Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR PERKULIAHAN

HUKUM ACARA PIDANA

Ke-11
EKSEKUSI DAN UPAYA HUKUM
EKSEKUSI
• Eksekusi = pelaksanaan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde).
• In kracht van gewijsde adalah :
– Apabila baik terdakwa maupun PU telah menerima putusan/tidak upaya
hukum
– Apabila tenggang waktu untuk mengajukan banding telah lewat batas waktu
tanpa dipergunakan oleh yang berhak.
– Apabila permohonan banding telah diajukan, kemudian permohonan tersebut
dicabut kembali.
– Apabila ada permohonan grasi yang diajukan disertai permohonan
penangguhan eksekusi.
• Pelaksana putusan pengadilan adalah jaksa.
• Pelaksanaan pidana mati tidak dilaksanakan di depan umum dan menurut
ketentuan per-UU-an
• Apabila putusan pengadilan menetapkan perampasan atas barang bukti,
maka jaksa menguasakan kepada Kantor Lelang Negara (KLN) untuk
menjual barang tersebut dalam waktu 3 bulan+ 1 bulan, hasil lelang
dimasukkan dalam kas negara.
• Apabila ditetapkan pidana bersyarat, pengawasan dilakukan sungguh-
sungguh menurut UU.
UPAYA HUKUM
• Adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk melawan
putusan pengadilan (vonnis) untuk tidak menerima
putusan pengadilan.
• Maksud dari upaya hukum adalah untuk memperbaiki
kesalahan yang diperbuat oleh instansi hukum sebelumnya.
• 2 macam upaya hukum dalam KUHAP :
– Upaya hukum biasa :
• Verzet (perlawanan)
• Banding
• Kasasi
– Upaya hukum luar biasa :
• Kasasi demi kepentingan hukum
• PK putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap (herzeining)
VERZET (PERLAWANAN)
– Merupakan upaya hukum untuk melawan putusan
pengadilan yang dijatuhkan di luar hadirnya terdakwa
(verstek).
– Yang berhak melakukannya adalah terdakwa
– Perlawanan ini diajukan terhadap putusan yang dijatuhkan
diluar hadirnya terdakwa yang berupa pidana perampasan
kemerdekaan.
– Dengan adanya verzet ini, putusan diluar hadirnya
terdakwa (verstek) menjadi gugur.
– Apabila setelah verzet, terdakwa tidak hadir lagi, maka
verstek kuat kembali  mengajukan pemeriksaan banding.
BANDING
• “Atas semua putusan pengadilan tingkat pertama yang tidak merupakan
pembebasan dari tuduhan, dapat dimintakan banding oleh pihak-pihak
ybs, kecuali UU menentukan lain”
• Pasal 67 KUHAP, permohonan atas banding tidak dapat diajukan atas :
– Putusan pembebasan (vrijspraak)
– Putusan pelepasan dari semua tuntutan hukum menyangkut kurang tepatnya
penerapan hukumnya
– Putusan pengadilan dalam acara cepat
• Wewenang Pengadilan Tinggi
• Pada dasarnya adalah pemeriksaan ulangan semua fakta dari pemeriksaan
yang telah dilakukan PN (judex facti).
• Permohonan banding diajukan melalui panitera PN dengan mengeluarkan
Akte Permohonan Banding
• Maximal 7 hari setelah putusan PN
• Selama perkara belum diputus, pemohon dapat mencabut permohonan
bandingnya dengan konsekuensi membayar biaya perkara sebanyak yang
telah dikeluarkan oleh PN sampai saat pencabutan.
• Pemeriksaan didasarkan pada :
– Berkas perkara (berita acara penyidik & pemeriksaan sidang)
– Surat-surat yang timbul di sidang yang berhubungan dengan
perkara
– Putusan
• Putusan Pengadilan Tinggi :
– Menguatkan putusan PN
– Mengubah putusan PN
– Membatalkan putusan PN, PT mengadakan/mengadili
putusan sendiri.
Syarat Banding :
a. Permohonan diajukan kpd panitera PN yg memutus perkara tsb
b. Permohonan diajukan thd putusan yg dpt dimohonkan
banding.
c. Permohonan hrs diajukan selama jangka waktu yg ditentukan.
d. Permintaan banding wajib diberitahukan pd pihak lain yg
berperkara
e. Bila terdakwa yg mengajukan permohonan banding,
maka panitera hrs memberitahukan ke PU dan
sebaliknya.
f. Apabila keduanya banding, maka panitera wajib
memberitahukan kepada masing-masing pihak.
• Didalam banding di kenal istilah :
- Memori banding
adalah uraian/risalah yg memuat tanggapan keberatan thd
putusan yg dijatuhkan pengadilan tingkat pertama
- Kontra memori banding
adalah risalah/uraian yg memuat bantahan-bantahan thd
isi Memori banding serta menekankan pd kebenaran dan
ketetapan putusan yg djatuhkan pengadilan tingkat
pertama (PN).
• Selama PT belum mulai memeriksa suatu perkara dalam tingkat
banding, baik terdakwa/kuasanya atau PU dapat menyerahkan
memori banding atau kontra memori banding kepada PT .
• Memori banding & Kontra memori banding merupakan hak,
artinya : pembuatan Memori Banding atau Kontra Memori
Banding bukan merupakan kewajiban hukum yg dibebankan
kepada pemohon, sehingga tanpa Memori banding pun
permohonan banding tetap sah dan dapat diterima.
• Banding dapat dicabut sewaktu-waktu selama perkara
banding belum diputus oleh PT, yg berimplikasi apabila
dicabut permintaan banding tidak dapat diajukan lagi.
• Apabila pencabutan banding dilakukan pada saat
perkara mulai diperiksa oleh PT, maka dapat dicabut
dengan syarat pemohon dibebani membayar biaya
perkara yg telah dikeluarkan oleh PT hingga saat
pencabutannya.
• Pemeriksaan banding dilakukan oleh majelis hakim yg
berjumlah minimal 3 org, sifatnya wajib.

Bagaimana apbl Pemohonnya meninggal dunia ?


KASASI
• Tujuan kasasi :
- utk koreksi thd putusan yang salah pd pengadilan sebelumnya
- utk menciptakan dan membentuk hukum baru, karena selain melakukan
koreksi MA di pengadilan kasasi ada kalanya juga menciptakan hukum baru
melalui yurisprudensi yang dapat dijadikan pedoman utk memutus perkara
tsb sesuai wewenang MA.

• Cara pengajuan kasasi adalah kepada Mahkamah Agung melalui Kepaniteraan


PN pemutus dalam jangka waktu 14 hr setelah putusan diberitahukan kpd
terdakwa/PU.
• Pemohon kasasi diwajibkan untuk membuat memori Kasasi paling lambat 14
hari setelah menyatakan permohonan kasasi, konsekuensi yuridisnya apabila
tidak dibuat memori maka permohonan kasasi tsb tidak sah.
• Putusan MA berisi :
- Mengabulkan kasasi, or
- Menolak kasasi
ALASAN KASASI
• Alasan-alasan nya :
– Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan sebagaimana mestinya
– Apakah benar cara megadili tidak dilaksanakan menurut UU
– Apakah benar pengadilan tidak melampaui wewenangnya.
• Yang berhak mengajukan kasasi adalah Terdakwa atau PU
• Yang dapat dimintakan kasasi :
– Putusan yang mengajukan pemidanaan
– Putusan yang mengandung pelepasan
• Putusan MA (Pasal 254 KUHAP)
– MA dapat memutus menolak kasasi
– MA dapat memutus mengabulkan kasasi
UPAYA HUKUM LUAR BIASA
KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM (Pasal 259
KUHAP)
• Dapat diajukan terhadap semua putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
• Oleh Jaksa Agung kepada Makhamah Agung melalui
panitera PN yang memutus perkara (Pasal 260 ayat 1
KUHAP) mengirimkan nya adalah ketua PN.
• Tujuan nya adalah supaya hukum diterapkan dengan
benar sehingga ada kesatuan dalam peradilan
• Tidak boleh bertentangan dengan pihak yang
berkepentingan
Perbedaan Kasasi Pihak &
Kasasi demi kep.Hukum
KASASI PIHAK KASASI DEMI KEP. HUKUM
• Diajukan terhadap putusan • Diajukan terhadap putusan
pengadilan yang BELUM pengadilan yang SUDAH
kekuatan hukum tetap >< kekuatan hukum tetap
SUDAH Incraht (Incraht)
• Diajukan oleh Terdakwa/PU • Diajukan oleh Jaksa Agung
kepada MA >< diajukan oleh
Jaksa Agung
• Tenggang waktu mengajukan • Tenggang waktu tidak
kasasi 14 hari setelah putusan terbatas
banding ><tidak terbatas
• Berpengaruh terhadap • Tidak berpengaruhnya
terdakwa. terhadap terdakwa.
Peninjauan Kembali putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap
(herzeining)
• Pasal 263 KUHAP  putusan incracht dapat dilakukan
PK
• Putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dapat dimintakan PK
• PK tidak dapat dilakukan terhadap putusan bebas dan
lepas dari tuntutan hukum
• Sejarahnya diawali oleh kasus Sengkon & Karta tahun
1980.
• MA mengeluarkan peraturan MA No.1 tahun 1980 yaitu
PK putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap baik di KUHAP maupun KUHPER
• Permintaan peninjauan kembali tidak dibatasi dengan
suatu jangka waktu
ALASAN PK
1. Apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa
jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung,
hasilnya akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala
tuntutan hukum atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau
terhadap perkara itu diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan;

2. Apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu


telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan
putusan yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan
satu dengan yang lain;

3. Apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhiIafan hakim


atau suatu kekeliruan yang nyata.

4. Permintaan peninjauan kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu


GRASI
• Adalah pengampunan berupa perubahan, peringanan, pengurangan, atau
penghapusan pelaksanaan pidana kepada terpidana yang diberikan oleh Presiden.
• Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
terpidana/Kuasa hukumnya/keluarganya (persetujuan Terpidana) dapat
mengajukan permohonan grasi kepada Presiden melalui Pengadilan pemutus
tingkat pertama
• Putusan pemidanaan yang dapat dimohonkan grasi :
- pidana mati,
- pidana penjara seumur hidup, atau
- pidana penjara paling rendah 2 (dua) tahun.
• Permohonan grasi paling lambat 1 (satu) tahun setelah putusan berkekuatan
hukum tetap, hanya dapat diajukan 1 (satu) kali.
• Permohonan grasi tidak menunda pelaksanaan putusan pemidanaan bagi
terpidana, kecuali dalam hal putusan pidana mati.
• Presiden berhak mengabulkan atau menolak permohonan grasi yang diajukan
terpidana setelah mendapat pertimbangan dari MA
• UU Nomor 22 Tahun 2002 jo UU Nomor 5 Tahun 2010

Anda mungkin juga menyukai