Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN
MATA KULIAH PPKN

NAMA : BAGUS DEWANTO N.S


KELAS : ANIMASI 1-C
KASUS: KEWARGANEGARAAN GANDA
KEWARGANEGARAAN
A. Pengertian kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan salah satu unsur yang selalu
dikaitkan dengan negara bangsa (nation state). Akan tetapi sebagai
akibat perubahan yang terjadi saat ini, relasi antara kewarganegaraan
dengan negara bangsa tertentu mulai dipersoalkan. Misalnya, isu
mengenai kewarganegaraan Uni Eropa. Transformasi relasi ini terjadi
karena dua sebab, terutama yang berkaitan dengan kondisi yang saling
berhubungan (interconnected conditions), yaitu (1) perubahan ciri
kedudukan dan kelembagaan dari negara bangsa sebagai akibat
berbagai bentuk globalisasi yang terjadi mulai tahun 1980-an, serta (2)
munculnya aktor-aktor baru dalam hubungan internasional selain
negara.

Sebagai akibat globalisasi yang memungkinkan terjadinya


perpindahan orang atau kelompok secara lebih mudah, fenomena
migrasi menjadi semakin nyata yang menyebabkan munculnya diaspora
di berbagai negara. Menjadi tidak bermasalah apabila perpindahan
dengan maksud menetap yang diikuti dengan perpindahan
kewarganegaraan hanya menimbulkan akibat hilangnya salah satu
kewarganegaraan. Akan tetapi fenomena yang muncul adalah adanya
tuntutan pemberlakukan dwi kewarganegaraan. Tuntutan ini
menimbulkan pertanyaan mengenai loyalitas dan kesetiaan (loyalty and
allegiance) yang biasanya melekat pada konsep kewarganegaraan.

Sebagai negara yang bersumber hukum, Indonesia memiliki


aturan hukum tersendiri terkait masalah warga negara dan
kewarganegaraan. Aturan tersebut tertuang dalam UU Nomor 12 Tahun
2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia. Dalam UU tersebut,
dijelaskan bahwa yang dimaksud warga negara adalah warga suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.

Sedangkan yang dimaksud dengan kewarganegaraan adalah segala ihwal


yang berhubungan dengan warga negara. Kewarganegaraan Republik
Indonesia hanya dapat diperoleh berdasarkan persyaratan yang
ditentukan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006.
Yang termasuk dalam warga negara dengan kewarganegaraan Republik
Indonesia di antaranya adalah:

1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan


dan/atau berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik Indonesia
dengan negara lain sebelum UU No. 12 Tahun 2006 berlaku sudah
menjadi Warga Negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu
Warga Negara Indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesian dan ibu warga negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan
atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga
Negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Negara Indonesia.
8. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia
sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
10.Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
11.Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya.
12.Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.
13.Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

B. Kasus kewarganegaraan ganda


Kewarganegaraan adalah sebuah keanggotaan seseorang dalam sebuah
kesatuan politik atau negara dimana hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik diberikan pada orang tersebut. Di Indonesia, kewarganegaraan diatur
dalam undang – undang No. 12 tahun 2006 yang ditetapkan pada tanggal 1
Agustus 2006. Dari undang – undang tersebut, diterangkan pula asas
kewarganegaraan. Asas kewarganegaraan adalah asas yang mendasari
kepemilikan kewarganegaraan seseorang. Dari asas kewarganegaraan
tersebut, kita mengenal istilah Asas ius soli yang menentukan
kewarganegaraan berdasar tempat lahir, asa ius sanguinis yang menentukan
kewarganegaraan berdasar keturunan, dan naturalisasi yang merupkan
kewarganegaraan karena permohonan izin atau pemberian.

Kewarganegaraan ganda adalah sebuah status yang disematkan kepada


seseorang yang secara hukum merupakan warga negara sah di
beberapa negara. kewarganegaraan ganda ada karena sejumlah negara
memiliki persyaratan kewarganegaraan yang berbeda dan tidak eksklusif.
Secara umum, kewarganegaraan ganda berarti orang-orang yang "memiliki"
kewarganegaraan ganda, tetapi secara teknis diklaim sebagai warga negara
oleh masing-masing pemerintah negara bersangkutan. Karena itu, mungkin
saja bagi seseorang menjadi warga negara di satu negara atau lebih, atau
bahkan tanpa kewarganegaraan.

Saat ini, indonesia menerapkan sistem kewarganegaraan ganda terbatas,


dimana seseorang dapat memiliki kewarganegaraan ganda sampai menginjak
umur 18 tahun. Ketika dia telah berumur 18, dia harus melepas salah satu
status kewarganegaraannya

I. KEWARGANEGARAAN GANDA DALAM UNDANG UNDANG INDONESIA

Hal mengenai kewarganegaraan telah diatur pada UU No.12 tahun 2006,


dimana disebutkan bahwa bagi anak yang dilahirkan pada dan setelah 1
agustus 2006 dari pasangan WNI atau salah satu orang tuanya adalah WNI
maka dapat mengajukan kewarganegaraan ganda terbatas dengan ketentuan
sebagai berikut:

1. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah warga negara
indonesia dan ibu warga negara asing
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah warga negara asing
dan ibu warga negara indonesia
3. Anak yang lahir diluar pewrkawinan yang sah dari ibu warga negara
asing dan diakui oleh ayah warga negara indonesia dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak berusia 18 tahun atau belum nikah
4. Anak yang lahir di luar wilayah RI dari ayah dan ibu warga negara
indonesia, yang karena ketentuan dari negara tempat anak dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak warga negara indonesia yang lahir diluar perkawinan yang sah,
belum berusia 18 tahun dan belum kawin, diakui seacra sah oleh ayah
warga negara asing
6. Anak warga negara indonesia yang belum berusia 5 tahun, diangkat
secara sah sebgai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan
pengadilan

II. Contoh kasus kewarganegaraan ganda di indonesia

Setiap warga negara diatas 18 tahun atau yang sudah menikah, hanya boleh
mempunyai satu kewarganegaraan. Akan tetapi, masih ada juga warga yang
terjerat kasus yang menyangkut kewarganegaraan ganda. Di Indonesia, hal
tersebut pernah beberapa kali terjadi pada rakyat, publik figur, bahkan pejabat
negara. Berikut beberapa contoh kasus kewarganegaraan ganda di Indonesia:
1. Kasus Kewarganegaraan Ganda Manohara Odelia Pinot

Manohara dikutahui mempunyai kewarganegaraan ganda dari pernikahan


ibunya yang merupakan WNI dan ayahnya yang merupakan Warga Negara
Asing. Akan tetapi, apabila menggunakan ius soli, Manohara lahir dan
dibesarkan di Indonesia. Seharusnya ia menjadi warga negara Indonesia saat ia
berusia 18 tahun atau sudah menikah. Akan tetapi pada saat permasalahan
tersebut terjadi, ia berusia 17 tahun dan masih mempunyai dua
kewarganegaraan dan memohon perlindungan dari Indonesia. Hal ini
melanggar hukum Indonesia, karena Indonesia tidak menerima sistem
kewarganegaraan ganda bagi warga negara yang sudah cukup umur atau
sudah menikah. Dan perlindungan warga negara yang berada di luar negeri
hanya diberikan bagi WNI yang bekerja atau menempuh pendidikan di luar
negeri. Bukan bagi seseorang yang diperistri oleh WNA dan tinggal menetap di
luar negeri.

Diketahui bahwa ayah biologis Manohara adalah warga Perancis yang


mempunyai kewarganegaraan Amerika Serikat. Sedangkan ayah tiri Manohara
yang memberikan nama Pinot sebagai nama belakang Manohara adalah
seseorang berkewarganegaraan Jerman. Dengan kondisi seperti itu, Manohara
juga bisa saja memilih salah satu contoh kasus kewarganegaraan ganda
berdasarkan keturunan dari ayahnya. Ayah Manohara juga meminta Amerika
Serikat untuk menangani kasus tersebut karena Manohara mempunyai
kewarganegaraan Amerika Serikat.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kewarganegaraan seseorang yang


memiliki kewarganegaraan ganda harus diputuskan saat ia sudah mencapai
usia 18 tahun atau sudah menikah. Menganut asas ini, Manohara yang pada
waktu itu berusia 17 tahun sudah bisa memilih kewarganegaraan karena ia
sudah menikah pada usia 16 tahun. Dengan begitu, status kewarganegaraan
Manohara juga bisa berubah menjadi kewarganegaraan Malaysia karena
suaminya berkewarganegaraan Malaysia. Kasus kewarganegaraan ganda ini
menghambat pihak yang berwenang untuk mengambil langkah hukum. Lebih –
lebih kasus ini adalah kasus yang mengkaitkan hukum 2 negara, sehingga
penanganannya tidak bisa dilakukan secara sepihak.

