GANTI KERUGIAN
Ganti kerugian adalah hak seorang untuk
mendapat pemenuhan atas tututannya yang
berupa imbalan sejumlah uang karena ditangkap,
ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan
yang berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini (Pasal 1 angka 22 KUHAP)
Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli
warisnya atas penangkapan atau penahanan
serta tindakan lain tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orang atau hukum yang
diterapkan yang perkaranya tidak diajukan ke
pengadilan negeri, diputus di sidang prapradilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 KUHAP.
Tuntutan ganti kerugian diajukan oleh tersangka,
terdakwa, terpidana atau ahli warisnya kepada
pengadilan yang berwenang mengadili perkara yang
bersangkutan.
Untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti
kerugian ketua pengadilan sejauh mungkin menunjuk
hakim yang sama yang telah mengadili perkara pidana
bersangkutan. Pemeriksaan terhadap ganti kerugian
mengikuti acara praperadilan.
Putusan pemberian ganti kerugian berbentuk
penetapan. Penetapan memuat dengan lengkap semua
hal yang dipertimbangkan sebagai alasan bagi putusan
tersebut
REHABILITASI
Rehabilitasi adalah hak seorang untuk mendapat
pemulihan haknya dalam kemampuan,
kedudukan dan harkat serta martabatnya yang
diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan
atau pradilan karena ditangkap, ditahan,
dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini (Pasal 1 angka 23 KUHAP)
Seorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila
oleh pengadilan diputus bebas atau diputus
lepas dari segala tuntutan hukum yang
putusannya telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, rehabilitasi tersebut diberikan dan
dicantumkan sekaligus dalam putusan
pengadilan.
Permintaan rehabilitasi oleh tersangka atas
penangkapan atau penahanan tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau kekeliruan
mengenai orang atau hukum yang diterapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1)
KUHAP yang perkaranya tidak diajukan
kepegadilan negeri diputus oleh hakim
praperadilan yang dimaksud dalan Pasal 77
KUHAP
PEMBUKTIAN
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya (Pasal
183 KUHAP)
Dalam Pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah
ialah:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa
Keterangan Saksi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia
alami sendiri.
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam
perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi
mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya itu
Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang
saksi nyatakan di sidang pengadilan. Sebelum
memberikan keterangan pada sidang pengadilan
saksi diambil sumpahnya berdasarkan agama dan
kepercayaannya.
Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-
sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat
digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila
keterangan saksi itu ada hubungaanya satu dengan
yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat
membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan
tertentu.
Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi,
hakim harus dengan sungguh-sungguh
memperhatikan:
a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan
yang lain;
b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat
bukti lain;
c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi
untuk memberi keterangan yang tertentu;
d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala
sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi
dapat tidaknya keterangan itu dipercaya
Keterangan saksi yang tidak disumpah meskipun
sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan
alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai
dengan keterangan dari saksi yang disumpah
dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti
sah yang lain.
Keterangan Ahli
Keterangan Ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan
Seorang saksi ahli sebelum memberikan
keterangan di persidangan terlebih dahulu
diambil sumpahnya.
Surat
Surat sebagai alat bukti dibuat atas sumpah
jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk
resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapanya, yang
memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau yang
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang
jelas dan tegas tentang keterangannya itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata
laksana yang menjadi tanggungjawabnya dan yang
diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau
sesuatu keadaan;
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang membuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai suatu
hal atau suatu keadaan yang diminta secara resmi
kepadanya;
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada
huungannya dengan isi dari alat pembuktian yang
lain.
Petunjuk
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan, yang karena persesuainnya, baik antara
yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa
telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa
pelakunya.
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari:
a. Keterangan saksi;
b. Surat;
c. Keterangan terdakwa.
Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu
petunjuk dalam setiap keadaan tertentu
dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana
setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan
penuh kecermatan dan kesaksamaan
berdasarkan hati nuraninya.
Keterangan Terdakwa
Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa
nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami
sendiri.
Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang
dapat digunakan untuk membantu menemukan
bukti disidang, asalkan keterangan itu didukung
oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang
mengenai hal yang didakwakan kepadanya.
Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan
terhadap dirinya sendiri. Keterangan terdakwa
saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia
bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan
kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat
bukti yang lain.