Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Pengaruh Keputusan Kepemimpinan Terhadap Karyawan”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pengambilan Keputusan

Disusun Oleh
Nama : 1. Nur Aisyah. (22411005PM)
2. Eka Wahyuningtyas. (22411006PM)
3. Rofiul Anshori. (22411012PM)
Kelas : MNJ 20 Gab
Dosen Pembimbing : Dr. Emi Suwarni, S.E., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
TAHUN 2022/2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemimpin merupakan faktor kunci keberhasilan suatu organisasi. Pemimpin
merupakan motor penggerak bagi organisasi untuk dapat menjalankan setiap
aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi. Seorang pemimpin harus mampu memberikan suatu arahan terhadap
para karyawan agar kinerja karyawan baik. Peran dari motivasi kerja pun sangat
mendukung kinerja karyawan. Jadi, seorang pemimpin pun harus dapat
memperhatikan hal-hal apa yang dapat memberikan motivasi kerja terhadap
bawahan agar kinerja bawahan dapat menjadi lebih baik.
Dalam memimpin bawahannya, seorang pemimpin umumnya mempunyai
gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan sendiri adalah cara
yang dilakukan oleh seseorang yaitu pemimpin dalam menjalin suatu hubungan
dan mempengaruhi bawahannya untuk bekerja sama secara sukarela dalam
mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan
oleh pemimpin.
Gaya kepemimpinan yang berbeda dipengaruhi oleh karakter dan juga
lingkungan seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan ini juga akan mempengaruhi
kebijakan, cara memimpin dan juga respon anggota kelompok atas gaya
kepemimpinan tersebut. Hal ini pastinya mempengaruhi kinerja pegawai sehingga
menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan.
Sikap pemimpin akan menentukan perkembangan tim dalam organisasi
perusahaan serta perkembangan yang dicapai yang pada akhirnyaakan
mempengaruhi pencapaian produktifitas kerja karyawan. Keahlian
mengembangkan tim oleh seorang pemimpin merupakan kunci sukses
keberhasilan kegiatan perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini
sebagai berikut:
a) Apakah terdapat pengaruh keputusan kepemimpinan terhadap
karyawan?
b) Bagaimana menentukan keputusan yang terbaik bagi seorang
pemimpin?
c) Ada berapa teori dalam pengaruh Keputusan Kepemimpinan Terhadap
Karyawan? Jelaskan!
d) Apa itu kepemimpinan?
e) Apa saja teori kepemimpinan?
1.3. Tujuan Penulisan Masalah
a) Untuk mengetahui pengaruh keputusan kepemimpinan terhadap
karyawan
b) Untuk mengetahui cara menentukan keputusan yang terbaik bagi seorang
pemimpin
c) Untuk dapat mengetahui teori dalam pengaruh Keputusan Kepemimpinan
Terhadap Karyawan.
d) Mengetahui arti kepemimpinan
e) Mengetahui macam-macam teori kepemimpinan
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni dan kemampuan mempengaruhi orang lain.
Kemampuan tersebut merupakan ramuan dari sejumlah unsur, yaitu:
 Kemampuan menggunakan kekuasaan secara efektif dan bertanggung
jawab.
 Kemampuan memahami manusia, bahwa manusia mempunyai perbedaan
kekuatan motivasi dalam waktu dan yang berbeda.
 Kemampuan menggali inspirasi bawahan.
 Kemampuan menciptakan dan mengembangkan iklim dan situasi yang
kondusif agar karyawan mampu memberikan kreatifitas dan kemampuan
terbaiknya.
Ralph M. Stogdill mengungkapkan bahwa kepemimpinan terkait dengan
adanya keterlibatan sejumlah orang, adanya distribusi kekuasaan, dan adanya
tindakan mempengaruhi atau proses mengarahkan sikap, perilaku, dan tindakan
orang lain sesuai yang dikehendaki atau tujuan dari pemimpin/organisasi.
Menurut I. Gitosudarmo dan I. N. Sudita Kepemimpinan merupakan suatu
proses, bukan orang. Proses dalam kepemimpinan meliputi 3 faktor, yaitu:
pemimpin, pengikut, dan faktor situasi.
