Anda di halaman 1dari 13

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

Romi, S.H., M.H.
romiarmezi@yahoo.co.id
i i@ h id

Bagian Hukum Administrasi Negara
Fakultas Hukum Universitas Andalas
Fakultas Hukum Universitas Andalas
Pengantar
• Dalam peradilan TUN,TUN sebelum pemeriksaan di persidangan
dilaksanakan maka dilaksanakan pemeriksaan pendahuluan.
• Pemeriksaan Pendahuluan merupakan fase pematangan sebuah
perkara (sub iudice fase).
fase) Fase ini terdiri dari beberapa rangkaian
pemeriksaan, antara lain:
1. Pemeriksaan Administratif
2 Rapat Permusyawaratan/
2. Perm s a aratan/ Prosedur
Prosed r Penolakan (Dissmissal
Procedure)
3. Pemeriksaan Persiapan
• Tahapan pemeriksaan pendahuluan ini diatur di dalam Pasal 59 –
Pasal 63 UU PTUN
• Dari tiga bentuk pemeriksaan di tahapan ini, Rapat Permusyawaratan
dan Pemeriksaan Persiapan adalah hal khusus yang hanya akan
ditemukan di Peradilan TUN;
• Hasil Rapat Permusyawaratan dan Pemeriksaan Persiapan berupa
penetapan hakim/ketua
h k /k pengadilan
d l mengingat pemeriksaan
k d depan
di d
persidangan belum dilaksanakan.
PEMERIKSAAN ADMINISTRATIF
Mekanisme Umum Pemeriksaan Administratif 
• Dasar hukumnya
D h k adalah:
d l h Pasal
P l 59 UU PTUN
• Pemeriksaan Administratif disebut juga fase awal pematangan perkara
• Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh seseorang/badan hukum
perdata yang merasa dirinya dirugikan karena terbitnya sebuah KTUN
atau karena adanya tindakan faktual yang diambil pemerintah adalah
dengan mendaftarkan gugatan ke PTUN yang berwenang;
• Pendaftaran gugatan dilakukan di ruang kepaniteraan.
• Gugatan yang masuk, diteliti secara administratif oleh staf kepaniteraan
(sedapat mungkin oleh asisten hakim/cakim maupun panitera pengganti
yang sedikit banyak sudah memahami tentang hukum acara serta dasar‐
dasar hukum administrasi)
• Panitera/asisten hakim/hakim akan menyesuaikan gugatan dengan form
yang tersedia dan akan memberikan rekomendasi terhadap perbaikan
gugatan jika terdapat kelemahan pada gugatan dimaksud. Yang perlu
digarisbawahi rekomendasi panitera di sini tidak bersifat imperatif
(
(mengikat)
ik t)
Teknis Pemeriksaan Administratif
• Di dalam form yang digunakan oleh panitera, hal‐hal yang akan diteliti atau
dicocokkan adalah:
1. Administratif formal surat gugatan, seperti identitas para pihak, alamat (para
pihak dan pengadian yang dituju)
2. Jika terdapat salah alamat, maka diminta untuk memperbaiki
3. Jika kediaman penggugat tidak sama dgn tergugat, kemudian alamat pengadilan
diajukan ke pengadilan kediaman penggugat, maka pengadilan tersebut wajib
meneruskan ke pengadilan kediaman tergugat.
• Selain itu, diperiksa pulasegi‐segi formal elementer seperti:
1. apakah yang digugat itu itu sepintas dapat dianggap sebagai penetapan tertulis
menurut Pasal 1 butir 9 UU No. No 51/2009 dan bukan KTUN yang disebutkan
menurut Pasal 2 UU No.9/2004;
2. apakah keputusan yang disengketakan sudah dilampirkan;
p
3. apakah dalam surat ggugat
g disebutkan tanggal
gg kapanp surat keputusan
p itu
diterima atau diumumkan;
4. apakah penggugat itu temasuk orang atau badan hukum perdata yang berhak
menggugat;
5. apakah surat kuasa yang diperlukan sudah terlampir;
6. apakah uang muka biaya perkara sudah dilunasi;
7. termasuk apakah ada permohonan pemeriksaan dengan acara cepat
Lanjutan..
• Jika memang terdapat
Jik t d t kelemahan
k l h pada
d substansi
b t i gugatan
t dimaksud,
di k d akan
k
tetapi penggugat tetap bersikeras ingin memasukkan gugatan di PTUN
yang bersangkutan, panitera wajib menaatinya. Menurut SEMA No.
2/1991 Panitera tidak dapat menolak pendaftaran suatu perkara dengan
2/1991,
dalih apapun juga jika berkenaan dengan materi suatu gugatan
• Gugatan hanya akan didaftarkan oleh panitera apabila penggugat
membayar dimuka biaya perkara,
perkara atau membayar uang panjar (uang
muka) perkara. Di PTUN Padanguang panjar perkara berjumlah Rp 700
ribu;
• Uang panjar perkara itu nantinya akan dipergunakan untuk biaya
kepaniteraan, pembelian materai, biaya pemanggilan saksi, biaya
pengiriman surat, biaya ahli, dlsb.
• Setelah penggugat membayar uang panjar perkara,
perkara maka gugatan itu
dicatat di buku register PTUN setempat dan diberikan nomor registrasi.
Misalnya: No. 17/G/PTUN.PDG/2019. Nomor registrasi ini akan tetap
dipakai hingga gugatan itu mendapatkan putusan yang berkekuatan
hukum tetap atau ditetapkan tidak diterima/berdasar.
