Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

KEPEMIMPINAN
Disusun Guna Memenuhi UTS Mata Kuliah Kepemimpinan

Dosen Pengampu:
Dr. Arif Rahman

Disusun Oleh :

Annisa Rizki Agusti (5213151002)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI


INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
MAHASISWA S1 PTIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

Petunjuk.

1. Kerjakan seluruh soal ujian ini. Setiap jawaban mesti ada referensi yang dirujuk dan
pendapat anda. Tuliskan referensi yang dirujuk seperti penulisan daftar pustaka pada
tulisan ilmiah.
2. Jawaban dikumpulkan paling telat hari ini tanggal 5 Oktober 2021 pukul 20.00.
dikirim ke email: arifrahman@unimed.ac.id dengan subjek “Ujian K3 2021” dengan
nama file “Ujian_K3_2021_Nama Mhs”.

I. Berikan penjelasan berdasarkan pada konsep-konsep yang telah dipelajari dan


cantumkan sumber bacaan yang anda gunakan untuk mendukung penjelasan yang
diberikan tsb.
1.
a. Berikan penjelasan tentang pengertian kepemimpinan.
b. Berikan penjelasan perbedaan pemimpin dengan manajer.
c. Terdapat dikotomi tentang asal usul seorang pemimpin. Jelaskan. Menurut
saudara mana yang lebih baik?
2. Berikan penjelasan tentang pengertian pendekatan sifat.
3. Berikan penjelasan tentang teori The Great Man.
a. Sifat -sifat/ karakteristik seperti apa yang dapat menjadikan seseorang menjadi
seorang pemimpin.
b. Jelaskan sifat-sifat pemimpin menurut Keith Davis.
4.
a. Berikan penjelasan tentang gaya kepemimpinan menurut managerial Grid.
b. Berikan penjelasan tentang gaya kepemimpinan Kontinum menurut
Tanenboum.
c. Menurut saudara mana dari gaya-gaya kepemimpinan tersebut yang efektif?
5.
a. Berikan penjelasan tentang pengertian kekuasaan dan pengaruh.
b. Jelaskan tentang sumber-sumber kekuasaan.
c. Jelaskan tentang teknik/taktik dalam mempengaruhi orang lain.
Jawaban:
1.
a. Definisi kepemimpinan menurut para ahli beserta rujukannya:
• Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.
• Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan
mempengaruhi orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan.
• Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang mampu
mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin
adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

Berdasarkan definisi kepemimpinan diatas, menurut saya kepemimpinan adalah


kemampuan individu yang mampu untuk mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu demi mencapai kesuksesan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka untuk mencapai tujuan
bersama.

Fahmi, Irham. 2013. Manajemen Kepemimpinan; Teori & Aplikasi. Bandung:


Alfabeta. Hal. 15.

b. Perbedaan Pemimpin dan Manager:


• Pemimpin membangun visi, sedangkan Manager membangun tujuan.
• Pemimpin member motivasi, sedangkan Manager hanya memerintah.
• Pemimpin punya ide, sedangkan Manager mewujudkan ide.
• Pemimpin mengambil resiko, sedangkan Manager mangatur resiko.
• Pemimpin memiliki pengikut, sedangkan Manager memiliki bahawan.
• Pemimpinan memikirkan proses, sedangkan Manager memikirkan hasil.

Menurut saya perbedaan antara pemimpin dan manager adalah pemimpin lebih
mengarah ke pemikiran sebuah ide atau rancangan untuk mencapai sebuah
tujuan,sedangkan manager bagian mengeksekusi pemikiran atau ide yang dibuat oleh
pemimpin.
c. Menurut saya Teori Ekologis atau Sintetis yang lebih baik. Karena teori ini menyatakan
sebagai berikut: Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan
melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan
lingkungan/ekologisnya.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7018/Pemimpin-dan-Kepemimpinan-
Kita.html

2. Teori sifat menyatakan bahwa keberhasilan seorang leader dalam menjalankan tugasn
ya ditentukan oleh sifat-sifat, perangkat, atau ciri-ciri kepribadian.
Ada beberapa temuan riset yang menganut teori sifat yaitu sebagai berikut.
a. Chesler I Barnand dalam bukunya berjudul
The Function Executive, menyatakan bahwa ada dua sifat utama yang harus
dimiliki seorang leader dalam menjalankan tugasnya, yaitu (1) sifat-sifat pribadi
antara lain fisik,skill, persepsi, daya ingat, imajinasi (2) keunggulan watak, seperti
keyakinan, ketekunan, daya tahan dan keberanian.
b. John D.Millet menyatakan bahwa seorang leader harus mempunyai sifat-sifat:
(1) kesehatan yang baik ; (2) sense of mission dan commitment pribadi untuk
pencapaian tujuan yang baik; (3) kecerdasan yang tinggi; (4) integritas; (5) perhatian
terhadap orang lain; (6) kemampuan mengadakan persuasi; (7) kemampuan
menilai (8) loyalitas dan dedikasi.