2.2. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori sifat
Adanya sejumlah sifat atau karakteristik tertentu yang berkaitan dengan
keberhasilan dan kegagalan dari pemimpin.
2. Teori Kelompok
3. Teori perilaku
Aspek terpenting dari kepemimpinan bukan pada sifat atau karakteristik
dari pemimpin, tetapi apa yang dilakukan pemimpin dalam berbagai situasi.
Keberhasilan dari pemimpin tergantung pada gaya kepemimpinan yang
diterapkannya.
Dua penekanan gaya kepemimpinan, yaitu:
a) Orientasi tugas: perilaku pemimpin yang menekankan bahwa tugas-
tugas dilaksanakan dengan baik dengan cara mengarahkan dan
mengendalikan secara ketat bawahannya.
b) Orientasi karyawan: perilaku pemimpin yang menekankan pada
memberi motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya
dengan melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan tugasnya, dan mengembangkan hubungan yang
bersahabat, saling mempercayai, dan menghormati diantara anggota
kelompok.
Dari Teori Perilaku menciptakan dua hasil studi dan 1 pendapat :
a. Studi Universitas Ohio
Ada 2 faktor dari kepemimpinan yang mempengaruhi prestasi kerja dan
kepuasan kelompok, yaitu pemrakarsa struktur dan pertimbangan.
b. Studi Universitas Michigan
Ada 2 gaya kepemimpinan yang dikenal, yaitu gaya kepemimpinan
pemusatan tugas dan karyawan.
c. Gradi manajemen (ada yang memasukkannya dalam kategori gaya
kepemimpinan)
Dikembangkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Gaya manajerial
grid merefleksikan gaya kepemimpinan individual, tim, serta dua dimensi
orientasi, yaitu orientasi produksi dan karyawan.
4. Teori situasional
Mulai berkembang 1940-an, dirintis oleh para ahli psikologi sosial. Fred
Fielder : gaya kepemimpinan yang dikombinasikan dengan situasi akan
mampu menentukan keberhasilan pelaksanaan kerja. Situasi itu diukur
melalui Kesamaan diantara Keberlawanan (Assumed Similarity between
Opposites) dan Teman Kerja yang Paling Sedikit Disukai (Least Preffered
Coworker).
Efektifitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan
tetapi ditentukan juga oleh situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut.
Faktor situasi meliputi karakteristik dari pimpinan dan bawahan, sifat dari
tugas, struktur kelompok dan jenis dari penguatan.
a. Teori kontingensi
b. Model kontingensi Fielder
Gaya kepemimpinan berhubungan dengan situasi yang menyenangkan,
dan mempengaruhi efektifitas kerja.
c. Teori jalan kecil – tujuan
Tokoh-tokoh: Georgepoulos (Univ. Michigan), Martin Evans dan
Robert House. Teori Path – Goal berusaha untuk menjelaskan pengaruh
perilaku pemimpin terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan
pekerjaan bawahannya. Menurut House: ada 4 tipe/gaya kepemimpinan,
yaitu: kepemimpinan direktif (otokratis), kepemimpinan yang mendukung
(supportive leadership), kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan yang
berorientasi pada prestasi.
d. Teori normatif
e. Teori siklus – hidup
f. Kepemimpinan kontinum (ada yang memasukkannya dalam kategori
gaya kepemimpinan)
5. Teori atribusi
Kepemimpinan merukan pendekatan terbaru dalam kepemimpinan. Teori
atribusi kepemimpinan menyatakan bahwa kepemimpinnan adalam semata-
mata suatu atribusi (penghubungan), yang dibuat orang mengenai individu-
individu lain.
2.3. Perbedaan Pemimpin dengan Manajer
1. Manajer mempunyai kegiatan yang lebih luas daripada pemimpin.
2. Manajer melakukan assesment, melaksanakan kewenangan dan tanggung
jawab untuk menggunakan unsur-unsur manajemen agar fungsi
manajemen dapat berjalan.
3. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen
(directing/actuating).
