Disusun oleh :
Dwi Arie Sofyana Hendri Yanti
Npm : 10.61201.1585
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT GUDANG GARAM Tbk cabang
MADURA. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan
dilaksanakan pada 168 karyawan PT GUDANG GARAM Tbk cabang MADURA. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 17.Teknik sampling yang
dipakai adalah metode sensus dan teknik pengujian data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan
Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik dan analisis regresi liner berganda, untuk menguji
dan membuktikan hipotesis penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Kata Kunci: Gaya kepemimpinan.
I
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
I
KATA PENGANTAR
II
DAFTAR ISI
III
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
1
1
4
C.
BATASAN MASALAH
D.
E.
MANFAAT PENELITIAN
F.
SISTEMATIKA PENELITIAN
4
4
5
5
LANDASAN TEORI
a.
KINERJA KARYAWAN
b.
c.
KEPUASAN KERJA
d.
e.
GAYA KEPEMIMPINAN
B.
KERANGKA PEMIKIRAN
C.
a.
D.
7
8
9
11
12
15
16
18
19
a.
METODE PENELITIAN
b.
19
c.
20
d.
22
e.
23
f.
g.
PENGUJIAN HIPOTESIS
III
19
23
24
BAB IV PENUTUP
A.
B.
KESIMPULAN PENELITIAN
SARAN-SARAN
27
27
27
DAFTAR PUSTAKA
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan dalam mencapai tujuan
yang diinginkan perusahaan. Permasalahan dari perusahaan ini adalah tinggi
rendahnya kinerja karyawan, untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan, dengan permasalahan tersebut diduga faktor gaya kepemimpinan
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dirumuskan suatu pertanyaan penelitian
Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?
C.
Batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada gaya
kepemimpinan dari pemimpin utama perusahaan PT GUDANG GARANG Tbk cabang
pamekasan. Yang nantinya akan di analisa oleh penulis melalui karyawan dari PT
GUDANG GARAM Tbk itu sendiri.
D.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam
dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada,
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Mengetahui pengaruh variabel gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
E.
Manfaat penelitian
Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah
diperoleh dibangku kuliah dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
2.
Bagi perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi
perusahaan dalam pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan
langsung dengan aspek-aspek SDM secara lebih baik.
3.
Bagi almamater
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan
bagi semua pihak yang membutuhkannya.
F.
Sistematika Penulisan
Landasan Teori
a.
Kinerja karyawan
waktu tertentu. Kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk
melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja merupakan perbandingan hasil
kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Kinerja
juga berarti hasil yang dicapai oleh seseorang, baik kuantitas maupun kualitas
dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang dberikan kepadanya.
b.
Untuk memperoleh kinerja yang tinggi dibutuhkan sikap mental yang memiliki
pandangan jauh ke depan. Seseorang harus mempunyai sikap optimis, bahwa
kualitas hidup dan kehidupan hari esok lebih baik dari hari ini. Furtwengler (2002:
79) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi
perlu melakukan perbaikan kinerja. Adapun perbaikan kinerja yang perlu
diperhatikan oleh organisasi adalah faktor kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai.
Selain keempat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut
mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu ketrampilan interpersonal, mental untuk
sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, trampil berkomunikasi, inisiatif, serta
kemampuan dalam merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi
tugasnya. Faktor-faktor tersebut memang tidak langsung berhubungan dengan
pekerjaan, namun memiliki bobot pengaruh yang sama.
Menurut Bernardin and Russel (1993: 382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja
karyawan, yaitu:
1.
Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal
di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.
2.
Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang,
jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.
3.
Timeliness yaitu Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu
yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk
aktifitas lain.
4.
Cost effectiveness yaitu Tingkatan dimana penggunaan sumber daya
perusahaan berupa manusia, keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk
mendapatkan hasil yang tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit. Need
for supervision yaitu Tingkatan dimana seorang karyawan dapat melakukan
pekerjaannya tanpa perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya.
5.
Interpersonal impact yaitu Tingkatan di mana seorang karyawan merasa
percaya diri, punya keinginan yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja.
Pendapat lain dikemukakan oleh Dessler (2000: 514-516) yang menyatakan bahwa
dalam melakukan penilaian terhadap kinerja para pegawai, maka harus
diperhatikan 5 (lima) faktor penilaian kinerja yaitu :
1.
Kualitas pekerjaan meliputi : akurasi, ketelitian, penampilan dan penerimaan
keluaran.
2.
3.
Supervisi yang diperlukan meliputi : membutuhkan saran, arahan, atau
perbaikan.
4.
Kehadiran meliputi : regularitas, dapat dipercayai/diandalkan dan ketepatan
waktu.
5.
Konservasi meliputi : pencegahan, pemborosan, kerusakan, pemeliharaan
peralatan.
c.
Kepuasan Kerja
Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala aktivitas
yang ada adalah bekerja. Bekerja memiliki arti melaksanakan suatu tugas yang
diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan.
