Anda di halaman 1dari 106

PRA PERADILAN

Pengertian Praperadilan
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri
untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini, tentang:
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau
penahanan atas permintaan tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasa
tersangka;
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan atas permintaan demi
tegaknya hukum dan keadilan;
c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas
kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke
pengadilan.
Putusan MK
• Putusan No. 21/PUU-XII/2014
• Perluasan objek pra peradilan termasuk sah
tidaknya penetapan tersangka,
penggeledahan dan penyitaan
Acara pemeriksaan praperadilan
a. dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan , hakim yang
ditunjuk menetapkan hari sidang;
b. dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya
penangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya penghentian
penyidikan atau penuntutan, permintaan ganti kerugian dan atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan, akibat
sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan dan ada benda yang
disita yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim mendengar
keterangan baik dari tersangka atau pemohon maupun dari pejabat
yang berwenang;
c. pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambat-lambatnya
tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan putusannya;
d. dalam hal suatu perkara sudah mulai. diperiksa oleh pengadilan negeri,
sedangkan pemeriksaan mengenai permintaan kepada pra peradilan
belum selesai, maka permintaan tersebut gugur;
e. putusan praperadilan pada tingkat penyidikan tidak menutup
kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan, praperadilan lagi
pada tingkat pemeriksaan oleh penuntut umum, jika untuk itu
diajukan permintaan baru.
Isi putusan praperadilan
a. dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penangkapan
atau penahanan tidak sah, maka penyidik atau jaksa penuntut
umum pada tingkat pemeriksaan masing-masing harus segera
membebaskan tersangka;
b. dalam hal putusan menetapkan bahwa sesuatu penghentian
penyidikan atau pentuntutan tidak sah, penyidikan atau
penuntutan terhadap tersangka wajib dilanjutkan;
c. dalam hal putusan menetapkan bahwa suatu penangkapan
atau penahanan tidak sah, maka dalam putusan dicantumkan
jumlah besarnya ganti kerugian dan rehabilitasi yang diberikan,
sedangkan dalam hal suatu penghentian penyidikan atau
penuntutan adalah sah dan tersangkanya tidak ditahan, maka
dalam putusan dican tumkan rehabilitasinya;
d. dalam hal putusan menetapkan bahwa benda yang disita ada
yang tidak termasuk alat pembuktian, maka dalam putusan
dicantumkan bahwa benda tersebut harus segera dikembalikan
kepada tersangka atau dari siapa benda itu disita.
Gugurnya pemeriksaan praperadilan

• Perkaranya telah diperiksa oleh pengadilan


negeri;
• Pada saat perkaranya diperiksa PN,
pemeriksaan sidang praperadilan belum
selesai.
Banding terhadap putusan praperadilan

• Putusan praperadilan yang tidak dapat


dimintakan banding:
– Penetapan sah tidaknya penangkapan atau
penahanan
– Putusan ganti kerugian dan rehabilitasi;
• Putusan praperadilan yang dapat dibanding:
– Terhadap putusan yang menetapkan tidak
sahnya penghentian penyidikan atau
penuntutan.
Ganti Rugi
• Diberikan kepada tersangka atau terdakwa
• Berupa imbalan sejumlah uang
• Alasan:
– Karena terhadapnya dilakukan pennagkapan,
penahanan, atau penututan atau peradilan
tanpa alasan berdasarkan UU;
– Karena tindakan lain tanpa alasan berdasarkan
UU;
– Karena kekeliruan mengenai orang atau hukum
yang diterapkan.
Tenggang waktu
• 3 bulan sejak putusan pengadilan
memperoleh kekuatan hukum tetap;
• 3 bulan sejak pemberitahuan penetapan
praperailan.
Rehabilitasi
• Hak tersangka atau terdakwa untuk
mendapatkan pemulihan atas:
– Hak kemampuan,
– Hak kedudukan dan harkat
martabatnya.
• Hak tersebut dapat diberikan dalam semua
tingkat pemeriksaan.
Yang berwenang memeriksa rehabilitasi

• Putusan pembebasan atau putusan


pelepasan dari segala tuntutan hukum 
rehailitasi diberikan pengadilan yang
memutusnya.
• Praperadilan  permintaan rehabilitasi atas
tindakan penegakan hukum yang tidak sah
perkaranya, atau perkaranya tidak
dilanjutkan ke sidang pengadilan.
Yang berhak mengajukan rehabilitasi

• Tersangka
• Keluarga tersangka
• kuasanya
Tenggang waktu mengajukan
rehabilitasi

• 14 hari terhitung sejak putusan mengenai


tidak sahnya penangkapan atau penahan
dilakukan.
ACARA PEMERIKSAAN
PERKARA PIDANA
ACARA PEMERIKSAAN
• Acara pemeriksaan biasa (Pasal 152-182
KUHAP)
• Acara pemeriksaan singkat (Pasal 203-204
KUHAP)
• Acara pemeriksaan cepat:
– Acara pemeriksaan tindak pidana ringan
– Acara pemeriksaan perkara lalu lintas jalan
(Pasal 211 KUHAP)
Acara Pemeriksaan Biasa
• Surat penetapan-penunjukan hakim-hakim yang
akan memeriksa dan mengadili
• Surat penetapan hari sidang
• Pemeriksaan perkara
– Pembacaan Surat Dakwaan
– Eksepsi Terdakwa dan pembela
– Pemeriksaan saksi-saksi
– Pemeriksaan terdakwa
– Pemeriksaan barang-barang bukti
– Pembacaan requisitoir jaksa penuntut umum
– Pledooi/Pembelaan terdakwa dan pembela
– Replik dan Duplik
– Putusan Tungkat Pertama
– Upaya Hukum
Acara pemeriksaan singkat (sumier)
• Perkara yang sangat mudah pemeriksaan
tentang pembuktian dan penerapan
hukumnya serta hukumannya tidak lebih berat
dari 1 tahun penjara. Dalam hal ini penuntut
umum dapat mengajukan langsung ke dalam
persidangan hakim.
Acara pemeriksaan singkat (sumier)
• PU menghadapkan terdakwa beserta saksi, ahli, juru bahasa dan barang bukti
yang diperlukan.
• PU dengan segera setelah terdakwa di sidang menjawab segala pertanyaan
memberitahukan dengan lisan dari catatannya kepada terdakwa tentang
tindak pidana yang didakwakan kepadanya dengan menerangkan waktu,
tempat dan keadaan pada waktu tindak pidana itu dilakukan;
• pemberitahuan ini dicatat dalam berita acara sidang dan merupakan
pengganti surat dakwaan;
• Dalam hal hakim memandang perlu pemeriksaan tambahan, supaya diadakan
pemeriksaan tambahan dalam waktu paling lama 14 hari, jika dalam waktu
tersebut PU belum juga dapat menyelesaikan pemeriksaan tambahan, maka
hakim memerintahkan perkara itu diajukan ke sidang pengadilan dengan cara
biasa;
• Guna kepentingan pembelaan hakim dapat menunda pemeriksaan paling
lama 7 hari;
• Putusan tidak dibuat secara khusus, tetapi dicatat dalam berita acara sidang;
• Hakim memberikan surat yang memuat amar putusan tersebut;
• Isi surat tersebut mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti putusan
pengadilan dalam acara biasa.
Acara pemeriksaan cepat (1)
• perkara yang diancam dengan pidana penjara
atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau
denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima
ratus rupiah dan penghinaan ringan.
• Pelimpahan perkara dengan acara cepat pada
tindak pidana ringan maupun pelanggaran lalu
lintas jalan dilakukan oleh penyidik atas kuasa
penuntut umum.
Acara pemeriksaan cepat (2)
• Penyidik memberitahukan secara tertulis kepada terdakwa tentang hari,
tanggal, jam dan tempat ia harus menghadap sidang pengadilan. dan hal
tersebut dicatat dengan baik oleh penyidik, selanjutnya catatan bersama
berkas dikirim ke pengadilan.
• Perkara dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan yang diterima
harus segera disidangkan pada hari sidang itu juga.
• Hakim yang bersangkutan memerintahkan panitera mencatat dalam buku
register semua perkara yang diterimanya.
• Dalam buku register dimuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau
tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan terdakwa serta apa yang didakwakan kepadanya.
• Saksi dalam acara pemeriksaan tindak pidana ringan tidak mengucapkan
sumpah atau janji kecuali hakim menganggap perlu.
• Putusan dicatat oleh hakim dalam daftar catatan perkara dan selanjutnya
oleh panitera dicatat dalam buku register serta ditandatangani oleh hakim
yang bersangkutan dan panitera.
• Berita acara pemeriksaan sidang tidak dibuat kecuali jika dalam
pemeriksaan tersebut temyata ada hal yang tidak sesuai dengan berita
acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik.
Acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas

• Perkara pelanggaran tertentu terhadap peraturan perundang-


undangan lalu lintas jalan
• Tidak diperlukan berita acara pemeriksaan.
• Terdakwa dapat menunjuk seorang dengan surat untuk
mewakilinya di sidang.
• Jika terdakwa atau wakilnya tidak hadir di sidang,
pemeriksaan perkara dilanjutkan.
• Dalam hal putusan diucapkan di luar hadirnya terdakwa, surat
amar putusan segera disampaikan kepada terpidana.
• Bukti bahwa surat amar putusan telah disampaikan oleh
penyidik kepada terpidana, diserahkan kepada panitera untuk
dicatat dalam buku register.
Putusan tanpa dihadiri terdakwa
• Dalam hal putusan dijatuhkan di luar hadirnya terdakwa dan
putusan itu berupa pidana perampasan kemerdekaan,
terdakwa dapat mengajukan perlawanan.
• Dalam waktu tujuh hari sesudah putusan diberitahukan
secara sah kepada terdakwa, ia dapat mengajukan
perlawanan kepada pengadilan yang menjatuhkan putusan
itu.
• Dengan perlawanan itu putusan di luar hadirnya terdakwa
menjadi gugur.
• Setelah panitera memberitahukan kepada penyidik tentang
perlawanan itu hakim menetapkan hari sidang untuk
memeriksa kembali perkara itu.
• Jika putusan setelah diajukannya perlawanan tetap berupa
pidana, terhadap putusan tersebut terdakwa dapat
mengajukan banding.
Tugas Kelompok
• Masing-masing kelompok wajib mengikuti
sidang di Pengadilan Negari Padang.
• Setiap kelompok membuat satu laporan studi
lapangan.
• Isi laporan: waktu persidangan, identitas
terdakwa, pokok perkara dan resume jalannya
sidang.
• Minta tanda tangan panitera (Bp. Arifin, S.H.)
PEMBUKTIAN
Arti Pembuktian
• Ketentuan yang membatasi sidang
pengadilan dalam usahanya mencari dan
mempertahankan kebenaran.
• Sesuatu yang dianggapnya benar di luar
ketentuan yang telah digariskan UU.
• Pengakuan tidak melenyapkan kewajiban
pembuktian.
• Hal yang secara umum diketahui tidak
perlu dibuktikan
Sistem Pembuktian
Conviction in time
Conviction raisonce
Pembuktian menurut UU secara positif
Pembuktian menurut UU secara
negatif
Conviction in time
• Salah tidaknya seorang terdakwa
semata-mata ditentukan oleh penilaian
“keyakinan” hakim.

Keyakinan hakim
Conviction raisonce
• Salah tidaknya seorang terdakwa ditentukan oleh
penilaian “keyakinan” hakim dengan didukung
alasan-alasan yang jelas.

Keyakinan hakim + alasan logis


Pembuktian menurut UU secara positif

• Prinsip pembuktian dengan alat-alat


bukti yang ditentukan oleh undang-
undang.

Undang-undang
Pembuktian menurut UU secara negatif
(negatief wettelijk stelsel)

• Salah tidaknya seorang terdakwa


ditentukan oleh keyakinan hakim yang
didasarkan kepada cara dan dengan alat-
alat bukti yang sah menurut UU

Undang-undang + keyakinan hakim


Alat Bukti
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
Keterangan Saksi
• Keterangan saksi adalah salah satu alat
bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu
peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia
lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
Keterangan Ahli
• Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan
oleh seorang yang memiliki keahlian khusus
tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan.