2.4. Headship dan Leadership
Seorang manajer disebut juga pemimpin manakala ia mampu menggerakkan
orang lain sesuai dengan keinginan dan tujuan. Kepatuhan menjalankan perintah
tidak semata dilandasi oleh pertimbangan aspek legalitas yang memberikan
kekuasaan atau wewenang untuk memerintah. Pemimpin yang mengandalkan
kepemimpinan berdasarkan otoritas jabatan yang ia miliki maka dikategorikan
sebagai headship, sementara pemimpin yang tidak bergantung pada kekuasaan
yang melekat pada jabatan untuk dapat memerintah atau menggerakkan orang,
dikatakan mengmbangkan pola leadership dalam kepemimpinannya.
2.5. Macam-Macam Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Transaksional
Model kepemimpinan ini terfokus pada transaksi antar pribadi.
Karakteristik kepemimpinan ini:
a. Para pemimpin menggunakan penghargaan kontingensi untuk
memotivasi karyawan.
b. Para pemimpin melaksanakan tindakan korektif hanya ketika para
bawahan gagal mencapai tujuan kerja.
2. Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan ini menekankan perilaku pemimpinan yang simbolis.
Contoh: daya tarik terhadap nilai-nilai ideologis, komunikasi non-verbal,
pesan mengenai visi dan memberikan inspirasi, penampilan kepercayaan diri.
3. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan ini merupakan kemampuan untuk menciptakan dan
mengartikulasikan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya, atraktif dengan
masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus tumbuh dan
terus meningkat.
4. Kepemimpinan Tim
Tim adalah kelompok didalam organisasi yang anggotan-anggotanya
saling bergantung satu sama lain, saling berbagi tujuan bersama, dan dicirikan
oleh adanya satu orang yang mengkoordinasikan kegiatan bersama mereka.
2.6. Pendekatan Social Learning
Pendekatan Social Learning merupakan suatu teori yang dapat memberikan
suatu model yang menjamin kelangsungan, interaksi timbal balik antara
pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri pendekatan Social Learning ini
antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan untuk bisa
memusyawarahkan semua perkara yang timbul. Keduanya, pimpinan dan
bawahan mempunyai hubungan interaksi yang hidup dan mempunyai kesadaran
untuk menentukan bagaimana caranya menyempurnakan prilaku masing-masing
dengan memberikan penghargaan-penghargaan yang diinginkan.

Gambar 1. Pendekatan Social Learning


2.7. Tiga Dimensi Kepemimpinan

Gambar 2. Tiga Dimensi Kepemimpinan


Model 3 Dimensi Kepemimpinan Reddin juga dikenal dengan sebutan 3-D
model karena menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan seperti
disebutkan di atas. Penjelasan ketiga kelompok di atas, adalah :
a. Kelompok gaya dasar, terdiri dari gaya pemisah, pengabdi, penghubung,
dan terpadu.
b. Kelompok gaya efektif, terdiri dari gaya birokrat, otokrat bijak,
pengembang, dan eksekutif.
c. Kelompok gaya tak efektif, terdiri dari gaya pelari, otokrat, penganjur,
dan kompromis.
1. Gaya Dasar
Dalam teori 3 dimensi kepemimpinan Reddin dikemukakan : bahwa
perilaku/orientasi kepemimpinan pada tugas dan prilaku/orientasi
kepemimpinan hubungan/orang mengandung dimensi ke 3 yaitu efektfitas.
Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif hanya dapat
dipahami dalam konteks situasi kepemimpinan. Maksudnya ialah setiap gaya
dari keempat gaya dasar kepemipinan dapat efektif atau tidak efektif
tergantung pada situasi dan konsisi di mana proses kepemimpinan
berlangsung dan diterapkan. Empat gaya dasar ini akan menjadi delapan gaya
kepemimpinan. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
a. Gaya Dasar “INTEGRATED” (Terpadu)
Kepemimpinan gaya ini menunjukan oreintasi pada tugas tinggi dan
hubungan dengan orang/staf yang juga tinggi.
Gaya ini menjadi gaya “EXECUTIVE” bila diekspresikan dalam
situasi yang efektif. Tandanya ialah memenuhi kebutuhan kelompok dalam
menetapkan tujuan dan bagaimana mencapainya, tetapi juga sangat
memperhatikan hubungan dalam kelompok. Kelompok menjadi kohesif
dan bekerja keras.
