Disusun oleh :
Dwi Arie Sofyana Hendri Yanti
Npm : 10.61201.1585
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya
pada 168 karyawan PT GUDANG GARAM Tbk cabang MADURA. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 17.Teknik sampling yang dipakai adalah
metode sensus dan teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik
dan analisis regresi liner berganda, untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian.
kinerja karyawan.
I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah
SWT atas Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul
Perusahaan Pt Gudang Garam Tbk. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk meyelesaikan program Sarjana (SI) pada Program Sarjana Fakultas
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran
sangat diharapkan. Semoga proposal ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK I
KATA PENGANTAR II
DAFTAR ISI III
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. BATASAN MASALAH 4
D. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 4
E. MANFAAT PENELITIAN 5
F. SISTEMATIKA PENELITIAN 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
A. LANDASAN TEORI 7
a. KINERJA KARYAWAN 7
b. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA 8
c. KEPUASAN KERJA 9
d. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA 11
e. GAYA KEPEMIMPINAN 12
B. KERANGKA PEMIKIRAN 15
C. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL 16
a. HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
KARYAWAN 16
D. HIPOTESA 18
BAB III METODELOGI 19
a. METODE PENELITIAN 19
b. PENENTUAN POPULASI DAN SAMPEL 19
c. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 20
d. JENIS DAN SUMBER DATA 22
e. METODE PENGUMPULAN DATA 23
f. TEKNIK ANALISI DATA 23
g. PENGUJIAN HIPOTESIS 24
III
BAB IV PENUTUP 27
A. KESIMPULAN PENELITIAN 27
B. SARAN-SARAN 27
DAFTAR PUSTAKA
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan,
bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan . Semua tindakan yang diambil dalam setiap
kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan
membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun
karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan
perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun
perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki
karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil atau
prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu
kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi
yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya,
karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan
kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu
persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk
mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber
vennootschape (CV) yang berdiri tahun 1983 yang kemudian dijadikan Perseroan Terbatas (PT)
pada tahun 2004. Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT GUDANG GARAM Tbk yang
yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan terserbut.Semakin banyak karyawan yang
mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat
sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk
mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan
karyawan dapat diukur melalui kepuasan konsumen, berkurangnya jumlah keluhan dan
tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk juga dapat
diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efsien serta melakukan peran dan
fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu
perusahaan. Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan, diantaranya
adalah menurunnya keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja, kurangnya ketepatan
waktu dalam penyelesaian pekerjaan sehingga kurang menaati peraturan, pengaruh yang berasal
dari lingkungannya, teman sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh
yang harus dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan
sebab menurunya kinerja karyawan dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kinerja diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain . Gaya kepemimpinan cocok apabila
tujuan perusahaan telah dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin
harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin
menggunakan penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan.
Pemimpin mendengar ide-ide dari para bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya
kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses
tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya.
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi rendahnya kinerja
karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan permasalahan
tersebut diduga faktor gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
C. Batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada gaya kepemimpinan
dari pemimpin utama perusahaan PT GUDANG GARANG Tbk cabang pamekasan. Yang nantinya
akan di analisa oleh penulis melalui karyawan dari PT GUDANG GARAM Tbk itu sendiri.
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan
memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini dilakukan dengan
E. Manfaat penelitian
1. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku
2. Bagi perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam
pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek SDM secara
lebih baik.
3. Bagi almamater
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan bagi semua
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,maksud dan tujuan
Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan, kerangka pemikiran, hubungan
Pada bab ini akan dibahas metode penelitian, penentuan populasi dan sampel penelitian, definisi
operasional variabel,jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, teknik analisis data, dan
pengujian hipotesis.
BAB IV PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Kinerja karyawan
Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi
barang atau penyampaian jasa. Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat
penting digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini
sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak
organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang
kinerja dalam organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan
hasil seperti yang diharapkan. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh
karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai oleh
seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab
Untuk memperoleh kinerja yang tinggi dibutuhkan sikap mental yang memiliki pandangan
jauh ke depan. Seseorang harus mempunyai sikap optimis, bahwa kualitas hidup dan kehidupan
hari esok lebih baik dari hari ini. Furtwengler (2002: 79) mengemukakan bahwa untuk
meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi perlu melakukan perbaikan kinerja. Adapun
perbaikan kinerja yang perlu diperhatikan oleh organisasi adalah faktor kecepatan, kualitas,
layanan, dan nilai. Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut
mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu ketrampilan interpersonal, mental untuk sukses, terbuka
memang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan, namun memiliki bobot pengaruh yang
sama.
Menurut Bernardin and Russel (1993: 382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja
karyawan, yaitu:
1. Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam
2. Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau
3. Timeliness yaitu Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat
dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.
4. Cost effectiveness yaitu Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia,
keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang tertinggi atau
pengurangan kerugian dari tiap unit. Need for supervision yaitu Tingkatan dimana seorang
karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari
atasannya.
