Anda di halaman 1dari 6

PUTUSAN SELA

Pengertian
 Putusan sela (interim meascure) adalah putusan yang dijatuhkan oleh hakim sebelum hakim memeriksa
pokok perkara. Putusan sela biasanya dijatuhkan karena adanya eksepsi dari terdakwa atau penasihat
hukumnya, yang mana putusan sela ini sebagai salah satu alat kontrol terhadap kinerja PU untuk tidak
gegabah dalam membuat surat dakwaan atau dalam melakukan suatu penyidikan.

 Eksepsi yang diajukan oleh Penasihat Hukum hanya ditujukan pada hal-hal yang tidak sesuai dengan
prosedur/tidak cermat dan juga tidak sah.
Dasar Hukum
• Dalam hukum acara pidana sendiri pasal mengenai putusan sela
terdapat dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP.
“Dalam hal terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat
diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan
kepada penuntut umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan
keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan”
Pertimbangan Hakim
• Putusan mengenai tidak berwenangnya pengadilan dalam mengadili suatu
perkara. (Pasal 148 ayat (1) dan (2) KUHAP).
• Putusan yang menyatakan bahwa surat dakwaan penuntut umum batal
demi hukum, (Pasal 143 ayat (3) KUHAP).
• Putusan mengenai pernyataan bahwa surat dakwaan penuntut umum tidak
dapat diterima, hal ini terjadi karena perkara yang diajukan oleh penuntut
umum sudah daluarsa, nebis in idem, perkara merupakan delik aduan.
• Putusan mengenai keberatan dari terdakwa atau penasihat hukum nya
(eksespsi) tidak dapat diterima karena hakim berpendaoat bahwa hal
tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan perkara a quo, hal
ini sesuai dengan Pasal 156 ayat (2) KUHAP.
Upaya Hukum
• eksepsi diterima => perkara tidak diperiksa lebih lanjut,
• eksepsi tidak diterima => sidang dilanjutkan.
• penuntut umum atau penasihat hukum keberatan terhadap keputusan
tersebut => mengajukan perlawanan kepada PT melalui PN yang
bersangkutan,
• perlawanan diajukan oleh terdakwa atau penasihat hukumnya diterima oleh
PT => dalam waktu 14 hari PT dengan surat penetapannya membatalakan
putusan PN dan memerintahkan PN yang berwenang untuk memeriksa
perkara tersebut. Kejaksaan negeri kemudian dapat mengirimkan perkara
tersebut kepada kejaksaan negeri dalam daerah hukum pengadilan yang
berwenang mengadili.
Format Berkas
1. Kepala Putusan:

• setiap putusan pengadilan harus mempunyai kepala putusan yang berbunyi : “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa” (Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004). Pencantuman kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam putusan pengadilan oleh pembuat Undang-Undang juga dimaksudkan agar hakim selalu
menginsafi, bahwa karena sumpah jabatannya ia tidak hanya bertanggung jawab pada hukum, diri sendiri, dan kepada rakyat,
tetapi juga bertanggung jawab kepada Tuhan YME (Penjelasan Umum angka 6 UU No. 14/1970).
3.Identitas Terdakwa :Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, umur, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama, pekerjaan
terdakwa
4.Status penahanan
5.Dakwaan
6.Eksepsi
7.Tanggapan eksepsi
8.Pertimbangan hakim
9.Amar putusan.

Anda mungkin juga menyukai