Anda di halaman 1dari 70

TUGAS

Nama : Septiani Mega Ayu

Nim : A.131.18.0017

Matakuliah : Argumentasi Hukum

1. Apa pemahaman Saudara terhadap istilah – istilah tersebut di bawah ini :


a. Terperiksa;
Jawaban : Terperiksa adalah orang yg diperiksa karena terkait tindakan
pidana: menurut pihak kejaksaan, pejabat itu akan dipanggil lagi,
terutama untuk mengecek informasi dengan para terperiksa
sebelumnya.
b. Tersangka;
Jawaban : Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau
keadaannya, berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana. Menurut Yahya Harahap, bukti permulaan yang
cukup setidaknya mengacu pada standar minimal 2 (dua) alat bukti .
c. Terdakwa;
Jawaban : Terdakwa adalah Seorang tersangka yang dituntut, diperiksa dan
diadili
di siding pengadilan. Seorang Tersangka dapat ditetapkan menjadi
Terdakwa berdasarkan alat bukti yang cukup, Oleh Karena itu
seorang Tersangka yang menjalani proses persidangan di pengadilan
disebut sebagai Terdakwa
d. Narapidana
Jawaban : Narapidana adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 7
Undang Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Permasyarakatan
adalah Terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekan di
LAPAS. LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan
Narapidana dan Anak Didik pemasyarakatan.
2. Hak – hak hukum apa saja yang melekat / dimiliki oleh Terperiksa, Tersangka, Terdakwa
dan Narapidana?
- Terperiksa
1. Hak untuk tetap diam (the right to remain silent);
2. Hak untuk mengetahui bahwa setiap  pernyataannya akan dijadikan sebagai
bukti di  pengadilan (that any statement can be used as evidence);
3. Hak untuk didampingi oleh penasehat hukum (the right to an attorney); 

- Tersangka dan Terdakwa


Berdasarkan UU No 8 tahun 1981 tentang KUHAP, hak-hak tersangka dan terdakwa
diatur dalam :
Pasal 50
(1) Tersangka berhak segera mendapat pemeriksaan oleh penyidik dan selanjutnya
dapat diajukan kepada penuntut umum.
(2) Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke pengadilan oleh penuntut
umum.
(3) Terdakwa berhak segera diadili oleh pengadilan.

Pasal 51

Untuk mempersiapkan pembelaan :


a. Tersangka berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu
pemeriksaan dimulai;
b. Terdakwa berhak untuk diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang
dimengerti olehnya tentang apa yang didakwakan kepadanya.

Pasal 52

Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau


terdakwa berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau
hakim.

Pasal 53
(1) Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau
terdakwa berhak untuk setiap waktu mendapat bantuan juru bahasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 177.
(2) Dalam hal tersangka atau terdakwa bisu dan atau tuli diberlakukan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178.

Pasal 54

Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan


hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap
tingkat pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam undang-undang ini.

Pasal 55

Untuk mendapatkan penasihat hukum tersebut dalam Pasal 54, tersangka atau
terdakwa berhak memilih sendiri penasihat hukumnya.
Pasal 56
(1) Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun
atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana
lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat
yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan
wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka.
(2) Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), memberikan bantuannya dengan cuma-cuma.

Pasal 57

(1) Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi


penasihat hukumnya sesuai dengan ketentuan undang-undang ini.
(2) Tersangka atau terdakwa yang berkebangsaan asing yang dikenakan penahanan
berhak menghubungi dan berbicara dengan perwakilan negaranya dalam
menghadapi proses perkaranya.

Pasal 58
Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak menghubungi dan
menerima kunjungan dokter pribadinya untuk kepentingan kesehatan baik yang ada
hubungannya dengan proses perkara maupun tidak.

Pasal 59

Tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak diberitahukan tentang


penahanan atas dirinya oleh pejabat yang berwenang, pada semua tingkat
pemeriksaan dalam proses peradilan, kepada keluarganya atau orang lain yang
serumah dengan tersangka atau terdakwa ataupun orang lain yang bantuannya
dibutuhkan oleh tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum atau
jaminan bagi penangguhannya.

Pasal 60

Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari pihak
yang mempunyai hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan tersangka atau
terdakwa guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan penahanan ataupun untuk
usaha mendapatkan bantuan hukum.

Pasal 61

Tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantaraan penasihat
hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan sanak keluarganya dalam hal
yang tidak ada hubungannya dengan perkara tersangka atau terdakwa untuk
kepentingan pekerjaan atau untuk kepentingan kekeluargaan.

Pasal 62

(1) Tersangka atau terdakwa berhak mengirim surat kepada penasihat hukumnya,
dan menerima surat dari penasihat hukumnya dan sanak keluarga setiap kali
yang diperlukan olehnya, untuk keperluan itu bagi tersangka atau terdakwa
disediakan alat tulis menulis.
(2) Surat-menyurat antara tersangka atau terdakwa dengan penasihat hukumnya
atau sanak keluarganya tidak diperiksa oleh penyidik, penuntut umum, hakim
atau pejabat rumah tahanan negara kecuali jika terdapat cukup alasan untuk
diduga bahwa surat menyurat itu disalahgunakan.
(3) Dalam hal surat untuk tersangka atau terdakwa itu ditilik atau diperiksa oleh
penyidik, penuntut umum, hakim atau pejabat rumah tahanan negara, hal itu
diberitahukan kepada tersangka atau terdakwa dan surat tersebut dikirim
kembali kepada pengirimnya setelah dibubuhi cap yang berbunyi "telah
ditilik".

Pasal 63

Tersangka atau terdakwa berhak menghubungi dan menerima kunjungan dari


rohaniwan.

Pasal 64

Terdakwa berhak untuk diadili di sidang pengadilan yang terbuka untuk umum.

Pasal 65

Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan
atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang
menguntungkan bagi dirinya.

Pasal 66

Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian.

Pasal 67

Terdakwa atau penuntut umum berhak untuk minta banding terhadap putusan
pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan
hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan
pengadilan dalam acara cepat.

Pasal 68

Tersangka atau terdakwa berhak menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi


sebagaimana diatur dalam Pasal 95.
- Narapidana
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN
1999 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN HAK WARGA
BINAAN PEMASYARAKATAN
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN NARAPIDANA DAN
ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN
Pasal 2
(1) Setiap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan berhak untuk melakukan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
(2) Ibadah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan di dalam LAPAS
atau di luar LAPAS, sesuai dengan program pembinaan.
(3) Tata cara pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Menteri.
Pasal 3
(1) Pada setiap LAPAS wajib disediakan petugas untuk memberikan pendidikan
dan bimbingan keagamaan.
(2) Jumlah Petugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), disesuaikan dengan
keperluan tiap-tiap LAPAS berdasarkan pertimbangan Kepala LAPAS.
(3) Dalam melaksanakan pendidikan dan bimbingan keagamaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), Kepala LAPAS setempat dapat mengadakan kerja
sama dengan instansi terkait, badan kemasyarakatan, atau perorangan.
Pasal 4
Setiap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan wajib mengikuti program
pendidikan dan bimbingan agama sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

3. Buatlah contoh pleidooi yang sederhana!


Jawaban :

NOTA PEMBELAAN
PLEIDOI

TERDAKWA
ATAS NAMA NANDA SAPUTRA BIN SLAMET
PERKARA PIDANA NOMOR: 018/Pid.Sus-TPK/2021/PN.SMG
PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA
PENGADILAN NEGERI SEMARANG

Semarang, 11 Juni 2021

Kepada Yth.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
Perkara Tindak Pidana Korupsi Nomor : 018/Pid.Sus-TPK/2021/PN.SMG
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Semarang
Di –
SEMARANG.

Dengan Hormat.
SEPTIANI MEGA AYU, S.H.,M.H., HENDRI LISTIAWAN, S.H., ROBBI
TANATAN, S.H. Para advokat dan Asisten Advokat pada Kantor “SEPTIANI
MEGA AYU, S.H., M.H. & Partners”yang beralamat di Jl. Tlogosari Selatan
Blok I No 11, Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Berdasarkan
Surat Kuasa Khusus bertindak guna menyampaikan nota pembelaan dalam
perkara dugaan tindak pidana korupsi TERDAKWA atas nama:

Nama : NANDA SAPUTRA BIN SLAMET


Tempat Lahir : Blora
Tanggal Lahir : 20 Juni 1985
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Alamat : Dk. Juwet RT.08/07 Ds. Nglengkir Kec. Bogorejo
Kab. Blora
BAB. I. PENDAHULUAN :

Majelis Hakim yang kami muliakan,


Jaksa Penuntut Umum yang terhormat, dan
Sidang Pengadilan yang kami hormati.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang
Maha Kuasa atas rahmat dan perkenan-Nyalah, kita dapat bertemu kembali
dalam keadaan sehat wal’afiat sehingga dapat menghadiri persidangan pada
hari ini.