5. Interpersonal impact yaitu Tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya
Pendapat lain dikemukakan oleh Dessler (2000: 514-516) yang menyatakan bahwa dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus diperhatikan 5 (lima) faktor
c. Kepuasan Kerja
Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala aktivitas yang
ada adalah bekerja. Bekerja memiliki arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah
karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Hal ini didorong oleh keinginan
manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kepuasan kerja adalah
pekerjaan mereka (Davis, Keith, 1985). Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi
(1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang efektif seseorang
pegawai terhadap peranan mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini. Sikap yang positif
terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif
terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan. Definisi ini telah mendapat dukungan dari Smith
dan Kendall (1963) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang
pegawai mengenai pekerjaannya. Secara sederhana, job satisfaction dapat diartikan sebagai apa
yang membuat orang-orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan. Apa yang membuat
mereka bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya, menurut Robin dalam
Siahaan, E.E. .Indra, Hary dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah : faktor yang berhubungan dengan pekerjaan,
dengan kondisi kerja, dengan teman sekerja, dengan pengawasan, dengan promosi jabatan dan
dengan gaji. Smith, Kendal dan Hulin dalam Bavendam, J. (2000) mengungkapkan bahwa
kepuasan kerja bersifat multidimensi dimana seseorang merasa lebih atau kurang puas dengan
pekerjaannya, supervisornya, tempat kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler seperti juga
dikutip oleh Bavendam, J. (2000) telah membuat diagram kepuasan kerja yang menggambarkan
kepuasan kerja sebagai respon emosional orang-orang atas kondisi pekerjaannya. Kepuasan kerja
bersifat multidimensional maka kepuasan kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh
(kepuasan umum) maupun mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika secara umum
mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan merasa tidak puas
dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal liburan (Davis, Keith. 1985).
Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat berupa meningkat atau menurunnya prestasi kerja
Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, antara lain yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri (work it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu
sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
2. Atasan (supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi
bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3. Teman sekerja (workers), merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai
dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4. Promosi (promotion), merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan
5. Gaji atau upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap
kepemimpinan yang baik akan sulit mencapai tujuan organisasi. Jika seorang pemimpin berusaha
untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut perlu memikirkan gaya
kepemimpinannya dan bagaimana ia dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka
yang mungkin sedang mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al. (1996) mengatakan bahwa
gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses
mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai
hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
lain atau bawahan untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam
- Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda
dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian
sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang
positif.
tujuan
memegang peran yang signifikan terhadap kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi.
Keterangan:
X = variabel bebas
Y = variabel terikat
2. Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dengan
kinerja karyawan.
Gaya kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan individu sehingga
nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan
kinerja mereka. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola
mencapaitujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Suranta (2002) dan Tampubolon(2007)
menyatakan bahwa faktor kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari
pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan pengaruh
antara faktor kepemimpinan dan faktor kinerjakaryawan. Jadi, hubungan antar variabel gaya
kepemimpinan dengan kinerja adalah H1: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja. Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian
Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan
teman sekerja serta penyelia adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan
kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan.
Ramlan Ruvendi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Imbalan dan Gaya Kepemimpinan
Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian
Bogor, menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan pengaruh signifikan antara variabel
gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja pegawai Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.
Diungkapkan pula bahwa gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi (contingency). Indikasi turunnya semangat dan
kegairahan kerja ditunjukkan dengan tingginya tingkat absensi dan perpindahan pegawai. Hal itu
D. HIPOTESA
persamaan masalah penelitian. Jawaban masih berdasarkan teori yang relevan, tetapi belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Sutrisno Hadi
menambahkan bahwa penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil
berikut:
organisasi. Diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang
METODELOGI
a. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode survei) dan
pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil contoh data dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun
dan Effendi, 1989). Dengan memadukan kedua pendekatan tersebut diharapkan upaya
mempengaruhi gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai dapat dilakukan
secara lebih komprehensif. Sedangkan untuk lokasi penulis memilih PT GUDANG GARAM
Tbk cabang pamekasan yang beralamatkan jl. Raya sumenep km.47 pamekasan MADURA.
yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang
sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan yang ada di perusahaan PT GUDANG GARAM Tbk yang berjumlah 168 karyawan.
Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand,
2006). Dalam penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah
keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah populasi
hanya sebesar 168 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel
tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini adalah
1. Kinerja karyawan
Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan standar kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana pegawai
mencapai suatu kinerja secara individual menurut (Bernadin, 1993 dalam Crimson Sitanggang,
a. Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam arti
menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang
b. Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang
diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktifitas lain.
maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan
sumber daya.
e. Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta
bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk
memimpin para karyawannya. Likret, (1961) dalam Handoko, (2003) mengemukakan dua
kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu model empat
a. Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah
para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaannya juga secara kaku
untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai
itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi
d. Sistem 4, tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila
manajer yang secara formal membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan
saran-saran dan pendapat-pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan,
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001). Data yang
1. Data Primer
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan data
kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
a. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
b. Observasi
Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung
c. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-
buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian
Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif diolah
dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabulasi silang digunakan untuk
mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Pengolahan dan analisis
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data
hasil wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis, disajikan dalam bentuk kutipan-
kutipan. Analisis data kualitatif dipadukan dengan hasil interpretasi data kuantitatif.
g. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-
Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas (gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja
karyawan) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel trikat. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas,
maka R pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan
nilai Adjusted R pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R,
nilai Adjusted R dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model.
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,apakah
variabel X1, X2, dan X3 (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) benar-benar
berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005).
a) Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b) Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan Penelitian
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan pengujian
reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke
waktu. Dan dilakukan pengujian validitas untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari
uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel
dan valid. Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel
b. Saran saran.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis memberikan beberapa saran yang
1. Seorang pemimpin harus mampu menjadi figur yang mampu mambangun dan
pemimpin juga harus memperhatikan variabel lain selain pada gaya kepemiminan
demokrasi.
4. Pemimpin harus meningkatkan komunikasi dengan karyawan, sehingga hubungan
dengan karyawan terjalin dengan baik. Dengan semakin baiknya hubungan dengan
5. Pemimpin harus berupaya untuk memberikan pengertian tentang hasil yang didapat
7 komentar:
1.
Balas
2.
Balas
3.
4.
Balas
5.
Balas
6.
Balas
7.
Balas
dwie'z
aku paling gag suka sama orang yang sombong dan tidak jujur
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (11)
2013 (5)
o November (1)
proposal manajemen sumber daya manusia (msdm)
o Oktober (1)
o Mei (1)
o April (2)
2012 (8)
2011 (30)
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh LonelySnailDesign. Diberdayakan oleh Blogger.