Berdasarkan definisi diatas, menurut saya teori pendekatan sifat didefinisikan sebagai
pola terpadu dari karakteristik pribadi yang mencerminkan berbagai perbedaan
individual dan efektivitas kepemimpinan yang konsisten diberbagai kelompok dan
situasi organisasi.

Widodo, U. (2006). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja


terhadap Kinerja Bawahan (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi Swasta
di Kota Semarang). Fokus Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ekonomi, 1(2).
3.
a. Teori The Great Men ini memandang bahwa untuk mengidentifikasi sifat-sifat unggul
seorang pemimpin dapat diketahui melalui sifat, karakter dan perilaku orang-orang
besar yang sudah terbukti sukses dalam menjalankan kepemimpinannya. Sehingga ada
beberapa ciri ciri unggul yang diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu
mempunyai intelegensi tinggi, banyak inisiatif, energik, punya kedewasaan emosional,
memiliki keterampilan yang komunikatif, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi,
peka, kreatif dan selalu memberikan parstisipasi sosial yang tinggi.

Berdasarkan kalimat diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa pemimpin hebat


dilahirkan dengan memiliki sifat tertentu yang memungkinkan mereka untuk bangkit
dan memimpin. Para pemimpin yang hebat dapat muncul ketika dunia dalan keadaan
yang sangat membutuhkan.

Syafar, D. (2017). Teori Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan Islam. TADBIR:


Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 147-155.

b. Sifat sifat pemimpin yang menurut Keith Davis yang saya ketahui:
• Kecerclasan, seorang manajer kiranya harus memiliki kecerdasan yang lebih, karena
hal tersebut penting clalam upaya mema-jukan sebuah perusahaan. Pemimpin yang
ticlak tahu apa-apa menyebabkan kemuncluran atau kejatuhan sebuah perusahaan.
• Kedewasaan clan keluasan hubungan sosial, pemimpin yang clewasa akan mampu
bersikap bijaksana, ia tahu menempatkan diri terutama clalam hubungannya clengan
bawahan. Sehingga tercipta efektivitas clan kinerja yang bagus. Dalam lingkup
hubungan sosial, keluwesan dari seorang · pemimpin akan mempermuclah dalam
hubungan partner-ship atau dalarn hal membina hubungan dengan relasi clan kolega.
Dan hal tersebut rnenjadi keuntungan tersendiri dalam upaya penginvestasian.
• Motivasi diri clan dorongan berprestasi, prestasi menjadi salah satu motivasi untuk
mencapai sasaran atau tujuan yang. telah ditetapkan. Dengan aclanya clorongan
berprestasi, memacu prnimpin mengadakan suatu agenda ketja yang produkcif.dan
pula efisien.
• Sikap-sikap hubungan manusiawi, pemimpin yang demokracis clan memiliki
pemahaman akan psikologis para bawahannya akan lebih manusiawi dalam
memperlakukan bawahan-bawahannya. Sehingga bawahan pun merasa lebih
"enjoy" terhadap peketjaannya.

Ferieka, H. (2021). Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Manajerial. Dedikasi:


Journal of Community Engagment, 1(1), 40-47.

4.
a. Menurut Sedarmayanti (2009), kegagalan dalam suatu kegiatan disebabkan karena gaya
kepemimpinan yang ditetapkan dari seorang pimpinan tidak mampu memobilisasi
bawahan/ rekan anggota kerja. Salah satu teori yang menekankan pada suatu perubahan
dan yang paling komprehensif berkaitan dengan gaya kepemimpinan adalah teori
kepemimpinan managerial grid. Gagasan ini diperkenalkan oleh Robert R. Blake dan
Jane S. Mouton. Dalam pendekatan gaya ini manager berhubungan dengan 2 hal yaitu
produksi disatu pihak (orientasi tugas) dan orang orang di pihak lain (orientasi
bawahan/ anggota kelompok) masing-masing dinyatakan sebagai sebuah kontinum
pada skala 1 sampai 9 yang dapat berinteraksi satu dengan yang lain.

Menurut saya, kepemimpinan managerial grid adalah salah satu teori untuk
menentukan gaya kepemimpinan seseorang. Teori ini berfokus pada dua aspek
penilaian, yaitu tingkat produktivitas (kepedulian terhadap tugas) dan motivasi tim
(kepedulian terhadap hubungan dengan tim).

https://media.neliti.com/media/publications/115485-ID-analisis-deskriptif-
kepemimpinan-manager.pdf

b. Tannenbaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa
pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang
menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara
yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.
Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai bersifat negatif, di mana sumber kuasa atau
wewenang berasal dari adanya pengaruh pimpinan. Jadi otoritas berada di tangan
pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan pengambilan keputusan ada pada dirinya
serta memegang tanggung jawab penuh, sedangkan bawahannya dipengaruhi melalui
ancaman dan hukuman. Selain bersifat negatif, gaya kepemimpinan ini mempunyai
manfaat antara lain, pengambilan keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada
pimpinan serta memberikan rasa aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu,
orientasi utama dari perilaku otokratis ini adalah pada tugas.