Bila tidak efektif, maka akan menjadi gaya “COMPROMISER” yang
ditandai dengan selalu memecahkan masalah dengan mengadakan
kompromi antara tugas dan hubungan sehingga tidak berorientasi pada
hasil yang akan dicapai.
b. Gaya Dasar “RELATED” (Berhubungan)
Kepemimpinan gaya ini menunjukan orientasi pada hubungan dengan
orang/staf yang tinggi dan oreintasi kepada tugas/out put pekerjaan
rendah.
Bila efektif akan menjadi gaya “DEVELOPER”. Yakni percaya kepdaa
anggota staf-nya dan memberikan kemudahan untuk berkembang dalam
usaha mencapai tujuan organisasi.
Apabila tidak efektif akan menjadi gaya “MISSIONARI”, yaitu hanya
tertarik pada adanya harmoni dan kadang-kadang tidak bersedia
mengorbankan hubungan meskipun tujuan tidak tercapai.
c. Gaya Dasar “SEPARATED” (Terpisah)
Kepemimpinan gaya ini menunjukan orientasi pada hubungan
orang/staf yang rendah dan orientasi kepada tugas/out put pekerjaan juga
rendah.
Bila efektif akan menjadi gaya “BUREUCRAT”, yakni mendelegasikan
wewenang pada bawahan untuk mengambil keputusan tentang apa yang
perlu dikerjakan.
Bila tidak efektif akan menjadi gaya “DISERTER”, Yakni tidak
memberikan struktur yang jelas dan dukungan moral pada waktu
diperlukan.
d. Gaya Dasar “ DEDICATED” (Pengabdian)
Kepemimpinan gaya ini menunjukan orientasi pada tugas/out put
pekerjaan tinggi dan orientasi pada hubungan dengan orang/staf rendah.
Bila efektif akan menjadi gaya “BENEVOLENT AUTOCRAT”, yakni
mempunyai tata kerja yang sangat berstruktur tapi jelas untuk anggota-
anggota staf-nya.
Bila tidak efektif akan menjadi gaya “AUTOCRAT”, yakni semua
kebijakan ditetapkan sendiri tanpa memperdulikan anggota staf.
2. Gaya Efektif
Ada 4 gaya kepemimpinan efektif, menurut Reddin yaitu:
a. Eksekutif. Gaya ini banyak memberikan perhatian pada tugas-tugas
pekerjaan dan hubungan kerja. Seorang manajer yang menggunakan
gaya ini disebut sebagai motivator yang baik, mau menetapkan standar
kerja yang tinggi, berkehendak mengenal perbedaan diantara diantara
individu, dan berkeinginan menggunakan tim kerja dalam manajemen.
b. Pecinta pengembangan (developer). Gaya ini memberikan perhatian
yang maksimum terhadap hubungan kerja, dan perhatian yang
minimum terhadap tugas-tugas pekerjaan. Seorang manajer yang
menggunakan gaya ini mempunyai kepercayaan yang implicit terhadap
orang-orang yang bekerja dalam organisasinya, dan sangat
memperhatikan pengembangan mereka sebagai individu.
c. Otokratis yang baik (Benevolent autocrat), Gaya ini memberikan
perhatian yang maksimum terhadap tugas, dan perhatian minimum
terhadap hubungan kerja. Manajer ini mengetahui secara tepat apa yang
ia inginkan dan bagaimana memperoleh yang diinginkan tersebut tanpa
menyebabkan ketidakseganan di pihak lain.
d. Birokrat. Gaya ini memberikan perhatian yang minimum baik terhadap
tugas maupun hubungan kerja. Manajer ini sangat tertarik pada
peraturan-peraturan dan menginginkan peraturan tersebut dipelihara
serta melakukan control situasi secara teliti.
3. Gaya Tidak Efektif
Ada 4 gaya kepemimpinan yang tidak efektif menurut Reddin yaitu :
1. Pencinta kompromi (compromiser). Gaya ini memberikan perhatian
yang besar pada tugas dan hubungan kerja dalam suatu situasi yang
menekankan pada kompromi. Manajer seperti ini merupakan pembuat
keputusan yang tidak bagus karena banyak tekanan yang
mempengaruhinya.
2. Missionari. Gaya ini memberikan penekanan yang maksimum pada
orang-orang dan hubungan kerja, tetapi memberikan perhatian
minimum terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai. Manajer
semacam ini hanya menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan dalam
dirinya sendiri.
