Anda di halaman 1dari 9

PERSPEKTIF

Volume XVII No. 1 Tahun 2012 Edisi Januari

KEWARGANEGARAAN GANDA ANAK DALAM


PERKAWINAN CAMPURAN DAN IMPLIKASINYA
DALAM HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
Leonora Bakarbessy
Sri Handajani
Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya
e-mail: leonora@fh.unair.ac.id
ABSTRAK
Dengan diundangkannya Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang memberlakukan dua kewarganegaraan bagi anak-anak hasil perkawinan
campuran. Berdampak dalam Hukum Perdata Internasional dimana mereka tunduk pada dua
yurisdiksi dari dua Negara yang berbeda. Permasalahan yang timbul dalam hukum perdata
internasional yakni hukum dari negara mana yang berlaku terhadap status personal mereka.
Solusi bagi anak yang berkewarganegaraan ganda yaitu bila ia mempunyai habitual residence di
Indonesia yang jatuh bersamaan dengan salah satu kewarganegaraannya yaitu Indonesia, maka
hukum Indonesia berlaku bagi status personalnya. Bagi yang mempunyai habitual residence di
luar negeri maka dia diperlakukan sebagai orang asing. Hak waris atas rumah dan tanah dapat
diturunkan misalnya dari hak milik menjadi hak pakai.
Kata Kunci: perkawinan campuran, kewarganegaraan ganda, anak.

ABSTRACT
The promulgation of Law No 12 Year 2006 about Republic Indonesia of Citizenship executing
dual citizenship to children of mixed marriage gives impact to International Civil Law in which
they have to obey to the law of two different countries. The raising problem in the International
Civil Law is which law can be used to give their personal status. The solution used by children
who have dual citizenship is since they have habitual residence in Indonesia automatically they
are the citizenship of Indonesia and the law of Indonesia used to give their personal status. On
the other hand, those who have habitual residence in overseas country, they are considered as
foreigners. Inheritances rights of land and house are the proprietary can be changed become
use rights.
Keywords: mixed marriage, dual citizenship, children.

PENDAHULUAN daerah lain di seluruh Indonesia. Dengan banyaknya


Globalisasi informasi, ekonomi, pendidikan dan terjadi perkawinan campuran di Indonesia, sudah
transportasi menyebabkan batas negara bukan lagi seharusnya perlindungan hukum bagi perkawinan
halangan untuk berinteraksi. Hal tersebut berdampak campuran ini bisa diakomodir dengan baik dalam
semakin meningkatnya perkawinan antar bangsa yang perundang-undangan di Indonesia.
terjadi hampir di seluruh dunia. Perkawinan pasangan Di Indonesia perkawinan campuran yang terjadi
beda kewarganegaraan yang paling banyak terjadi dapat dalam dua bentuk yaitu: Pertama, Wanita Warga
adalah, perkenalan melalui internet, kemudian teman Negara Indonesia (selanjutnya disebut WNI) yang
kerja atau teman bisnis, berkenalan saat berlibur, bekas menikah dengan pria Warga Negara Asing (selanjutnya
teman sekolah atau kuliah dan sahabat pena (Nuning disebut WNA); dan Kedua, Pria WNI menikah dengan
Hallet, www.snb.or.id). wanita WNA. Faktor perbedaan kewarganegaraan di
Dari hasil survey tersebut di atas dalam Tahun 2002 antara para pihaklah yang kemudian membedakan
sampai dengan 2004 di Kantor Catatan Sipil Jakarta suatu perkawinan campuran dengan perkawinan
tercatat 878 perkawinan campuran yang tercatat yang bersifat intern. Perbedaan kewarganegaraan
disana (Nuning Hallet, www.snb.or.id), angka tersebut tersebut tidak saja terjadi saat awal dimulainya suatu
akan meningkat bila ditambah dengan pencatatan perkawinan campuran, tetapi dapat berlanjut setelah
perkawinan campuran yang dilangsungkan di daerah- terbentuknya suatu keluarga perkawinan campuran.

1
Bakarbessy, Kewarganegaraan Ganda Anak dalam Perkawinan Campuran ....

Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia perkawinan campuran, maupun setelah putusnya


