Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL KEPEMIMPINAN KONTEMPORER: QUANTUM LEADERSHIP

Disusun Untuk Memenuhi Penugasan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Oleh

Ucik Ernawati
( 196070300111004 )

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
DAFTAR ISI

Cover…………………………………………………………………………….
Daftar Isi…………………………………………………………………………
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………
1.2 Tujuan………….……………………………………………………...
1.3 Manfaat……………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Artikel Review 1…………………………….………………………
2.2 Artikel Review 2……………………………………………………..
2.3 Artikel Review 3………………………………………………………
BAB III ISI ………………………………………………………….…………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb. Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan kesehatan yang
dilimpahkan hingga saat ini, dengan pertolongan-Nya makalah sebagai penugasan Mata
Kuliah Kepemimpinan dalam Keperawatan dapat diselesaikan.
Makalah ini bertujuan untuk memperluas ilmu kepemimpinan khusunya dalam
bidang keperawatan, dibuat berdasarkan dari berbagai sumber termasuk sumber penelitian
atau jurnal. Memuat mekanisme dan penerapan kepemimpian kontemperer dalam hal ini
adalah Quantum Leadership.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Kepemimpinan dalam
Keperawatan dan juga teman – teman sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai literatur pembelajaran.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan upaya dalam mempengaruhi orang lain demi
tercapainya tujuan bersam (H. Koontz dan C. O’Donnell), apabila seseorang mampu
melakukan hal tersebut maka dikatakan berhasil dalam proses kepemimpinannya. Dalam
hal ini kemampuan dan keterampilan seorang pemimipin dalam mempengaruhi rekan
kerjanya sangatlah penting.
Dalam suatu organisas/ikatan/perusahaan pemimpin diharapkan memiliki gaya
kepemimpinan yang efektif dengan melihat situasi dan lingkungan sekitarnya. Selain itu
seorang pemimpin harus memiliki sosial yang baik dan pandai beradaptasi. Gaya
kepemimpinan akan sangat berpengaruh pada hasil yang didapatkan demi tercapainya
sebuah tujuan, visi dan misi. Kepemimpinan mendapatkan hasil yang efektif jika
dilakukan berdasarkan beberapa model kepemimpinan salah satunya adalah quantum
leadership. Model kepemimpinan tersebut dilakukan secara fleksibel melihat situasi dan
kondisi yang terjadi dengan berorientasi pada hasil yang diharapkan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah terkait kepemimpinan dalam keperawatan ini adalah
mengkritisi menelaah model kepemimpinan yang berfokus pada Quantum Leadership
yang terdapat dari beberapa sumber dan kasus.

1.3 Manfaat
Penugasan ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan terkait kepemimpinan, dan
dapat menerapkannya dalam praktik kepimimpinan dalam ramah keperawatan.
BAB II
ISI

2.1 Article Review1:Quantum Leadership:The Implication for Iranian Nursing Leaders


Oleh Husein Dargahi (2013) dari Jurnal Acta Medica Iranica : Tehran Vol 51, No. 6
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan
administrator dengan kepemimpinan kuantum di Rumah Sakit di Tehran University of
Medical Sciences. Responden diambil dari 25 administrator di 25 rumah sakit di Tehran
University of Medical Sciences pada tahun 2011 – 2012. Instrumen penelitian
menggunakan kuisioner yang didalamnya mencakup pengukuran keterampilan,
karakteristik kepemimpinan kuantum dan fungsi administrator keperawatan., dinilai
dengan menggunakan skala likert dan data dianalisis menggunakan SPSS dengan metode
statistik Uji –T. Dari hasil kuisioner yang dibagikan didaptakan 43% berusia lebih dari
41 tahun , sebagian besar perempuan dan sudah menikah 80%. Administrator dengan
pendidikan MSc (setara magister) sebanyak 52% dan BSc (setara sarjana) 48%, sepertiga
dari peserta memiliki lama bekerja 15-20 tahun, 64% dengan lama bekerja 5-10 tahun .
Tingkat keterampilan kuantum sebesar 75,71 ± 5,98 yang artinya semua
responden memiliki keterampilan yang diinginkan, kepemimpinan kuantum didominasi
oleh laki – laki yaitu sebesar 82,01 ± 6,77 dan untuk fungsi kememimpinan kuantum
adalah 78,57 ± 6,28. Nilai rata rata kepemimpinan administrator rumah sakit di Tehran
University of Medical Sciences menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 78,76 ± 4,50.
Hasil analisis korelasi antara pengalaman administrator dengan keterampilan kuantum ,
administrator yang lulus pelatihan manajemen secara signifikan berpengaruh terhadap
kemampuan kepemimpinan kuantum. Usia (P=0,34), pendidikan (P=0,96) dan
pengalaman kerja (P=0,83) serta pengalaman manajerial (P=0,69) tidak signifikan
terhadap keterampilan kuantum responden. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
pemimpin keperawatan rumah sakit di Tehran University of Medical Sciences memiliki
keterampilan kuantum yang berpotensi.
2.2 Article Review 2 : Book Review : Quantum Leadership: Advancing Innovation,
Transforming Health Care (3rd Edition) By Tim Porter-O’Grady & Kathy Mallock
Sudbury, MA: Jones & Bartlett (2011)
Reviewer : Carla A. Bouska Lee, PhD, MN, CNAA, ARNP-BC, FAAN
Kepemimpian kuantum awalnya didasari oleh teori kuantum yang menjelaskan
bahwa kepeimimpinan memiliki suatu energy yang mampu membawa pencerahan amat
besar (Roget, 1962). Peran kepemimpinan diharapkan tertanam pada setiap orang yaitu
memiliki sikap disiplin, perilaku yang baik, mampu menjalin hubungan baikdan
berinteraksi (Porter-O’Grady & Mallock, 2011).
Kepemimpinan telah menjadi bagian dari kurikulum keperawatan dengan terfokus
pada kepemimpinan tim. Hal serupa seharusnya juga berlaku pada setiap pendidikan
tinggi pada disiplin ilmu yang lain. Keyes dalam kutipan pengantar Quantum Leadership
mengatakan “the hardest thing is not to get people to accept new ideas; it’s to get them to
forget the old ones (p. l).” yang maknanya hal tersulit adalah ketika mengalihkan orang
lain untuk meninggalkan ide – ide lama dan mulai menerima ide – ide baru.
Para penulis menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki suatu
kemampuan dalam membuat konsep dan memanfaatkan segala peluang untuk suatu
perubahan. Pada bagian pertama penulis meminta pembaca untuk membayangkan masa
depannya menjadi seorang pemimpin dengan menggunakan “mental model”, sehingga
pemimpin akan membuat orang – orang disekitarnya melakukan perubahan kea rah yang
jauh lebih baik. Menghadapi dunia keperawatan yang baru dibutuhkan pemahanan dan
keterampilan yang baik untuk mengatasi permasalahan keperawatan salah satunya pada
sistem neurotic dan berbagai keadaan patologis.
Pemimpin wajib mengerahkan energy dan semangatnya untuk memberikan inofasi
dan menjadi role model bagi orang lain. Salah satu bab dari buku ini adalah “the thrust of
Chapter One is the proposal of a new vessel for leadership” dengan melakukan
pendekatan sebuah kapal diharapkan dapat menganalogikan sebuah kepemimpinan yang
baru dengan memperhatikan beberapa konsep yaitu pemikiran linier diharapkan dapat
digunakan dalam hubungan dari pemikiran seluruh sistem; struktur merupakan suatu
keutuhan dan bukan suatu bagian; nilai kerja adalah fungsi dari suatu kegiatan melainkan
bukan suatu kegiatan perubahan teknologi; perawatan kesehatan akan diberikan diawal
sebagai bentuk promosi bukan penyembuhan. Jadi, hal tersebut adalah suatu bagian yang
diperlukan dalam perubahan.
Secara keseluruhan buku ini terbagi menjadi 13 bab yang menyajikan prinsip –
prinsip kepemimpinan dalam era kuantum contohnya adalah pengelolaan terkait konflik,
krisis manajemen dan pengambilan resiko. Selain itu pada buku ini penulis
menyampaikan pemimpin harus dapat membangun suatu harapan dengan memperbaiki
dan memberikan semangat kepemimpinan, sehingga pemimpin dituntut untuk memiliki
kreatifitas dan kemampuan spiritual dengan baik. Pada hakikatnya pemimpin harus dapat
memperbaiki diri sendiri sebelum mengajak orang lain untuk memperbaiki diri.
Shulman (2002) adalah seorang pemimpin yang melakukan suatu perubahan
pendidikan doctoral di Amerika berkata “one of the most powerful motivations for
change is looking into themirror”, kutipan tersebut menjelaskan bahwa dalam melakukan
perubahan, salah satu motivasi paling kuat adalah dengan melihat kedalam yaitu dalam
diri sendiri, setelah kita mampu memahami diri sendiri maka kita kan lebih peka terhadap
kebutuhan dan keinginan orang lain.Menurut O’Grady dan Mallock kemampuan
melakukan sintesis konseptual dan memberikan sebuah perawatan yang kompeten dengan
disertai bukti yang koheren dibutuhkan sebagai satu kesatuan dalam keterampilan kerja
tim.

