Disusun Oleh
Nama : 1. Nur Aisyah. (22411005PM)
2. Eka Wahyuningtyas. (22411006PM)
3. Rofiul Anshori. (22411012PM)
Kelas : MNJ 20 Gab
Dosen Pembimbing : Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
TAHUN 2022/2023
BAB 1. PENDAHULUAN
2.1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni dan kemampuan mempengaruhi orang lain.
Kemampuan tersebut merupakan ramuan dari sejumlah unsur, yaitu:
Kemampuan menggunakan kekuasaan secara efektif dan bertanggung
jawab.
Kemampuan memahami manusia, bahwa manusia mempunyai perbedaan
kekuatan motivasi dalam waktu dan yang berbeda.
Kemampuan menggali inspirasi bawahan.
Kemampuan menciptakan dan mengembangkan iklim dan situasi yang
kondusif agar karyawan mampu memberikan kreatifitas dan kemampuan
terbaiknya.
Ralph M. Stogdill mengungkapkan bahwa kepemimpinan terkait dengan
adanya keterlibatan sejumlah orang, adanya distribusi kekuasaan, dan adanya
tindakan mempengaruhi atau proses mengarahkan sikap, perilaku, dan tindakan
orang lain sesuai yang dikehendaki atau tujuan dari pemimpin/organisasi.
Menurut I. Gitosudarmo dan I. N. Sudita Kepemimpinan merupakan suatu
proses, bukan orang. Proses dalam kepemimpinan meliputi 3 faktor, yaitu:
pemimpin, pengikut, dan faktor situasi.
2.2. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori sifat
Adanya sejumlah sifat atau karakteristik tertentu yang berkaitan dengan
keberhasilan dan kegagalan dari pemimpin.
2. Teori Kelompok
3. Teori perilaku
Aspek terpenting dari kepemimpinan bukan pada sifat atau karakteristik
dari pemimpin, tetapi apa yang dilakukan pemimpin dalam berbagai situasi.
Keberhasilan dari pemimpin tergantung pada gaya kepemimpinan yang
diterapkannya.
Dua penekanan gaya kepemimpinan, yaitu:
a) Orientasi tugas: perilaku pemimpin yang menekankan bahwa tugas-
tugas dilaksanakan dengan baik dengan cara mengarahkan dan
mengendalikan secara ketat bawahannya.
b) Orientasi karyawan: perilaku pemimpin yang menekankan pada
memberi motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya
dengan melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan tugasnya, dan mengembangkan hubungan yang
bersahabat, saling mempercayai, dan menghormati diantara anggota
kelompok.
Dari Teori Perilaku menciptakan dua hasil studi dan 1 pendapat :
a. Studi Universitas Ohio
Ada 2 faktor dari kepemimpinan yang mempengaruhi prestasi kerja dan
kepuasan kelompok, yaitu pemrakarsa struktur dan pertimbangan.
b. Studi Universitas Michigan
Ada 2 gaya kepemimpinan yang dikenal, yaitu gaya kepemimpinan
pemusatan tugas dan karyawan.
c. Gradi manajemen (ada yang memasukkannya dalam kategori gaya
kepemimpinan)
Dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Gaya manajerial
grid merefleksikan gaya kepemimpinan individual, tim, serta dua dimensi
orientasi, yaitu orientasi produksi dan karyawan.
4. Teori situasional
Mulai berkembang 1940-an, dirintis oleh para ahli psikologi sosial. Fred
Fielder : gaya kepemimpinan yang dikombinasikan dengan situasi akan
mampu menentukan keberhasilan pelaksanaan kerja. Situasi itu diukur
melalui Kesamaan diantara Keberlawanan (Assumed Similarity between
Opposites) dan Teman Kerja yang Paling Sedikit Disukai (Least Preffered
Coworker).
Efektifitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan
tetapi ditentukan juga oleh situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut.
Faktor situasi meliputi karakteristik dari pimpinan dan bawahan, sifat dari
tugas, struktur kelompok dan jenis dari penguatan.
a. Teori kontingensi
b. Model kontingensi Fielder
Gaya kepemimpinan berhubungan dengan situasi yang menyenangkan,
dan mempengaruhi efektifitas kerja.
c. Teori jalan kecil – tujuan
Tokoh-tokoh: Georgepoulos (Univ. Michigan), Martin Evans dan
Robert House. Teori Path – Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh
perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan
pekerjaan bawahannya. Menurut House: ada 4 tipe/gaya kepemimpinan,
yaitu: kepemimpinan direktif (otokratis), kepemimpinan yang mendukung
(supportive leadership), kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan yang
berorientasi pada prestasi.
d. Teori normatif
e. Teori siklus – hidup
f. Kepemimpinan kontinum (ada yang memasukkannya dalam kategori
gaya kepemimpinan)
5. Teori atribusi
Kepemimpinan merukan pendekatan terbaru dalam kepemimpinan. Teori
atribusi kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinnan adalam semata-
mata suatu atribusi (penghubungan), yang dibuat orang mengenai individu-
individu lain.
2.3. Perbedaan Pemimpin dengan Manajer
1. Manajer mempunyai kegiatan yang lebih luas daripada pemimpin.
2. Manajer melakukan assesment, melaksanakan kewenangan dan tanggung
jawab untuk menggunakan unsur-unsur manajemen agar fungsi
manajemen dapat berjalan.
3. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen
(directing/actuating).
2.4. Headship dan Leadership
Seorang manajer disebut juga pemimpin manakala ia mampu menggerakkan
orang lain sesuai dengan keinginan dan tujuan. Kepatuhan menjalankan perintah
tidak semata dilandasi oleh pertimbangan aspek legalitas yang memberikan
kekuasaan atau wewenang untuk memerintah. Pemimpin yang mengandalkan
kepemimpinan berdasarkan otoritas jabatan yang ia miliki maka dikategorikan
sebagai headship, sementara pemimpin yang tidak bergantung pada kekuasaan
yang melekat pada jabatan untuk dapat memerintah atau menggerakkan orang,
dikatakan mengmbangkan pola leadership dalam kepemimpinannya.
2.5. Macam-Macam Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Transaksional
Model kepemimpinan ini terfokus pada transaksi antar pribadi.
Karakteristik kepemimpinan ini:
a. Para pemimpin menggunakan penghargaan kontingensi untuk
memotivasi karyawan.
b. Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika para
bawahan gagal mencapai tujuan kerja.
2. Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan ini menekankan perilaku pemimpinan yang simbolis.
Contoh: daya tarik terhadap nilai-nilai ideologis, komunikasi non-verbal,
pesan mengenai visi dan memberikan inspirasi, penampilan kepercayaan diri.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan ini merupakan kemampuan untuk menciptakan dan
mengartikulasikan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya, atraktif dengan
masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus tumbuh dan
terus meningkat.
4. Kepemimpinan Tim
Tim adalah kelompok didalam organisasi yang anggotan-anggotanya
saling bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan
oleh adanya satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka.
2.6. Pendekatan Social Learning
Pendekatan Social Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan
suatu model yang menjamin kelangsungan, interaksi timbal balik antara
pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri pendekatan Social Learning ini
antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan untuk bisa
memusyawarahkan semua perkara yang timbul. Keduanya, pimpinan dan
bawahan mempunyai hubungan interaksi yang hidup dan mempunyai kesadaran
untuk menentukan bagaimana caranya menyempurnakan prilaku masing-masing
dengan memberikan penghargaan-penghargaan yang diinginkan.
3.1. Kesimpulan
Ralph M. Stogdill mengungkapkan bahwa kepemimpinan terkait dengan
adanya keterlibatan sejumlah orang, adanya distribusi kekuasaan, dan adanya
tindakan mempengaruhi atau proses mengarahkan sikap, perilaku, dan tindakan
orang lain sesuai yang dikehendaki atau tujuan dari pemimpin/organisasi.
Orientasi karyawan: perilaku pemimpin yang menekankan pada memberi
motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya dengan melibatkan
bawahan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tugasnya,
dan mengembangkan hubungan yang bersahabat, saling mempercayai, dan
menghormati diantara anggota kelompok.
Dari Teori Perilaku menciptakan dua hasil studi dan 1 pendapat :
a. Studi Universitas Ohio Ada 2 faktor dari kepemimpinan yang
mempengaruhi prestasi kerja dan kepuasan kelompok, yaitu pemrakarsa
struktur dan pertimbangan.
b. Studi Universitas Michigan Ada 2 gaya kepemimpinan yang dikenal,
yaitu gaya kepemimpinan pemusatan tugas dan karyawan.
Efektifitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan
tetapi ditentukan juga oleh situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut.
Menurut House: ada 4 tipe/gaya kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan direktif
(otokratis), kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership),
kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.
Pemimpin yang mengandalkan kepemimpinan berdasarkan otoritas jabatan
yang ia miliki maka dikategorikan sebagai headship, sementara pemimpin yang
tidak bergantung pada kekuasaan yang melekat pada jabatan untuk dapat
memerintah atau menggerakkan orang, dikatakan mengmbangkan pola leadership
dalam kepemimpinannya.
Kepemimpinan Visioner Kepemimpinan ini merupakan kemampuan untuk
menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya,
atraktif dengan masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus
tumbuh dan terus meningkat.
Pendekatan Social Learning Pendekatan Social Learning merupakan suatu
teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin kelangsungan, interaksi
timbal balik antara pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri pendekatan
Social Learning ini antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan untuk
bisa memusyawarahkan semua perkara yang timbul.
Gaya Dasar Dalam teori 3 dimensi kepemimpinan Reddin dikemukakan :
bahwa perilaku/orientasi kepemimpinan pada tugas dan prilaku/orientasi
kepemimpinan hubungan/orang mengandung dimensi ke 3 yaitu efektfitas.
Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif hanya dapat
dipahami dalam konteks situasi kepemimpinan.
Maksudnya ialah setiap gaya dari keempat gaya dasar kepemipinan dapat
efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi dan konsisi di mana proses
kepemimpinan berlangsung dan diterapkan.
3.2. Saran