Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan kewajiban.
Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", seorang warga negara disyaratkan untuk
menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi,
layanan publik, kerja sukarela, dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan
masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan (bahasa
Inggris: Civics) yang diberikan di sekolah-sekolah.
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga
negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk,
berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai
penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk
Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor
pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas
yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.
1. anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
2. anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh
WNA berdasarkan penetapan pengadilan
3. anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
4. anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut
penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.
Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai
berikut:
1. Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di
wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan
Indonesia
2. Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah
menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia
Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut asas kewarganegaraan
ius sanguinis; ditambah dengan ius soli terbatas (lihat poin 8-10) dan kewarganegaraan ganda
terbatas (poin 11).
Sebagai masyarakat Indonesia, tentu saja kita semua harus mengetahui tentang pengertian
kewarganegaraan karena pada dasarnya banyak sekali macam pengertian kewarganegaraan dari
para ahli yang ada di dunia ini. Sebagai warga Indonesia yang memiliki kewarganegaraan
Indonesia, mungkin ada di antara kita yang belum tahu pasti. Namun ternyata kewarganegaraan
itu diatur dalam undang undang kewarganegaraan untuk melindungi hak dan kepentingan
segenap Warga Negara Indonesia. Dan perlu diketahui jika masyarakat bisa kehilangan
kewarganegaraan mereka dengan beberapa kondisi. Oleh karena itu kali ini kita akan
memberikan kepada Anda informasi mengenai penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia
yang bisa warga negara alami. Berikut ini adalah infromasi lengkapnya untuk Anda :
Penyebab yang pertama adalah jika yang bersangkutan sudah berusia cukup dan minimal usianya
sudah menginjak 18 tahun.Warga Negara Indonesia yang bersangkutan ini akan kehilangan
kewarganegaraannya dan dinyatakan sendiri oleh Presiden Indonesia jika mereka memohon
dengan sendirinya ketika usia mereka sudah diatas 18 tahun dan sudah menikah dan bertempat
tinggal di luar negeri. Jika itu sudah disetujui oleh Presiden, maka yang bersangkutan akan
kehilangan kewarganegaraan Indonesia mereka menjadi tidak memiliki kewarganegaraan. Tentu
saja dalam permohonan ini perlu mengurus beberapa surat yang tentunya tidak mudah.
Tidak hanya jika kita memohon saja dan syaratnya sudah disetujui. Namun ketika warga negara
Indonesia dengan sadar atau dengan sukarela mengucap janji akan setia kepada negara lain atau
kepada pemerintah negara lain dan menjadi bagian dari negara asing tersebut. Maka negara
berhak untuk menghapus kewarganegaraan Indonesia darinya. Jika seorang warga negara
tertangkap telah mengucapkan sumpah kepada negara tertentu dan memiliki bukti maka bisa saja
penghapusan kewarganegaraan Indonesia itu akan dilakukan.
3. Wanita WNI yang menikah dengan WNA yang negaranya memiliki peraturan
sendiri
Kita sebagai warga negara Indonesia juga bisa kehilangan kewarganegaraan kita jika sebagai
wanita kita ternyata menikah dengan pria yang merupakan warga negara asing atau disebut
dengan WNA. Namun tidak semua wanita WNI yang menikah dengan WNA akan mengalami
penghapusan kewarganegaraan Indonesia. Hanya wanita WNI yang menikah dengan WNA
dimana negara asal sang suami mengharuskan sang istri mengikut kewarganegaraan sang suami.
Jika kasusnya seperti itu maka wanita harus mengikut kewarganegaraan suaminya dan terpaksa
dihapus kewarganegaraan Indonesianya oleh negara untuk menuruti peraturan yang ada.
4. Pria WNI yang mennikah dengan wanita WNA yang negaranya memiliki peraturan
sendiri
Tidak hanya berlaku untuk wanita saja, namun hal ini juga berlaku kepada para pria Warga
Negara Indonesia yang menikah dengan wanita yang memiliki kewarganegaraan asing. Sama
seperti yang sudah kami bahas diatas tadi, seorang pria WNI akan kehilangan kewarganegaraan
Indonesia jika mereka menikah dengan wanita WNA dimana negara asal istrinya mengharuskan
suaminya untuk mengikuti kewarganegaraan sang wanita. Hal ini tidak boleh dibantah karena
memang sudah diatur di dalam pasal 26 undang-undangRI No. 12 tahun 2006.
5. Jika tinggal di negara lain dalam jangka waktu 5 tahun tanpa alasan yang jelas dan
sah, dan juga tak berkeinginan untuk menjadi WNI lagi
Penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia yang kelima adalah jika yang bersangkutan itu
tinggal di luar negeri selama 5 tahun tanpa pulang kembali ke Indonesia. Bila yang bersangkutan
tinggal di luar negeri tanpa izin atau tanpa alasan yang jelas dan sah, dan ketika ditanya tidak
berkeinginan lagi menjadi Warga Negara Indonesia maka bisa negara berhak menghapus
kewarganegaraan Indonesia yang dimilikinya. Dan jika 5 tahun setelah itu memang benar tidak
ada keinginan untuk
Hal yang bisa menyebabkan hilangnya atau pencabutan kewarganegaraan Indonesia jika seorang
WNI ternyata juga memiliki paspor atau yang setara dengan paspor yang masih menunjukkan
jika WNI itu memiliki kewarganegaraan lain. Jika seperti ini maka mungkin kewarganegaraan
Indonesia bisa dicabut dari WNI tersebut. Karena tidak mungkin memiliki kewarganegaraan
ganda, pemerintah akan menyatakan jika kewarganegaraan Indonesia dihapus dan yang
bersangkutan tidak lagi menjadi WNI dan bebas menentukan pilihannya sendiri.
7. Turut serta dalam kegiatan yang menyangkut tata negara di negara lain
Alasan atau penyebab yang bisa membuat kewarganegaraan Indonesia jika kita yang tinggal di
negara lain masih menyandang status sebagai WNI namun kita mengikuti kegiatan yang
menyangkut tata negara di negara kita berada. Misalnya saja seperti mengikuti pilpres di negara
yang kita tinggali, jika terbukti melakukan pelanggaran itu maka kewarganegaraan Indonesia kita
akan terancam dicabut dan kita tidak akan memiliki kewarganegaraan. Karena pada dasarnya itu
bukan merupakan hak dan kewajiban sebagai WNI, dan itu menyalahi aturan yang ada.
Sebagai Warga Negara Indonesia tentu saja kita harus dengan baik mengetahui pengertian status
kewarganegaraan. Hal selanjutnya yang bisa menyebabkan seorang WNI kehilangan
kewarganegaraan Indonesia adalah jika yang bersangkutan itu kedapatan masuk ke dalam dinas
negara asing. Misalnya saja ketika WNI yang tinggal di luar negeri itu masuk ke dalam dinas
negara asing seperti bekerja pada pemerintahan tanpa seizin Presiden Indonesia. Hal ini bisa
menyebabkan kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
Bagi warga yang masih memiliki status sebagai Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar
negeri bahkan telah menjadi bagian dari militer dari negara yang ia tinggali atau sudah menjadi
anggota tetap tentara tanpa seizin Presiden RI. Maka hal itu bisa menyebabkan yang
bersangkutan menjadi dicabut kewarganegaraan Indonesianya secara paksa karena itu dianggap
menyalahi aturan dan mengkhianati undang-undang yang ada.
Yang kesepuluh, ada juga kondisi dimana warga asal Indonesia memiliki kesempatan untuk
menjadi kewarganegaraan Indonesia kembali atau mungkin diberikan pilihan untuk memilih
salah satu kewarganegaraan. Pencabutan kewarganegaraan Indonesia itu bisa terjadi jika yang
bersangkutan tidak melepaskan kewarganegaraan lain atau bahasa mudahnya lebih memilih
kewarganegaraan lain itu ketika memiliki kesempatan. Karena bagaimanapun pemerintah tak
bisa mamaksa keputusan yang bersangkutan karena mereka memiliki jaminan perlindungan
HAM.
Hilangnya kewarganegaraan Indonesia yang selanjutnyadalah bisa saja disebabkan karena yang
bersangkutan itu terbukti memalsukan kewarganegaraan Indonesia demi suatu kepentingan atau
keuntungan semata. Hal ini merupakan sebuah pelanggaran sehingga harus dihapuskan
kewarganegaraannya.
Salah satu penyebab kenapa kewarganegaraan Indonesia itu bisa hilang adalah karena pemberian
kewarganegaraan oleh sebuah negara kepada WNI itu dan WNI itu tak menolaknya. Contohnya
saja ketika para relawan asal Indonesia di negara lain, karena sang negara menganggap mereka
adalah orang yang berjasa maka negara tersebut memberikan hadiah atau apresiasi berupa
pemberian kewarganegaraan. Ketika relawan itu memutuskan untuk menerima pemberian
kewarganegaraan itu, maka kewarganegaraan Indonesia yang ia miliki akan dicabut atau
dihilangkan sehingga ia bisa menjadi Warga Negara Asing sesuai yang ia inginkan.
Selain penyebab yang kami sebutkan diatas tadi, hilangnya kewarganegaraan Indonesia ini juga
bisa disebabkan karena warga yang masih memilki status WNI dan belum memberitahukan
keputusannya untuk pindah kewarganegaraan itu masuk dinas kepolisian negara lain tanpa
sepengetahuan presiden dan tanpda seijin presiden. Hal itu akan menyalahi aturan yang
dijelaskan di dalam undang-undang dan kewarganegraan WNI itu akan dicabut karena dianggap
telah melarang aturan yang sudah dibuat. Seperti beberapa kasus di Australia lalu dimana
beberapa WNI terancam kehilangan kewarganegaraan Indonesia karena bekerja pada dinas
kepolisian disana.
Jika WNI yang tinggal di luar negeri melakukan atau menyalahi aturan seperti yang sudah
tertulis di dalam undang-undang sebagai Warga Negara Indonesia maka bisa saja mereka
terancam kehilangan kewarganegaraan Indonesia mereka. Hal itu bisa terjadi jika mereka sudah
terbukti melakukan kesalahan dan dianggap menyalahi atau mengkhianati undang-undang
sehingga akan diberikan sanksi bahkan hingga terancam kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
15. Anak usia dibawah 5 tahun yang sah diangkat oleh WNA
Penyebab yang terakhir mengaapa WNI bisa kehilangan kewarganegaraan Indonesia mereka
adalah karena kondisi seperti berikut ini. Anak yang usianya masih di bawah 5 tahun entah itu
sudah menjadi yatim piatu atau belum yang memiliki orang tua asli WNI dan lahir di Indonesia
itu diangkat menjadi anak sah dalam hukum oleh WNA di negara asal orangtua angkat mereka.
Itu bisa menyebabkan kewarganegaraan sang anak akan hilang dan terhapus, sehingga sang anak
akan mengikut kewarganegaraan orangtua angkatnya yang merupakan WNA.
Itu dia beberapa informasi yang kami berikan mengenai penyebab hilangnya kewarganegaraan
Indonesia. Sebagai warga negara yang baik tentu saja kita harus tahu mengenai pengertian warga
negara asing karena berkaitan dengan apa yang kita bahas baru saja. Selain itu, tidak hanya WNI
saja yang bisa menjadi WNA dan kehilangan kewarganegaraan mereka. Namun WNA juga bisa
menjadi Warga Negara Indonesia jika mereka menginginkannya. Caranya pun para WNA yang
ingin berpindah kewarganegaraan itu terlebih dahulu harus tahu dan melakukan syarat menjadi
Warga Negara Indonesia supaya bisa memiliki kewarganegaraan Indonesia dan bisa menjadi
WNI yang tinggal di Indonesia ini. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua!
KEDUDUKAN WARGA NEGARA INDONESIA
1. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
1.Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2.Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
3.Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.
2.UU No. 3 tahun 1946
Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk negara adalah peraturan
derivasidibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI
denganwarga negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.
Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu
mendapatperlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam konstitusi
tertinggikita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini
dijelaskansecara lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam berbagai
bidang kehidupan.
Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya
didalamhukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak adakecualinya.” Pasal ini juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak
asasidalam bidang hukum dan politik.
Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
danpenghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akan
keadilansosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan
diaturpelaksanaanya.
Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul,
danmengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokratisdan memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya
untukmelaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang politik.
Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara
memberikandan mengakui persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM.
Mekanismepelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28
J.
Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-
tiappenduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dankepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa begara menjamin persamaan
setiappenduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan
terhadapTuhan YME dijalankan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta
dalam upaya pembelaan negara.” Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuanpertahanan
dan keamanan negara. Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwanegara
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara yang ingin membelaIndonesia.
Pasal 31 dan 32 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak
dankedudukan yang sama dalam masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini
menunjukanbahwa begitu konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara
Indonesia.Setiap warga negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.
Persamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam
BabXIV pasal 33 dan 34. pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang
diselenggarakanberdasar atas asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk
kemakmuran rakyatsecara keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang
kesejahteraan sosial danjaminan sosial diman fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh negara (pasal 1) dannegara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayananumum yang layak (pasal 3).
Setiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi seperti berdagang,bertani,
berkebun, menjual jasa, dsb. Untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
2.Bidang budaya
Setiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan seni, misalnya
berkreasi dalam seni tari, seni lukisseni musik seni pahat seni bangunan dsb.
3.Bidang politik
Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih, menjadi
anggota salah satu partai, atau mendirikan partai politik.
4.Bidang hukum setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk
mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara di depan pengadilan, dsb.
5.Bidang agama setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam memeluk
agama, menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar
tentang agama tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Sebagai warga negara yang baik serta guna terwujudnya persamaan harkat dan martabatwarga
negara sebagai manusia, secara bersama-sama kita wajib saling menghargai ,menghormati
prinsip persamaan kedudukan sesama warga negara.