2. Kasus Kewarganegaraan Ganda Irfan Bachdim

Irfan Bachdim memiliki kewarganegaraan Indonesia dari ayahnya yang WNI,


dan mempunyai kewarganegaraan Belanda dari tempat ia dilahirkan dan
dibesarkan. Menurut undang-undang di Indonesia, kewarganegaraan
seseorang yang berkewarganegaraan ganda bisa diputuskan paling lambat 3
tahun setelah ia menginjak usia 18 tahun. Agustus 2009 adalah batas akhir ia
harus memilih kewarganegaraannya. Karena jika tidak, ia akan kehilangan
kesempatan mendapat kewarganegaraan Indonesia. Jika ia tidak menjadi WNI,
ia tidak akan bisa ikut membela Indonesia dalam laga Internasional. Pasa
waktu itu Irfan Bachdim adalah pemain yang sangat diandalkan oleh timnas
Indonesia untuk bertanding dalam piala AFF (Asian Football Federation) tahun
2010. Pada akhirnya, putra dari Noval Bachdim ini memilih untuk menjadi WNI
sebelum usianya lebih dari 21 tahun.

3. Kasus Kewarganegaraan Ganda Cinta Laura

Cinta Laura juga diketahui pernah mempunyai masalah dengan dua


kewarganegaraan. Seperti yang kita tahu, ibu Cinta Laura adalah WNI
sedangkan ayahnya yang bernama belakang Kiehl adalah warga negara
Jerman. Pada saat usianya menginjak 18 tahun, sebagai publik figur, Cinta
banyak mendapat sorotan mengenai masalah kewarganegaraan nya. Waktu
itupun ia masih belum bisa memutuskan kewarganegaraan yang akan ia pilih.
Ia mengaku sangat mencintai Indonesia karena ia tinggal dan besar di
Indonesia. Tapi karena ambisinya untuk berkarir di kancah internasional, ia
berpikiran bahwa kewarganegaraan Jerman akan lebih memudahkan jalan
karirnya di Amerika Serikat. Banyak yang mencibir pernyataan Cinta Laura
tersebut. Tapi saat ini ia telah memilih kewarganegaraan Jerman dan ia telah
aktif berkarir di Amerika Serikat.

4. Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja

Pada saat peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 pada tahun 2016,


masyarakat dihebohkan oleh pemberitaan seorang siswi anggota Pasukan
Pengibar Bendera yang tersandung kasus kewarganegaraan ganda. Siswi
tersebut adalah Gloria Natapradja, salah seorang anggota Paskibraka yang
bertugas untuk mengibarkan bendera pada saat upacara peringatan HUT RI di
Istana Negara pada 17 Agustus 2016. Setelah menempuh seleksi dan latihan
selama berbulan-bulan, Gloria digugurkan dari formasi tepat dua hari sebelum
upacara berlangsung. Hal itu terjadi karena belakangan diketahui Gloria
memiliki passpor Perancis. Gloria memang dilahirkan dari pasangan berbeda
kewarganegaraan. Ibunya seorang WNI dan ayahnya warga negara Perancis.
Selama ini kita tahu bahwa anak yang lahir dari perkawinan berbeda
kewarganageraan bisa mempunyai kewarganegaraan ganda sebelum 18 tahun.
Anak tersebut bisa memilih salah satu kewarganegaraan nya saat ia telah
menginjak 18 tahun. Dalam kasus Gloria, pihak keluarga menganggap Gloria
mempunyai hak selayaknya hak dan kewajiban warga negara indonesia Dalam
hal ini hak untuk menjadi pasukan Paskibraka, karena ia belum menginjak 18
tahun maka ia otomatis mempunyai dua kewarganegaraan.

Akan tetapi, hukum berkata lain. Gloria lahir pada saat undang-undang tentang
kewarganegaraan tersebut disahkan. Sehingga, Gloria tidak bisa otomatis
mendapat kewarganegaraan ganda. Gloria seharusnya mendaftar permohonan
menjadi WNI paling lambat empat tahun setelah ia lahir. Dengan kata lain,
permohonan sebagai syarat cara memperoleh kewarganegaraan
indonesia tersebut seharusnya dilakukan paling lambat tahun 2010. Kasus
tersebut terus berlanjut hingga peradilan Mahkamah Konstitusi yang
menjalankan tugas dan wewenang lembaga yudikatif. Keluarga Gloria terus
memperjuangkan hak nya untuk menjadi warga negara Indonesia dan
menuntut undang-undang untuk diubah. Akan tetapi, permohonan Gloria
ditolak oleh Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2017.

Anda mungkin juga menyukai