RAPAT PERMUSYAWARATAN
(Dismissal Procedure)
Rapat Permusyawaratan
• Dasar hukumnya
D h k adalah:
d l h Pasal
P l 62 UU PTUN;
PTUN
• Rapat Permusyawaratan disebut pula sebagai prosedur penolakan (dismissal
procedure);
• S
Sesuai i dengan
d k t t
ketentuan P l 62 UU PTUN,
Pasal PTUN maka k suatut gugatan
t akan
k
dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar, apabila:
1. Pokok gugatan tsb nyata‐nyata tidak termasuk dalam wewenang
pengadilan
2. Syarat‐syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak
dipenuhi
3 Gugatan tsb tdk didasarkan pada alasan‐alasan
3. alasan alasan yang layak
4. Apa yang dituntut dlm gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh KTUN
yg digugat
5 Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya.
5. waktunya
• Selain memeriksa ketentuan Pasal 62 UU PTUN, pemeriksaan hal‐hal berikut
dilakukan pula pada rapat permusyawaratan, yaitu:
1 Permohonan beracara dengan cuma‐cuma/prodeo
1. cuma cuma/prodeo (Pasal 60 dan 61)
2. Permohonan penundaan pelaksanaan KTUN (Pasal 67)
3. Permohonan pemeriksaan dengan Acara Cepat (Pasal 98 dan 99)
Teknis Rapat Permusyawaratan
• Proses dismissal
P di i l berlangsung
b l d l
dalam rapatt permusyawaratan
t terdiri
t di i atas
t
hakim dan panitera yang dipimpin oleh Ketua Pengadilan untuk
memusyawarahkan “apakah gugatan yang masuk ke pengadilan dapat
dilanjutkan untuk diperiksa di persidangan,
persidangan baik dengan acara biasa atau
acara cepat”
• Para hakim yang ikut rapat belum tentu akan menjadi majelis hakim yang
akan menangani perkara,
perkara akan tetapi Ketua Pengadilan dapat menunjuk
majelis hakim yang ikut dalam rapat permusyawaratan
• Ada kalanya Ketua Pengadilan berpendapat bahwa beberapa gugatan
perlu digabungkan atau dipisahkan,
dipisahkan maka pada tahapan ini akan
ditetapkan penggabungan dan pemisahan perkara dimaksud.
• Hasil rapat permusyawaratan tersebut dapat berupa penerimaan atau
penolakan yang diucapkan dihadapan para pihak yang bersengketa,
bersengketa
setelah para pihak tersebut dipanggil dengan surat tercatat
• Setelah gugatan dinyatakan diterima pada hasil rapat permusyawaratan,
kemudian Ketua pengadilan akan menunjuk dan menetapkan majelis
hakim jika tidak ada permohonan pemeriksaan dengan acara cepat
Lanjutan..
• Jika p
permohonan p pemeriksaan dengan
g acara cepat
p ada dan kemudian
dikabulkan oleh pengadilan, misalnya dikabulkannya permohonan
penundaan keputusan dan/atau beracara cuma‐cuma. Maka dalam
hal ini, ketua pengadilan mengeluarkan penetapan bahwa perkara
diadili dengan acara cepat, kemudian dilakukan penunjukan seorang
hakim yang akan memeriksa perkara itu.
• Jika hasil rapat permusyawaratan menetapkan bahwa gugatan tidak
diterima atau tidak berdasar, maka penggugat dapat mengajukan
gugatan perlawanan (verzet) dalam rentang waktu 14 hari sejak hasil
rapat permusyawaratan dibacakan
• Proses penyelesaian gugatan perlawanan diselesaikan dengan acara
singkat dengan seorang hakim.
• Apabila dalam gugatan perlawanan itu penggugat dimenangkan maka
perkara itu akan dilanjutkan ke persidangan melalui pemeriksaan
dengan acara biasa.
• Apabila gugatan perlawanan penggugat ditolak oleh hakim, maka
satu‐satunya upaya yang tersedia adalah bahwa penggugat dapat
mengajukan gugatan baru dengan mengingat jangka waktu
mengajukan gugatan yang masih tersedia
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
Pemeriksaan Persiapan
• Dasar hukumnya
D h k adalah:
d l h Pasal
P l 63 UU PTUN
• Mekanisme pemeriksaan persiapan dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
• Pemeriksaan Persiapan dilakukan sebelum pokok sengketa diperiksa di
hadapan persidangan;
• Pemeriksaan Persiapan dilakukan dengan majelis lengkap atau dapat juga
di lakukan oleh satu orang hakim (tergantung jenis pemeriksaan
perkaranya, acara biasa atau acara singkat)
• Pemeriksaan Persiapan dilakukan secara tertutup, hakim/majelis hakim
dapat memanggil kedua belah pihak;
• Kepada Penggugat, Hakim memberi akan nasehat untuk penyempurnaan
gugatannya, dan kepada Tergugat Hakim dapat meminta penjelasan atau
dapat memintanya menyerahkan KTUN yang menjadi pokok sengketa
kepada pihak penggugat;
• Jika dalam tenggang waktu 30 hari setelah tergugat diberi nasehat oleh
hakim tetapi gugatannya tida juga disempurnakan,maka hakim akan
menjatuhkan penetapan bahwa gugatan yang diajukan tidak diterima
Sekian

&
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai