Anda di halaman 1dari 38

MATERI KULIAH

PENGANTAR HUKUM INDONESIA


SEMESTER GANJIL T.A. 2021-2022
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MEDAN AREA
PRAPERADILAN
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk
memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur
dalam KUHAP:
1. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau
penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya
atau pihak lain atas kuasa tersangka;
2. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya
hukum dan pengadilan;
3. Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya
yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.
UPAYA HUKUM
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau
penuntut umum untuk tidak menerima
putusan pengadilan yang berupa perlawanan
atau banding atau kasasi atau hak terpidana
untuk mengajukan permohonan peninjauan
kembali dalam hal serta menurut cara yang
diatur dalam KUHAP.
UPAYA HUKUM ADA 2
• UPAYA HUKUM BIASA
• UPAYA HUKUM LUAR BIASA

UPAYA HUKUM BIASA:


1. BANDING
2. KASASI

UPAYA HUKUM LUAR BIASA:


PENINJAUAN KEMBALI ATAU PK
PERKARA PIDANA
PERKARA ADA 2:
1. LAPORAN ADALAH PEMBERITAHUAN YANG
DISAMPAIKAN OLEH SEORANG KARENA HAK
DAN KEWAJIBANNYA BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG KEPADA PEJABAT YANG BERWENANG
TENTANG TELAH ATAU SEDANG ATAU DIDUGA
AKAN TERJADINYA PERISTIWA PIDANA
2. PENGADUAN ADALAH PEMBERITAHUAN
DISERTAI PERMINTAAN OLEH PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN KEPADA PEJABAT YANG
BERWENANG UNTUK MENINDAK MENURUT
HUKUM SEORANG YANG TELAH MELAKUKAN
TINDAK PIDANA ADUAN YANG MERUGIKAN.
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA
Asas-asas hukum acara pidana antara lain:
1. Asas peradilan dilakukan berdasarkan “demi keadilan
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
2. Asas bahwa segala campur tangan dalam urusan peradilan
oleh pihak-phak lain di luar kekuasaan kehakiman dilarang,
kecuali dalam hal-hal tersebut dalam UUD.
3. Asas bahwa pengadilan megadili berdasarka hukum dengan
tidak membeda-bedakan orang
4. Asas praduga tidak bersalah
5. Asas pemeriksaan perkara oleh majelis hakim
6. Asas bahwa setiap orang yang tersangkut perkara berhak
memperoleh bantuan hukum
HAK-HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA

Hak-hak tersangka/terdakwa diatur dalam Pasal


50 – 68 KUHAP :
1. Tersangka berhak segera mendapat
pemeriksaan oleh penyidikan dan selanjutnya
dapat diajukan kepada penuntut umum;
2. Tersangka berhak perkaranya segera
dimajukan ke pengadilan oleh penuntut
umum;
3. Terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan;
4. Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan
jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang
apa yang disangkakan kepadanya pada waktu
pemeriksaan dimulai;
5. Terdakwa berhak untuk diberitahukan dengan jelas
dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa
yang didakwakan kepadanya;
6. Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidik dan
pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak
memberi keterangan secara bebas kepada penyidik
atau hakim;
7. Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan
pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak untuk setiap
waktu mendapat bantuan juru bahasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 117;
Pasal 117: keterangan tersangka dan atau saksi kepada
penyidik diberikan tanpa tekanan dari siapa pun dan atau
dalam bentuk apapun
Dalam hal tersangka memberikan keterangan tentang
apa yang sebenarnya ia telah lakukan sehubungan
dengan tindak pidana yang dipersangkakan kepadanya,
penyidik mencatat dalam berita acara seteliti-telitinya
sesuai dengan kata yang dipergunakan oleh tersangka
sendiri.
8. Dalam hal tersangka atau terdakwa bisu dan
atau tuli diberlakukan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 178;
9.Tersangka atau terdakwa berhak mendapat
bantuan hukum dari seorang atau lebih
penasehat hukum selama dalam waktu dan
pada setiap tingkatan pemeriksaan , menurut
tata cara yang ditentukan dalam undang-undang
ini (Pasal 54);
10.Untuk mendapat penasehat hukum tersebut dalam
Pasal 54, tersangka atau terdakwa berhak memilih sendiri
penasehat hukumnya;
11. Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau
didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau
lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam
dengan pidana 5 tahun atau lebih yang tidak mempunyai
penasehat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan
pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan
wajib menunjuk penasehat hukum bagi mereka. Setiap
penasehat hukum yang ditunjuk memberikan bantuanya
dengan Cuma-Cuma;
12. Tersangka atau terdakwa yang dikenakan
penahanan berhak menghubungi penasihat
hukumnya sesuai dengan ketentuan uu ini;
13. Tersangka atau terdakwa yang berkebangsaan
asing yang dikenakan penahanan berhak
menghubungi dan berbicara dengan perwakilan
negaranya dalam menghadapi proses perkaranya;
14. Tersngka atau terdakwa yang dikenakan
penahanan berhak menghubungi dan menerima
kunjuan dokter pribadinya untuk kepentingan
kesehatan baik yang ada hubungannya dengan
proses perkara maupun tidak;
15. Tersangka atau terdakwa yang dikenakan
penahanan berhak diberitahukan tentang
penahanan atas dirinya oleh pejabat yang
berwenang, pada semua tingkat pemeriksaan
dalam proses peradilan, kepada keluarganya
atau orang lain yang serumah dengan tersangka
atau terdakwa ataupun orang lain yang
bantuannya dibutuhkan oleh tersangka atau
terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum
atau jaminan bagi penangguhannya;
16. Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan
menerima kunjungan dari pihak yang mempunyai
hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan tersangka
atau terdakwa guna mendapatkan jaminan bagi
penangguhan penahanan ataupun untuk usaha
mendapatkan bantuan hukum;
17. Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung
atau dengan prantara penasehat hukumnya
menghubungi dan menerima kunjungan sanak
keluarganya dalam hal yang tidak ada hubungannya
dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk
kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan
kekeluargaan;
17. Tersangka atau terdakwa berhak mengirim surat kepada
penasihat hukumnya, dan menerima surat dari penasihat
hukumnya dan sanak keluarga setiap kali yang diperlukan
olehnya, untuk keperluan itu bagi tersangka atau terdakwa
disediakan alat tulis menulis. Surat menyurat antara tersangka
atau terdakwa dengan penasihat hukumnya atau sanak
keluarganya tidak diperiksa oleh penyidik, penuntut umum,
hakim atau pejabat rumah tahanan negara kecuali jika terdapat
cukup alasan untuk diduga bahwa surat menyurat itu disalah
gunakan. Dalam hal surat untuk tersangka atau terdakwa itu
ditilik atau diperiksa oleh penyidik, penuntut umum,hakim atau
pejabat rumah tahanan negara, hal itu diberitahukan kepada
tersangka atau terdakwa dan surat tersebut dikirim kembali
kepada pengirimnyasetelah dibubuhi cap yang berbunyi “telah
ditilik”;
18. Tersangka atau terdakwa berhak
menghubungi dan menerima kunjungan dari
rohaniwan;
19. Terdakwa berhak untuk diadili di sidang
pengadilan yang terbuka untuk umum;
20. Tersangka atau terdakwa berhak untuk
mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau
seseorang yang memiliki keahlian khusus guna
memberikan keterangan yang menguntungkan
bagi dirinya;
21. Tersangka atau terdakwa tidak bibebani
kewajiban pembuktian;
22. Terdakwa atau penuntut umum berhak
untuk minta banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap
putusan bebas, lepas dari segala tuntutan
hukum yang menyangkut masalah kurang
tepatnya penerapan hukum dan putusan
pengadilan dalam acara cepat;
23. Tersangka atau terdakwa berhak menuntut
ganti kerugian dan rehabilitasi sebagaimana
diatur dalam Pasal 95 dan selanjutnya.
GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI

GANTI KERUGIAN
Ganti kerugian adalah hak seorang untuk
mendapat pemenuhan atas tututannya yang
berupa imbalan sejumlah uang karena ditangkap,
ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan
yang berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini (Pasal 1 angka 22 KUHAP)
Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli
warisnya atas penangkapan atau penahanan
serta tindakan lain tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orang atau hukum yang
diterapkan yang perkaranya tidak diajukan ke
pengadilan negeri, diputus di sidang prapradilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 KUHAP.
Tuntutan ganti kerugian diajukan oleh tersangka,
terdakwa, terpidana atau ahli warisnya kepada
pengadilan yang berwenang mengadili perkara yang
bersangkutan.
Untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti
kerugian ketua pengadilan sejauh mungkin menunjuk
hakim yang sama yang telah mengadili perkara pidana
bersangkutan. Pemeriksaan terhadap ganti kerugian
mengikuti acara praperadilan.
Putusan pemberian ganti kerugian berbentuk
penetapan. Penetapan memuat dengan lengkap semua
hal yang dipertimbangkan sebagai alasan bagi putusan
tersebut
REHABILITASI
Rehabilitasi adalah hak seorang untuk mendapat
pemulihan haknya dalam kemampuan,
kedudukan dan harkat serta martabatnya yang
diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan
atau pradilan karena ditangkap, ditahan,
dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang
diterapkan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini (Pasal 1 angka 23 KUHAP)
Seorang berhak memperoleh rehabilitasi apabila
oleh pengadilan diputus bebas atau diputus
lepas dari segala tuntutan hukum yang
putusannya telah mempunyai kekuatan hukum
tetap, rehabilitasi tersebut diberikan dan
dicantumkan sekaligus dalam putusan
pengadilan.
Permintaan rehabilitasi oleh tersangka atas
penangkapan atau penahanan tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau kekeliruan
mengenai orang atau hukum yang diterapkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1)
KUHAP yang perkaranya tidak diajukan
kepegadilan negeri diputus oleh hakim
praperadilan yang dimaksud dalan Pasal 77
KUHAP
PEMBUKTIAN
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada
seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa
terdakwalah yang bersalah melakukannya (Pasal
183 KUHAP)
Dalam Pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah
ialah:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa
Keterangan Saksi
Saksi adalah orang yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia
alami sendiri.
Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam
perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi
mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan
menyebut alasan dari pengetahuannya itu
Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang
saksi nyatakan di sidang pengadilan. Sebelum
memberikan keterangan pada sidang pengadilan
saksi diambil sumpahnya berdasarkan agama dan
kepercayaannya.
Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-
sendiri tentang suatu kejadian atau keadaan dapat
digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila
keterangan saksi itu ada hubungaanya satu dengan
yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat
membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan
tertentu.
Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi,
hakim harus dengan sungguh-sungguh
memperhatikan:
a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan
yang lain;
b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat
bukti lain;
c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi
untuk memberi keterangan yang tertentu;
d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala
sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi
dapat tidaknya keterangan itu dipercaya
Keterangan saksi yang tidak disumpah meskipun
sesuai satu dengan yang lain, tidak merupakan
alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai
dengan keterangan dari saksi yang disumpah
dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti
sah yang lain.
Keterangan Ahli
Keterangan Ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian
khusus tentang hal yang diperlukan untuk
membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan
Seorang saksi ahli sebelum memberikan
keterangan di persidangan terlebih dahulu
diambil sumpahnya.
Surat
Surat sebagai alat bukti dibuat atas sumpah
jabatan atau dikuatkan dengan sumpah adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk
resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang
berwenang atau yang dibuat dihadapanya, yang
memuat keterangan tentang kejadian atau
keadaan yang didengar, dilihat atau yang
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang
jelas dan tegas tentang keterangannya itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh
pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata
laksana yang menjadi tanggungjawabnya dan yang
diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau
sesuatu keadaan;
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang membuat
pendapat berdasarkan keahliannya mengenai suatu
hal atau suatu keadaan yang diminta secara resmi
kepadanya;
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada
huungannya dengan isi dari alat pembuktian yang
lain.
Petunjuk
Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan, yang karena persesuainnya, baik antara
yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa
telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa
pelakunya.
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari:
a. Keterangan saksi;
b. Surat;
c. Keterangan terdakwa.
Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu
petunjuk dalam setiap keadaan tertentu
dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana
setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan
penuh kecermatan dan kesaksamaan
berdasarkan hati nuraninya.
Keterangan Terdakwa
Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa
nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia
lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami
sendiri.
Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang
dapat digunakan untuk membantu menemukan
bukti disidang, asalkan keterangan itu didukung
oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang
mengenai hal yang didakwakan kepadanya.
Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan
terhadap dirinya sendiri. Keterangan terdakwa
saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia
bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan
kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat
bukti yang lain.

Anda mungkin juga menyukai