Hal ini didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi adanya kebutuhan yang
harus dipenuhi. Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang perasaan
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka (Davis, Keith,
1985). Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi (1999) mendefinisikan
kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang efektif seseorang pegawai
terhadap peranan mereka pada jabatan yang dipegangnya saat ini. Sikap yang
positif terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat dinyatakan sebagai kepuasan
kerja dan sikap negatif terhadap pekerjaan sama dengan ketidakpuasan. Definisi ini
telah mendapat dukungan dari Smith dan Kendall (1963) yang menjelaskan bahwa
kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang pegawai mengenai pekerjaannya.
Secara sederhana, job satisfaction dapat diartikan sebagai apa yang membuat
orang-orang menginginkan dan menyenangi pekerjaan. Apa yang membuat mereka
bahagia dalam pekerjaannya atau keluar dari pekerjaanya, menurut Robin dalam
Siahaan, E.E. .Indra, Hary dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah : faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan, dengan kondisi kerja, dengan teman sekerja,
dengan pengawasan, dengan promosi jabatan dan dengan gaji. Smith, Kendal dan
Hulin dalam Bavendam, J. (2000) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja bersifat
multidimensi dimana seseorang merasa lebih atau kurang puas dengan
d.
Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, antara lain yaitu :
1.
Pekerjaan itu sendiri (work it self), setiap pekerjaan memerlukan suatu
keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya
suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam
melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan
kerja.
2.
Atasan (supervision), atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan
bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman
dan sekaligus atasannya.
3.
Teman sekerja (workers), merupakan faktor yang berhubungan dengan
hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang
sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.
Promosi (promotion), merupakan faktor yang berhubungan dengan ada
tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
5.
Gaji atau upah (pay), merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai
yang dianggap layak atau tidak.
e.
Gaya Kepemimpinan
pemimpin berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka orang tersebut
perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah bagaimana
seorang pemimpin melaksanakan fungsi kepemimpinannya dan bagaimana ia
dilihat oleh mereka yang berusaha dipimpinnya atau mereka yang mungkin sedang
mengamati dari luar (Robert, 1992). James et. al. (1996) mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin
dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan,
sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).
Berdasarkan definisi gaya kepemimpinan diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan, mempengaruhi,
mendorong dan mengendalikan orang lain atau bawahan untuk bisa melakukan
sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan sukarela dalam mencapai suatu tujuan
tertentu.
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe
militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
- Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
- Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat dan jabatan
3.
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin yang demikian
sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang negatif mengalahkan sifatnya yang
positif.
5.
Keterangan:
R
r
= variabel bebas
= variabel terikat
1.
Faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi gaya kepemimpinan
seorang pemimpin adalah karakteristik pemimpin , karakteristik karyawan dan
situasi dilingkungan organisasi.
2.
Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang
pemimpin dengan kinerja karyawan.
C.
a.
HIPOTESA
BAB III
METODELOGI
a.
Metode Penelitian
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau
orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti,
karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan PT GUDANG GARAM
Tbk yang berjumlah 168 karyawan. Sampel merupakan subset dari populasi, terdiri
dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini tidak
digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah keseluruhan dari
populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah populasi hanya
sebesar 168 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan
sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel
dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT GUDANG
GARAM Tbk.
c.
Kinerja karyawan
Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan standar
kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa indikator untuk mengukur
sejauh mana pegawai mencapai suatu kinerja secara individual menurut (Bernadin,
1993 dalam Crimson Sitanggang, 2005) adalah sebagai berikut:
a.
Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna
dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun
memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktifitas.
b.
Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus
aktifitas yang diselesaikan.
c.
Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang
diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan
waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.
d.
Efektifitas: Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi
dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian
dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
e.
Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi
kerjanya tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut
campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.
f.
Komitmen Organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja
dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.
2.
Gaya kepemimpinan
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa
memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001).
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.
Data Primer
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer yang ada dalam
penelitian ini merupakan data kuesioner.
2.
Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
e.
Kuesioner
Observasi
Studi Pustaka
Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah secara kuantitatif. Data kuantitatif
diolah dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabulasi
silang digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai. Pengolahan dan analisis data kualitatif dilakukan dengan mereduksi
(meringkas) data dengan menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keperluan untuk menjawab pertanyaan analisis di dalam penelitian. Data hasil
wawancara yang relevan dengan fenomena yang dianalisis, disajikan dalam bentuk
g.
Pengujian Hipotesis
1.
b)
2.
Koefisien determinasi (R) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) dalam
menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) amat terbatas. Begitu pula
sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel trikat.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu
variabel bebas, maka R pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R pada saat
mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti R, nilai Adjusted R
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam
model.
3.
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y,apakah
variabel X1, X2, dan X3 (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) benarbenar berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan) secara terpisah atau
parsial (Ghozali, 2005). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja) tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
Ha : Variabel-variabel bebas (gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005) adalah dengan menggunakan angka
probabilitas signifikansi, yaitu:
a)
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
b)
Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
BAB V
PENUTUP
a.
Kesimpulan Penelitian
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan
pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap
pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Dan dilakukan pengujian validitas untuk
mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji reliabilitas dan validitas
menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel dan valid.
Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas
dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta
memiliki distribusi normal.
b.
Saran saran.