Dalam kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini, Jaksa Penuntut Umum, serta ucapan
terima kasih kepada Terdakwa dan keluarganya yang telah memberikan
kepercayaannya kepada kami untuk mendampingi Terdakwa sampai dengan
selesainya persidangan ini.

Hari ini merupakan kesempatan bagi kami untuk menyampaikan hasil fakta-
fakta persidangan serta pokok-pokok pemikiran yuridis kami dalam bentuk
PEMBELAAN – PLEDOI yang sekaligus juga merupakan tanggapan yuridis
terhadap tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum.

Majelis Hakim yang kami muliakan,


Jaksa Penuntut Umum yang terhormat, dan
Sidang Pengadilan yang kami hormati.

BAB. II. DAKWAAN


Bahwa berdasarkan surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa
diajukan dikepersidangan karena Didakwa Melanggar:

Bahwa berdasarkan surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa


diajukan dikepersidangan karena Didakwa Melanggar:

PRIMAIR Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang Undang Republik


Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 56 ke-
1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

SUBSIDAIR Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang Undang Republik


Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo pasal 56 ke-
1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

BAB. III. KETERANGAN SAKSI, AHLI dan KETERANGAN TERDAKWA

Guna membuktikan dakwaannya tersebut, Jaksa Penuntut Umum telah


menghadirkan saksi-saksi dalam persidangan, surat, petunjuk, keterangan
terdakwa dan beberapa barang bukti, yang akan diuraiakan dibawah ini:

A. KETERANGAN SAKSI.
1. Saksi PURNOMO SAKTI Bin AGUS dibawah sumpah, yang pada
pokoknya menerangkan menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan Terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga ;
- Bahwa benar saksi membenarkan isi BAP saksi yang dibuatkan
oleh penyidik ;
- Bahwa benar terdakwa dihadirkan dipersidangan ini karena
kasus korupsi yang dilakukan oleh terdakwa di BRI Unit Jepon ;
- Bahwa benar pada saat kejadian saksi sebagai Kepala BRI Unit
Jepon terhitung sejak tanggal 1 Pebruari 2017 s/d tanggal 1
Pebruari 2019 ;
- Bahwa benar pada saat terdakwa bersama dengan Firman
Maulana selaku mantri/pemrakarsa melakukan korupsi di BRI
Unit Jepon saksi belum di BRI Unit Jepon ;
- Bahwa benar tugas mantri/pemrakarsa adalah :
1. Mencari calon debitur dan atau menindaklanjuti permohonan
kredit.
2. Melakukan pemeriksaan langsung atas semua data atau
informasi awal debitur/calon debitur.
3. Memastikan bahwa debitur/calon debitur yang akan dilayani
sudah memenuhiketentuan persyaratan yang berlaku.
4. Meneliti, menyakini dan memastikan bahwa dokumen yang
dipersyaratkan untuk mendukung putusan kredit masih
berlaku, sah dan lengkap.
5. Menyajikan analisis dan evaluasi secara akurat atas aspek-
aspek penting dari debitur yang berkaitan dengan
permohonan kredit.
6. Memastikan bahwa seluruh kredit yang direkomendasikan
telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan.
- Bahwa benar tugas mantri/pemrakarsa tersebut diatas tidak
boleh di subkan lagi kepada orang lain ;
- Bahwa benar saksi menjadi pegawai BRI cabang Blora sejak
tanggal 13 November 2000 dan diangkat menjadi Kepala BRI
Unit Kec. Jepon sejak tanggal 23 Januari 2017 sesuai SK dari
Kepala BRI cabang Nomor : Nokep:05-KC-VIII/LYI/01/2017,
tanggal 23 Januari 2017 ;
- Bahwa benar Firman Maulana Bin Dimas Maulana pada tahun
2016 sampai dengan tahun 2017 sebagai pemrakarsa
kredit/mantri di BRI Unit Jepon, pada saat saksi menjabat
sebagai Kepala BRI Unit Jepon Firman Maulana dipindah ke
BRI Unit Todanan ;
- Bahwa benar awalnya saksi mendapat laporan dari saksi Reza
selaku pemrakarsa kredit yang menggantikan Firman Maulana
bahwa terdapat nasabah yang telah melunasi pinjamannya dan
agunan sudah dikembalikan kepada nasabah bahkan agunan
tersebut sudah dijual kepada pihak lain namun nama nasabah
tersebut masih muncul di dalam daftar nasabah yang masih
memiliki pinjaman di BRI Unit Jepon. Selanjutnya saksi bersama
Reza menelusuri nasabah-nasabah lain dan ternyata ada
beberapa nasabah yang sudah lunas dan pelunasannya melalui
Firman Maulana namun oleh Firman Maulana tidak disetorkan
ke BRI Unit Jepon ;
- Bahwa benar pelunasan pinjaman seharusnya melalui teller BRI
Unit Jepon ;
- Bahwa benar setelah mendapat informasi tersebut kemudian
saksi menyampaikan kepada pimpinan dalam hal ini BRI
Cabang Blora kemudian BRI Cabang Blora melakukan audit
internal ;
- Bahwa benar saksi hanya mendengar dari Tim audit BRI
Cabang Blora bahwa penyelewengan yang dilakukan Firman
Maulana dibantu oleh antara lain terdakwa yaitu penyelewengan
kredit fiktif, kredit topengan, tempilan, meminta fee ;
- Bahwa benar yang dimaksud dengan kredit Topengan adalah
pengajuan pinjaman kredit dengan menggunakan nama dan
jaminan milik orang lain ;
- Bahwa benar berdasarkan data yang yang ada, pinjaman
bermasalah yang diprakarsai oleh Firman Maulana diajukan
antara Maret 2016 sampai dengan Januari 2017 ;
- Bahwa benar mengenai rincian hasil audit yang dilakukan oleh
Tim Internal BRI saksi tidak mengetahuinya karena tidak
ditembusi hasilnya ;
- Bahwa benar prosedur pengajuan dan pencairan dana
pengajuan kredit di BRI unit adalah sesuai pedoman
pelaksanaan kredit bisnis mikro (PPK- BM) ;
- Bahwa benar pinjaman kredit yang diduga fiktif yang diajukan
melalui Firman Maulana merupakan pengajuan kredit Bisnis
mikro dengan jenis pinjaman kupedes komersial ;
- Bahwa benar yang dimaksud dengan pengajuan kredit Bisnis
mikro adalah pengajuan kredit yang diberikan oleh BRI unit
kepada debitur / nasabah peminjam yang memiliki usaha
mandiri yang besarnya maksimal dua ratus juta rupiah ;
- Bahwa benar persyaratan yang harus dilengkapi debitur dalam
pengajuan kredit Bisnis mikro adalah :
a. Menyiapkan identitas diri berupa KTP, Kartu keluarga/KK;
b. Menyiapkan jaminan pinjaman kredit ;
c. Mempunyai Surat keterangan Usaha yang bisa dikeluarkan
dari kelurahan atau dari Dinas perijinan;
d. Lolos BI cheeking ;
e. Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta;
f. Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan
BRI unit ;
- Bahwa benar peraturan yang digunakan sebagai pedoman
dalam pengajuan kredit Bisnis mikro adalah :
1. Surat edaran No.SE : S.25-DIR/ADK/105/2015 dari BRI
Persero kantor pusat tentang KUPEDES.
2. Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) dari
BRI Persero.
- Bahwa benar nilai / besarnya pinjaman kredit di BRI unit
diperbolehkan maksimal Rp. 200.000.000,- akan tetapi untuk
pinjaman yang nilainya diatas Rp. 50.000.000,- diputuskan oleh
BRI cabang. Aturan tersebut ada dalam SK PDWK / Putusan
Delegasi wewenang kredit yang diterbitkan oleh Kepala BRI
cabang yang diperuntukkan kepada masing-masing Kaunit ;
- Bahwa benar surat keterangan usaha yang ditandatangani
Ketua RT dapat digunakan sebagai syarat pengajuan kredit
kupedes komersial walaupun dalam aturannya surat keterangan
usaha tersebut seharusnya ditandatangani oleh Kades namun
seingat saksi ada surat internal BRI susulan yang
memperbolehkannya ;
- Bahwa benar agunan/ jaminan sertipikat yang terletak di luar
wilayah Kab. Blora diperbolehkan sepanjang dilakukan
pengecekan langsung oleh mantri dan Kaunit. Sepanjang
Kaunit menyakini maka dapat diputus sendiri tanpa melaporkan
ke pimpinan cabang ;
- Bahwa benar untuk pengajuan kredit nasabah yang tempat
usahanya diluar wilayah BRI unit Jepon berdasarkan surat
edaran seharusnya diputuskan oleh Pimpinan cabang namun
dalam perkara ini diputuskan kaunit BRI Jepon. Hal ini tidak
masalah sepanjang masih bisa dijangkau untuk dilakukan
pemeriksaan langsung di lapangan maka tidak masalah ;
- Bahwa benar BRI sudah menyediakan blangko/formulir untuk
surat keterangaan usaha, nasabah tinggal mengisi dana
memintakan tandatangan kepada Ketua RT atau Kades ;
- Bahwa benar apabila ada nasabah yang mengajukan pinjaman
kredit dengan menggunakan jaminan sertipikat tanah Hak milik
atas nama orang lain (bukan nasabah peminjam) maka nama-
nama yang tercantum dalam sertifikat tersebut/pemilik agunan
harus ada hubungan darah dengan nasabah dan apabila
disetujui /ACC pada saat proses pencairan pihak nasabah dan
pemilik agunan harus datang sendiri ;
- Bahwa benar yang bertugas untuk melakukan verifikasi di
lapangan terkait dokumen pengajuan pinjaman di BRI Unit jepon
adalah pemrakarsa kredit/mantri ;
- Bahwa benar pelunasan seharusnya melalui teller dan
penyerahan agunan dilakukan di kantor BRI setelah nasabah
melunasi pinjamannya ;
- Bahwa benar yang memegang kunci ruangan penyimpanan
agunan adalah kepala unit dan customer service ;
- Bahwa benar saksi mengetahui ada Tim dari perwakilan BPKP
Provinsi Jawa tengah yang melakukan audit atas permintaan
dari penyidik Polres Blora ;
- Bahwa benar saksi tidak tahu hasil dari audit yang dilakukan
oleh perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Bahwa terhadap Keterangan saksi, Terdakwa menyatakan
keberatan.

2. Saksi BINTORO Bin RIYANTO dibawah sumpah yang pada


pokoknya menerangkan menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi kenal dengan terdakwa namun tidak ada
hubungan keluarga ;
- Bahwa benar saksi membenarkan isi BAP saksi yang dibuat
oleh Penyidik ;
- Bahwa benar saksi menjadi pegawai BRI cabang Blora sejak
tahun 2012 dan diangkat menjadi pemrakarsa kredit/mantri di
BRI Unit Kec. Jepon sejak tanggal 1 Februari 2017 sesuasi SK
Nokep:105-KC-II/LYI /01/2017, tanggal 25 Januari 2017;
- Bahwa benar saksi menggantikan saksi Adi Cahyo Setyawan
sebagai mantri / pemrakarsa kredit BRI unit Jepon ;
- Bahwa benar pedoman saksi sebagai mantri dalam
melaksanakan pekerjaan adalah:
a. Surat edaran Nose : S.102-DIR/ADK/118/2015 dari BRI
Persero kantor pusat tentang KUPEDES;
b. Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) dari
BRI Persero ;
- Bahwa benar tugas seorang mantri/pemrakarsa berdasarkan
Pedoman Pelaksana Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) PT. Bank
rakyat Indonesia (Persero) Tbk, adalah :
1. Mencari calon debitur dan atau menindaklanjuti permohonan
kredit sesuai dengan PS (pasar sasaran) dan KRD (Kriteria
resiko yang dapat diterima) yang telah ditetapkan;
2. Melakukan pemeriksaan langsung atas semua data atau
informasi awal dari debitur/ calon debitur;
3. Memastikan bahwa debitur/ calon debitur yang akan dilayani
sudah memenuhi ketentuan persyaratan yang berlaku ;
4. Meneliti, meyakini dan memastikan bahwa dokumen yang
dipersyaratkan untuk mendukung putusan kredit masih
berlaku, sah dan lengkap;
5. Menyajikan analisis dan evaluasi secara akurat atas aspek-
aspek penting dari debitur yang berkaitan dengan
permohonan kredit;
6. Memastikan bahwa seluruh kredit yang direkomendasikan
telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan;
7. Dalam hal lebih dari satu pemrakarsa
a. Pemrakarsa (selain mantri) wajib memeriksa ulang hal-
hal yang dianggap meragukan dengan/tanpa didampingi
mantri;
b. Memberikan rekomendasi secara tertulis atas hasil
pemeriksaan/ analisa yang dilakukan mantri disertai
dengan alasan-alasan yang jelas;
c. Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara pejabat
pemrakarsa maka para pejabat pemrakarsa harus
menjelaskan penyebab perbedaan tersebut yang
dituangkan dalam lembar tersendiri
Sedangkan tanggung jawab pemrakarsa/ mantri adalah:
1. Melaksanakan tugasnya secara profesional, jujur,
obyektif, cermat dan seksama untuk mendukung
putusan kredit;
2. Bertanggung jawab baik untuk diri sendiri maupun
secara bersama-sama dengan pejabat yang terlibat
dalam proses putusan kredit;
3. Memastikan bahwa data, informasi dan dokumen yang
disajikan oleh calon debitur/ debitur adalah lengkap,
benar, masih berlaku dan sah ;
4. Melakukan analisa kredit berdasarkan prinsip kehati
hatian dan asas-asas pemberian kredit yang sehat;
5. Meyakini bahwa kredit yang diprakarsai dapat dilunasi
tepat waktunya dan tidak akan menjadi kredit
bermasalah.
- Bahwa benar Mantri/pemrakarsa tidak boleh melibatkan orang
lain dalam mencari debitur ;
- Bahwa benar awalnya saksi melakukan penagihan kepada
beberapa nasabah yang angsurannya macet dan ternyata dari
nasabah-nasabah tersebut ada yang sudah melunasi
pinjamannya melalui saksi Firman Maulana dan agunannya
sudah dikembalikan bahkan agunannya sudah dijual kepada
pihak lain. Selain itu ada juga yang namanya saja yang dipinjam
ternyata yang menerima uangnya adalah saksi Firman Maulana;
- Bahwa benar setelah memperoleh informasi tersebut, saksi
melaporkan kepada Kepala Unit Jepon saksi Kristanto ;
- Bahwa benar saksi mengenal terdakwa NANDA SAPUTRA awal
tahun 2017 ketika menagih angsuran yang macet pinjaman atas
nama NARDI sejumlah Rp.40.000.000,- (empat puluh juta
rupiah) di rumah saksi NARDI ;
- Bahwa saat di rumah saksi NARDI tersebut terdakwa mengakui
bahwa terdakwa yang menggunakan uang hasil pinjaman dari
BRI unit Jepon atas nama NARDI ;
- Bahwa benar peran terdakwa dalam membantu Firman
Maulana yaitu mencari dan mengajukan nasabah peminjam
kredit untuk diajukan kepada saksi Firman Maulana, ikut
mencari nasabah yang dijadikan topengan, membantu
menyiapkan persyaratan administrasi dan ikut menikmati
sebagian dana pencairan pinjaman ;
- Bahwa benar selanjutnya saksi mengetahui ada tim audit
internal dari BRI Cabang Blora yang turun, namun demikian
saksi tidak mengetahui hasil dari audit internal tersebut ;
- Bahwa benar berdasarkan data di BRI Unit Jepon ada 36 (tiga
puluh enam) pengajuan pinjaman kredit yang diajukan melalui
pemrakarsa/ mantri saksi Firman Maulana yang bermasalah ;
- Bahwa benar pinjaman yang bermasalah tersebut diajukan
sekitar bulan Maret 2016 s/d Januari 2017 di kantor BRI Unit
Kec. Jepon dan mengenai besarnya pengajuan kredit dari
nasabah melalui saksi Firman Maulana berkisar antara Rp.
20.000.000,- s/d Rp. 50.000.000,- ;
- Bahwa benar pinjaman kredit yang diduga fiktif yang diajukan
mantri saksi Firman Maulana merupakan pengajuan kredit
Bisnis mikro dengan jenis pinjaman kupedes komersial ;
- Bahwa benar yang dimaksud dengan pengajuan kredit Bisnis
mikro adalah pengajuan kredit yang diberikan oleh BRI unit
kepada debitur / nasabah peminjam yang memiliki usaha
mandiri yang besarnya maksimal dua ratus juta rupiah ;
- Bahwa persyaratan yang harus dilengkapi debitur dalam
pengajuan kredit Bisnis mikro adalah :
a. Menyiapkan identitas diri berupa KTP, Kartu keluarga/KK;
b. Menyiapkan jaminan pinjaman kredit ;
c. Mempunyai Surat keterangan Usaha yang bisa dikeluarkan
dari kelurahan atau dari Dinas perijinan;
d. Lolos BI cheeking ;
e. Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta;
f. Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan
BRI unit;
- Bahwa benar surat keterangan usaha yang ditandatangani
Ketua RT dapat digunakan sebagai syarat pengajuan kredit
kupedes komersial walaupun dalam aturannya surat keterangan
usaha tersebut seharusnya ditandatangani oleh Kades namun
seingat saksi ada surat internal BRI susulan yang
memperbolehkannya ;
- Bahwa benar agunan/ jaminan sertipikat yang terletak di luar
wilayah Kab. Blora diperbolehkan sepanjang dilakukan
pengecekan langsung oleh mantri dan Kaunit. Sepanjang Kaunit
menyakini maka dapat diputus sendiri tanpa melaporkan ke
pimpinan cabang ;
- Bahwa benar untuk pengajuan kredit nasabah yang tempat
usahanya diluar wilayah BRI unit Jepon berdasarkan surat
edaran seharusnya diputuskan oleh Pimpinan cabang namun
dalam perkara ini diputuskan kaunit BRI Jepon. Hal ini tidak
masalah sepanjang masih bisa dijangkau untuk dilakukan
pemeriksaan langsung di lapangan maka tidak masalah;
- Bahwa benar BRI sudah menyediakan blangko/formulir untuk
surat keterangaan usaha, nasabah tinggal mengisi dana
memintakan tandatangan kepada Ketua RT atau Kades ;
- Bahwa benar apabila ada nasabah yang mengajukan pinjaman
kredit dengan menggunakan jaminan sertipikat tanah Hak milik
atas nama orang lain (bukan nasabah peminjam) maka nama-
nama yang tercantum dalam sertifikat tersebut/pemilik agunan
harus ada hubungan darah dengan nasabah dan apabila
disetujui /ACC pada saat proses pencairan pihak nasabah dan
pemilik agunan harus datang sendiri ;
- Bahwa benar yang bertugas untuk melakukan verifikasi di
lapangan terkait dokumen pengajuan pinjaman di BRI Unit
Jepon adalah pemrakarsa kredit/mantri ;
- Bahwa benar pelunasan seharusnya melalui teller dan
penyerahan agunan dilakukan di kantor BRI setelah nasabah
melunasi pinjamannya ;
- Bahwa benar yang memegang kunci ruangan penyimpanan
agunan adalah kepala unit dan customer service.
Bahwa terhadap Keterangan saksi, Terdakwa menyatakan
keberatan.

3. Saksi Dimas Bin DWI dibawah sumpah yang pada pokoknya


menerangkan menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga;
- Bahwa benar saksi membenarkan isi BAP saksi yang dibuat
oleh Penyidik ;
- Bahwa benar saksi menjadi pegawai BRI cabang Blora sejak
tanggal 1 April 1988 dan diangkat menjadi Kepala BRI Unit
Medang sejak tanggal 23 Januari 2017 sesuai SK dari Kepala
BRI cabang Nomor: 117-KC-II/LYI/15/2017, tanggal 23 Januari
2017 ;
- Bahwa sebelum saksi menjabat sebagai Kepala BRI unit
Medang saksi menjabat sebagai Kepala BRI Unit Jepon. Saksi
menjabat Kaunit BRI Jepon sejak bulan MARET 2014 sampai
dengan 23 APRIL 2017 berdasarkan SK Nokep: 119-KC-
I/LYI/53/2014 tanggal 24 Maret 2014 dan saat ini saksi sudah
pensiun ;
- Bahwa tugas dan tanggung jawab saksi selaku Kaunit adalah
sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan dan memonitor perencanaan
penetapan, strategi pemasaran produk simpanan pinjaman
dan jasa bank lainnya dalam mengadapi persaingan bisnis
mikro serta menigkatkan portofolio dan market share bisnis
mikro diwilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk memastikan pencapaian kinerja telah sesuai
dengan target yang telah ditetapkan;
2. Mengkoordinasikan, melaksanakan dan memonitor kegiatan
pemasaran bisnis mikro (pinjaman simpanan dan jasa bank
lainnya) untuk meningkatkan kinerja bisnis mikro sesua
ketentuan yang berlaku dan target yang ditetapkan;
3. Mengkordinasikan dan memonitor perkembangan dan
evaluasi bisnis mikro di wilayah kerjanya sebagai dasar
penyusunan RKA sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Mengkoordinasikan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
RKA serta pelaporannya untuk memastikan kesesuaian
pelaksanaan dengan RKA yang ditetapkan ;
5. Melakukan pembinaan nasabah BRI unit untuk menjaga
kualitas asset sesuai dengan target yang telah ditetapkan;
6. Mengkoordinasikan dan memonitor aktifitas penagihan
(collection) secara efektif dan efisien terhadap debitur
pinjaman BRI unit yang bermasalah atau mempunyai
indikasi akan bermasalah untuk mengantisipasi timbulnya
resiko kredit dengan tetap menjaga hubungan baik dengan
debitur dan menjaga citr BRI guna mengendalikan angka
non performin loan pinjaman BRI unit sesuai target yang
ditetapkan;
7. Mengelola mengawasai dan meonitor kas BRI unit
(termasuk kas ATM) sesuai kewenangannya untuk
memastikan tidak terjadi selisih kas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
8. Mengkoordinasikan dan memonitor pengelolaan E channel
(ATM, EDC dan E channel lainnya) sesuai kewenangannya
untuk memastikan penggunaan e channel sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ;
9. Mengkoordinasikan memonitor dan mengendalikan
operasional dan layanan jaringan kerja bisnis mikro (BRI unit
dan teras BRI) serta e channel yang dikelola) untuk
meningkatkan kepuasan nasabah sesuai dengan standart
layanan yang berlaku ;
10. Menjaga kerahasian password untuk memastikan tidak
terjadi penyalahgunaan dalam rangka menjaga kerahasiaan
transaksi;
11. Melaksanakan fungsi unit kerja khusus dalam rangka
penerapan program anti pencucian uang (APU) dan
pencegahan pendanaan terorisme (PPT) untuk emmastikan
bahwa kebijakan prosedur dan peraturan lainnya yang
terkait penerapan APU dan PPT telah dilaksanakan secara
efektif ;
12. Mensupervisi pembuatan laporan-laporan sesuai bidang
tugasnya agar sesusi dengan ketentuan yang berlaku dan
kebutuhan unit kerja lain atau instansi terkait ;
13. Membina dan mengevaluasi SDM sebagai manager SDM
dijaringan kerja bisnis mikro termasuk dalam hal perhitungan
formasi jabatan sesuai kewenangannya untuk memastikan
pengelolaan SDM berjalan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku ;
14. Melakukan kerja sama serta membina hubungan baik
dengan unit kerja lain lembaga atau instansi atau pihak
ketiga sesuai dengan kewenangan bidang tugasnya untuk
memperlancar pencapaian target yang ditetapkan
peningkatan kinerja jaringan kerja bisnis kerja mikro;
15. Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan penyediaan
dokumen atau data atau informasi terkait pelaksanaan audit
dan realisasi tindak lanjut audit dijaringan kerja bisnis mikro
sesuai kewenangan bidang tugasnya untuk memastikan
kelancaran pelaksanaan audit dan tindak tindak lanjut
perbaikan sesuai ketentuan atau kebijakan yang berlaku dan
target yang disepakati;
16. Mengkoordinasikan dan memonitor pelaksaan logistic,
administrasi pekerja dan kesekretariatan di jaringan kerja
bisnis mikro termasuk penggunaan biaya-biaya terkait
sesuai kewenangan bidang tugasnya guna memastikan
pengelolaannya dilakukan secara efektif dan efisien sesuai
ketentuan atau kebijakan yang berlaku;
17. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan
(AMBM atau MBM) sesuai peran dan kompetensinya untuk
mencapai target sesuai standart yang ditetapkan secara
efektif dan efisian.
Sedangkan kewenangan kaunit adalah :
1. Berwenang menjalankan operasional BRI unit sesuai
dengan system dan prosedur;
2. Berwenang memutus pinjaman bisnis mikro (Kupedes atau
KUR) sesuai ketentuan;
3. Berwenang melakukan approfal terhadap transaksi pinjaman
simpanan dan remittance sesuai ketentuan;
4. Berwenang melakukan approfal sebagai pemrakarsa pada
system BRINETS atau LAS untuk kupedes putusan AMBM
atau MBM atau PINCA;
5. Berwenang menandatangani dokumen kredit dan
pengikatannya sesuai kewenangan;
6. Berwenang melakukan approfal pembukuan selisih kas
sesuai ketentuan;
7. Berwenang mengusulkan keringan bunga Kupedes sesuai
ketentuan;
8. Berwenang memutus atau men fiat dana promosi biaya
eksploitasi sesuai ketentuan;
9. Berwenang menandatangani bilyet deposito sesuai
ketentuan;
10. Berwenang memegang kode putar kunci brankast kunci
ATM dan kunci kluis lemari berkas pinjaman;
11. Berwenang memberikan rekomendasi atas usulan
pendidikan pelatihan dan pengembagan pekerja BRI unit
cuti dan hal hal lain terkait pengelolaan SDM di BRI unit
sesuai ketentuan yang berlaku;
12. Berwenang menandatangani dokumen keluar dari BRI unit
sesuai ketentuan.
- Bahwa benar pada saat saksi menjabat sebagai Kepala BRI unit
Jepon, saksi Firman Maulana sebagai pemrakarsa kredit/mantri ;
- Bahwa benar mantri/pemrakarsa tidak boleh mensubkan kepada
orang lain untuk mencari nasabah.
- Bahwa benar saksi baru mengetahui adanya penyimpangan
yang dilakukan oleh saksi Firman Maulana pada saat saksi
sudah pindah ke BRI unit Medang dan saat itu saksi sempat
dimintai klarifikasi oleh tim audit BRI ;
- Bahwa benar setelah dilakukan audit saksi baru mengetahui
dalam melakukan penyimpangan saksi dibantu oleh beberapa
orang yang salah satunya adalah terdakwa NANDA SAPUTRA ;
- Bahwa benar selama saksi menjabat sebagai Kaunit BRI Jepon,
saksi Firman Maulana memrakarsai 167 kredit Bisnis mikro
dengan jenis pinjaman kupedes komersial ;
- Bahwa benar saksi mendapat informasi dari tim audit internal
BRI bahwa kredit yang diprakarsai saksi Firman Maulana ada
yang fiktif diantaranya atas nama Suyati, Gemi, Sukemi,
Ngasiran dan Sukati ;
- Bahwa benar saksi tidak tahu rincian hasil audit tersebut ;
- Bahwa benar yang dimaksud dengan pengajuan kredit Bisnis
mikro adalah pengajuan kredit yang diberikan oleh BRI unit
kepada debitur / nasabah peminjam yang memiliki usaha
mandiri yang besarnya maksimal dua ratus juta rupiah ;
- Bahwa benar pedoman yang digunakan dalam pengajuan kredit
Bisnis mikro adalah:
a. Surat edaran Nose : S.53-DIR/ADK/118/2015 dari BRI
Persero kantor pusat tentang KUPEDES.
b. Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) dari
BRI Persero.
- Bahwa benar persyaratan yang harus dilengkapi debitur dalam
pengajuan kredit Bisnis mikro adalah :
a. Menyiapkan identitas diri berupa KTP, Kartu keluarga/KK;
b. Menyiapkan jaminan pinjaman kredit ;
c. Mempunyai Surat keterangan Usaha yang bisa dikeluarkan