No. 62 Tahun 1958 (yang selanjutnya disebut UU perkawinan campuran, dimana terdapat perbedaan
Kewarganegaraan Lama) maupun Undang-Undang kewarganegaraan antara orangtua dan anak-anak
Kewarganegaraan Indonesia No. 12 Tahun 2006 hasil perkawinan itu.
(yang selanjutnya disebut UU Kewarganegaraan Seiring dengan melekatnya kewarganegaraan
Baru) tidak memberikan status kewarganegaraan ganda terbatas pada anak hasil perkawinan campuran,
Indonesia secara otomatis bagi wanita WNA yang maka anak tersebut tunduk pada dua yurisdiksi dari
menikah dengan pria WNI, tetapi apabila wanita WNA dua negara yang terkait kewarganegaraan dari kedua
tersebut ingin menjadi WNI maka ia harus mengajukan orangtuanya, sehingga menimbulkan permasalahan
permohonan resmi sesuai peraturan yang berlaku. hukum di bidang Hukum Perdata Internasional, yaitu
Demikian juga wanita WNI yang menikah dengan hukum dari negara mana yang berlaku atas status
seorang pria WNA dapat tetap mempertahankan personalnya. Suatu contoh yang dapat dikemukakan
kewarganegaraan Indonesia, bila ia hendak mengikuti disini misalnya di Indonesia, perkawinan baru dapat
kewarganegaraan suami menjadi WNA, maka wanita dilangsungkan apabila pihak wanita telah mencapai
tersebut diharuskan untuk mengajukan permohonan umur 16 tahun sesuai yang diatur Undang-Undang
sesuai peraturan yang berlaku seperti tertuang dalam No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya
Pasal 7 dan 8 UU Kewarganegaraan Lama, dan Pasal disebut UUP) Pasal 7. Seandainya anak tersebut
26 UU Kewarganegaraan Baru. Hal yang demikian mempunyai kewarganegaraan ganda, maka syarat-
itu dapat menimbulkan perbedaan kewarganegaraan syarat perkawinan anak tersebut tunduk pada hukum
dalam keluarga suatu perkawinan campuran. dari negara mana, apakah hukum Negara Indonesia
Perbedaan kewarganegaraan tidak saja terjadi atau asing (Pasal 7 UUP).
antara pasangan suami istri dalam suatu perkawinan Masalah lainnya yang timbul berkaitan dengan
campuran, tetapi juga terjadi pada anak-anak hasil status anak yang berkewarganegaraan ganda yaitu
perkawinan campuran. Menurut UU Kewarganegaraan mengenai warisan yang ditinggalkan ayah atau ibunya
Lama, kewarganegaraan untuk anak hasil perkawinan yang berkewarganegaraan Indonesia. Menurut teori
campuran mengikuti kewarganegaraan ayahnya, Hukum Perdata Internasional untuk menentukan
apabila anak yang lahir dalam suatu perkawinan status anak dan hubungan antara anak dan orangtua
campuran dari ibu WNI dan ayahnya WNA, anak perlu dilihat lebih dahulu, perkawinan orangtuanya
tersebut secara otomatis menjadi WNA, sehingga sebagai persoalan pendahuluan, apakah perkawinan
terjadi perbedaan kewarganegaraan antara anak yang perkawinan orangtuanya sah, bila anak lahir dalam
lahir tersebut dengan ibunya yang WNI. suatu perkawinan yang sah maka bila salah satu atau
Perbedaan kewarganegaraan antara anak WNA kedua orangtuanya meninggal maka anak adalah ahi
dengan ibunya WNI menimbulkan banyak masalah waris.
hukum, baik selama masa perkawinan campuran itu Berdasarkan yurisprudensi dalam Hukum Perdata
berlangsung maupun setelah putusnya perkawinan Internasional baik di Belanda maupun di Indonesia,
campuran. Terdapat banyak kasus yang muncul, hukum yang berlaku mengenai warisan adalah hukum
dimana UU Kewarganegaraan Lama tidak dapat nasional dari pewaris. Terkait kewarganegaraan ganda
melindungi anak-anak yang lahir dari seorang ibu anak dari hasil perkawinan campuran, bila salahsatu
WNI suatu perkawinan campuran, teristimewa saat orangtuanya yaitu ibunya WNI atau ayahnya WNI
putusnya perkawinan dan anaknya yang WNA harus meninggal dunia, tentunya anak-anaknya adalah ahli
berada dalam pengasuhan ibunya WNI serta bertempat waris ibu atau ayahnya yang adalah WNI.
tinggal di dalam Negara Indonesia yang notabene Di Indonesia, seseorang yang berstatus WNA
merupakan negara ibunya sendiri. dibatasi untuk memperoleh hak-hak tertentu, seperti
Dengan diundangkannya UU Kewarganegaraan yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria
Baru, aturan ini memberikan kewarganegaraan ganda, No. 5 Tahun 1960 (yang selanjutnya disebut UUPA),
hanya terbatas pada anak-anak hasil perkawinan dalam Pasal 21 ayat 2 dikatakan orang asing tidak
campuran sampai anak tersebut berusia 18 tahun dapat mempunyai hak milik, pada ayat 3 juga melarang
atau sudah kawin, setelah itu ia harus memilih salah seorang yang mempunyai kewarganegaraan ganda
satu untuk menjadi kewarganegaraannya. Adapun mempunyai hak milik.
status kewarganegaraan ganda yang dianut dalam Bila undang-undang di Indonesia membatasi hak-
UU Kewarganegaraan Baru merupakan terobosan hak seseorang yang mempunyai kewarganegaraan
untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam ganda, dan pada sisi lain UU Kewarganegaraan Baru

2
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 1 Tahun 2012 Edisi Januari

mengakui keberadaan seorang anak dengan status Indonesia. Sebaliknya menurut yurisprudensi, bagi
kewarganegaraan ganda maka timbul pertanyaan, orang-orang asing yang berada di dalam wilayah
bagaimana seorang anak dapat merealisasi haknya Republik Indonesia dipergunakan hukum nasional
untuk mewaris, jika salah satu dari orangtua yang mereka sepanjang hal tersebut termasuk dalam lingkup
berkewarganegaraan Indonesia meninggal dunia. status personal antara lain mengenai perkawinan
dan perceraian, pembatalan perkawinan, perwalian,
PERMASALAHAN kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum, soal
Pengakuan mengenai adanya kewarganegaraan nama, soal status anak di bawah umur dan lain-lain.
ganda dalam UU Kewarganegaraan Baru, bertujuan Karena Pasal 16 AB merupakan kaidah penunjuk
menghapus diskriminasi dan menjamin hak asasi sepihak (eenzijdige verwijzingregels) sehingga dalam
manusia terutama terhadap wanita dan anak-anak. praktek ditafsirkan secara timbal balik (tweezidige).
Berdasarkan latar belakang seperti tersebut di atas, Berbeda dengan negara-negara Common Law dimana
maka permasalahan yang akan dibahas yaitu, hukum status personal seseorang dinilai menurut hukum
dari negara mana yang berlaku atas status personal domisilinya.
dari anak yang berkewarganegaraan ganda tersebut,
serta bagaimanakah realisasi hak waris anak yang Status Kewarganegaraan Anak dalam Perkawinan
berkewarganegaraan ganda dari ayah atau ibunya Campuran: Kewarganegaraan Anak menurut
yang berkewarganegaraan Indonesia. Undang-Undang Kewarganegaraan Lama
Dalam UU Kewarganegaraan Lama dianut asas
PEMBAHASAN kewarganegaraan tunggal. Dimana kewarganegaraan
Hubungan antara Kewarganegaraan Seseorang anak yang lahir hasil perkawinan campuran mengikuti
dengan Status Personal kewarganegaraan ayahnya sesuai Pasal 13 ayat 1 yang
Status personal berasal dari madzab Italia yang menyatakan:
membagi kaidah-kaidah Hukum Perdata Internasional Anak yang belum berumur 18 tahun dan belum kawin yang
mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya
dalam 3 kelompok yaitu: statuta personalia, statuta
sebelum ayah itu memperoleh kewarganegaraan Republik
realia dan statuta mixta. Statuta personalia adalah Indonesia, turut memperoleh kewarganegaraan Republik
kelompok kaidah-kaidah yang mengikuti seseorang Indonesia setelah ia bermukim dan berada di Indonesia.
kemanapun ia pergi; statuta realia adalah kelompok Keterangan mengenai bertempat tinggal dan berada di
kaidah-kaidah yang mengatur tentang benda tetap; Indonesia tidak berlaku terhadap anak-anak yang ayahnya
memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia menjadi
sedangkan statuta mixta (campuran), adalah kelompok tanpa kewarganegaraan.
kaidah-kaidah yang mengatur tentang bentuk dari suatu Berdasarkan ketentuan UU Kewarganegaraan
perbuatan hukum (Saragih Djasadin, 1974:33-35). Lama, anak yang lahir dari perkawinan campuran
Sistem Hukum Perdata Internasional yang berlaku bisa menjadi WNI dan bisa menjadi WNA. Bila
di Indonesia sampai sekarang merupakan sebuah seorang anak lahir dari perkawinan antara seorang
warisan dari sistem Hukum Perdata Internasional wanita WNA dengan pria WNI, sesuai Pasal 1 huruf b
yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda UU Kewarganegaraan Lama, kewarganegaraan anak
berdasarkan asas konkordansi, dimana pengaturan mengikuti ayahnya, yaitu anak menjadi WNI, bila ibu
mengenai status personal terdapat dalam Pasal 16 dapat memberikan kewarganegaraannya kepada si
Algemene Bepalingen Van Wetgeving (selanjutnya anak maka anak tersebut kehilangan kewarganegaraan
disebut AB) yang berasal dari Pasal 6 AB Belanda Indonesia. Sebaliknya bila anak yang lahir dalam
yang menyalin lagi dari Pasal 3 ayat 3 Code Civil perkawinan antara wanita WNI dan pria WNA, maka
Perancis (Sudargo Gautama 1, 1981:2). Pasal 16 anak menjadi WNA mengikuti ayahnya.
AB menyatakan Ketentuan-ketentuan perundang- Bilamana anak tersebut lahir serta bermukim
undangan mengenai status dan wewenang orang-orang di Indonesia, maka terhadap anak tersebut harus
tetap mengikat Warga Negara Indonesia jikalau mereka dibuatkan paspor di Kedutaan Besar ayahnya serta
berada di luar negeri. harus mendapat Kartu Izin Tinggal Sementara (KITAS)
Berdasarkan pasal 16 AB tersebut, Indonesia yang harus terus diperpanjang serta memerlukan biaya
menganut prinsip nasionalitas atau kewarganegaraan yang mahal.
dalam menentukan status personal seseorang. Hal Bila terjadi perceraian antara ayah dan ibunya dan
ini berarti bagi WNI yang berada di luar negeri, anak tetap di bawah pengasuhan ibunya yang WNI,
sepanjang mengenai hal-hal yang terkait dengan maka sewaktu-waktu anak dapat di deportasi. Bila
status personalnya, tetap berlaku hukum nasional si ibu tidak sanggup membayar biaya perpanjangan

3
Bakarbessy, Kewarganegaraan Ganda Anak dalam Perkawinan Campuran ....

KITAS bagi anaknya dan bila terjadi overstay lebih Amerika di Kantor Catatan Sipil Colombus, Ohio, dari
dari 2 bulan si ibu dapat dipenjara kurungan karena perkawinannya lahir 2 orang anak, keduanya lahir
memberi makan dan melindungi orang asing sesuai di Amerika, kedua anaknya warga negara Amerika.
Pasal 52 Undang-Undang Imigrasi No. 9 Tahun Namun karena Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1992 seperti yang terjadi di Jawa Timur dalam kasus (KDRT) yang dialami oleh Marcellina Tanuhandaru,
Andreya Miyakoshi. maka ia bersama anak-anaknya pergi meninggalkan
Dalam kasus ini, perempuan WNI yang bernama suami dan rumah di Colombus dan selama 2 bulan
Atik menikah dengan pria warga negara Jepang. bersembunyi dalam shelter perlindungan di Colombus
Dalam perkawinan tersebut lahirlah seorang anak sesuai saran Konjen setempat, kemudian melanjutkan
perempuan bernama Anreya Miyakoshi. Berdasarkan ke Washington untuk mengurus surat-surat di KBRI.
UU Kewarganegaraan Lama, Andreya Miyakoshi Selama sebulan di KBRI mereka berpindah-pindah
memperoleh kewarganegaraan ayahnya yaitu Jepang. tempat tinggal sampai 5 kali supaya tidak bisa dilacak
Pasangan ini kemudian bercerai dan pemeliharaan oleh suaminya. Setelah memperoleh kemudahan
Andreya Miyakoshi diserahkan kepada ibunya. Akan berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor dari KBRI
tetapi karena terjadi overstay selama tujuh bulan maka di Washington, akhirnya Marcellina beserta anak-
si anak yang baru berusia 4 tahun harus di deportasi. anaknya dapat meninggalkan Amerika dan pulang
Pada waktu itu jalan keluar yang disarankan oleh ke Indonesia. Di Indonesia masalah yang dihadapi
Kantor Imigrasi yaitu si ibu harus membawa anaknya Marcellina sebagai WNI yaitu ia harus mengurus
ke luar negeri, ke negara mana saja, entah beberapa izin tinggal dan membuat paspor Amerika bagi anak-
hari, setelah kembali baru surat-suratnya diperbaharui anaknya yang WNA, namun Marcellina bisa dituduh
dan dianggap sebagai pendatang baru. Namun masalah sebagai penculik anak Amerika bila ia mengurus
yang dihadapi Ibu Atik yaitu sang ibu tidak mempunyai paspor anaknya ke Kedutaan Amerika (Newsletter
cukup uang untuk membawa anaknya ke luar negeri Perempuan, www.icrp-online.org).
(Zulfa Djoko Basuki, 2005:129). Masih banyak kasus-kasus yang merugikan wanita
Dalam prakteknya, UU Kewarganegaraan Lama WNI serta anak-anaknya dalam suatu perkawinan
banyak menimbulkan kerugian bagi wanita WNI yang campuran, namun kasus-kasus tersebut di atas sudah
menikah dengan pria WNA, yang mana menurut cukup menggambarkan bahwa UU Kewarganegaraan
hasil survey online yang dilakukan oleh Indo-MC Lama tidak akomodatif terhadap perempuan WNI dan
(Indonesia Mixedcouple Club) dalam Tahun 2002 anak-anaknya dalam perkawinan campuran.
dari 574 responden yang terjaring 95,19% adalah
perempuan WNI yang menikah dengan pria WNA Status Kewarganegaraan Anak Berdasarkan UU
(Nuning Hallet, www.snb.or.id:1). Kewarganegaraan Baru
Kegetiran yang dialami oleh perempuan WNI Tertanggal 1 Agustus Tahun 2006 diundangkan
dimulai ketika anak yang lahir dari rahimnya oleh UU Kewarganegaraan Baru yang mana menggantikan
negara diklaim sebagai WNA, ini berarti sang bayi UU Kewarganegaraan Lama. Kehadiran akan UU
diperlakukan sama dengan turis atau pebisnis asing. Kewarganegaraan Baru itu disambut penuh antusias
Ia harus melengkapi dirinya dengan paspor asing oleh para pelaku perkawinan campuran, karena anak-
dan dokumen keimigrasian jika berada di wilayah anak yang lahir dari suatu perkawinan campuran tetap
Republik Indonesia, yang mana merupakan kampung diakui sebagai WNI di samping kewarganegaraan
halaman ibunya. Lahirnya anak dengan status asing asingnya yang mengikuti ayahnya atau dengan kata
inilah yang menjadi momentum dari segala kerumitan lain anak-anak hasil perkawinan campuran dapat
yang dihadapi sang ibu WNI selama hidupnya. memperoleh kewarganegaraan ganda.
Kasus lain yang juga menimpa wanita WNI yang Dalam Pasal 4 huruf c UU Kewarganegaraan Baru
menikah dengan pria WNA, yaitu Eva Van Der Kruit menyatakan:
yang tinggal di Belanda dan hendak mencoba keluar Warga Negara Indonesia adalah: anak yang lahir dari
perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
dari perkawinan yang menurutnya tidak sehat. Dia
Indonesia dan Ibu Warga Negara Asing
pulang ke Indonesia dengan membawa ketiga anak
Selanjutnya, Pasal 4 huruf d menyatakan:
kandungnya, sayang kemarahan sang suami tidak Warga Negara Indonesia adalah anak yang lahir dari
terbendung dan melaporkan istrinya sebagai penculik perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara
warga negara Belanda dan dilaporkan ke Interpol. Asing dan ibu Warga Negara Indonesia
Kasus lain dialami oleh Marcellina Tanuhandaru Selanjutnya dalam Pasal 6 ayat 1 menyatakan:
WNI yang menikah dengan seorang pria warga negara Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia

4
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 1 Tahun 2012 Edisi Januari

terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf Hukum Perdata Internasional Indonesia melalui Pasal
c, huruf d, huruf h, huruf i dan Pasal 5 berakibat anak 16 AB sulit diterapkan terhadap kasus-kasus yang
berkewarganegaraan ganda, setelah 18 (delapan belas)
tahun atau sudah kawin anak tersebut harus menyatakan
berkaitan dengan status personalnya.
memilih salah satu kewarganegaraannya.
Dari Pasal 6 ayat 1 UU Kewarganegaraan Baru Hak-hak Perdata Anak Berkewarganegaraan
tersebut di atas maka kewarganegaraan ganda anak Ganda dalam Hal Status Personal Anak sebagai
dalam suatu perkawinan campuran bersifat terbatas Subjek Hukum
sampai pada usia 18 tahun saja, kemudian dia diberi UU Kewarganegaraan Baru tidak memberikan
waktu 3 tahun untuk memilih apakah akan menjadi definisi mengenai apa yang dimaksudkan dengan
WNI atau WNA. anak, namun Pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa anak
Terhadap anak-anak yang lahir sebelum Undang- yang berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18
Undang ini diundangkan, mereka dapat memperoleh (delapan belas) tahun atau sudah kawin, anak tersebut
kewarganegaraan ganda atau dapat menjadi WNA. harus memilih salah satu dari kewarganegaraannya.
Mereka dapat memperoleh kewarganegaraan ganda, Berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat 1 tersebut di
bila orangtua atau walinya mendaftarkan mereka atas, batasan usia seorang anak adalah 18 tahun,
kepada Menteri melalui Pejabat atau Perwakilan bila sebelum 18 tahun anak tersebut telah menikah
Republik Indonesia paling lambat 4 (empat) tahun misalnya pada usia 14 tahun maka ia dianggap telah
setelah Undang-Undang ini diundangkan. Dengan dewasa.
didaftarkannya anak-anak tersebut, maka mereka Dalam Pasal 47 ayat 1 UUP, juga ditegaskan
memperoleh Surat Keputusan dari Menteri Hukum dan batasan usia seorang anak adalah 18 tahun. Pasal
HAM bahwa mereka adalah WNI. Bila sampai dengan tersebut menyatakan Anak yang belum mencapai
Tahun 2010 anak-anak tersebut tidak didaftarkan umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah
maka mereka dianggap sebagai WNA (wawancara melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan
dengan Bapak Nengak Mahardika, Divisi Pelayanan orangtuanya, selama mereka tidak atau belum dicabut
Hukum dan HAM, Kanwil Hukum dan HAM Propinsi dari kekuasaannya
Jatim, periksa Pasal 41 UU No. 12 Tahun 2006 jo. Sejalan dengan adanya ketentuan usia 18 tahun bagi
Permen Hukum dan HAM No. M.01-HL.03.01 Tahun seorang anak, Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
2006 tentang Tata Cara Pendaftaran Anak untuk tentang Perlindungan Anak lebih jelas memberikan
Memperoleh Kewarganegaraan RI). Sedangkan anak- definisi tentang anak yang diatur dalam Pasal 1 angka
anak yang lahir di Indonesia setelah Undang-Undang 1 sebagai berikut:
Anak adalah seseorang yang belum genap berusia 18
ini diundangkan, pencatatan dilakukan pada Kantor
(delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam
Kependudukan dan Catatan Sipil dan memperoleh kandungan
akte kelahiran sebagai WNI. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas,
Masalah kewarganegaraan seseorang tidak hanya kesimpulan yang dapat ditarik bahwa batas usia
terbatas pada paspor serta izin tinggal di suatu negara seseorang yang dianggap sebagai anak di Indonesia
tetapi mempunyai implikasi yang lebih jauh yaitu adalah 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.
juga meliputi hak-hak dan kewajiban sebagai warga Dalam Hukum Perdata, manusia memiliki status
negara yang harus dijalaninya. Dalam Hukum Perdata sebagai subjek hukum sejak ia dilahirkan, kecuali
Internasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam apa yang diatur dalam Pasal 2 BW bahwa anak yang
pasal 16 AB bahwa kewarganegaraan seseorang masih berada dalam kandungan dapat menjadi subjek
menentukan hukum yang berlaku baginya di bidang hukum bila ada kepentingan yang menghendaki dan
status personal yaitu meliputi hubungan-hubungan dilahirkan dalam keadaan hidup. Manusia sebagai
kekeluargaan seperti hubungan antara suami istri, subjek hukum berarti manusia memiliki hak dan
ayah dan anak, perwalian termasuk soal-soal yang kewajiban dalam lalu lintas hukum, namun untuk
bertalian dengan perkawinan, pembatalan perkawinan, anak sebagai pendukung hak dan kewajiban, selama
perceraian, status di bawah umur dan lain-lain. anak tersebut belum dewasa atau belum kawin, pada
Bila seseorang berkewarganegaraan asing, maka umumnya anak hanya mempunyai hak dan belum
terhadap status personalnya berlaku hukum asing yaitu mempunyai kewajiban, sehingga mereka lebih banyak
hukum nasional dari negaranya. Bila anak tersebut mendapat keuntungan akibat kewarganegaraan ganda.
berkewarganegaraan ganda, maka anak tersebut tunduk Oleh sebab itu bila mereka telah dewasa atau sudah
pada dua yurisdiksi dari dua negara yang berbeda, kawin mereka harus memilih salah satu di antara
sehingga asas kewarganegaraan yang dianut dalam

5
Bakarbessy, Kewarganegaraan Ganda Anak dalam Perkawinan Campuran ....

kewarganegaraan ganda tersebut. Bila mereka tidak Dalam literatur Hukum Perdata Internasional
memilih salah satu dari kedua kewarganegaraannya terdapat banyak pendapat mengenai jalan keluar
maka mereka dianggap sebagai orang asing. atas masalah kewarganegaraan ganda yang dihadapi
oleh negara-negara yang menganut asas nasionalitas
Hak Anak dalam Bidang Hukum Perkawinan atau kewarganegaraan untuk menentukan hukum yang
Berdasarkan data yang diperoleh pada Kantor berlaku atas status personal seseorang sebagai berikut
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya (Sudargo Gautama 2, 1979:240-257): 1. Penulis-
Surabaya, dalam tahun 2009 sampai pada bulan penulis seperti van Brakel, Hijmans dan Kosters
Oktober terdapat 34 pasangan perkawinan campuran menyetujui dipakainya lex fori yaitu hukum dari
yang melangsungkan perkawinan campuran disana. forum hakim dimana perkara itu diajukan, karena
Dari 34 pasangan tersebut, 29 pasangan diantaranya hakim lebih mengenal hukumnya sendiri; 2. Pendapat
adalah perempuan WNI yang menikah dengan Pria lain berasal dari Makarov dan Murad Ferid juga De
WNA, sedangkan hanya 5 pasangan antara perempuan Groot, menurut mereka penggunaan lex fori lebih
WNA yang menikah dengan pria WNI. Hal itu berarti diutamakan pada bidang hukum publik, dan di bidang
sebanyak 85% pelaku perkawinan campuran adalah Hukum Perdata Internasional mereka lebih condong
perempuan WNI. untuk mencari apa yang dinamakan nationalitet yang
Tabel Pelaksanaan Perkawinan Campuran di Kantor Dinas
efektif. Jadi disini tugas hakim yang harus mencari
Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya Surabaya (2009) tahu akan orang-orang yang punya kewarganegaraan
Jumlah Wanita Pria Prosentase ganda, kewarganegaraan manakah yang paling efektif
atau hidup bagi yang bersangkutan.
34 WNI WNA
29 29 (85%) Terhadap asas nasionalitas yang efektif, telah
diterapkan dalam contoh kasus sebagai berikut: Kasus
WNA WNI Nottebohm yang diputus oleh International Court
5 5 (15%) of Justice pada tanggal 6 April 1955 (Zulfa Djoko
Data diperoleh tanggal 28 Oktober 2009. Basuki, 2005:123). Dalam kasus ini menurut pendapat
Data tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil International Court of Justice bahwa seseorang yang
penelitian Indonesian-Mixcouple Club (Indo-MC) baik mempunyai dwi atau multi-kewarganegaraan harus
melalui survey online yaitu pada tahun 2000, dari 574 diperhatikan unsur-unsur yang dapat menentukan
responden yang terjaring 95,19% pelaku perkawinan apa yang merupakan real and effective nationality
campuran adalah perempuan WNI yang menikah antara lain, tempat kediaman yang bersangkutan, pusat
dengan pria WNA. Hal yang sama ditemui pada kepentingannya, hubungan kekeluargaannya, turut
Kantor Catatan Sipil DKI Jakarta dalam tahun 2002 serta dalam kehidupan sosial dan kenegaraan atau
sampai 2004 sebanyak 878 perkawinan campuran, dengan kata lain harus diperhatikan seluruh kehidupan
94,4% adalah perempuan WNI yang menikah dengan sehari-hari dari yang bersangkutan dalam kenyataan
pria WNA (nuninghallet.multiply.com). sosial (Sudargo Gautama 3, 1964:194-198).
Pasal 7 ayat 1 UUP mensyaratkan umur seorang Putusan Hoge Raad tanggal 9 Desember 1965
pria untuk dapat melangsungkan perkawinan yaitu yang dikenal dengan kasus Noorse Echtscheiding
telah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita telah dimana istri mempunyai kewarganegaraan ganda yaitu
berusia 16 tahun. Norwegia dan Belanda. Untuk menentukan hukum
Bilamana seorang anak perempuan dengan status yang berlaku atas perceraiannya dengan suaminya
kewarganegaraan ganda hendak menikah pada usia warga negara Belanda, dipakai hukum Norwegia
16 atau 17 tahun, maka anak tersebut tunduk pada yang merupakan kewarganegaraan yang effektif
syarat-syarat perkawinan dari negara mana, apakah dari istrinya. Putusan ini diinspirasikan dari kasus
syarat-syarat perkawinan menurut hukum Indonesia Nottembohm yang diputuskan oleh International
sebagaimana yang terdapat dalam UUP atau syarat- Court of Justice 6 April 1965 (Rooij Van Rene,
syarat perkawinan menurut hukum dari negara asing Maurice V. Polak,1991:53).
sesuai kewarganegaraan ganda yang diembannya. Hukum domisili yang dipakai untuk menentukan
Memang dalam Hukum Perdata Internasional, status personal seseorang yang berkewarganegaraan
kewarganegaraan ganda merupakan masalah yang ganda. Dalam Hukum Perdata Internasional, sesorang
dihadapi oleh negara-negara yang menganut asas bertempat tinggal dengan alamat di suatu kota adalah
nasionalitas atau kewarganegaraan dalam menentukan tidak penting, karena yang menjadi ukuran domisili
hukum yang berlaku atas status personal seseorang. sebagai tempat tinggal, adalah negara dimana ia

6
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 1 Tahun 2012 Edisi Januari

berdomisili, berdasarkan domisili di negara tersebut, negara, fakta tersebut dapat berupa rumah, atau tempat
maka hukum dari negara tersebut berlaku untuk status pekerjaan di negara tersebut. Namun oleh karena anak
personalnya. Hukum domisili yang jatuh bersamaan yang belum dewasa atau belum kawin pada umumnya
dengan salah satu kewarganegaraannya. Menurut tempat tinggalnya mengikuti orangtuanya, dan bila
beberapa penulis seperti Koster, Van Brakel dan Wollf, tempat tinggal orangtuanya di Indonesia maka habitual
bahwa domisili yang jatuh bersamaan dengan salah residence anak tersebut adalah di Indonesia.
satu kewarganegaraan dianggap sebagai bukti nyata Pemecahan terhadap permasalahan status personal
adanya nasionalitas yang efektif (Sudargo Gautama seorang anak yang berkewarganegaraan ganda sebagai
2, 1979:254). akibat diberlakukannya UU Kewarganegaraan Baru,
Anak dengan kewarganegaraan ganda yang hendak selaras dengan pendapat dari Koster, Van Brakel
menikah dalam suatu wilayah Republik Indonesia, dan Wollf yaitu terhadap mereka dipakai hukum
maka ia harus memenuhi syarat-syarat perkawinan domisili yang jatuh bersamaan dengan salah satu
sesuai hukum yang berlaku di Indonesia yaitu UUP kewarganegaraannya. Hal mana merupakan bukti yang
dan peraturan pelaksanaannya. Di Indonesia bila nyata sebagai nasionalitas yang efektif sebagaimana
seseorang hendak melangsungkan perkawinan maka telah diterapkan dalam kasus Nottebohm dan Noorse
keinginannya harus diberitahukan kepada pegawai Echtscheiding di Belanda.
pencatat di tempat perkawinan akan dilangsungkan
sesuai agama yang dianut. Pemberitahuan dapat Hak Anak Berkewarganegaraan Ganda sebagai
dilakukan secara lisan ataupun tertulis oleh calon Ahli Waris
mempelai atau orangtua atau wakilnya. Menurut teori Hukum Perdata Internasional, untuk
Pemberitahuan tentang pelaksanaan perkawinan menentukan status anak dalam hubungan antara anak
harus memuat nama, umur, agama atau kepercayaan, dan orangtua, perlu dilihat terlebih dahulu perkawinan
pekerjaan, tempat kediaman calon mempelai. Untuk orangtuanya sebagai persoalan pendahuluan, apakah
membuktikan umur calon mempelai harus disertai perkawinan orangtuanya sah, sehingga anak memiliki
kutipan akte kelahiran atau akte kenal lahir calon hubungan hukum dengan ayahnya, bila perkawinan
mempelai, bila tidak ada akte kelahiran atau surat orangtuanya tidak sah, maka anak hanya mempunyai
kenal lahir maka dapat digunakan surat keterangan hubungan hukum dengan ibunya.
dari Kepala Desa atau Kelurahan yang menerangkan Dalam hukum waris yang berlaku di Indonesia,
tentang umur dan asal-usul calon mempelai. anak adalah ahli waris, dengan catatan dalam hukum
Selain keterangan mengenai para calon mempelai, waris Islam anak yang dimaksud harus ada hubungan
diperlukan juga keterangan mengenai orangtuanya, darah dengan orangtuanya.
yaitu tentang nama orangtua, agama atau kepercayaan, Berdasarkan UU Kewarganegaraan Lama, anak
pekerjaan dan/atau tempat tinggal orangtua calon yang lahir dari suatu perkawinan campuran, bila
mempelai (Pasal 4, 5, 6 PP No. 9 Tahun 1975). Bila ayahnya WNA dan ibunya WNI maka status anak
calon mempelai tinggal di luar negeri, maka harus menjadi WNA mengikuti ayahnya sesuai Pasal 13.
ada keterangan dari Perwakilan Indonesia di negara Setelah berlakunya UU Kewarganegaraan Baru, anak
tempat tinggalnya bahwa calon mempelai tersebut memperoleh kewarganegaraan ganda terbatas.
tidak ada halangan-halangan untuk melangsungkan Sebelum UU Kewarganegaraan Baru disahkan,
perkawinan. yaitu pada saat rancangan undang-undang tersebut
Oleh sebab itu bila anak yang berkewarganegaraan dibahas pada tingkat Dewan Perwakilan Rakyat,
ganda hendak menikah di Indonesia, bila ia berdomisili banyak masukan yang diperoleh dari para pelaku
atau mempunyai habitual residence di Indonesia maka perkawinan campuran mengenai kegetiran-kegetiran
hukum Indonesia yang berlaku terhadapnya. Akan yang telah mereka alami pada waktu berlakunya UU
tetapi bila anak yang berkewarganegaraan ganda Kewarganegaraan Lama.
mempunyai habitual residence di luar negeri, maka Salah satu kasus yang muncul melalui media
terhadap anak tersebut diperlakukan sebagai WNA internet, yaitu sebagai berikut, pasangan suami-istri
(wawancara dengan Bapak Sianipar pada Kantor yang terikat dalam suatu perkawinan campuran,
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kotamadya istri WNI sedangkan suaminya WNA. Pasangan ini
Surabaya). telah menikah selama 20 tahun dan berdomisili di
Dalam pemahaman Hukum Perdata Internasional Indonesia. Setelah perkawinan, istri tetap menjadi
seseorang yang mempunyai habitual residence yaitu WNI kemudian sang istri meninggal karena sakit
orang tersebut secara fakta bertempat tinggal di suatu kanker. Akan tetapi sepeninggal istri, suaminya dan

7
Bakarbessy, Kewarganegaraan Ganda Anak dalam Perkawinan Campuran ....

anak-anak yang WNA tidak dapat mewarisi rumah Kewarganegaraan Baru, membawa implikasi dalam
milik istri dan ibunya anak-anak karena status mereka Hukum Perdata Internasional yaitu mengenai status
adalah WNA. Menurut ketentuan Hukum Agraria di personal anak tersebut tunduk pada hukum dari negara
Indonesia, harta kepemilikan tersebut harus dijual mana. Dalam Hukum Perdata Internasional yang
dalam waktu satu tahun, dan hasil penjualan dibagi berlaku di Indonesia, kewarganegaraan seseorang
menjadi dua, yaitu untuk negara dan para ahli waris menentukan hukum yang berlaku baginya di bidang
(www.nuninghallet.multiply.com). status personal sesuai Pasal 16 AB. Terhadap anak-
Di Indonesia untuk memperoleh hak-hak atas tanah anak berkewarganegaraan ganda, dengan memiliki
dibatasi bagi orang asing, antara lain: hak milik; hak paspor sebagai WNI belum cukup diterapkan hukum
guna bangunan tidak dapat dimiliki oleh orang asing Indonesia terhadap status personalnya, bila anak
sesuai UUPA dan peraturan pelaksanaannya. Seiring tersebut tidak berdomisili dalam arti mempunyai
dengan diberlakukannya kewarganegaraan ganda bagi habitual residence di Indonesia. Oleh sebab itu,
anak-anak hasil perkawinan campuran, yang mana terhadap anak yang mempunyai kewarganegaraan
salah satu kewarganegaraannya adalah sebagai WNI ganda, status personalnya diatur oleh hukum domisili
dan yang menjadi masalah apakah anak-anak yang dalam arti habitual residence anak tersebut yang jatuh
berkewarganegaraan ganda dapat merealisasikan bersamaan dengan kewarganegaraan Indonesia. Bila
haknya di bidang hukum tanah. anak yang berkewarganegaraan ganda mempunyai
Di Indonesia sejak diundangkannya UUPA, Pasal domisili di luar negeri dan hendak menikah di dalam
21 ayat 2 melarang WNA untuk memperoleh hak wilayah Republik Indonesia, ia diperlakukan sama
milik atas tanah, bahkan ayat 3 melarang seorang dengan WNA.
yang mempunyai kewarganegaraan ganda untuk Bilamana anak yang berkewarganegaraan ganda
memperoleh hak milik. Sedangkan terhadap Hak memperoleh warisan hak atas tanah berupa hak milik,
Guna Bangunan, sesuai Pasal 36 UUPA jo. Pasal maka anak tersebut harus menunggu sampai usianya
19 PP No. 40 Tahun 1996, disebutkan bahwa hak 18 (delapan belas) tahun dan ia memilih menjadi
guna bangunan hanya diberikan kepada WNI. Hak- WNI barulah ia dapat merealisasikan haknya sesuai
hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh WNA hanya peraturan yang berlaku. Karena hak milik merupakan
hak pakai. hak yang paling kuat dan tidak hapus dalam jangka
Setelah diundangkannya UU Kewarganegaraan waktu yang singkat. Terhadap hak guna bangunan
Baru, maka peraturan di bidang agraria belum berubah, karena jangka waktunya terbatas, maka jalan keluar
sehingga anak-anak yang berkewarganegaraan ganda yang dapat ditempuh yaitu dengan jalan diturunkan
sulit untuk merealisasikan haknya, dalam arti memiliki tingkatnya menjadi hak pakai bila diperlukan.
hak-hak atas tanah yang ditinggalkan oleh salah satu
orangtuanya yang berkewarganegaraan Indonesia. Rekomendasi
Bilamana anak yang berkewarganegaraan ganda Perlunya dibuat undang-undang di bidang Hukum
memperoleh warisan dari salah satu orangtuanya Perdata Internasional yang dapat diberlakukan di
berupa tanah hak milik, maka hak anak tersebut Indonesia agar ada kepastian hukum terkait masalah-
tentunya tidak hapus. Akan tetapi ia harus menunggu masalah Hukum Perdata Internasional di Indonesia,
sampai usianya mencapai 18 (delapan belas) tahun, dan sebagai pegangan bagi para pelaksana hukum di
kemudian memilih menjadi WNI barulah ia dapat Indonesia, serta adanya unifikasi pengaturan dalam
memiliki haknya sesuai peraturan yang berlaku. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Hukum
Alternatif lain yang dapat ditempuh oleh anak- Perdata Internasional.
anak yang berkewarganegaraan ganda yaitu melalui
penurunan hak, misalnya dari hak milik menjadi hak DAFTAR PUSTAKA
pakai, namun dalam praktek cara ini jarang dipakai Buku:
(wawancara dengan Ibu Ida, Kepala Bagian Hak- Basuki, Zulfa Djoko, 2005, Dampak Perkawinan
Hak atas Tanah, Badan Pertanahan Nasional Propinsi Campuran terhadap Pemeliharaan Anak Ditinjau
Jawa Timur). dari Segi Hukum Perdata Internasional, Jakarta:
Yarsif Watampone.
PENUTUP Gautama, Sudargo, 1964, Hukum Perdata Internasio-
Kesimpulan nal Indonesia, Jilid 2 Bag. 3, Jakarta: Kinta.
Kewarganegaraan ganda anak dalam perkawinan _________, 1979, Hukum Perdata Internasional
campuran sebagai akibat dari diundangkannya UU Indonesia, Jilid 2 Bag. 1, Bandung: Eresco.

8
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 1 Tahun 2012 Edisi Januari

_________, 1981, Hukum Perdata Internasional Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang
Indonesia, Jilid 3 Bag. 1, Bandung: Alumni. Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
Harsono, Budi, 1975, Undang-Undang Pokok Agraria, tentang Perkawinan.
Sejarah Penyusunan, Isi dan Pelaksanannya, Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik In-
Jakarta: Djambatan. donesia No. M.01-HL.03.01 Tahun 2006 tentang
Manan, Bagir, 2009, Hukum Kewarganegaraan Indo- Tata Cara Pendaftaran Anak untuk Memperoleh
nesia dalam UU No. 12 Tahun 2006, Cetakan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Pertama, Jakarta: FH UII Press Burgerlijk Wetboek terjemahan R. Subekti dan Tji-
Rooij, Rene Van dan Polak V. Maurice, 1987, Private trosudibio, 2001, Pradnya Paramita, cetakan ke
International Law In Netherlands, New York: 21.
Kluwer Law and Taxation Publishers.
Sudarsono, 1991, Hukum Perkawinan Nasional, Internet:
Jakarta: Rineka Cipta. www.snb.or.id
T.M.C. Asser Instituut, 1991, Study Materiaal Inter- www.nuninghallett.multiply.com
nationaal Privaatrecht, Deel I, Algemeen Gede- www.icrp-online.org
elte Personen-en Familierecht Erfrecht, Maklu
Uitgevers Antwerpen-Apeldoorn. Wawancara:
Bapak Nengak Mahardika, Divisi Pelayanan Hukum
Peraturan Perundang-Undangan: dan HAM, Kanwil Hukum dan HAM Propinsi
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perka- Jawa Timur.
winan. Bapak Sianipar, Kantor Dinas Kependudukan dan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok- Catatan Sipil Kotamadya Surabaya.
Pokok Peraturan Dasar Agraria. Ibu Ida , Kepala Bagian Hak-Hak atas Tanah, Badan
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarga- Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Timur.
negaraan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai