PIDANA
PROSES PENUNTUTAN
PEMBUKTIAN DAN PUTUSAN
PENGADILAN
PROSES PENUNTUTAN
Penuntutan merupakan tahapan
setelah pemeriksaan pendahuluan
selesai,dilanjutkan dengan kegiatan
pelimpahan perkara pidana ke
pengadilan.
Langkah-langkah sebelum perkara
dilimpahkan ke pengadilan yang
harus dilakukan oleh penuntut umum
sbb:
Langkah-langkah Jaksa
penuntut umum
1.
2.
3.
4.
5.
lanjutan
6. Menyampaikan pemberitahuan kpd ter
dakwa ttg ketentuan persidangan dg diser tai
panggilan ,baik kpd terdkwa maupun saksisaksi.
7. Melakukan penuntutan.
8. Menutup perkara demi kepentingan hk.
9. Melakukan tindakan lain dlm ruang lingkup
dan tanggung jawab sbg penuntut umum.
10. Melaksanakan penetapan hakim.
.(Ps 14 KUHAP).
Prapenuntutan
Prapenuntutan adalah apabila ada
kekurangan pd penyidik dg
memperhatikan pd ketentuan Ps 110 (3)
&(4), dengan memberi petunjuk dlm
rangka penyempurnaan penyidikan dr
penyidik( Ps14 butir b)
Jadi prapenuntutan adalah tindakan pe
nuntut umum utk memberi petunjuk dlm
rangka penyempurnaan penyidikan oleh
penyidik.
lanjutan
-
lanjutan
Rangkaian tindakan dr prapenuntutan:
1.PU setelah menerima hasil penyidikan dr penyidik
segera mempelajari &menelitinya dlm wkt 7 hari
wajib memberitahukan lengkap tdknya
penyidikan kpd penyidik.
2.Apabila belum lengkap,PU mengembalikan berkas
perkara kpd penyidik disertai petunjuk ttg hal yg
harus dilakukan utk dilengkapi,dlm wkt 14 hari
sejak penerimaan berkas,penyidik hrs sdh
menyampaikan kembali berkas perkara itu kpd
PU. (Ps 138 KUHAP).
Tujuan Prapenuntutan
1.
2.
3.
2.
3.
4.
lanjutan
5. Tahap prapenuntutan terbatas menurut UU,harus
diperhatikan agar tdk terlampaui wkt dlm pengembalian dan
penyampaian petunjuk utk kesempurnaan berkas perkaranya.
6. Harus dicegah dan dihindari pengembalian berkali-kali
berkas perkara.
7. Apabila terjadi kelalaian dan kecerobohan berakibat:
a.Kemungkinan pengajuan praperadilan.
b. Tuntutan ganti rugi dan rehabilitasi.
C. Tertutupnya upaya hukum banding dan kasasi dlm putusan
bebas atau lepas dr segala tuntutan hkm .
8.Utk pelayanan hk secara optimal utk mencari keadilan perlu
peningkatan&pemanfaatan forum pertemuan penuntut dan
penyidik(SE JAGUNG NO 13/J,A/8/1982).
PENUNTUTAN
Penuntutan adalah tindakan penuntut
umum utk melimpahkan perkara ke
pengadilan negeri yg berwenang
dlm hal dan menurut cara yg diatur
UU ini dg permintaan supaya
diperiksa dan diputus oleh hakim di
sidang pengadilan.
(Ps 1 ke 7 KUHAP)
Moeljatno
Tindakan penuntutan adalah:
1. Apabila jaksa telah mengirimkan daftar perkara kpd
hakim disertai tuntutannya utk mengadili perkara tsb.
2. Apabila terdakwa ditahan dan mengenai tempo penahan
dimintakan perpanjangan kpd hakim se bab kalau sdh
limah puluh hari wkt tahanan msh dimintakan
perpanjangan secara moril boleh di anggap bhw jaksa
sdh menganggap cukup alasan utk menuntut.
3. Apabila dengan salah satu jalan, jaksa memberitahukan
kpd hakim bhw ada perkara yg akan diajukan
kepadanya. (catatan :pendapat tsb perlu dilihat
kembali dlm KUHAP).
Dasar-dasar peniadaan
penuntutan
BUKU I KUHP:
1.Bab 1 Ps 2-5,Ps 7-9 mengatur ruang lingkup berlakunya UU
Pidana Indonesia.
2.Bab V Ps 61,62 ;bhw penerbit dan pencetak tdk dpt dituntut
jika benda-benda yg tlh dicetak atau diterbitkan tlh
mencantumkan alamat org yg menyuruh mencetak benda2
tsb.
3. Bab VII Ps 72 tdk bisa dilakukan penuntutan jika tdk ada
pengaduan.
4. Bab VIII Ps 82 batalnya hak penuntutan krn adanya suatu
penyelesaian tdk melalui pengadilan yaitu membayar denda
kpd PUdlm pelanggaran yg hanya diancam pidana denda. Ps
76 Ne bis in idem.Ps 77 meninggalnya terdakwa.,Ps 78 .
Karena kedaluarsa atau lewat waktu.
BENTUK-BENTUK
PENUNTUTAN
Lanjutan
Bentuk-Bentuk lain
1.Penggabungan perkara dlm satu dakwaan:
a.Beberapa tindak pidana yg dilakukan oleh orang yg sama
dan kepentingan pemeriksaan tdk menjadikan halangan thd
penggabungan.
b. Beberapa tindak pidana yg bersangkut paut.
c. Beberapa tindak pidana yg tidak bersangkut paut,tetapi
antara satu dg lainnya ada hubungannya, penggabungan ini
diperlukan bagi kepentingan pemeriksaan.
(Ps 141 KUHAP)
2. Pemisahan perkara: dlm hal PU menerima satu berkas
perkara yg memuat beberapa tindak pidana yg dilakukan
oleh beberapa tersangka tdk termasuk Ps 141 KUHAP
(Ps 142 KUHAP )
a.
b.
3. Alat-alat Bukti
Berdasarkan Pasal 184 KUHAP, ada 5 alat bukti :
a.
Keterangan saksi, yaitu salah satu bukti dalam perkara pidana yang
berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia
dengar, lihat, dan alami sendiri dengan menyebut alasan dari
pengetahuannya itu (Pasal 1 butir 27 KUHAP).
b.
Keterangan ahli, yaitu keterangan yang diberikan oleh seorang yang
memiliki keahlian khusus hal yang diperlukan untuk membuat tentang
suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (Pasal 1 butir 28
KUHAP).
c.
Alat bukti surat, menurut Pasal 187 KUHAP, yaitu surat yang dapat
dinilai sebagai alat bukti yang sah adalah yang dibuat atas sumpah
jabatan atau yang dikuatkan dengan sumpah.
d.
Alat bukti petunjuk, merupakan kesimpulan dari alat bukti lainnya,
sehingga untuk menjadi alat bukti perlu adanya alat bukti lainnya.
e.
Alat bukti keterangan terdakwa, yaitu apa yang terdakwa nyatakan di
sidang tentang perbuatan yang dilakukan atau yang ia ketahui sendiri
atau alami sendiri.