylaws adalah Peraturan Pola Tata
Kelola RS Islam Jakarta Pondok Kopi, yang terdiri dari Peraturan Pola Tata Kelola
Korporasi (Corporate By Laws) dan Peraturan Tata Kelola Staf Medis (Medical Staf By
tanggung jawab, tugas dan kewajiban, kewenangan dan hak Pemilik, MPKU PP
Muhammadiyah, Direksi dan Staf Medis serta hubungan antar unsur-unsur tersebut.
11. Peraturan Pola Tata Kelola Staf Medis adalah peraturan yang mengatur tentang
peran, tanggung jawab, tugas dan kewajiban, kewenangan dan hak staf medis Rumah
12. Peraturan Pola Tata Kelola Keperawatan adalah peraturan yang mengatur tentang
peran, tanggung jawab, tugas dan kewajiban, kewenangan dan hak staf Keperawatan
14. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara nyata dan tegas diatur dalam lini
organisasi.
15. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,
kewenangan, dan hak seseorang pegawai dalam satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta
bersifat mandiri.
16. Staf Medis adalah Dokter, Dokter Gigi, Dokter Spesialis, dan Dokter Gigi Spesialis,
dokter sub spesialis , dokter gigi sub spesialis yang bekerja purna waktu maupun
17. Staf Keperawatan adalah Perawat dan Bidan yang bekerja purna waktu dan waktu
18. Tokoh masyarakat adalah orang perorang yang karena reputasi dan perilakunya
19. Profesional Kesehatan adalah mereka yang dalam tugasnya telah mendapat
rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensif, kamar operasi, kamar bersalin,
21. Pelayanan Kesehatan adalah setiap kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada perseorangan, terdiri atas upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.
22. Pelayanan Medis Spesialistis Dasar adalah pelayanan medis spesialis penyakit
23. Pelayanan Medis Spesialistis Luas adalah pelayanan medis spesialis dasar ditambah
dengan pelayanan spesialis telinga, hidung dan tenggorokan, mata, syaraf, jiwa, kulit
dan kelamin, jantung, paru, dan pelayanan spesialis lain sesuai dengan kebutuhan.
24. Pelayanan Medis Sub spesialistis Luas adalah pelayanan sub spesialistis yang ada di
kandungan, penyakit dalam, telinga, hidung dan tenggorokan, paru, dan pelayanan
25. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik
26. Unit Kerja adalah tempat staf medis menjalankan profesinya, yang dapat berbentuk
27. Komite Medis adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika
proses kredensial dan re-kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika
29. Kewenangan Klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam rumah sakit untuk suatu
appointment).
30. Penugasan Klinis (clinical appointment) adalah suatu penugasan direktur kepada
seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di rumah sakit
31. Praktik Keperawatan dan Kebidanan adalah tindakan mandiri perawat / bidan melalui
sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan,
32. Asuhan Keperawatan dan Kebidanan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien
33. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis dan keperawatan untuk
34. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis dan keperawatan yang
36. Audit Medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medis yang
37. Tenaga Administrasi adalah orang atau sekelompok orang yang bertugas
staf medis, komite medis, dan sub komite khususnya yang terkait dengan etik dan
mutu medis.
Pasal 2
1. Peraturan internal rumah sakit dimaksudkan sebagai pedoman dan sekaligus payung
Medis sehingga tercipta tata kelola korporasi yang baik (good corporate
dan tanggung jawab sehingga pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit dapat
dipertanggung jawabkan kepada semua pihak serta dapat memberikan manfaat
pemilik ; dan
c. Dipakai sebagai acuan dalam menyelesaikan berbagai macam konflik yang terjadi
di rumah sakit.
Pasal 3
1. Rumah Sakit dikelola berdasarkan pola tata kelola yang di dalamnya memuat :
a. Struktur Organisasi;
b. Prosedur Kerja;
2. Pola tata kelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan menganut
prinsip:
a. Transparansi;
b. Akuntabilitas;
c. Responsibilitas; dan
d. Independensi.
Pasal 4
hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi
Rumah Sakit.
3. Pengelompokkan Fungsi yang logis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf c, menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan
dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian internal dalam
rangka efektivitas pencapaian tujuan Rumah Sakit secara efisien, efektif, dan
produktif.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf d, merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya
mendukung pencapaian tujuan Rumah Sakit secara efisien, efektif, dan produktif.
Pasal 5
asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi
kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada rumah sakit agar
kesesuaian atau kepatuhan di dalam pengelolaan Rumah Sakit terhadap bisnis yang
BAB II
IDENTITAS
Bagian Kesatu
Pasal 6
2. Jenis dan Kelas Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum kelas B.
3. Alamat Rumah Sakit adalah di Jalan Raya Pondok Kopi, Jakarta Timur 13460
Bagian Kedua
Pasal 7
Falsafah RSIJ Pondok Kopi adalah suatu amal usaha Muhammadiyah sebagai
perwujudan dari iman dan amal sholeh kepada Allah SWT serta menjadikannya sebagai
sarana ibadah.
Pasal 8
kepercayaan masyarakat yang peduli pada kaum dhu’afa, dan menjadi pusat pendidikan
kedokteran serta menjadi pusat pengkaderan Persyarikatan Muhammadiyah dibidang
kesehatan se Jakarta .
Pasal 9
ilmu pengetahuan dan teknologi agar pelayanan mampu bersaing diera globalisasi.
kesehatan lainnya.
Pasal 10
Tujuan RS Islam Jakarta Pondok Kopi adalah mewujudkan derajat kesehatan yang
serta tuntunan ajaran islam dengan tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.
Pasal 11
2. Memberikan pelayanan yang berkwalitas dengan bekerja sepenuh hati, teliti, tepat
Slogan Pelayanan RS Islam Jakarta Pondok Kopi adalah “Bekerja Sebagai Ibadah, Ihsan
Dalam Pelayanan”
Pasal 13
1. Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi adalah milik Pimpinan Pusat
Muhammadiyah.
2. Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bentuk partisipasi
3. Logo
Matahari adalah titik pusat dalam tata surya serta adalah sumber kemampuan seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi. Bila matahari jadi kemampuan cikal akan biologis.
Muhammadiyah diinginkan bisa jadi sumber kemampuan spritual dengan nilai – nilai
Bagian ketiga
Kedudukan
Pasal 14
kelangsungan hidup, perkembangan dan kemajuan Rumah Sakit sesuai dengan yang
a. Menetapkan peraturan tentang pola tata kelola dan standar pelayanan minimal
Muhammadiyah.
BAB III
RS ISLAM JAKARTA
Bagian Kesatu
Pasal 15
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Anggota
Direksi.
rumah sakit, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya.
publik.
lain :
(HPT).
v. Berakhlaq mulia.
Pasal 16
1. Masa jabatan anggota BPH RSIJ ditetapkan selama 5 tahun, dan dapat diangkat
2. Anggota BPH RSIJ dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya habis oleh Ketua
a. Meninggal dunia
Pasal 17
1. BPH RSIJ dapat membentuk staf sekretariat BPH RSIJ untuk mendukung kelancaran
tugas.
pendokumentasian.
Pasal 18
Semua biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas BPH RSIJ, dituangkan dalam
Pasal 19
b. Rapat Khusus, berdasarkan usulan oleh paling sedikit 3 (tiga) orang anggota
c. Rapat Pleno yang dihadiri oleh semua anggota, satu bulan sekali;
2. Rapat dipimpin oleh Ketua BPH RSIJ, atau yang mewakili berdasarkan kesepakatan
para anggota.
3. Rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua per tiga anggota.
5. Dalam hal ini tidak tercapai kata mufakat maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak. 22
Pasal 20
1. Rapat khusus dan rapat tahunan wajib dihadiri anggota BPH RSIJ
2. Rapat rutin wajib dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan anggota.
Bagian Kedua
Pasal 21
g. Mengawasi kepatuhan penerapan etika rumah sakit, etika profesi dan peraturan
peundang-undangan.
c. Bertanggung gugat atas terjadinya kerugian pihak lain, termasuk pasien, akibat
Anggaran; dan
Pasal 22
secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan sewaktu-waktu jika
diperlukan.
BAB IV
Bagian Kesatu 24
Struktur Organisasi
Pasal 23
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit ditetapkan dengan mengacu pada peraturan
perundang-undangan.
2. Struktur Organisasi Rumah Sakit dapat dilakukan perubahan, baik jumlah maupun
Rumah Sakit.
Bagian Kedua
Pejabat Pengelola
Pasal 24
1. Direktur Utama
4. Direktur Keuangan
Pasal 25
1. Pejabat Pengelola Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan
2. Masa jabatan Pejabat Pengelola ditetapkan 4 (empat) tahun, dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) masa jabatan berikutnya apabila yang bersangkutan masih
memenuhi syarat.
Pasal 26
Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Pejabat Pengelola adalah sebagai berikut:
5. Memiliki tingkat kesehatan, baik jasmani maupun rohani, yang sesuai (fit) untuk
antara lain :
d. Telah menjalankan syariat islam sesuai dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT)
e. Berakhlaq mulia.
Pasal 27
Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai Direktur Utama harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Dokter, dokter gigi, atau sarjana kesehatan dengan jenjang pendidikan S-2.
5. Memiliki tingkat kesehatan, baik jasmani maupun rohani, yang sesuai (fit) untuk
antara lain : 26
e. Berakhlaq mulia
Bagian Ketiga
Pasal 28
4. Menetapkan pejabat lain sesuai kebutuhan Rumah Sakit selain pejabat yang telah
Masyarakat.
meliputi :
c. Manajemen keuangan;
d. Manajemen mutu dan tanggung jawab lainnya.
e. Bekerja sama dengan direktur lainnya di rumah sakit untuk menentukan misi
rumah sakit.
misi tersebut.
Pasal 29
1. Memimpin dan mengurus rumah sakit sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
digariskan Pemilik.
ketentuan.
11. Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan rumah sakit sesuai ketentuan
Rumah Sakit.
masyarakat.
Pasal 30
sebagai berikut :
4. Melakukan audit / monitoring dan evaluasi atas kebijakan yang telah ditetapkan.
5. Menetapkan kewenangan klinik (clinical previlege) kepada setiap staf medis, perawat,
dan bidan.
7. Menetapkan ha-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban staf profesional dan
Rumah Sakit.
9. Memberikan penghargaan kepada staf profesional dan karyawan Rumah Sakit yang
berprestasi dengan atau tanpa disertai penghargaan berupa uang yang besarnya
11. Mendatangkan ahli, konsultan atau lembaga independen manakala diperlukan dengan
13. Menyetujui berbagai program dan kegiatan pendidikan, pelatihan dan penelitian di
rumah sakit.
17. Meminta pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dari semua Pejabat dibawahnya.
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Utama dibantu oleh, Direktur Pelayanan Medis,
Direktur Penunjang Medis, Direktur Keuangan, dan Direktur SDI & Bindatra, Manajer,
Kepala Unit, Komite Medis, Satuan Pemeriksa Internal (SPI), Komite Keperawatan,
Pasal 32 30
Secara umum tugas para Direktur selain Direktur Utama adalah mengkoordinasikan,
Direktur.
Pasal 33
pengelolaan keuangan rumah sakit yang meliputi penyusunan dan evaluasi anggaran,
Pasal 34
Direktur Keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 34,
administrasi keuangan.
Pasal 36
penunjang medis.
asuhan gizi klinik dan mengevaluasi kegiatan asuhan gizi klinik rumah sakit.
Pasal 37
sakit. 32
Pasal 38
logistik alatkKesehatan dan umum, dan mengevaluasi kegiatan logistik alat kesehatan
Pasal 39
Direktur SDI & Bindatra dalam tugasnya membantu Direktur Utama mempunyai tugas
Pasal 40 33
Direktur SDI & Bindatra dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
administrasi keuangan;
Bagian Keempat
Pasal 41
1. Meninggal dunia.
tindak pidana.
Pasal 42
Kebijakan Teknis Operasional disusun dan ditetapkan oleh Direktur Utama dengan
Bagian Kelima
Organisasi Pelaksana
Pasal 43
Unit/Bagian :
3. Unit dipimpin oleh Kepala Unit yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.
4. Bagian dipimpin oleh Kepala Bagian yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama.
6. Kepala Unit atau Bagian dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga
1. Direktur Utama dapat melakukan perubahan unit dan bagian setelah melalui analisis
2. Perubahan unit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan kepada Ketua
BPH RSIJ.
Pasal 45
Manajer dan atau Kepala unit mempunyai tugas dan kewajiban sebagai fasilitator,
Direksi.
Pasal 46
1. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga profesional yang dipilah
fungsional masing-masing.
4. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Rumah Sakit.
36
Pasal 47
2. Sumber daya manusia di Unit Pelayanan Medis adalah tenaga dokter dan dokter gigi
yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional, serta tenaga keperawatan
kedokteran.
dengan staf keperawatan, kebidanan, radiologi, laboratorium serta tenaga profesi lain
yang terkait.
BAB V
Bagian Kesatu
Penjelasan Umum
Pasal 48
1. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk
2. Pembentukan komite di rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit yang
terdiri dari Komite Medik, Komite Etik dan Hukum, 37Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi, Komite Farmasi dan Terapi, serta komite / panitia lainnya yang
4. Komite dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama.
5. Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis komite ditetapkan oleh Direktur Utama.
Pasal 49
1. Tiap-tiap Komite yang terdapat di rumah sakit mempunyai fungsi yang berbeda sesuai
dengan fungsi dan kewenangan yang ditetapkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit.
2. Setiap komite akan dijabarkan dalam bagian tersendiri sesuai dengan fungsi dan
3. Pengaturan mengenai Komite Medik akan diatur secara khusus dalam bab tersendiri
4. Pengaturan mengenai Komite Keperawatan akan diatur secara khusus dalam bab
Bagian Kedua
Pasal 50
1. Ketua dan Anggota Komite Etik diangkat dan diberhentikan oleh Direksi RS Islam
2. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Etik bertanggung jawab langsung
Pasal 51
menyusun dan merumuskan kebijakan dalam aspek hukum dan etika pelayanan
organisasi RSIJ Pondok Kopi baik internal maupun eksternal RS Islam Jakarta
Pondok Kopi.
organisasi RSIJ Pondok Kopi bagi petugas di RS Islam Jakarta Pondok Kopi.
Islam Jakarta Pondok Kopi serta etika penyelenggaraan organisasi Rumah Sakit
4. Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2)
disampaikan secara tertulis kepada Direktur Utama dalam bentuk laporan dan
rekomendasi.
Bagian Ketiga
Pasal 52
1. Ketua dan anggota komite pencegahan dan pengendalian infeksi diangkat dan
apabila :
Pasal 53
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI RS, agar kebijakan dapat dipahami dan
6. Melakukan investigasi masalah atau KLB infeksi nosokomial bekerjasama dengan Tim
pengendalian infeksi.
pembelajaran.
12. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur Utama.
13. Memberikan usulan kepada Direktur Utama untuk pemakaian antibiotika yang rasional
16. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat
dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan alat, penyimpanan alat
17. Mengusulkan penutupan ruang rawat dan atau kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB)
kepada panitia Komite Mutu Keselamatan Pasien ( KMKP) bila diperlukan karena
20. Komite PPI bertanggung jawab terhadap pelaksanaan PPI kepada Direktur Utama
RS.
Bagian Keempat
Pasal 54
Komite dan atau panitia lainnya yang diperlukan dalam menunjang kegiatan operasional
Bagian Kelima
Pasal 55
rumah sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk mengawasi apakah kebijakan
Direktur Utama
Utama
BAB VI
TATA KERJA
Bagian Kesatu 43
Umum
Pasal 56
sakit wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,dan sinkronisasi secara vertikal dan
horisontal baik di lingkungannya serta dengan unit terkait lain sesuai tugas masing-
masing.
Pasal 57
Pasal 58
bawahannya.
Pasal 59
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
Pasal 60
Setiap laporan yang diterima oleh setiap pimpinan satuan organisasi dari bawahan,wajib
diolah dan dipergunakan sebagai bahan perubahan untuk menyusun laporan lebih lanjut
44
Pasal 61
Manager, Kepala unit / bagian wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasannya.
Pasal 62
semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara
Pasal 63
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala
satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan
Bagian Kedua
Pasal 64
1. Rumah sakit dalam operasional kegiatannya mengemban fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung.
2. Fungsi pelayanan di rumah sakit meliputi pelayanan di bidang pelayanan medis dan
medik antara lain pelayanan penunjang gizi,laboratorium, farmasi, sanitasi dan lain-
lain.
Bagian Ketiga
Pasal 65
Pengelolaan sumber daya insani dilakukan dengan perencanaan dan program kerja serta
Bagian Keempat
Pasal 66
Rumah Sakit sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah dan
2. Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh
Direktur.
Pasal 67
b. Terukur;
c. Dapat dicapai;
e. Tepat waktu.
2. Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
Rumah Sakit.
3. Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan kegiatan yang
4. Dapat dicapai sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c, merupakan kegiatan nyata,
pemanfaatannya.
5. Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang
6. Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, merupakan kesesuaian
Bagian Kelima
Pengelolaan Keuangan
Pasal 68
47
Bagian Keenam
1. Pengelolaan Sumber Daya lain yang terdiri dari sarana, prasarana, gedung, jalan
Bagian Ketujuh
Pasal 70
1. Pengelolaan lingkungan Rumah Sakit yang terdiri dari halaman, taman, limbah, dan
BAB VII
KOMITE MEDIS
Bagian ke satu
Pasal 71
2. Komite Medis RS. Islam Jakarta Pondok Kopi terdiri dari ketua KSM dan atau staf
medis yang telah diberi kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di RS. Islam
Jakarta Pondok Kopi.
3. Pemilihan ketua suatu KSM dilakukan melalui surat suara dari anggota KSM tersebut .
4. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka hasil pemungutan suara
ditentukan berdasarkan kesepakatan seluruh anggota KSM.
5. Komite Medis adalah satu-satunya organisasi formal yang menghimpun,
memformulasikan, dan mengkomunikasikan pendapat dan kehendak seluruh staf
Medis yang berkaitan dengan profesi medis di rumah sakit.
b. Melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di rumah sakit dan
memberikan rekomendasikepada direktur.
Pasal 72
1. Komite Medis dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih setiap tiga tahun dari antara
anggota komite medis yang diselenggarakan oleh suatu panitia pemilihan sesuai
dengan ketentuan yang akan ditetapkan dari waktu ke waktu oleh komite medis untuk
diajukan dan disetujui oleh Direktur
2. Dalam komite Medis ditetapkan pengurus harian komite medis yang terdiri dari ketua
komite Medis, sekretaris komite Medis, dan ketua-ketua sub-komite Medis.
3. Pengurus harian komite medis melaksanakan fungsi dan tugas komite medis sehari-
hari dengan tata cara yang akan ditetapkan oleh komite medis.
Pasal 73
1. Ketua dipilih dari 3 calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan setiap
tiga tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui oleh Direktur
2. Ketua komite Medis adalah seorang staf Medis tetap.
3. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua sebelum masa jabatannya berakhir maka
kekosongan jabatan tersebut diisi oleh ketua lama sampai terpilih ketua baru
4. Tugas Ketua Komite Medis adalah:
50
a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat, kebijakan,
laporan, kebutuhan, dan keluhan staf Medis serta bertanggung jawab kepada
Direktur.
b. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat yang
diselenggarakan Komite Medis .
c. Menunjuk wakil Komite Medis dalam setiap kepanitiaan dirumah sakit yang
memerlukan perwakilan dari staf Medis .
d. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan kepanitiaan lainnya.
e. Menunjuk dan menetapkan sekretaris, dan ketua-ketua panitia
f. Menentukan agenda setiap rapat komite Medis
Pasal 74
SEKRETARIS KOMITE MEDIS
Pasal 75
1. Rapat komite Medis terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno
2. Setiap rapat Komite Medis dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan
51
secara pantas kecuali seluruh anggota komite Medis yang berhak memberikan suara
menolak undangan tersebut.
Pasal 76
1. Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh Komite Medis.
2. Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda
rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja sebelum
rapat tersebut dilaksanakan.
3. Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite Medis
4. Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
5. Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medis sebagaimana
diatur dalam ayat (2) harus melampirkan:
a. Satu salinan agenda rapat
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu
Pasal 77
RAPAT KHUSUS KOMITE MEDIS
2. Sekretaris Komite Medis menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh
delapan jam setelah diterimanya permintaan tertulis rapat yang ditandatangani oleh
seperempat dari jumlah anggota Komite Medis yang berhak untuk hadir dan
memberikan suara dalam rapat tersebut
3. Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat
52
khusus beserta agenda
rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh empat jam
sebelum rapat tersebut dilaksanakan
4. Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan
dibicarakan dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang
tercantum dalam pemberitahuan tersebut.
Pasal 78
RAPAT PLENO KOMITE MEDIS
Pasal 79
KUORUM
1. Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah
Pengurus Komite Medis ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan
suara
2. Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai
Pasal 80
1. Setiap rapat Komite Medis berhak dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite Medis .
2. Rapat dipimpin oleh ketua komite Medis atau yang ditunjuk oleh ketua komite Medis
3. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah ketua
4. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai
5. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat
6. Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung
7. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh ketua
sebelum rapat dimulai
Pasal 82
NOTULEN RAPAT
Pasal 83
2. Tugas dan fungsi sub-komite Medis ditetapkan oleh komite Medis dari waktu-kewaktu
dan disahkan oleh Direktur.
d. Melakukan review terhadap kompetensi staf medis dan membuat laporan kepada
e. Menyusun indikator mutu klinik, meliputi indikator input, output proses, dan
outcome.
profesi.
Bagian Kedua
Pasal 84
Pola Tata Kelola Staf Medis dibuat dengan maksud untuk kerangka kerja (framework)
agar staf medis dapat melaksanakan fungsi profesionalnya dengan baik guna
.
56
Pasal 85
4. Mengontrol dan menjamin agar berbagai peraturan yang dibuat mengenai staf
Bagian Ketiga
Pasal 86
1. Organisasi staf medis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Rumah
Sakit.
Pasal 87
KATEGORI STAF MEDIS
1. Staf medis RS. Islam Jakarta Pondok Kopi terdiri dari staf medis biasa, staf
medis pengganti, dan staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam pasal 1
dan telah dinyatakan memenuhi syarat kredensial oleh Komite Medis sebagaimana
diatur dalam statuta ini. 57
2. Setiap staf medis biasa sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh
RS. Islam Jakarta Pondok Kopi.
3. Setiap staf medis pengganti sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan
oleh staf medis yang digantikannya.
4. Setiap staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam ayat (1) melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan
oleh komite medis sesuai dengan kebutuhan rumah sakit pada untuk kasus atau
peristiwa tertentu.
Pasal 88
1. Setiap staf Medis yang akan bekerja dirumah sakit harus telah memenuhi kualifikasi
tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta ini.
2. Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinilai oleh Komite Medis
melalui Sub-Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta
ini.
3. Hanya Staf Medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien
di RS. Islam Jakarta Pondok Kopi sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain
yang ditentukan oleh Komite Medis .
5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali oleh
Komite Medis melalui sub-komite kredensial dengan suatu tata cara yang
ditetapkan oleh statuta ini.
58
6. Bagi staf Medis baru evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan bagi
dokter lainnya setiap 1 (satu) tahun.
7. Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dilakukan oleh
Sub Komite Kredensial bersama KSM yang terkait.
8. Pada akhir masa evaluasi calon staf Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
maka Ketua Sub Komite Kredensial memberikan laporan perilaku medis profesional
yang bersangkutan kepada Komite Medis .
Pasal 89
b. Memiliki surat penugasan sebagai dokter dan syarat lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di DKI.
d. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan statuta staf
Medis , kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan rumah sakit sesuai
dengan jenis kategorinya.
Pasal 90
1. Setiap permohonan untuk menjadi staf Medis rumah sakit akan dievaluasi, dan
dapat dikabulkan atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan rumah sakit dan
kemampuan rumah sakit.
2. Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan master plan Rumah
Sakit yang penyusunannya melibatkan komite Medis .
3. Direktur Rumah Sakit akan menerbitkan perjanjian perikatan antara rumah sakit
dengan staf medis setelah dipenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam
pasal 19 dan pasal 20 sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
4. Direktur menerbitkan surat keputusan pengangkatan dan penempatan staf Medis
yang telah diterima.
Pasal 91
1. Staf Medis hanya dapat melakukan tindakan Medis sesuai dengan spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat, di rumah sakit
setelah mendapatkan penugasan klinis (clinical privilege)
60 dari Direktur yang
ditetapkan dengan suatu surat keputusan.
3. Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya diberikan pada
dokter yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini, sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh komite Medis dengan merujuk pada organisasi
profesinya.
4. Penilaian persyaratan dan jenis tindakan Medis untuk setiap staf Medis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan oleh Komite Medis melalui Sub-
Komite Kredensial.
5. Hasil Penilaian oleh Sub-Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
diserahkan kepada Komite Medis untuk memperoleh pengesahannya.
Pasal 92
61
Pasal 93
2. Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka
Direktur memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang
bersangkutan dengan tembusan kepada Komite Medis .
3. Dalam hal seorang Staf Medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat
khusus Komite Medis , Ketua Komite Medis memberikan surat pemberitahuan
tentang hal itu kepada Direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.
Pasal 94
1. Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara berkala dan
pendidikan kedokteran yang berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang
ditentukan oleh Sub-Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis
2. Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis ditetapkan oleh Sub-Komite
Peningkatan Mutu Profesi Medis
3. Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan melaporkan hasil audit medis dan
analisisnya secara berkala kepada komite medis untuk ditindak lanjuti.
4. Komite medis wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk
menindak lanjuti hasil audit medis sebagaimana diatur dalam ayat (3)
5. Setiap anggota staf Medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan
yang substansi dan tata caranya diatur oleh sub komite Peningkatan Mutu Profesi
Medis.
62
6. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis memberikan laporan kepada Komite
Medis mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh
seluruh staf medis yang bekerja dirumah sakit.
TINDAKAN DISIPLIN MEDIS DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN PELANGGARAN
TATA TERTIB DAN DISIPLIN MEDIS
Pasal 95
DASAR TINDAKAN DISIPLIN MEDIS
1. Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran
disiplin Medis dan tata tertib oleh seorang staf Medis adalah hal-hal yang
menyangkut:
a. Kompetensi klinis
b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk penatalayanan sebuah
kasus di rumah sakit
c. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib staf Medis
d. Dugaan penyimpangan etika profesi
e. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit
f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah
sakit.
g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar profesi
sesuai dengan ketetapan komite Medis
h. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rumah sakit yang dapat
menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit
i. Hal hal lain yang oleh komite Medis sepatutnya dianggap menyangkut disiplin
Medis .
2. Setiap staf Medis , dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan Medis
wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) kepada Ketua Komite Medis secara tertulis dalam suatu formulir yang
disediakan untuk itu dengan tatacara sebagai berikut:
a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua
Komite Medis melalui Koordinator Staf Medis Fungsional yang terkait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan
63
yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Ketua Komite Medis
melalui Direktur .
3. Ketua Komite Medis wajib meneliti menindaklanjuti dan memberikan kesimpulan
serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh staf Medis dan staf rumah
sakit yang terkait dengan pelayanan Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
4. Ketua Komite Medis dapat menugaskan sub-komite terkait dibawah Komite Medis
untuk meneliti menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3).
Pasal 96
1. Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Medis , etika Medis , dan tata tertib
dimulai berdasarkan putusan Ketua Komite Medis untuk melakukan penelitian
lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 ayat (1) dan dilaksanakan oleh
Sub-Komite terkait .
BAB VIII
KOMITE KEPERAWATAN
Pasal 97
keperawatan melalui proses kredensial dan re-kredensial, penjagaan mutu profesi dan
3. Praktik Keperawatan dan Kebidanan adalah tindakan mandiri perawat / bidan melalui
praktik keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien
5. Perawat dan Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan atau kebidanan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
Pasal 98
Tujuan ;
keperawatan terhadap masyarakat secara menyeluruh bio, psiko, sosio, dan spiritual.
4. Media untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan proses pemberian asuhan
keperawatan.
Bagian Kesatu
Pasal 99
b. Dipilih secara demokrasi oleh staf keperawatan atau dipilih oleh BPH RS Islam
Jakarta
a. Sekretaris
Seorang yang diberi tugas untuk melakukan tugas membantu Ketua Komite
dan professional.
untuk menjalankan tugas sebagai Sub Komite Etika dan Disiplin yang
1) Critical Care
2) Neonatal Care
3) Kebidanan
4) General Care
Fisioterapi)
Satelit / Cipinang ).
e. Staf Keperawatan
Seluruh perawat dan bidan yang bekerja di RS Islam Jakarta Pondok Kopi.
f. Staf Komite Keperawatan
ditentukan oleh BPH Rumah Sakit Islam Jakarta, sedangkan koordinator dan
anggota sub-sub komite keperawatan ditentukan oleh peraturan Rumah Sakit Islam
Pasal 100
asuhan kebidanan.
Pasal 101
Kebidanan. 69
Pasal 102
1. Memberikan saran kepada pimpinan baik diminta maupun tidak diminta dalam upaya
3. Membahas dan menyetujui standar pelayanan yang telah disusun oleh Sub Komite
4. Melakukan supervisi Keperawatan dan Kebidanan untuk menilai kualitas kerja melalui
Pasal 103
Tanggung Jawab Komite Keperawatan
perilaku profesi.
Pasal 104
kebidanan.
71
Pasal 105
2. Rapat Komite Keperawatan dengan staf keperawatan yang diwakili oleh jajaran
kali sebulan.
3. Rapat darurat diselenggarakan untuk membahas masalah yang mendesak yang harus
diselesaikan segera.
6. Membuat panitia untuk menilai asuhan keperawatan baik secara teknis maupun
administrasi
Bagian Kedua
Pasal 106
1. Rapat Komite Keperawatan terdiri dari rapat : rapat rutin, rapat khusus, rapat pleno
Pasal 107
72
Rapat Rutin Komite Keperawatan
komite keperawatan
agenda rapat
Pasal 108
b. Permintaan yang diajukan secara tertulis maupun lisan yang tercatat / masuk
Pasal 109
Rapat pleno Komite keperawatan dilaksanakan satu tahun sekali diwakili oleh seluruh staff
1. Agenda Rapat Pleno memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan, rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan, dan agenda lainnya yang ditetapkan oleh komite
keperawatan.
beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat tujuh hari
73
Pasal 110
Kuorum
1. Kuorum tercapai apabila rapat dihadiri paling sedikit 1/2 ( Setengah ) dari jumlah staff
komite keperawatan.
Pasal 111
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pungutan suara
3. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang
Pasal 112
Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau yang ditunjuk oleh Ketua Komite
Keperawatan:
1. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah ketua
3. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seizin pimpinan rapat
5. Hal-hal lain yang menyangkut tehnis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh ketua
Bagian Ketiga 74
Pasal 114
1.Sub Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usul Ketua Komite
2.Dalam melaksanakan kegiatannya sub komite agar menyusun kebijakan, program dan
prosedur kerja
3.Sub Komite membuat laporan berkala dan laporan akhir tahun. Laporan akhir tahun
antara lain berisi evaluasi kerja selama setahun dan rekomendasi untuk tahun
anggaran berikutnya
Bagian Keempat
Pasal 115
75
c. Tugas :
mutu yang berlaku di RS Islam Jakarta Pondok Kopi (ISO dan Akreditasi versi
2012)
d. Wewenang :
2) Memberikan saran kepada pimpinan baik diminta maupun tidak diminta dalam
7) Membahas dan menyetujui standard pelayanan yang telah disusun oleh sub
e. Tanggung Jawab :
keperawatan.
Kredensial Keperawatan.
c. Tugas :
d. Wewenang :
1) Memonitor dan mengevaluasi kualitas dan kesesuaian asuhan melalui
kinerja pelayanan)
perawatan terbaru.
Keperawatan/Kebidanan
lebih komprehensif
rumah sakit
alat-alat kesehatan
e. Tanggung jawab :
c. Tugas :
d. Wewenang
pimpinan RS.
e. Tanggung Jawab:
keperawatan.
keperawatan professional.
BAB IX
Pasal 116
1. Staf keperawatan RS Islam Jakarta Pondok Kopi adalah perawat yang diangkat oleh
Rumah Sakit sebagai pegawai tetap, yaitu bekerja untuk dan atas nama Rumah Sakit
serta bertanggung jawab kepada direktur dan telah dinyatakan memenuhi sarat
kredensial oleh komite keperawatan sebagaimana yang telah diatur dalam statuta ini
profesinya
Pasal 117
1. Setiap staff keperawatan yang akan bekerja di RS Islam Jakarta Pondok Kopi harus
Keperawatan melalui sub komite kredensial dengan suatu tatacara yang ditetapkan
dalam ayat (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan memberikan
dalam ayat (3) setuju untuk melaksanakan asuhan keperawatan dalam batas-batas
standard profesi.
5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 akan dinilai kembali oleh Komite
Keperawatan melalui panitia kredensial dengan suatu tatacara yang ditetapkan pada
statuta ini.
6. Bagi staff keperawatan baru akan dievaluasi dalam 3 bulan pertama dan bagi yang
8. Pada akhir massa evaluasi calon staff keperawatan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 6 maka koordinator sub komite kredensial memberikan laporan perilaku perawat
9. Hasil evaluasi selanjutnya dilaporkan kepada Direksi RS Islam Jakarta Pondok Kopi.
10. Dalam keputusan penerimaan staff keperawatan ditentukan oleh direksi RS Islam
Pasal 118
Kualifikasi dan syarat umum, setiap perawatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18
harus :
3. Memiliki surat ijin perawat (SIP), dan surat tanda registrasi ( STR ).
4. Lebih diutamakan yang memiliki sertifikat pelatihan tertentu yang diakui Departemen
berkualitas.
6. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan statuta komite
9. Menunjukkan kemampuan untuk kolaborasi dengan mitra lain dan teman koleganya
11. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatas didasarkan pada
pendidikan yang telah dijalani dan test tertulis maupun praktek yang dilaksanakan
tercantum dalam ayat (1 dan 2) diatas akan disarankan untuk diterima menjadi
Pasal 119
akan dievaluasi dan dapat dikabulkan atau ditolak oleh Direksi RS Islam Jakarta
sebagaimana tertera pada ayat (1) diatas disesuaikan dengan rencana strategik
Pasal 120
2. Hasil penilaian Sub Komite Kredensial akan diserahkan kepada Ketua Komite
Direktur.
4. Dalam hal seorang Staff Keperawatan melakukan pelanggaran disiplin keilmuan yang
Pasal 121
3. Sub Komite Keperawatan melaporkan hasil supervisi secara berkala kepada Ketua
berkelanjutan dengan tata cara yang berlaku sesuai peraturan Rumah Sakit dan
Keperawatan melakukan pelatihan baik di luar Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok
6. Komite Keperawatan wajib melakukan tindakan korektif dan berkordinasi dengan unit
kesimpulan dan putusan setiap laporan baik berdasarkan hasil supervisi maupun
Pasal 122
1. Memberikan saran kepada pimpinan baik diminta maupun tidak diminta dalam upaya
3. Membahas dan menyetujui standart pelayanan yang telah disusun oleh Sub Komite
4. Melakukan Audit Mutu Keperawatan dan Kebidanan untuk menilai kualitas kerja
6. Menertibkan tenaga profesi yang melakukan pelanggaran etika dan disiplin profesi.
Pasal 123
Penugasan Klinis
a. Fungsional
b. Kasus
c. Tim 85
d. Primer
melalui Sub Komite Kredensial berkoordinasi dengan Sub Komite Mutu Profesi.
4. Hasil penilaian Sub Komite Kredensial dan Sub Komite Mutu akan diserahkan kepada
5. Komite Keperawatan menyerahkan hasil penilaian Sub Komite Kredensial dan Sub
6. Dalam hal seorang staf keperawatan melakukan pelanggaran disiplin ke-ilmu-an yang
ditetapkan melalui rapat khusus Komite Keperawatan melalui Sub Komite Etik dan
Disiplin Profesi.
Keperawatan.
8. Ketua Komite Keperawatan akan melakukan teguran secara lisan dan berjenjang
9. Apabila teguran lisan dan tertulis yang tersebut pada poin 6 diatas tidak diindahkan,
BAB XI
PENUTUP
Pasal 124
berlaku lagi.
2. Agar semua pihak yang berkepentingan mengetahuinya memerintahkan kepada
Direktur untuk mensosialisasikan sedemikian rupa agar mudah diakses oleh pihak-
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 02 Januari 2018
15 Rabi’ul Akhir 1439 H
Badan Pelaksana Harian
RS Islam Jakarta
87