3. Otokrat. Gaya ini memberikan perhatian maksimum terhadap tugas
dan minimum terhadap hubungan kerja dengan suatu prilaku yang
tidak sesuai. Manajer seperti ini tidak mempunyai kepercayaan pada
orang lain, tidak menyenangkan, dan hanya tertarik pada jenis
pekerjaan yang segera selesai.
4. Deserter (Lari dari tugas). Gaya ini sama sekali tidak memberikan
perhatian baik pada tugas maupun pada hubungan kerja. Dalam situasi
tertentu gaya ini tidak begitu terpuji, karena manajer seperti ini
menunjukkan sikap positif dan tidak mau ikut campur secara aktif dan
positif.
2.8. Gaya Kepemimpinan Kontinum

Gambar 3. Gaya Kepemimpinan Kontinum


Leadership continuum atau kontinum kepemimpinan menyajikan serangkaian
tipe perilaku pengambilan keputusan dalam organisasi bisnis yang berkisar di
antara dua gaya manajemen yang bertolak belakang, yaitu otokratis dan
demokratis. Kontinum ini diperkenalkan oleh Robert Tannenbaum dan Warren
Schmidt pada 1958.
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ralph M. Stogdill mengungkapkan bahwa kepemimpinan terkait dengan
adanya keterlibatan sejumlah orang, adanya distribusi kekuasaan, dan adanya
tindakan mempengaruhi atau proses mengarahkan sikap, perilaku, dan tindakan
orang lain sesuai yang dikehendaki atau tujuan dari pemimpin/organisasi.
Orientasi karyawan: perilaku pemimpin yang menekankan pada memberi
motivasi kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya dengan melibatkan
bawahan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan tugasnya,
dan mengembangkan hubungan yang bersahabat, saling mempercayai, dan
menghormati diantara anggota kelompok.
Dari Teori Perilaku menciptakan dua hasil studi dan 1 pendapat :
a. Studi Universitas Ohio Ada 2 faktor dari kepemimpinan yang
mempengaruhi prestasi kerja dan kepuasan kelompok, yaitu pemrakarsa
struktur dan pertimbangan.
b. Studi Universitas Michigan Ada 2 gaya kepemimpinan yang dikenal,
yaitu gaya kepemimpinan pemusatan tugas dan karyawan.
Efektifitas dari pemimpin tidak hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan
tetapi ditentukan juga oleh situasi yang ada dalam kepemimpinan tersebut.
Menurut House: ada 4 tipe/gaya kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan direktif
(otokratis), kepemimpinan yang mendukung (supportive leadership),
kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi.
Pemimpin yang mengandalkan kepemimpinan berdasarkan otoritas jabatan
yang ia miliki maka dikategorikan sebagai headship, sementara pemimpin yang
tidak bergantung pada kekuasaan yang melekat pada jabatan untuk dapat
memerintah atau menggerakkan orang, dikatakan mengmbangkan pola leadership
dalam kepemimpinannya.
Kepemimpinan Visioner Kepemimpinan ini merupakan kemampuan untuk
menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya,
atraktif dengan masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasi yang terus
tumbuh dan terus meningkat.
Pendekatan Social Learning Pendekatan Social Learning merupakan suatu
teori yang dapat memberikan suatu model yang menjamin kelangsungan, interaksi
timbal balik antara pemimpin, lingkungan dan perilakunya sendiri pendekatan
Social Learning ini antara pemimpin dan bawahan mempunyai kesempatan untuk
bisa memusyawarahkan semua perkara yang timbul.
Gaya Dasar Dalam teori 3 dimensi kepemimpinan Reddin dikemukakan :
bahwa perilaku/orientasi kepemimpinan pada tugas dan prilaku/orientasi
kepemimpinan hubungan/orang mengandung dimensi ke 3 yaitu efektfitas.
Teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif hanya dapat
dipahami dalam konteks situasi kepemimpinan.
Maksudnya ialah setiap gaya dari keempat gaya dasar kepemipinan dapat
efektif atau tidak efektif tergantung pada situasi dan konsisi di mana proses
kepemimpinan berlangsung dan diterapkan.
3.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai