Pengertian Praperadilan
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri
untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini, tentang:
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau
penahanan atas permintaan tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasa
tersangka;
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan atas permintaan demi
tegaknya hukum dan keadilan;
c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas
kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke
pengadilan.
Putusan MK
• Putusan No. 21/PUU-XII/2014
• Perluasan objek pra peradilan termasuk sah
tidaknya penetapan tersangka,
penggeledahan dan penyitaan
Acara pemeriksaan praperadilan
a. dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan , hakim yang
ditunjuk menetapkan hari sidang;
b. dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya
penangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya penghentian
penyidikan atau penuntutan, permintaan ganti kerugian dan atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan, akibat
sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan dan ada benda yang
disita yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim mendengar
keterangan baik dari tersangka atau pemohon maupun dari pejabat
yang berwenang;
c. pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambat-lambatnya
tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan putusannya;
d. dalam hal suatu perkara sudah mulai. diperiksa oleh pengadilan negeri,
sedangkan pemeriksaan mengenai permintaan kepada pra peradilan
belum selesai, maka permintaan tersebut gugur;
e. putusan praperadilan pada tingkat penyidikan tidak menutup
kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan, praperadilan lagi
pada tingkat pemeriksaan oleh penuntut umum, jika untuk itu
diajukan permintaan baru.
Isi putusan praperadilan
a. dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penangkapan
atau penahanan tidak sah, maka penyidik atau jaksa penuntut
umum pada tingkat pemeriksaan masing-masing harus segera
membebaskan tersangka;
b. dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penghentian
penyidikan atau pentuntutan tidak sah, penyidikan atau
penuntutan terhadap tersangka wajib dilanjutkan;
c. dalam hal putusan menetapkan bahwa suatu penangkapan
atau penahanan tidak sah, maka dalam putusan dicantumkan
jumlah besarnya ganti kerugian dan rehabilitasi yang diberikan,
sedangkan dalam hal suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan adalah sah dan tersangkanya tidak ditahan, maka
dalam putusan dican tumkan rehabilitasinya;
d. dalam hal putusan menetapkan bahwa benda yang disita ada
yang tidak termasuk alat pembuktian, maka dalam putusan
dicantumkan bahwa benda tersebut harus segera dikembalikan
kepada tersangka atau dari siapa benda itu disita.
Gugurnya pemeriksaan praperadilan
• Tersangka
• Keluarga tersangka
• kuasanya
Tenggang waktu mengajukan
rehabilitasi
Keyakinan hakim
Conviction raisonce
• Salah tidaknya seorang terdakwa ditentukan oleh
penilaian “keyakinan” hakim dengan didukung
alasan-alasan yang jelas.
Undang-undang
Pembuktian menurut UU secara negatif
(negatief wettelijk stelsel)
• Keahlian khusus
• Ada hubungannya dengan perkara pidana yang diperiksa.
Alat bukti surat
• Surat yang dinilai sebagai alat bukti yang sah
menurut UU, antara lain:
– Surat yang dibuat atas sumpah jabatan
– Surat yang dikuatkan dengan sumpah.
• Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapannya;
• Surat yang berbentuk menurut ketentuan UU atau surat yang dibuat oleh pejabat
tentang hal yang menjadi tanggung jawabnya, dan diperuntukkan sebagai
pembuktian.
• Surat keterangan ahli yang memuat pendapat berdasar keahliannya tentang
suatu keadaan yang diminta secara resmi kepadanya;
• Surat lain yang hanya berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
Alat bukti petunjuk
• Petunjuk adalah suatu ‘isyarat’ yang dapat ‘ditarik’ dari
suatu perbuatan, kejadian atau keadaan di mana isyarat
tadi mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu
sendiri, dna dari isyarat yang bersesuaian tadi ‘melahirkan’
suatu petunjuk yang ‘membentuk kenyataan’ terjadinya
tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
• Petunjuk diperoleh dari:
– Keterangan saksi;
– Surat;
– Keterangan terdakwa.
Keterangan terdakwa (1)
• Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa
nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami
sendiri.
• Asas keterangan terdakwa:
– Keterangan dinyatakan di sidang pengadilan
– Tentang perbuatan yang dilakukan, diketahui, atau
dialami sendiri oleh terdakwa.
– Keterangan terdakwa hanya merupakan alat bukti
terhadap dirinya sendiri.
PENYIPANGAN HUKUM PEMBUKTIAN
JENIS ALAT BUKTI
• KUHAP
DIATUR DALAM PASAL 184 KUHAP:
– KETERANGAN SAKSI
– KETERANGAN AHLI
– SURAT
– PETUNJUK
– KETERANGAN TERDAKWA
• UU KHUSUS
– INFORMASI
– PETUNJUK
• BIASA
TERBALIK
TERBALIK TIDAK
MUTLAK
• KUHAP
TP KHUSUS
• PENGERTIAN Persidangan tanpa dihadiri
terdakwa
DIBAYAR o/
PELAKU KEJAHATAN
NEGARA
SISTEM
PERADILAN
PIDANA
MATERIIL
SISTEM
PERADILAN
BENTUK
PERDATA
KERUGIAN
SISTEM
IMMATERIIL PERADILAN
PERDATA
Permintaan ganti rugi
Ne bis in idem
Daluwarsa
Apa yang didakwakan bukan tindak
pidana;
Delik aduan, sedang orang yang berhak
mengadu tidak pernah mengadukan.
Putusan yang menyatakan dakwaan batal demi hukum
• Terdakwa
• Orang yang khusus dikuasakan terdakwa
• Penuntut umum
• Terdakwa dengan penuntut umum sekaligus
sama-sama mengajukan banding.
Bentuk surat kuasa khusus
• Dibuat dalam bentuk surat kuasa di bawah tangan;
• Menyebutkan dengan tegas maksud pemberian kuasa,
semata-mata untuk mewakili terdakwa mengajukan
permohonan banding;
• Ditandatangani oleh terdakwa sebagai pemberi kuasa serta
orang yang ditunjuk sebagai penerima kuasa;
• Jika terdakwa berada dalam tahanan, pemberian dan
pembuatan surat kuasa sebaiknya juga diketahui oleh
pejabat RUTAN dan ikut tanda tangan;
• jika terdakwa ada di luar tahanan, pemberian kuasa
tersebut diketahui dan ditandatangai oleh kepala desa.
Memori & kontra memori banding (1)
• Merupakan hak
• Tanpa memori banding perkara tetap diperiksa
secara keseluruhan
• Tenggang waktu penerahan selama
pengadilan tinggi belum mulai melakukan
pemeriksaan
• Yang berhak menyerahkan:
– Terdakwa atau kuasanya
– Penuntut umum
Pencabutan permintaan banding
Alasan pembatalan:
• Tidak sependapat dengan penilaian pembuktian;
• Apa yang didakwakan tidak merupakan tindak
pidana;
• SD batal demi hukum;
• SD tidak dapat diterima;
• Pemeriksaan dan putusan bertentangan dengan
Pasal 157 dan 220;
• Putusan tidak memuat hal-hal yang diperinci Pasal
197 ayat (1)
Kasasi
Putusan yang Dapat Dikasasi
• Pasal 254
• 14 hari setelah putusan diberitahukan kepada
terdakwa
• Pasal 257
• Selama permohonan belum diputus oleh MA,
permohonan kasasi dapat dicabut.
Memori Kasasi
• Pasal 248 (1)
• Pemohon wajib menyerahkan memori kasasi
• Batas waktu penyerahan 14 hari setelah
pengajuan permohonan kasasi
• Pasal 248 (2)
• Jika pemohon kurang memahami hukum,
panitera PN wajib menanyakan alasan kasasi, dan
membuatkan memori kasasi.
Alasan Kasasi
• Alasan kasasi yang dibenarkan menurut UU.
• Alasan kasasi yang tidak dibenarkan UU.
Alasan Kasasi: Pasal 253
a. suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya;
b. cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan undang-undang;
c. pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya.
Tata Cara Pemeriksaan Kasasi