2.3 Article Review 3: Organzational Future Sustainability : Quantum Leadership


Oleh Deborah Schaff Johnson dan Izzy Justice .Futurics; St. Paul  Vol.  31,  Iss. 
1/2,  (2007)
Dua pemimpin dikaji dalam penelitian ini terkait kontribusinya dalam arah
quantum leadership. Sebuah metode campuran digunakan untuk mengetahui hubungan
antara kepemimpinan organisasi dan arah strategis. Powell (2007) menjelaskan bahwa 5
komponen berevolusi dalam penelitian yaitu orientasi positif untuk meberikan
kepercayaan dan komitmen, berkonsentrasi pada apa yang bisa dilakukan, berperan aktif
dalam membangun, mempertahankan dan menciptakan lingkungan, memberikan
komunikasi yang baik, dan menumbuhkan nilai yang positif terhadap individu dan
kelompok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu organisasi dalam mencapai
tingkat efektivitas melalui kerjasama anggota, tujuan organisasi dan sasaran yang
diharapkan . Powell (2007) menjelaskan bahwa pemimpin yang besar akan menunjukkan
kompetensinya, keteguhan, keadilan, kepedulian, ketertarikan, dan keaslian yang
didefinisikan dalam suatu kepercayaan.
Dalam studi ini ditemukan bahwa pemimpin menggunakan pendekatan spiritual
yaitu agama, kepercayaan pribadi dan keimanan. Studi kehakiman memiliki 2 poin yang
menonjol poin yang pertama adalah bahwa spiritualitas dianggap sebagaibsistem
kepercayaan pribadi, nilai, dan kekuatan dalam mengarahkan. Poin kedua adalah
sebagian besar pemimpin menggunakan spiritualitas dalam gaya kepemimpinan kerja.
Pendekatan – pendekatan tersebut mengarahkan pada kebatinan yang dapat menunjang
sumberdaya internal dan eksternal yang dalam hal ini adalah kemampuan intelektual.
Pendekatan inilah yang disebut Quantum Leadership
Powell menjelaskan bahwa studi terbaru perlu dilakukan untuk membuat
pemimpin menjadi sehat, tangguh, dan komitmen. Kelemahan saat ini adalah belum
terdapat pendekatan yang sederhana untuk mencapai sebuah harapan tersebut. Dalam
suatu bisnis pertumbuhan dan proses perubahan dilakukan secara baik dalam
mengantisipasi kebutuhan sekarang atau yang akan datang. Pada dasarnya organisasi akan
lebih maksimal jika masing – masing mengembangkan visi dengan konsisten, mampu
memutuskan, membuat strategi dengan baik(Mills & Spittle, 2001; Schaff Johnson,
2002).
BAB III
PEMBAHASAN