• Keahlian khusus
• Ada hubungannya dengan perkara pidana yang diperiksa.
Alat bukti surat
• Surat yang dinilai sebagai alat bukti yang sah
menurut UU, antara lain:
– Surat yang dibuat atas sumpah jabatan
– Surat yang dikuatkan dengan sumpah.

• Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapannya;
• Surat yang berbentuk menurut ketentuan UU atau surat yang dibuat oleh pejabat
tentang hal yang menjadi tanggung jawabnya, dan diperuntukkan sebagai
pembuktian.
• Surat keterangan ahli yang memuat pendapat berdasar keahliannya tentang
suatu keadaan yang diminta secara resmi kepadanya;
• Surat lain yang hanya berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
pembuktian yang lain.
Alat bukti petunjuk
• Petunjuk adalah suatu ‘isyarat’ yang dapat ‘ditarik’ dari
suatu perbuatan, kejadian atau keadaan di mana isyarat
tadi mempunyai persesuaian dengan tindak pidana itu
sendiri, dna dari isyarat yang bersesuaian tadi ‘melahirkan’
suatu petunjuk yang ‘membentuk kenyataan’ terjadinya
tindak pidana dan terdakwalah pelakunya.
• Petunjuk diperoleh dari:
– Keterangan saksi;
– Surat;
– Keterangan terdakwa.
Keterangan terdakwa (1)
• Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa
nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami
sendiri.
• Asas keterangan terdakwa:
– Keterangan dinyatakan di sidang pengadilan
– Tentang perbuatan yang dilakukan, diketahui, atau
dialami sendiri oleh terdakwa.
– Keterangan terdakwa hanya merupakan alat bukti
terhadap dirinya sendiri.
PENYIPANGAN HUKUM PEMBUKTIAN
JENIS ALAT BUKTI
• KUHAP
DIATUR DALAM PASAL 184 KUHAP:
– KETERANGAN SAKSI
– KETERANGAN AHLI
– SURAT
– PETUNJUK
– KETERANGAN TERDAKWA
• UU KHUSUS
– INFORMASI
– PETUNJUK
• BIASA

 TERBALIK

 TERBALIK TIDAK
MUTLAK
• KUHAP

 TP KHUSUS
• PENGERTIAN  Persidangan tanpa dihadiri
terdakwa

 KUHAP  Acara pemeriksaan cepat


 Pelanggaran Lalu Lintas

Tindak Pidana Ekonomi


 TP KHUSUS 

 Tindak Pidana Korupsi


Pasal 12 B UU No. 31/1999 jo.
UU No. 20/2001
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
Apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang
Berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya, dengan
Ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau
lebih, pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan
merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan
oleh penuntut umum.
GANTI RUGI
kepada
KORBAN
KOMPENSASI
(DIBAYAR o/
NEGARA)
KORBAN
KEJAHATAN
RESTITUSI
(DIBAYAR o/
GANTI RUGI PELAKU)

DIBAYAR o/
PELAKU KEJAHATAN
NEGARA
SISTEM
PERADILAN
PIDANA
MATERIIL
SISTEM
PERADILAN
BENTUK
PERDATA
KERUGIAN
SISTEM
IMMATERIIL PERADILAN
PERDATA
Permintaan ganti rugi

• Digabung dengan bersamaan dengan


perkara pidana yang didakwakan kepada
terdakwa.
• Diajukan tersendiri melalui gugatan secara
keperdataan.
Tuntutan ganti rugi melalui SPP
• Digabung dengan pemeriksaan perkara
pidana;
• Tuntutan ganti rugi ditujukan kepada
terdakwa;
• Terbatas pada kerugian materiil.
• Bersifat assesor
Gugatan ganti rugi
• Diajukan melalui gugatan perdata;
• Kerugian yang bersifat immateriil dan
materiil.
Tugas Review (Kelompok)
• Review bab III buku ‘the Victim and his Criminal’
karangan Stephen Schafer.
• Identifikasi model pemberian ganti rugi kepada
korban kejahatan menurut Stephen Schafer.
• Waktu diskusi kelompok 30 menit.
• Masing-masing mempresentsikan hasil diskusi
kelompok selama 10 menit.
Tugas Mandiri
• Identifikasi sistem atau mekanisme
pemberian ganti kerugian kepada korban
dalam UU tentang Terorisme.
• Bandingkan dengan sistem dan mekanisme
pemberian ganti kerugian kepada korban
menrut KUHAP.
PUTUSAN
PENGADILAN
Jenis Putusan
Bebas
Pelepasan dari segala tuntutan hukum
Pemidanaan
Penetapan tidak berwenang mengadili
Dakwaan tidak diterima
Batal demi hukum
Putusan Bebas
• Kesalahan yang didakwakan kepada
terdakwa sama sekali tidak terbukti
• Pembuktian kesalahan yang didakwakan
tidak memenuhi ketentuan batas minimum
pembuktian.
• Kesalahan yang terbukti itu tidak didukung
oleh keyakinan hakim.
Putusan Pelepasan dari Segala Tuntutan
Hukum