dari kelurahan atau dari Dinas perijinan;
d. Lolos BI cheeking ;
e. Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta;
f. Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan
BRI unit;
- Bahwa benar prosedur pengajuan dan pencairan dana
pengajuan kredit di BRI unit adalah sesuai pedoman
pelaksanaan kredit bisnis bisnis mikro (PPK- BM), PT. BRI
(Persero)Tbk adalah:
1. Debitur atau nasabah peminjam kredit mengajukan
permohonan kredit dan menyiapkan kelengkapan dokumen;
2. Pengajuan dari debitur tersebut diserahkan ke customer
service. Adapun tugas customer service setelah menerima
pengajuan adalah:
a. Memeriksa kelengkapan berkas;
b. Meminta debitur untuk mengisi dan menandatangani Md
72/75 (forulir register untuk debitur);
c. Mengisi Md 72A (formulir pendaftaran);
d. Mencatat pada register Md 35, 35 CA, dan 35 DA
(register jaminan pinjaman);
e. Melakukan pengecekan BI cheeking (system informasi
debitur BI) debitur apakah bermasalah atau tidak;
3. Setelah berkas pengajuan diregister selanjutnya Custumer
service memberikan berkas pengajuan kredit kepada Kepala
unit (ka unit). Tugas kaunit setelah menerima berkas
pengajuan kredit adalah:
a. Memeriksa kelengkapan SKPP (berkas pendaftaran);
b. Memberikan disposisi pada Md 75/72 untuk mantri;
4. Setelah diperiksa kaunit, selanjutnya berkas pengajuan
kredit dikembalikan ke Customer service. Setelah itu
customer service melakukan tindakan :
a. Menyiapkan md 80A/70B/15C/Md 71-78 (formulir
pendaftaran)
b. Mencatat pada Md 35 dan 35B;
c. Menyerahkan berkas SKPP kepada mantri;
d. Menyimpan sertifikat asli (bila ada);
5. Setelah selesai berkas pengajuan kredit diserahkan kepada
mantri
Adapun tugas mantri adalah:
a. Melakukan pemeriksaan usaha dan agunan;
b. Melakukan analisis dan evaluasi;
6. Setelah dinyatakan layak selanjutnya mantri membuat
usulan kredit dan rekomendasi kredit;
7. Mantri menyerahkan rekomendasi kredit kepada customer
service untuk dicatat tanggal penerimaan SKPP pada Md 41
dan 42B;
8. Berkas pengajuan kredit yang sudah dirokomendasi mantri
selanjutnya diajukan ke Kaunit. Dalam tahap ini Kaunit
bertugas:
a. Meneliti hasil pemeriksaan dan penilaian SKPP;
b. Memberi putusan kredit;
9. Setelah di rekomendasi Kaunit berkas pengajuan kredit
diserahkan ke customer service. Customer service
selanjutnya bertugas :
a. Mencatat dalam register Md 35;
b. Menyiapkan dokumen perjanjian dan pencairan kredit;
c. Meminta debitur untuk menandatangani dokumen
perjanjian dan pencairan kredit;
10. Setelah itu berkas kembali diserahkan kepada Kaunit. Kaunit
mempunyai tugas :
a. Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian
berkas;
b. Melakukan fiat bayar ( ACC) ;
Dalam tahap ini apakah debitur dipanggil oleh kaunit
atau tidak tergantung dari kaunit, apabila sekiranya
masih ada hal yang ingin dijelaskan atau ditanyakan
Kaunit akan meminta ditemukan dengan debitur.
11. Berkas pengajuan kredit yang telah di ACC Kaunit
diserahkan ke Customer service untuk penyelesaian
administrasi pencairan kredit;
12. Setelah selesai berkas pengajuan kredit diserahkan ke
bagian teller . Tugas teller adalah:
a. Meneliti keabsahan kuitansi;
b. Melakukan pembayaran melalui OB /over booking
( pemindah bukuan ke rekening nasabah);
13. Setelah dana cair debitur akan menerima bukti OB / over
booking;
14. Selanjutnya Customer service memasukkan kuitansi dari
teller kedalam berkas kredit dan selanjutnya menyimpan
berkas kredit setelah diverifikasi kaunit.
- Bahwa benar untuk menentukan berkas pengajuan pinjaman
kredit memenuhi syarat atau tidak, maka harus lolos persyaratan
administrasi sesuai urutan diatas dan Untuk lolos persyaratan
administrasi harus melewati filter / pengecekan dari mantri,
Customer service,dan saksi selaku kaunit. Apabila lolos
pengecekan maka saksi akan mendisposisi disetujui untuk
diproses dan setelah penandatanganan kuitansi pembayaran
maka selanjutnya dicairkan oleh teller ;
- Bahwa benar semua pengajuan kredit yang dilakukan nasabah
melalui saksi Firman Maulana telah memenuhi semua
persyaratan administrasi semua namun untuk kebenaran
pengecekan di lapangan / survei di lapangan mutlak menjadi
tanggung jawab mantri ;
- Bahwa benar saksi tidak melakukan pengecekan lapangan
karena pinjaman yang diajukan dibawah Rp.50.000.000,- dan
tanggungjawab melakukan pengecekan di lapangan adalah
mantri dan saksi sebagai Kepala Unit BRI unit Jepon hanya
mengecek secara administrasi, pengajuan administrasi sudah
sesuai datanya maka dapat disetetujui ;
- Bahwa benar nilai / besarnya pinjaman kredit di BRI unit
diperbolehkan maksimal Rp. 200.000.000,- akan tetapi untuk
pinjaman yang nilainya diatas Rp. 50.000.000,- diputuskan oleh
BRI cabang. Aturan tersebut ada dalam SK PDWK / Putusan
Delegasi wewenang kredit yang diterbitkan oleh Kepala BRI
cabang yang diperuntukkan kepada masing-masing Kaunit.
Bahwa dalam kaitan permasalahan ini dalam SK PDWK atas
nama nilai maksimal pinjaman kredit yang boleh di putuskan
adalah sebesar dibawah Rp. 50.000.000,- sedangkan diatas
nilai itu yang memutuskan adalah AMBM /MBM BRI Cabang
Blora;
- Bahwa benar mengenai surat keterangan usaha yang
digunakan sebagai syarat pengajuan kredit kupedes komersial
yang ditandatangani Ketua RT walaupun di aturan
ditandatangani oleh kepala Desa adalah sah karena diatur di SE
Direksi BRI Nose:S-115-DIR/ADK/105/2013 ;
- Bahwa benar menggunakan agunan/ jaminan sertipikat yang
terletak di luar wilayah Kab. Blora diperbolehkan sepanjang
dilakukan pengecekan langsung oleh mantri dan atau Kaunit.
Sepanjang Kaunit meyakini maka dapat diputus sendiri tanpa
melaporkan ke pimpinan cabang.
- Bahwa benar untuk pengajuan kredit nasabah tempat usahanya
diluar wilayah BRI unit Jepon berdasarkan surat edaran
diputuskan oleh Pimpinan cabang namun dalam perkara ini
diputuskan kaunit BRI Jepon. Menurut saksi sepanjang masih
bisa dijangkau untuk dilakukan pemeriksaan langsung di
lapangan maka tidak masalah;
- Bahwa benar salah satu persyaratan debitur yang mengajukan
pinjaman kredit ini harus mempunyai usaha mandiri dan
keterangan usaha mandiri tersebut diwujudkan dalam bentuk
surat keterangan usaha yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/
Keluharan dan atau surat ijin usaha dari dinas terkait ;
- Bahwa benar apabila ada nasabah yang mengajukan pinjaman
kredit dengan menggunakan jaminan sertipikat tanah Hak milik
atas nama orang lain (bukan nasabah peminjam) maka harus
ada hubungan darah antara nasabah dengan pemilik
agunan,apabila disetujui /ACC pada saat proses pencairan pihak
nasabah dan pemilik agunan harus datang sendiri ;
- Bahwa benar berkaitan dengan persyaratan identitas diri berupa
KTP dan KK untuk pencocokan Identitas diri baik KTP maupun
KK di limpahkan saksi ke bagian customer service karena dia
yang paling banyak berkomunikasi dengan calon nasabah /
debitur pada saat pembuatan administrasi pinjaman ;
- Bahwa benar dalam memutuskan pinjaman kredit yang diajukan
nasabah melalui pemrakarsa saksi Firman Maulana, saksi tidak
pernah menerima sesuatu baik berupa barang maupun uang
baik dari saksi Firman Maulana maupun calon nasabah ;
- Bahwa benar pelunasan harus melalui teller.
- Bahwa benar agunan diserahkan apabila nasabah telah
meluansi pinjamannya ;
- Bahwa benar berkas kredit beserta agunannya disimpan di
ruang penyimpanan berkas. Kunci ruang tersebut yang
membawa hanya saksi dan customer service ;
- Bahwa benar saksi tidak pernah menyerahkan kunci ruang
penyimpanan berkas kepada Firman Maulana;
- Bahwa benar tidak semua pegawai boleh masuk ke dalam ruang
penyimpanan berkas tersebut;
- Bahwa benar saksi tidak tahu bagaimana cara Firman Maulana
bisa masuk ke ruangan penyimpanan berkas dan mengambil
agunan untuk diserahkan kepada nasabah padahal uang
pelunasan tidak diserahkan kepada teller ;
Terhadap Keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan

4. Saksi FAJAR Bin ADIP , dibawah sumpahyang pada pokoknya


menerangkan menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada
hubungan keluarga ;
- Bahwa benar saksi membenarkan isi BAP saksi yang dibuat
oleh penyidik ;
- Bahwa benar saksi sebagai auditor saat itu tahun 2017 saksi
sebagai team auditor melalukan audit karena ada indikasi kredit
tempilan dan kredit topengan dan ada 5 (lima) debitur yang
dilaporkan ;
- Bahwa benar saksi turun mengkonfirmasi ke saksi Firman
Maulana yang saat itu sabagai mantri di BRI Unit Jepon pada
bulan Maret 2017 bertempat di BRI Cabang Blora ;
- Bahwa benar saat kros cek dengan saksi Firman Maulana lalu
saksi Firman Maulana bercerita ada penyelewengan yang
dilakukan yaitu :
a. Memprakarsai kredit fiktif.
b. Menggunakan uang pelunasan debitur/nasabah.
c. Tempilan atau ikut meminjam debitur/nasabah yang akan
meminjam namun dia tidak mengansur.
d. Topengan atau meminjam dana melalui orang lain.
e. Pengalihan agunan ke pinjaman lain yaitu mengambil
sertifikat debitur yang dijadikan agunan pinjaman BRI Unit
untuk persyaratan pengajuan kredit orang lain dan atau
dirinya.
f. Penundaan titipan setoran notaris yaitu menggunakan uang
debitur untuk pengurusan di notaris dari leter D menjadi
sertifikat.
- Bahwa benar untuk pinjaman atas nama Parmi dan Kastini
terdapat penyelewengan berupa penundaan titipan setoran ke
notaris, maksudnya adalah nasabah telah mennyerahkan biaya
notaris kepada Firman Maulana namun oleh Firman Maulana
tidak diserahkan kepada notaris, dalam hal ini yang mengalami
kerugian adalah para nasabah tersebut ;
- Bahwa benar dalam proses audit, saksi bersama tim melakukan
klarifikasi terhadap 19 orang nasabah tersebut ;
- Bahwa benar saksi tidak melakukan klarifikasi terhadap nasabah
atas nama Sukati ;
- Bahwa benar jenis pinjaman kredit yang diajukan melalui mantri
FIRMAN MAULANA tersebut diatas merupakan jenis pengajuan
kredit Bisnis mikro dengan jenis pinjaman kupedes komersial ;
- Bahwa benar yang dimaksud dengan pengajuan kredit Bisnis
mikro adalah pengajuan kredit yang diberikan oleh BRI unit
kepada debitur / nasabah peminjam yang memiliki usaha
mandiri yang besarnya maksimal dua ratus juta rupiah ;
- Bahwa benar persyaratan yang harus dilengkapi debitur dalam
pengajuan kredit Bisnis mikro adalah :
a. Menyiapkan identitas diri berupa KTP, Kartu keluarga/KK;
b. Menyiapkan jaminan pinjaman kredit ;
c. Mempunyai Surat keterangan Usaha yang bisa dikeluarkan
dari kelurahan atau dari Dinas perijinan;
d. Lolos pemeriksaan BI cheeking ;
e. Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta;
f. Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan
BRI unit.
- Bahwa benar yang harus dilakukan mantri BRI unit berkaitan
dengan pengajuan kredit yang diprakarsainya/ melalui dirinya
adalah:
a. melakukan verifikasi data identitas pemohon kredit/ debitur.
b. melakukan kunjungan ke tempat debitur/ usaha/ rumah/
usaha/agunan.
c. Melakukan analisa terhadap usaha, laporan keuangan dan
kemampuan membayar.
d. Melakukan penilaian harga tafsiran agunan.
e. Menggali informasi tujuan penggunaan kredit.
f. Memberikan rekomendasi kepada atasan tentang layak atau
tidaknya pemohon kredit dalam menerima pinjaman kredit.
- Bahwa benar nilai / besarnya pinjaman kredit di BRI unit
diperbolehkan maksimal Rp. 200.000.000,- akan tetapi untuk
pinjaman yang nilainya diatas Rp. 50.000.000,- diputuskan oleh
BRI cabang. Aturan tersebut ada dalam SK PDWK / Putusan
Delegasi wewenang kredit yang diterbitkan oleh Kepala BRI
cabang yang diperuntukkan kepada masing-masing Kaunit.
- Bahwa benar dari hasil audit internal yang saksi lakukan, juga
ditemukan adanya 1 agunan digunakan untuk beberapa
nasabah ;
- Bahwa benar pelunasan seharusnya melalui teller dan
penyerahan agunan dilakukan di kantor BRI setelah nasabah
melunasi pinjamannya ;
- Bahwa benar mantri/pemrakarsa tidak diperbolehkan
mensubkan kepada orang lain untuk mencari debitur/nasabah ;
- Bahwa benar terdapat 19 pengajuan kredit bermasalah
kemudian saksi mengkroscek ke nasabah ;
- Bahwa benar dalam melakukan perbuatannya Sdr. FIRMAN
MAULANA dibantu oleh teman-temannya yaitu FEBRI, alamat
setahu saksi Rembang Kab. Rembang;, Sdr. HERMAN, alamat
setahu saksi Rembang dan terdakwa NANDA SAPUTRA ;
- Bahwa benar untuk untuk terdakwa NANDA SAPUTRA saksi
mengetahuinya karena awalnya berdasarkan keterangan saksi
FIRMAN MAULANA dan saksi bersama dengan Tim pernah
memanggil terdakwa NANDA SAPUTRA untuk dilakukan
klarifikasi dan terdakwa bersangkutan mengakui perbuatannya
membantu Sdr. FIRMAN MAULANA dalam mencarikan nasabah
peminjam kredit ;
- Bahwa benar nasabah yang pengajuannya dibantu oleh
terdakwa NANDA SAPUTRA adalah pengajuan pinjaman kredit
atas nama MUHAMAD MALIKUN, alamat Ds. Ngampel Kec.
Blora kab. Blora ;
- Bahwa benar saat itu yang bisa ditemui hanya terdakwa NANDA
SAPUTRA dan FEBRI sedangkan HERMAN tidak bersedia.
- Bahwa benar saat bertemu dengan terdakwa NANDA SAPUTRA
mengakui telah membantu mantri Firman Maulana mencari
nasabah dan membantu menyiapkan persyaratan
persyaratannya ;
- Bahwa benar dari 19 (sembilan belas) kredit yang belum
dibayarkan lebih kurang Rp.400.000.000,- (empat ratus juta
rupiah) ;
- Bahwa benar terdakwa mendapatkan fee saat pencairan dari
mantri antara Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) s/d
Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) dan hal tersebut tidak
diperbolehkan ;
- Bahwa benar terdakwa mengakui telah membantu Firman
Maulana mencarikan nasabah dan kelengkapan dokumen ;
- Bahwa benar saksi menanyakan mengenai fee yang diberikan
kepada terdakwa dan Adi Cahyo mengakui telah memberikan
fee kepada terdakwa.
Terhadap Keterangan saksi, Terdakwa menyatakan keberatan

5. Saksi NARDI Bin SULAIMAN ,dibawah sumpah yang pada


pokoknya menerangkan menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi kenal dengan terdakwa sebagai ipar saksi ;
- Bahwa benar saksi membenarkan isi BAP saksi yang dibuat
oleh penyidik ;
- Bahwa benar saksi sebagai nasabah di BRI Unit Jepon sebagai
peminjam pada bulan Maret 2016 ;
- Bahwa benar awalnya terdakwa datang ke rumah saksi
menawari pinjaman bank dan karena saat itu saksi sedang
butuh uang sehingga saksi mau pinjam di BRI Unit Jepon dan
besarnya pinjaman sebesar Rp.40.000.000,- (empat puluh juta
rupiah) dibagi 2 (dua) dengan terdakwa ;
- Bahwa benar yang mempunyai inisiatif meminjam uang di BRI
Unit Jepon adalah terdakwa dengan cara datang ke rumah saksi
dan menyampaikan “jika butuh uang dan nanti namamu tak
pakai pinjam bank, sedangkan jaminannya pakai sertifikat tanah
milik saya” lalu saksi jawab “kalau begitu saya juga butuh uang”
kemudian saksi menyetujui dan menyerahkan KK dan KTP
suami istri kepada terdakwa ;
- Bahwa benar persyaratan yang diminta oleh terdakwa adalah
KTP asli saksi dan istri saksi, Kartu Keluarga (KK) asli ;
- Bahwa benar pinjaman sebesar Rp.40.000.000,- (empat puluh
juta rupiah) atas nama saksi (NARDI) dan seingat saksi tidak
dilakukan survey lapangan atas pinjaman saksi tersebut ;
- Bahwa benar 3 (tiga) sehari kemudian pinjaman saksi cair dan
yang mencairkan adalah saksi dan istri saksi (WARTI) datang ke
BRI Unit Jepon untuk tandatangan;
- Bahwa benar yang menggunakan uang sebesar
Rp.40.000.000,- tersebut adalah saksi sebesar Rp.20.000.000,-
dan terdakwa sebesar Rp.20.000.000,- dengan jumlah angsuran
sebesar Rp.1.591.200,- setiap bulan selama 36 bulan/3 tahun
dan setiap bulan saksi menitipkan angsuran kepada terdakwa
sebesar Rp.450.000,- (empat ratus lima puluh ribu rupiah)
selama 3 tahun dan terdakwa sendiri mengatakan kepada saksi
bahwa pinjaman saksi telah lunas ;
- Bahwa benar terdakwa membayar ke BRI Unit Jepon setiap
bulannya berapa saksi tidak tahu dan apakah pinjaman tersebut
sudah dilunasi oleh terdakwa atau belum saksi tidak tahu karena
yang mengurusi semua adalah terdakwa ;
- Bahwa benar sekitar bulan Januari 2018 ada petugas BRI Jepon
mengklarifikasi pinjaman saksi dan saksi memberikan
penjelasan kepada petugas tersebut jika saksi telah membayar
angsuran pinjaman saksi sebesar Rp.450.000,- perbulan saksi
titipkan kepada terdakwa NANDA SAPUTRA dan saksi telah
lunas mengangsurnya, lalu petugas BRI Jepon pergi mancari
terdakwa NANDA SAPUTRA ;
- Bahwa benar saksi tidak tahu alasan terdakwa berkaitan dengan
pinjaman Bank atas nama saksi tersebut sampai saat ini belum
lunas dan saksi pernah bertanya kepada terdakwa kata
terdakwa “urusan pinjaman sudah menjadi tanggung jawab
terdakwa”.
Terhadap Keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak keberatan