Kepemimpinan dijabarkan kemampuan individu dalam mempengaruhi orang lain


untuk melakukan perubahan supaya tujuan yang disepakati bersama dapat terwujud (Robbins,
2006). Sehingga suatu proses memberikan arahan dan pengaruh dalam mencapai suatu tujuan
organisasi. Saat ini telah banyak teori – teori kepemimpinan yang telah dicetuskan,
perkembangan teori tersebut ada untuk mengatasi fenomena yang terjadi.
Penelitian Dargahi (2013) di Tehran University menunjukkan bahwa ada pengaruh
administrator yang lulus pelatihan manajemen terhadap kemampuan kepemimpinan kuantum.
Sedangkan usia, jenjang pendidikan, pengalaman kerja dan pengalaman manajerial tidak
signifikan terhadap kemampuan keterampilan kuantum. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan
manajemen perlu dilakukan untuk menunjang kemampuan administrator. Dengan serangkain
pelatihan tersebut peserta akan ditatar sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan yang
optimal. Dalam ilmu keperawatan keterampilan seorang pemimpin menurut (Gillis, 1994)
meliputi 1) ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan 2) mempunyai
keterampilan dalam komunikasi dan advokasi 3) pandai menggunakan posisi 4) sebagai media
untuk suatu permasalahan 5) dapat memecahkan masalah secara efektif.
Sedangkan Buku “Quantum Leadership: Advancing Innovation, Transforming Health
Care (3rd Edition)” menjelaskan bahwa kepemimpinan kuantum merupakan energy yang
nantinya mampu membawa perubahan. Buku tersebut menekankan bahwa seseorang
pemimpin harus memiliki mental yang tangguh sehingga mampu memanfaat peluang demi
suatu perubahan, sehingga suatu perubahan bisa terjadi dilihat dari mental seorang pemimpin.
Mental seorang pemimpina diharapkan mengandung beberapa konsep kepemimpian seperti
yang dijabarkan oleh Robbins (2006) yaitu berkaitan dengan individual, perilaku, pengaruh
terhadap orang lain, hubungan peran dan pola interaksi.
Artikel tentang “Organzational Future Sustainability : Quantum Leadership” lebih
menitikberatkan makna kepemimpinan yang dikaitkan dengan kemampuan spititual. Dalam
konteks ini pemimpin mempengaruhi bawahannya berdasarkan nilai kebatinannya yang
terkandung dalam pribadinya. Dengan keyakinan spiritual yang dimiliki dan menjadi
kepercayaan orang tersebut diharapkan dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan
perubahan.
BAB IV
PENUTUP

Dari beberapa fenomena yang ada kepemimpinan erat dihubungkan pada kemampuan
interpersonal dengan pendekatan yang berbeda. Setiap waktu terjadi banyak perkembangan
masalah, sehingga meuntut adanya teori dan strategi baru untuk mengatasinya. Dibuktikan
dengan beberapa teori yang muncul dari tahun ketahun, seperti jurnal yang kita bahas diatas
secara runtun membahas permasalah tahun 2007, 2011 dan 2013. Pada kasus di tahun 2013
dalam penelitian yang dilakukan Dargahi (2013) menunjukkan bahwa kepemimpinan dapat
ditingkatkan dengan suatu metode pelatihan manajerial, hal ini dirasa cukup logis karena
dengan kegiatan tersebut dapat meningkatkan keterampilan masing – masing individu dalam
kepemimpinan untuk mempengaruhi orang lain.
Berikutnya kita kaitkan teori yang muncul ditahun 2007 dan 2011 dalam artikel
Quantum Leadership: Advancing Innovation, Transforming Health Care (3rd Edition) dan
Organzational Future Sustainability : Quantum Leadership, kepemimpinan pada masa itu
dijelaskan dalam konsep yang sangat sederhana, dan belum banyak strategi yang digunakan
dalam permasalahan kepemimpinan. Kepemimpinan dijelaskan sebagai kemampuan
seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mecapai tujuan dengan model yang
sederhana yaitu menggunakan kemampuan mental dan spiritual. Teori kepemimpinan akan
menjadi semakin kuat jika kedua konsep itu dipadukan atau dikombinasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Carla A. 2011. Quantum Leadership: Advancing Innovation, Transforming Health Care


(3rd Edition). Kansas Nurse; Topeka Vol. 86, Iss. 6,  (Nov/Dec 2011): 18-19
Dargahi H. 2013. Quantum Leadership: The Implication for Iranian Nursing Leaders.
Jurnal Acta Medica Iranica : Tehran Vol 51, No. 6
Gillies. 1994. Nursing Management: System Approach. Philadelpila: W. B. Saunders Co
Johnson D S,  Justice I. Organzational Future Sustainability : Quantum Leadership
Futurics; St. Paul Vol. 31, Iss. 1/2,  (2007): 49-52.
Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Prganisasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia

Anda mungkin juga menyukai