Apa yang didakwakan kepada terdakwa


memang terbukti secara sah dan
menyakinkan.
Tetapi hakim berpendapat bahwa
perbuatan yang didakwakan tidak
merupakan tindak pidana.
Putusan Pemidanaan

Terdakwa terbukti bersalah melakukan


perbuatan yang didakwakan kepadanya,
pengadilan menjatuhkan hukuman pidana
terhadap terdakwa.
Putusan Penetapan Tidak Berwenang
Mengadili

Ketua PN berpendapat perkara yang


masuk wewenangnya.
Tindak pidana yang terjadi tidak dilakukan
dalam daerah hukum pengadilan negeri
ybs;
Putusan Dakwaan Tidak Diterima

Ne bis in idem
Daluwarsa
Apa yang didakwakan bukan tindak
pidana;
Delik aduan, sedang orang yang berhak
mengadu tidak pernah mengadukan.
Putusan yang menyatakan dakwaan batal demi hukum

Dakwaan tidak merumuskan semua unsur


delik yang didakwakan;
Dakwaan tidak merinci secara jelas peran
dan perbuatan yang dilakukan terdakwa
dalam dakwaan;
Dakwaan kabur atau obscuur libel, karena
tidak dijelaskan cara bagaimana kejahatan
dilakukan.
Hal-hal yang harus dimuat dalam
putusan pemidanaan
1. Berkepala: Demi Keadilan Berdasar Ketuhanan Yang Maha
Esa;
2. Identitas terdakwa;
3. Dakwaan;
4. Pertimbangan yang lengkap;
5. Tuntutan pidana penuntut umum;
6. Peraturan undang-undang yang menjadi dasar pemidanaan;
7. Hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis;
8. Pernyataan kesalahan terdakwa;
9. Pembebanan biaya perkara dan penentuan barang bukti;
Putusan yang batal demi hukum

• Pernyataan batal demi hukum oleh instansi


pengadilan yang lebih tinggi;
• Diajukan oleh:
– Terdakwa
– Penasehat hukum
– Jaksa
• Pernyataan diajukan kepada pengadilan yang
memutus perkara pada tingkat terakhir.
Cara memperbaiki putusan yang batal demi hukum

Dilakukan oleh majelis yang semula


memutusnya
Perbaikan dilakukan dalam persidangan
yang dihadiri oleh terdakwa dan jaksa.
Sifat persidangan merupakan taraf
pemeriksaan telah ditutup.
Topik diskusi
• Bagaimana akibat hukum bagi eksekusi
yang dijalani berdasarkan putusan yang
batal demi hukum?
Contoh putusan batal demi hukum
• No Perkara 35/PID/TPK/2011/PT.DKI
• Terdakwa Susno Duaji
• Dalam putusan tersebut tidak mencantumkan
Perintah penahanan, sehingga jaksa tidak
tidak dapat melakukan eksekusi.
UPAYA HUKUM
BIASA
Banding
Alasan permintaan banding

• Peraturan hukum tidak diterapkan atau


diterapkan tidak sebagaimana mestinya;
• Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan UU;
• Pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya.
Akibat permintaan banding

• Putusan menjadi mentah kembali


• Segala sesuatu beralih menjadi
tanggungjawab yuridis pengadilan tingkat
banding
• Putusan yang dibanding tidak mempunyai
daya eksekusi
Wewenang tingkat banding

• Meliputi seluruh pemeriksaan dan putusan


pengadilan tingkat pertama
• Berwenang meninjau segala segi
pemeriksaan dan putusan
• Memeriksa ulang perkara secara
keseluruhan
Putusan yang dapat dibanding

• Putusan pemidanaan dalam acara biasa;


• Putusan pemidanaan dalam ancara singkat;
• Putusan yang menyatakan dakwaan tidak dapat
diterima dalam acara biasa dan singkat
• Putusan yang menyatakan dakwaan batal demi
hukum dalam acara biasa dan acara singkat;
• Putusan perampasan kemerdekaan dalam acara
cepat;
• Putusan praperadilan terhadap penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan.
Penolakan permintaan banding

• Diajukan terhadap putusan yang tidak dapat dibanding;


– Putusan bebas;
– Putusan lepas dari segala tuntutan hukum
– Putusan acara cepat
• Permintaan banding diajukan setelah tenggang waktu
yang ditentukan berakhir
Banding harus diajukan dalam waktu:
– 7 hari sesudah ptusan dijatuhkan
– 7 hari setelah putusan diberitahukan kepada erdakwa
yang tidak hadir saat putusan dijatuhkan.
Tata cara penolakan permintaan banding

• Panitera membuat akta penolakan banding;


• Akta penolakan permohonan banding
ditandatangani oleh panitera dan pemohon
yang bersangkutan;
• Diketahui dan ditandatangani oleh ketua
PN yang bersangkutan
• Berkas perkara dikirimkan ke PT.
Penerimaan permintaan banding

Permohonan banding memenuhi syarat


• Permohonan dimintakan kepada panitera PN
yang memutus perkara tersebut;
• Permohonan banding diajukan dalam perkara
biasa dan singkat;
• Permintaan diajukan dalam tenggang waktu yang
ditentukan.
Tata cara penerimaan permohonan banding

• Pemohon langsung menghadap panitera:


– Membuat akta permintaan banding;
– Akta permintaan banding ditandatangani oleh panitera
dan pemohon;
– Termbusan akta permintaan banding diberikan kepada
pemohon.
• Permohonan banding diajukan tanpa menghadap;
– Membuat akta permintaan banding;
– Akta permintaan banding cukup ditandatangani panitera;
– Panitera membuat catatan tentang sebab dan alasan
pemohon tidak dapat menghaap;
– Akta yang berisi catatan tadi dilampirkan dalam berkas.
– Catatan ini ditulis dalam register.
Yang berhak mengajukan permintaan banding

• Terdakwa
• Orang yang khusus dikuasakan terdakwa
• Penuntut umum
• Terdakwa dengan penuntut umum sekaligus
sama-sama mengajukan banding.
Bentuk surat kuasa khusus
• Dibuat dalam bentuk surat kuasa di bawah tangan;
• Menyebutkan dengan tegas maksud pemberian kuasa,
semata-mata untuk mewakili terdakwa mengajukan
permohonan banding;
• Ditandatangani oleh terdakwa sebagai pemberi kuasa serta
orang yang ditunjuk sebagai penerima kuasa;
• Jika terdakwa berada dalam tahanan, pemberian dan
pembuatan surat kuasa sebaiknya juga diketahui oleh
pejabat RUTAN dan ikut tanda tangan;
• jika terdakwa ada di luar tahanan, pemberian kuasa
tersebut diketahui dan ditandatangai oleh kepala desa.
Memori & kontra memori banding (1)

• Risalah yang disusun oleh pemohon banding;


• Tanggapan terhadap sebagian maupun atas seluruh
pemeriksaan dan putusan yang dijatuhkan;
• Tanggapan itu tidak terbatas hanya sepanjang mengenai
kesalahan penerapan, penafsiran dan kewenangan
mengadili;
• Meliputi aspek penilaian keadaan dan pembuktian;
• Dapat dikemukakan hal-hal baru atau fakta dan
pembuktian baru, dan meminta supaya hal-hal atau fakta
baru itu diperiksa dalam suatu pemeriksaan tambahan.
Memori & kontra memori banding (2)

• Merupakan hak
• Tanpa memori banding perkara tetap diperiksa
secara keseluruhan
• Tenggang waktu penerahan  selama
pengadilan tinggi belum mulai melakukan
pemeriksaan
• Yang berhak menyerahkan:
– Terdakwa atau kuasanya
– Penuntut umum
Pencabutan permintaan banding

• Saat pencabutan yang dibolehkan UU:


– Dapat dilakukan sewaktu-waktu;
– Selama perkara banding belum diputus oleh PT.
• Sekali dicabut, tidak boleh diajukan lagi.
• Pancabutan setelah diperiksa:
– Biaya perkara dibebankan kepada pihak yang
mencabut permintaan banding.
– Biaya yang dibebankan kepadanya ialah segala biaya
perkara yang telah dikeluarkan PT hingga saat
pencabutan permintaan banding.
Tata Cara Pencabutan Permintaan Banding

• Pencabutan dilakukan di kepaniteraan


PN;
• Panitera membuat akta pencabutan
banding;
• Akta pencabutan dikirimkan ke PT.
Tata Cara Pemeriksaan Tingkat Banding

• Diperiksa sekurang-kurangnya 3 orang


hakim;
• Pemeriksaan berdasar berkas perkara;
• Mendengar langsung pihak yang dianggap
perlu;
• Pemeriksaan tambahan.
Putusan Tingkat Banding

• Menguatkan putusan PN:


– Menguatkan putusan PN secara murni;
– Menguatkan putusan dengan tambahan pertimbangan;
– Menguatkan putusan dengan alasan pertimbangan lain.
• Mengubah atau memperbaiki amar putusan PN
– Perubahan atau perbaikan kualifikasi tindak pidana;
– Perubahan atau perbaikan mengenai barang bukti;
– Perubahan atau perbaikan pemidanaan.
• Membatalkan putusan PN
Putusan yang Membatalkan Putusan PN

Alasan pembatalan:
• Tidak sependapat dengan penilaian pembuktian;
• Apa yang didakwakan tidak merupakan tindak
pidana;
• SD batal demi hukum;
• SD tidak dapat diterima;
• Pemeriksaan dan putusan bertentangan dengan
Pasal 157 dan 220;
• Putusan tidak memuat hal-hal yang diperinci Pasal
197 ayat (1)
Kasasi
Putusan yang Dapat Dikasasi

• Terhadap semua putusan PN dalam tingkat


pertama dan terakhir.
• Terhadap semua putusan PT yang diambil
pada tingkat banding
• Tentang putusan bebas.
Tata Cara Permohonan Kasasi
Permohonan diajukan kepada panitera.
Yang berhak mengajukan permohonan kasasi
Tenggang waktu mengajukan kasasi;
Akta permohonan kasasi;
Permintaan kasasi wajib diberitahukan;
Pemohon wajib mengajukan memori kasasi;
Tenggang waktu penyerahan memori kasasi;
Tanda terima penyerahan memori;
Kewajiban panitera memberikan bantuan;
Kontra memori kasasi;
Tambahan memori dan kontra memori.
Yang berhak mengajukan permohonan kasasi

• Jaksa Penuntut Umum


• Terdakwa
Tenggang waktu mengajukan kasasi

• Pasal 254
• 14 hari setelah putusan diberitahukan kepada
terdakwa
• Pasal 257
• Selama permohonan belum diputus oleh MA,
permohonan kasasi dapat dicabut.
Memori Kasasi
• Pasal 248 (1)
• Pemohon wajib menyerahkan memori kasasi
• Batas waktu penyerahan  14 hari setelah
pengajuan permohonan kasasi
• Pasal 248 (2)
• Jika pemohon kurang memahami hukum,
panitera PN wajib menanyakan alasan kasasi, dan
membuatkan memori kasasi.
Alasan Kasasi
• Alasan kasasi yang dibenarkan menurut UU.
• Alasan kasasi yang tidak dibenarkan UU.
Alasan Kasasi: Pasal 253
a. suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau
diterapkan tidak sebagaimana mestinya;
b. cara mengadili tidak dilaksanakan menurut
ketentuan undang-undang;
c. pengadilan telah melampaui batas
wewenangnya.
Tata Cara Pemeriksaan Kasasi

1. Pemeriksaan dilakukan dengan sekurang-


kurangnya 3 orang hakim;
2. Pemeriksaan berdasar berkas perkara;
3. Pemeriksaan tambahan;
4. Tenggang waktu pemeriksaan perkara yang
terdakwanya berada dalam tahanan.
Putusan Mahkamah Agung
1. Menyatakan kasasi tidak dapat diterima:
a. Permohonan kasasi terlambat diajukan.
b. Tidak mengajukan memori kasasi
c. Memori kasasi terlambat disampaikan
2. Putusan yang menolak permohonan kasasi.
3. Mengabulkan permohonan kasasi:
a. Peraturan hukum tidak diterapkan sebagaimana
mestinya;
b. Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut cara yang
ditentukan UU.
c. Tidak berwenang mengadili.
UPAYA HUKUM
LUAR BIASA
KASASI DEMI KEPENTINGAN HUKUM
PENINJAUAN KEMBALI (PK)
KASASI DEMI
KEPENTINGAN HUKUM
Putusan yang Dapat Dimintakan
Kasasi demi Kepentingan Hukum

• semua putusan yang telah memperoleh


kekuatan hukum tetap dari pengadilan
lain selain daripada MA.
• Hanya dapat diajukan sekali
Prinsip Kasasi demi Kepentingan Hukum
Tidak boleh merugikan terdakwa:
Tidak menjatuhkan putusan pemidanaan atas
putusan pembebasan;
Tidak memperberat pidana dari apa yang telah
dijatuhkan dalam putudan yang dikasasi demi
kepentingan hukum;
Tidak boleh mencabut hak perdata terdakwa jika
hal itu tidak terdapat dalam putusan yang
dikasasi.
Tata Cara Mengajukan Kasasi demi Kepentingan Hukum

• Diajukan oleh Jaksa Agung secara tertulis


• Permohonan disampaikan pd Panitera PN
yang memutus perkara
• Risalah alasan permohonan
• Risalah juga disampaikan pada pihak yang
berkepentingan
• Ketua PN meneruskan permintaan kasasi
demi kepentingan hukum ke MA,
PENINJAUAN
KEMBALI
(PK)
Putusan yang Dapat Dimintakan PK

Dapat diajukan terhadap semua


putusan pengadilan
Dapat diajukan terhadap semua
putusan instansi pengadilan
Kecuali terhadap putusan bebas dan
lepas dari segala tuntutan
Yang Dapat Mengajukan PK

Hak prioritas antara terpidana dengan


ahli waris
Ahli waris meneruskan permintaan
terpidana
Permintaan PK oleh kuasa
Alasan PK

Terdapat keadaan baru (novum)


Dalam pelbagai putusan terdapat
saling pertentangan
Terdapat kekhilafan yang nyata
dalam putusan
Tata cara Mengajukan PK

Permintaan diajukan kepada


panitera
Panitera membuat akta
permintaan PK
Tenggang waktu mengajukan PK
Pemeriksaan Permintaan PK di PN
Ketua PN menunjuk hakim yang memeriksa
Objek pemeriksaan sidang  difokuskan
pada alasan permintaan PK
Sifat pemeriksaan persidangan resmi dan
terbuka untuk umum
Berita acara pemeriksaan
Berita acara pendapat
Putusan PK

Permintaan dinyatakan tidak


dapat diterima
Putusan menolak permintaan PK
Putusan yang membenarkan
alasan pemohon
Putusan membenarkan alasan
pemohon
MA membatalkan putusan yang dimintakan PK
dan menjatuhkan putusan yang dapat berupa:
1. putusan bebas;
2. putusan lepas dari segala tuntutan hukum;
3. putusan tidak dapat menerima tuntutan
penuntut umum;
4. putusan dengan menerapkan ketentuan pidana
yang lebih ringan.
Beberapa asas dalam PK

Pidana yang dijatuhkan tidak boleh


melebihi putusan semula;
Permintaan PK tidak menangguhkan
pelaksanaan putusan;
Permintaan PK hanya dapat dilakukan
satu kali.

Anda mungkin juga menyukai