Menurut saya, model kepemimpinan kontinum (otokratis-demokratis) menurut


Tannebaun dan Schmidt dalam Hersey dan Blanchard (1994) berpendapat bahwa
pemimpin mempengaruhi pengikutnya melalui beberapa cara, yaitu dari cara yang
menonjolkan sisi ekstrim yang disebut dengan perilaku otokratis sampai dengan cara
yang menonjolkan sisi ekstrim lainnya yang disebut dengan perilaku demokratis.

https://www.e-jurnal.com/2013/09/gaya-kepemimpinan-kontinum.html

c. Tentu saja leadership continuum atau kontinum kepemimpinan yang menyajikan


serangkaian tipe perilaku pengambilan keputusan dalam organisasi bisnis yang berkisar
di antara dua gaya manajemen yang bertolak belakang, yaitu otokratis dan demokratis.

5.
a. Pengertian kekuasaan seperti yang dikemukakan oleh Walter Nord (Thoha, 2010)
adalah kemampuan untuk memengaruhi aliran, energi, dan dana yang tersedia untuk
suatu tujuan yang berbeda secara jelas dengan tujuan lainnya. Definisi kekuasaan juga
banyak dikemukakan oleh para ahli lainnya seperti Bierstedt yang mengemukakan
kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan kekuatan. Roger mengemukakan
kekuasaan adalah suatu potensi dari suatu pengaruh. Sedangkan Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005:849), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Jadi dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya
atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala
sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa saja yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan definisi diatas, menurut saya kekuasaan adalah fungsi dari pemimpin,
pengikut, dan situasinya. Sedangkan pengaruh adalah perubahan dalam sikap, nilai-
nilai, keyakinan, atau perilaku seseorang sebagai hasil dari taktik mempengaruhi.

Yudiaatmaja, F. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori Dan Karakternya. Media


Komunikasi FPIPS, 12(2). Dan https://kbbi.web.id/pengaruh

b. Sumber dan bentuk kekuasaan itu ada dua yakni kekuasaan jabatan (position power)
dan kekuasaan pribadi (personal power). Menurut Etziomi perbedaan keduanya
bersemi pada konsep kekuasaan itu sendiri sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku. Kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan organisasi, pengaruh
pribadi, atau keduanya. Seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain untuk melakukan kerja karena jabatan organisasi yang dijabatnya,
maka orang tersebut mempunyai kekuasaan jabatan. Adapun seseorang yang
memperoleh kekuasaan dari para pengikutnya dikatakan mempunyai kekuasaan
pribadi. Kadang-kadang orang lain mempunyai kedua-duanya kekuasaan jabatan dan
pribadi.

Fitri, A. Z. (2013) ‘Seni Kepemimpinan dalam Perspektif William Cohen’, Jurnal


Edukasi Dinas Pendidikan Tulungagung, 1(1), pp. 1–25.

c. Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan


argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien
yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil
penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit
kronis lain. Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.
• Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk
membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Contoh nyata
penerapannya adalah, seorang menteri yang membawahi departemen komunikasi
dan informasi (kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh komunitas
IT untuk membuat proposal dan ide tentang pengembangan e-government di suatu
negeri.
• Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri
kominfo diatas yang kembali berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu
negeri dalam upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-
government yang telah diproduksi oleh departemennya.

• Ingratiation Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat
senang hati dan tentram target person, sebelum mengajukan permintaan yang
sebenarnya. Sendau gurau seorang salesman terhadap langganan, pujian seorang
pimpinan terhadap bawahan sebelum memberi tugas baru, ataupun traktiran makan
seorang partner bisnis adalah termasuk dalam ingratiation tactics ini.

• Personal Appeals Tactics: Terjadi ketika kita berusaha mempengaruhi target


person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat
personal lainnya. Kita bisa mengimplementasikannya dengan memulai
pembicaraan misalnya dengan, “Budi, saya sebenarnya nggak enak mau ngomong
seperti ini, tapi karena kita sudah bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu
sudah paham mengenai diri saya …”

• Exchange Tactics: Adalah mirip dengan personal appeal tactics namun sifatnya
adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena
adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb.
diantara kita dan target person.

• Coalition Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan
pihak lain untuk mempengaruhi target person. Strategi kemenangan karena jumlah
pengikut dipakai dalam siasat ini.

• Pressure Tactics: Terjadi dimana kita mempengaruhi target person dengan


peringatan ataupun ancaman yang menekan. Seorang komandan pasukan yang
memberi ancaman penurunan pangkat bagi prajuritnya yang mengulangi kesalahan
serupa. Adalah contoh implementasi pressure tactics ini.
• Legitimizing Tactics: Adalah satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan
kedudukan kita untuk mempengaruhi target person. Presiden yang meminta
seorang menteri untuk menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang
meminta guru menyusun kurikulum pendidikan adalah beberapa contoh penerapan
legitimizing tactics.

Stephen P. Robbins and Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall,
January 14, 2004.
G. A. Yukl and J. B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with
Subordinates, Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77,
525-535, 1992.

Anda mungkin juga menyukai