DI SUSUN OLEH :
TINGKAT 3A KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penyusunan makalah tentang “Teori Kepemimpinan dan Pengarahan ”. Adapun
penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan. Kami sampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada pihak yang sudah mendukung kami selama berlangsungnya pembuatan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun amat kami nantikan dari
kalangan pembaca agar nantinya meningkatkan dan merevisi kembali pembuatan
makalah ditugas lainnya dan diwaktu berikutnya.
Penyusun
i
Daftar isi
Kata pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
D. Manfaat penulisan 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori kepemimpinan 3
B. Pengarahan dalam manajemen keperawatan 28
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 41
B. Saran 41
Daftar pustaka
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang
memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke arah tujuan yang hendak
dicapai bersama.
Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan dari kelompok anggota yang saling berkaitan
tugasnya.
Pengarahan (Direction) adalah untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannnya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan
Pengarahan adalah salah satu fungsi penting manajemen dan juga
dianggap sebagai esensi dari manajemen
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu tentang Teori
Kepemimpinan dan Pengarahan dalam Manajemen
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan.
2. Mengetahui secara menyeluruh tentang Manajemen Keperawatan
dengan :
a. Memahami tentang Teori Manajemen.
b. Memahami tentang Pengarahan dalam Manajemen
1
2
D. Manfaat Penulisan
1. Untuk pembaca
Sebagai sumber informasi yang sangat berguna dalam menambahkan
pengetahuan dan wawasan, sebagai sumber informasi yang sangat
penting untuk kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mahasiswa
Sebagai referensi informasi manajemen keperawatan.
3. Untuk penulis
Memberikan pengetahuan tentang teori kepemimpinan dan pengarahan
sebagai bahan acuan untuk penulisan selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TEORI KEPEMIMPINAN
1. Menurut Ns. Roymond, H. Simamora, M.Kep. (2012). Buku Ajar
Manajemen Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Konsep Kepemimpinan
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin
aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke arah tujuan yang hendak dicapai
bersama.
b. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas kelompok
yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
c. Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh
pada kegiatan dari kelompok anggota yang saling berkaitan tugasnya.
Dari berbagai penjelasan yang sudah di paparkan di atas dapat di
simpulkan bahwa kepemimpinan ialah sesuatu yang berkaitan dengan
kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam pengertian secara sederhananya kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain sehingga mereka dengan senang hati melakukan
tugas yang diberikan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Selain itu
juga dari kepemimpinan perlu digaris bawahi bahwa unsur-unsur utama
dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1) Pemimpin atau orang yang mempengaruhi
2) Orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi
3) Interaksi atau kegiatan dan proses mempengaruhi
4) Tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi
5) Perilaku atau kegiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi
3
4
Teori Kepemimpinan
Beberapa ahli membedakan beberapa konsep dan metode mengenai
kepemimpinan dalam banyak pendekatan/ teori, seperti:
a. Pendekatan Kesifatan
Dalam teori ini ditekankan mengenai sifat kepemimpinan yang sudah
dibawa sejak lahir, bukan dibuat. Seseorang dilahirkan dengan membawa
atau tidak membawa sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Seseorang tersebut dilahirkan dengan membawa karakteristik yang
berbeda dengan orang lain menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan
fungsi kualitas seseorang dari suatu individu, bukan dari situasi,
teknologi, maupun dukungan masyarakat. Teori ini disebut dengan great
man theory. Namun demikian teori kontemporer menjelaskan bahwa
kepemimpinan yang dibawa dan dimiliki seseorang dapat dikembangkan,
tidak semata-mata sifat yang dibawa sejak lahir.
b. Pendekatan Situasi
Pendekatan ini menjelaskan peranan kepemimpinan seorang manajer yang
dipengaruhi oleh situasi-situasi tertentu. Situasi yang menguntungkan
akan meningkatkan efektifitas kepemimpinan. Menurut Fiedler
berpendapat situasi empiris tersebut dibagi menjadi tiga dimensi: pertama,
hubungan pimpinan dengan anggota. Kedua, tingkatan dalam struktur
tugas dan ketiga, posisi kekuasaan pemimpin yang didapat melalui
kewenangan formal.
c. Teori Path-Goal
Teori ini cenderung menggunakan pendekatan analisis mengenai
pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi dan pelaksaan kerja bawahan.
Teori ini berusaha meramalkan efektifitas kepemimpinan dalam segala
situasi. Pemimpin yang efektif karena pengaruh motivasi mereka yang
5
Menurut teori ini ada empat perilaku pemimpin yang berlangsung dalam
setiap organisasi, yaitu:
a. Fase pertama
Ciri-cirinya yaitu ketika bawahan masuk pertama kali
memasuki organisasi, cocok beri instruksi mengenai tugas dan
dibaut terbiasa dengan peraturan dan prosedur organisasi,
pemimpin tidak mengarahkan (non directive) menyebabkan
kecemasan dan kebingungan dikalagan pengikut baru;
pendekatan hubungan pengikut yang partisipatif tidak tepat;
bawahan belum dapat dianggap sebgai teman
b. Fase kedua
Ciri-cirinya yaitu bawahan mulai mempelajari tugasnya,
pemimpin yang berorientasi pada tugas tetap penting karena
mereka belum mau menerima tanggung jawab sepenuhnya;
kepercayaan dan dukungan pemimpin terhadap baawahan
dapat meningkat sejalan dengan makin akrabnya ia dengan
baawahan dan ingin mendorong usaha lebih lanjut di pihak
mereka; pemimpin boleh memulai perilaku yang berorientasi
pada bawahan.
c. Fase ketiga
Ciri-cirinya yaitu kemampuan dan motivasi bawahan mulia
menignkat dan mereka secara aktif mulai mencari tanggung
jawab yang lebih besar; pemimpin tidak perlu lagi
mengarahkan akan tetapi pemimpin akan terus mendukung dan
memperhatikan agar dapat memperkuat kebulatan tekad
bawahan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar
d. Fase keempat
Ciri-cirinya yaitu bawahan sudah tidak memerlukan atau
mengharapkan lagi suatu hubungan yang bersifat mengarahkan
dengan pemimpin; bawahan sudah mampu berdirikari.
6. Contingency Theory
10
8. Teori Motivasi
Teori motivasi dikemukakan oleh beberapa ahli, yaitu :
a. Maslow
b. Aldefer
c. Herzberg
d. McCelland
e. Adams
11
f. V. Vroom
No Teori Penjelasan
1. Hierarki Kebutuhan (Maslow) Fisiologis : gaji pokok
Aman : perencanaan yang regular
(gaji)
Kasih sayang : kerja sama seacara
tim
Harga diri : pencapaian posisi
Aktualisasi : tantangan dalam
bekerja
2. Teori ERG (Clayton Aldelfer) E : Existence (fisiologis)
R : Relatedness (kasih sayang)
G : Growth (harga diri dan
aktualisasi)
3. Teori Dua Faktor (Frederich Motivators : kepuasan kerja
Herzberg) Hygiene : lingkungan yang
kondusif
4. Teori Belajar (McClelleand) Affiliation : bersahabat
Power : memerintah orang lain
Achievement : suka tantangan,
kompetisi, dan menyelesaikan
masalah secara detail
12
Motivasi akan muncul menjadi suatu masalah apabila tiga hal tidak
dapat terpenuhi. Tiga hal tersebut adalah pembagian tugas yang tidak
jelas, hambatan dalam pelaksanaan dan kurang/tidak adanya
penghargaan.
9. Teori Z
Teori ini merupakan teori Y dari McGregor dan mendukung gaya
kepemimpinan demokratis. Komponen Teori Z meliputi pengambilan
keputusan dan kesepakatan, menenmpatkan pegawai sesuai
keahliannya, menekankan pada keamanan pekerjaan, promosi yang
lambat, dan pendekatan yang holistik terhadap staff. Teori ini lebih
menekankan pada staff dibandingkan dengan kualitas produksi,
sehingga di Amerika teori ini masih banyak yang diperdebatkan.
Karakteristik Kepemimpinan
1. Tipe Otoriter
Gaya kepemimpinan otoriter mungkin tampak apatis. Karena gaya
menggunakan perilaku direktif. Keputusan kebijakan dibuat semata-
mata oleh pemimpin yang cenderung mendikte tugas dan teknik
kepada pengikut. Para pemimpin memberi tahu para pemimpin apa
yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Gaya ini
menekankan dan membiarkan acara berlangsung sendiri. Pemimpin
adalah ukuran perhatian yang tinggi untuk tugas. Para pemimpin
otoriter ditandai dengan memberi perintah. Gaya mereka dapat
menciptakan permusuhan dan ketergantungan di antara para pengikut,
mungkin juga menghambat kreativitas dan inovasi. Di sisi lain,
kekurangannya, gaya ini memiliki kelebihan bila digunakan dengan
gaya ini bias sangat efisien, terutama dalam krisis.
2. Demokratis
Pendekatan ini menyiratkan hubungan dan orientasi orang. Kebijakan
adalah masalah diskusi dan keputusan kelompok. Pemimpin
mendorong dan membantu diskusi dan pengambilan keputusan
kelompok. Hubungan manusia dan kerja tim adalah fokusnya. Masalah
pemimpin dan langkah tindakan selanjutnya. Memotivasi partisipasi
adalah tantangan yang konstan.
3. Laissez-Faire
Gaya ini mempromosikan kebebasan penuh untuk keputusan kelompok
atau individu, ada minimum partisipasi pemimpin. Seorang pemimpin
menggunakan ini berdasarkan non-interfernsi, keputusan yang jelas
mungkin tidak pernah dirumuskan. Gaya Laissez-Faire menghasilkan
keputusan, sadar atau tidak, untuk menghindari gangguan baik permisif
dan menumbuhkan kebebasan atau tidak mampu membimbing
kelompok. Pengikut mungkin membutuhkan struktur yang lebih besar
daripada yang diberikan pemimpin. Meskipun kelompok potensial dari
14
2. Tipe Laissez-Faire
Dalam Bahasa Prancis berarti : “Biarkan mereka sendiri”. Di sini
pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan
bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin akan menggunakan
sedikit kekuasannya melakukan tugas mereka. Dengan demikian
sebagian besar diambil oleh anak buahnya. Pemimpin semacam ini
sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan itu. Mereka
menganggap peran mereka sebagai “Pembantu” usaha anak buahnya
dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan
pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan,
tetapi lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan
dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan
kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan
kemampuan kelompoknya.
4. Tipe Pseudo-Demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatik.
pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja
demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di
lembaga pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak
agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai keputusan bersama.
5. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas
yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu meperoleh
pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat
menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku
dan serta gaya dari si pemimpin.
19
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang
(pemimpin) pada saat ia mempengaruhi orang lain. Pendapat senada
dikemukakan oleh Thoha yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pemimpin pada
saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang
ia lihat. Sementara itu Hersey At All mendefinisikan gaya kepemimpinan
sebagai pola perilaku yang dilakukan oleh pemimpin pada saat berupaya
mempengaruhi aktivitas orang lain (bawahan) seperti yang dilihat orang lain.
Dalam hal ini perlu adanya keselarasan persepsi antara orang yanga kan
mempengaruhi dengan orang yang akan dipengaruhi.
20
1. Directing : gaya tepat apabila kita di hadapkan dengan tugas yang rumit
dan staff kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk
mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada dibawah tekanan
waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya harus jadi overcomuncating
(penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan
pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin
memberikan aturan-aturan dan proses yang detail kepada bawahan.
Pelaksanaan dilapangan harus menyesuaikan dengan detail yang sudah
dikerjakan.
2. Coaching : gaya ini dikenal dengan gaya pemberitahu. Gaya pemimpin
yang selalu memberikan intruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta
menguasai pekerjaan dari jarak dekat. Gaya pemberitahu membantu untuk
memastikan pekerja yang baru untuk mengahsilkan kinerja yang
maksimalkan dan akan menyediakan pondasi solid bagi kepuasan mereka
dimasa datang.Pemimpin tidak hanya memberikan detail proses dan aturan
kepada bawahan tapi juga enjelaskan mengapa sebuah keputusna itu
diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima
berbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staff kita telah
21
Setidaknya ada sejumlah ciri-ciri an nilai yang muncul dari seorang pemimpin
yang memiliki hati yang melayani, yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah
melyani kepentingan mereka yang dilayaninya. Orientasinya adalah bukan
untukkepentingan pribadi maupun golongan tapi justru untuk kepentingan publik
yang dipimpinnya. Inilah yang dalam pandangan penulis tertuang dalam spirt
Nawacita untuk Indonesia sebagai bentuk nyata model pemimpin yang melayani.
Secara sederhana semangat ini yang harus diperhatikan banyak pihak, bukan
23
karena presiden yang berkuasa saat ini tetapi cita-cita luhur tersebutlah yang
menjadi upaya bersama untuk mewujudkannya yaitu :
3. Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan
kegiatan keperawatan diruang rawat inap dalam rangka menugaskan
perawat untuk melaksanakan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kepala ruangan dalam melakukan kegiatan pengarahan melalui: saling
30
4. Teknik Pengarahan
1. Arahan konsultatif ; dibawah metode ini, eksekutif mengambil
keputusan dan mengeluarkan pengarahan hanya setelah
berkonsultasi dengan bawahannya mengenai kelayakan dari sesuatu
solusi. Satu keuntungan dari metode ini adalah bahwa sebagai
bawahan juga telah dikonsultasikan, kerja sama penuh dan
antusiasmenya dapat diamankan.
2. Arah bebas mengendalikan : dibawah metode ini, bawahan di
dorong dan dimungkinkan untuk menunjukan inisiatifnya sendiri
dan memberikan pemikiran independen terhadap solusi masalah.
Manajer menugaskan tugas secara umum dan tidak secara spesifik.
Bawahan harus mengambil inisatif dan menemukan solusi untuk
tugas yang diberikan dan melaksanakannya. Teknik pengarahan ini
hanya dapat digunakan secara menguntungkan jika bawahannya
berpendidikan tinggi, efesien dan tulus
3. Arahan otokratis : dibawah metode ini, bawahan tidak diizinkan
untuk mengambil inisiatif apa pun dalam menyelesaikan masalah.
(Clement, 2011)
32
5. Konsep Pengarahan
Pengarahan terdiri dari 4 komponen yang dilakukan secara
berurutan yang terdiri dari :
1. Greeting merupakan saat dimana terdapat kesempatan untuk
menyambut satu sama lain baik melalui salam maupun berjabat
tangan.
2. Sharing membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik dan
komplek seperti memfokuskan ide dan mengajukan pertanyaan
yang memperluas topic. Selama kegiata sharing, peserta pengarahan
mendengarkan dan kemudian memiliki kesempatan untuk merespon
dengan pertanyaan atau komentar.
3. Grup activity meruapakan aktivitas kelompok dengan berbagai
kegiatan yang membantu membangun komunitas dan
memungkinkan semua orang untuk berkontribusi pada tingkat
mereka sendiri. Beberapa kegiatan grup activity seperti
mendengarkan, mengikuti petunjuk dari pimpinan, dan menerapkan
penguasan diri.
4. Newsand announcement meruapakan kegiatan yang dilakukan pada
akhir pengarahan, peserta mendaptakan kesempatan untuk melihat
pratinjau dari kegiatan selanjutnya dan mendapatkan beberapa
pengumuman dari peserta yang lain.
1. Syarat Pengarahan
a. Materi pengarahan merupakan bagian dari kebijaksanaan atau
informasi umum.
b. Materi atau pesan suatu pengarahan dipersiapkan secara lengkap
dan objektif, sehingga unit-unit penerimaan pesan tidak lagi
mempermasalahkan kebenaran materi atau pesan. Pengarahan
tetapi mempercayakan segi teknis operasional.
c. Pengarahan hendaknya dilaksanakan pada waktu yang tepat
sebelum pelaksanaan operasional suatu tugas atau sesudah
pelaksanaa tugas berikutnya.
d. Proses kounikasi pengarahan hendaknya disampaikan secara
tegad, ringkas, dan mengandung unsure teknis.
2. Isi pengarahan
a. Isi suatu pengarahan biasanya berupa policy atau kebijaksanaan
tertentu.
b. Penjelasan tentang posisi, peranan dan tanggung jawab tiap unit
dalam suatu organisasi.
c. Penejelasan teknisi kerja tiap unit, hubungan antara unit dan
perlengkapan yang diperlukan.
d. Penjelasan data teknis dan fakta yang mendukung suatu kegiatan
operasional.
e. Pemberian aba-aba dan tahapan waktu pelaksanaan.
3. Persiapan pengarahan
a. Persiapan luas lingkup dan tujuan pengarahan.
b. Penyusunan sitematika penyajian.
c. Penetapan sistem monitoring dan evolusi.
d. Penentuan pihak-pihak yang perlu dilibatkan.
e. Penentuan waktu, alat, dan tempat pelaksanaan.
6. Tujuan Pengarahan
37
1. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau
gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu
memperhatikan arus komunikasi kebawah. Pimpinan mau
memberikan informasi kebawah bila mereka merasa bahwa pesan
itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak
relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya,. Misalnya
seorang pimpinan akan megirimkan pesan memotivasi pegawai
guna penyempurnaan hasil kerja, tetapi tidak mau mendiskusikan
kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-masalah organisasi.
2. Kepercayaan pada pesan tulisan
Kebanyakan para pemimpin lebih percaya pesan tulisan dan metode
diskusi yang menggunakan alat-alat elktronik dari pesan yang
disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan
pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis. Berupa
bulletin, manual yang mahal, buklet dan filem sebagai pengganti
kontak personal secara tatap muka antara pimpinan dan bawahan
3. Pesan yang berlebihan
Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim secara tertulis, maka
pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin, suart-surat
pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaan sehingga
banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh pegawai. Reaksi
pegawai terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak
membacanya. Banyaknya karyawan hanya membaca pesan-pesan
tertentu dan dianggap penting bagi dirinya dan yg lain diberikan
saja tidak dibaca.
4. Timing
Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi bahwa. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat
yang tepat bagi pengiriman pesan dan tampak yang potensial
40
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang
memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke arah tujuan yang hendak
dicapai bersama.
Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
pengaruh pada kegiatan dari kelompok anggota yang saling berkaitan
tugasnya.
Pengarahan (Direction) adalah untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannnya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan
B. Saran
1. Untuk Pembaca
Setelah membaca makalah tentang teori kepemimpinan, manajemen
waktu, dan manajemen konflik diharapkan para pembaca dapat
mengetahui apa teori kepemimpinan, manajemen waktu, dan
manajemen konflik, serta untuk menambah pengetahuan dan dapat
menggali lebih dalam lagi pembaca dapat mencari sumber lain selain
makalah ini sebagai sumber referensi.
2. Untuk Mahasiswa / mahasiswi
Agar dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan dan diharapkan
para mahasiswa saat bekerja nanti mampu menerapkan manajemen
keperawatan.
3. Untuk Penulis
Dalam penulisan makalah masih banyak kekurangan dalam penulisan
untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya lebih baik.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
43