6. Saksi Firman Maulana Bin Dimas Maulana dibawah sumpah yang


pada pokoknya menerangkan menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar saksi kenal dengan terdakwa tetapi tidak ada
hubungan keluarga ;
- Bahwa benar saksi bekerja sebagai mantri di BRI kontrak
terhitung tanggal 23 Maret 2019 kemudian tanggal per 1 Juli
2020 diangkat menjadi pegawai tetap di BRI cabang Blora
penempatan pemrakarsa / mantri di BRI unit Jepon sampai
bulan Pebruari 2020 Sebelum dilakukan pemutusan hubungan
kerja Saksi sempat dimutasi di BRI Unit Todanan sampai
akhirnya terhitung tanggal 26 Juli 2020 saksi di PHK karena
terbukti menyalahgunakan jabatan/ pekerjaan sebagai
seorang mantri yang berakibat merugikan BRI;
- Bahwa Bank BRI cabang Blora melakukan pemutusan
hubungan kerja dikarenakan saksi telah melakukan
penyelewengan / penyimpangan berkaitan jabatan / pekerjaan
sebagai mantri BRI Unit Jepon diantaranya:
a. Memberikan kredit/ pembiayaan fiktif, tempilan , topengan:
b. Menunda setoran kredit / pembiayaan tanpa alasan yang
dapat dipertanggungjawabkan;
c. Jaminan milik debitur existing berupa sertipikat diambil
kemudian dimunculkan pinjaman baru atas nama debitur
lain;
d. Memakai biaya proses peningkatan sertipikat dari nasabah /
debitur pinjaman;
e. Mengembalikan sertipikat kepada debitur yang belum lunas.
- Bahwa pedoman saksi pada saat masih menjadi sebagai mantri
dalam melaksanakan pekerjaan adalah:
a. Surat edaran Nose : S.1180-DIR/ADK/115/2019 dari BRI
Persero kantor pusat tentang KUPEDES
b. Pedoman Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) dari
BRI Persero.
- Bahwa tugas seorang mantri / pemrakarsa berdasarkan
Pedoman Pelaksana Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) PT. Bank
rakyat Indonesia (Persero) Tbk, adalah sebagai berikut :
1. Mencari calon debitur dan atau menindaklanjuti permohonan
kredit sesuai dengan PS (pasar sasaran) dan KRD (Kriteria
resiko yang dapat diterima) yang telah ditetapkan;
2. Melakukan pemeriksaan langsung atas semua data atau
informasi awal dari debitur/ calon debitur;
3. Memastikan bahwa debitur/ calon debitur yang akan dilayani
sudah memenuhi ketentuan persyaratan yang berlaku ;
4. Meneliti, meyakini dan memastikan bahwa dokumen yang
dipersyaratkan untuk mendukung putusan kredit masih
berlaku, sah dan lengkap;
5. Menyajikan analisis dan evaluasi secara akurat atas aspek-
aspek penting dari debitur yang berkaitan dengan
permohonan kredit;
6. Memastikan bahwa seluruh kredit yang direkomendasikan
telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan;
7. Dalam hal lebih dari satu pemrakarsa :
a. Pemrakarsa (selain mantri) wajib memeriksa ulang hal-
hal yang dianggap meragukan dengan/tanpa didampingi
mantri;
b. Memberikan rekomendasi secara tertulis atas hasil
pemeriksaan/ analisa yang dilakukan mantri disertai
dengan alasan-alasan yang jelas;
c. Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara pejabat
pemrakarsa maka para pejabat pemrakarsa harus
menjelaskan penyebab perbedaan tersebut yang
dituangkan dalam lembar tersendiri
Sedangkan tanggung jawab pemrakarsa/ mantri adalah:
1. Melaksanakan tugasnya secara profesional, jujur, obyektif,
cermat dan seksama untuk mendukung putusan kredit;
2. Bertanggung jawab baik untuk diri sendiri maupun secara
bersama-sama dengan pejabat yang terlibat dalam proses
putusan kredit;
3. Memastikan bahwa data, informasi dan dokumen yang
disajikan oleh calon debitur/ debitur adalah lengkap, benar,
masih berlaku dan sah ;
4. Melakukan analisa kredit berdasarkan prinsip kehati hatian
dan asas-asas pemberian kredit yang sehat;
5. Meyakini bahwa kredit yang diprakarsai dapat dilunasi tepat
waktunya dan tidak akan menjadi kredit bermasalah.
- Bahwa benar jenis kredit yang di tangani saksi saat itu adalah
Kredit Bisnis mikro @ Kupedes Komersial musiman dan
bulanan ;
- Bahwa benar yang dimaksud dengan kupedes komersial adalah
produk pinjaman yang diberikan kepada debitur / nasabah
peminjam yang memiliki usaha mandiri yang besarnya maksimal
dua ratus juta rupiah ;
- Bahwa benar pinjaman musiman adalah pemberian pinjaman
oleh BRI kepada debitur dengan jangka waktu pengembalian 6
bulan secara lunas ;
- Bahwa benar pinjaman bulanan adalah pemberian pinjaman
oleh BRI kepada debitur dengan pengembalian dengan cara
mengangsur per bulan selama jangka waktu yang disepakati
(antara 2 s/d 3 tahun);
- Bahwa benar persyaratan yang harus dilengkapi debitur/
nasabah dalam pengajuan kredit Bisnis mikro adalah :
a. Menyiapkan identitas diri berupa KTP, Kartu keluarga/KK;
b. Menyiapkan jaminan pinjaman kredit ;
c. Mempunyai Surat keterangan Usaha yang bisa dikeluarkan
dari kelurahan atau dari Dinas perijinan;
d. Lolos pemeriksaan BI cheeking ;
e. Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta;
f. Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan
BRI unit.
- Bahwa benar perbuatan saksi dalam melakukan
penyelewengan/ penyimpangan tersebut dilakukan secara
berturut-turut atau berulang-ulang kurun waktu antara tanggal 12
Februari 2019 sampai dengan tanggal 24 Januari 2020 di
kantor BRI unit Jepon turut Kel. Jepon Kec. Jepon Kab. Blora ;
- Bahwa benar dalam perbuatan menyalahgunakan jabatan dan
pekerjaan saksi selaku mantri BRI Unit Jepon tersebut di
lakukan dengan cara :
1. Melakukan kredit topengan yaitu mengajukan pinjaman
kredit dengan memakai nama debitur / nasabah dan hasil
pencairan di gunakan untuk diri sendiri dan orang
lain( teman saksi);
2. Melakukan pembuatan dan pengajuan pinjaman kredit fiktif
yaitu membuat dan mengajukan pinjaman kredit dengan
menggunakan nama nasabah / debitur fiktif atau palsu ;
3. Melakukan kredit tempilan yaitu ikut meminjam uang
pencairan dari debitur/nasabah yang mengajukan pinjaman
kredit melalui saksi selaku mantri/ pemrakarsa ;
4. Menggunakan uang pelunasan atau uang angsuran debitur/
nasabah yang dibayarkan melalui saksi.
5. Melakukan pekerjaan selaku pemrakarsa / mantri dalam
pengajuan pinjaman kredit yang tidak sesuai dengan SOP/
aturan yang berlaku. -----
- Bahwa benar dalam melakukan perbuatan tersebut ada
beberapa pengajuan kredit yang dibantu oleh teman-teman
saksi, yaitu terdakwa NANDA SAPUTRA, FEBRI dan HERMAN,
umur sekitar 37 tahun, pekerjaan swasta, alamat Ds. Turus gede
Kec. Rembang Kab. Rembang ;
- Bahwa saksi mengenal terdakwa NANDA SAPUTRA pada saat
dirumah Sdr. SARDJI di Ds. Karanganyar Kec. Bogorejo kab.
Blora sekitar bulan Februari 2019 dan yang memperkenalkan
adalah Sdr. SARDJI bersama Sdr. FEBRI dan AGUNG ;
- Bahwa benar saksi meminta terdakwa untuk membantu
mencarikan nasabah peminjam kredit, lalu terdakwa NANDA
SAPUTRA ikut mencarikan nasabah peminjam kredit yang
diajukan melalui saksi selaku mantri BRI ;
- Bahwa benar pengajuan pinjaman kredit yang pengajuannya
dibantu oleh Sdr. NANDA SAPUTRA ada 19 (sembilan belas)
pengajuan, yaitu sebagai berikut:
a. Pengajuan pinjaman kredit an. MARI alamat Ds.
Karanganyar Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp.
40.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
orang yang mencari nasabah an. MARI serta yang
mengurus semua administrasinya.
b. Pengajuan pinjaman kredit an. MUHAMAD MALIKUN alamat
Ds. Ngampel Kec. Blora Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
orang yang menyuruh MUHAMAD MALIKUN sebagai atas
nama peminjam kredit (topengan), menyiapkan semua
administrasi persyaratan perbankan serta ikut menikmati
dana pinjaman.
c. pengajuan pinjaman kredit an. WARJI alamat Dk.
Watumalang Ds. Soko Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
adalah menjadi perantara pinjaman kredit yang dilakukan
oleh Sdr. WARJI ;
d. Pengajuan pinjaman kredit an. KASNO alamat Ds.
Plantungan Kec. Blora Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-,
peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah menjadi
perantara pinjaman kredit yang dilakukan oleh Sdr. KASNO.
e. Pengajuan pinjaman kredit an. KASMI alamat Dk. Baung
RT. Ds. Waru Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
menjadi perantara pinjaman kredit, menyiapkan persyaratan
administrasi perbankan serta ikut menikmati hasil pinjaman
kredit;
f. Pengajuan pinjaman kredit an. JUMIATUN alamat Ds.
Plantungan Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp.
45.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
menjadi perantara pinjaman kredit dan kut menyiapkan
persyaratan administrasi pinjaman kredit.
g. Pengajuan pinjaman kredit an. SARDI alamat Ds. Juwet
RT. Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-,
peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah menjadi
perantara peminjam kredit , mempersiapkan persyaratan
pinjaman kredit, dan menerima fee pinjaman;
h. Pengajuan pinjaman kredit an. MURAJI alamat Ds.
Karanganyar Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp.
25.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
menjadi perantara peminjam kredit dan mempersiapkan
persyaratan pinjaman kredit;
i. Pengajuan pinjaman kredit an. JUKI alamat Dk. Baung RT.
Ds. Waru Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-,
peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah orang yang
menyuruh JUKI sebagai atas nama peminjam kredit
(topengan) dan menyiapkan semua administrasi persyaratan
perbankan sedangkan dananya yang menggunakannya
adalah Sdr. FEBRI DAN Sdr. HERMAN.
j. Pengajuan pinjaman kredit an. LASNO alamat Dk. Baung
RT. Ds. Waru Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
orang yang menyuruh LASNO sebagai atas nama peminjam
kredit (topengan) , menyiapkan semua administrasi
persyaratan perbankan serta menikmati seluruh dana
pinjaman;
k. Pengajuan pinjaman kredit an. SAMIT alamat Ds. Juwet RT.
Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-, peran
terdakwa NANDA SAPUTRA adalah orang yang menjadi
perantara pinjaman kredit, menyiapkan semua administrasi
persyaratan perbankan serta ikut menikmati dana pinjaman;
l. Pengajuan pinjaman kredit an. SUMARTONO alamat Ds.
Karanganyar Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp.
40.000.000,-, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
orang yang menyuruh SUMARTONO sebagai atas nama
peminjam kredit (topengan), menyiapkan semua
administrasi persyaratan perbankan serta ikut menikmati
dana pinjaman kredit.
m. Pengajuan pinjaman kredit an. TOMPO alamat Ds. Juwet
RT. Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp. 40.000.000,-,
peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah orang yang
menyuruh NARDI sebagai atas nama peminjam kredit
(topengan), menyiapkan semua administrasi persyaratan
perbankan serta yang menikmati dana pinjaman kredit.
n. Pengajuan pinjaman kredit an. KARTI alamat Ds. Jiken RT.
Kec. Jiken Kab. Blora senilai Rp. 25.000.000,-, peran
terdakwa NANDA SAPUTRA adalah menjadi perantara
pinjaman kredit, mempersiapkan persyaratan pinjaman
kredit dan menerima fee;
o. Pengajuan pinjaman kredit an. WARNI alamat Ds. Juwet
RT. Kec. Bogorejo Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-,
peran terdakwa PATMO adalah orang yang menyuruh Sdri.
WARNI (istrinya NANDA SAPUTRA) sebagai atas nama
peminjam kredit (topengan), menyiapkan semua
administrasi persyaratan perbankan serta yang menikmati
dana pinjaman kredit ;
p. Pengajuan pinjaman kredit an. LAMINAH alamat Ds.
Sarirejo Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp. 30.000.000,-,
peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah menjadi
perantara pinjaman kredit, mempersiapkan administrasi
persyaratan pinjaman dan ikit menikmati dana pinjaman;
q. Pengajuan pinjaman kredit an. DAMIN alamat Ds.
Gedangdowo Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000, peran terdakwa NANDA SAPUTRA adalah
menjadi perantara pinjaman kredit dan mempersiapkan
administrasi persyaratan pinjaman;
r. Pengajuan pinjaman kredit an. KAMIDI alamat Ds. Seso
Kec. Jepon Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-, peran
terdakwa NANDA SAPUTRA adalah menjadi perantara
pinjaman kredit, mempersiapkan administrasi persyaratan
pinjaman dan menerima fee ;
s. Pengajuan pinjaman kredit an. SUKIR alamat Ds. Seso Kec.
Jepon Kab. Blora senilai Rp. 40.000.000,-, peran terdakwa
NANDA SAPUTRA adalah menjadi perantara pinjaman
kredit dan mempersiapkan administrasi persyaratan
pinjaman serta menerima fee.
- Bahwa benar peran secara umum peran terdakwa NANDA
SAPUTRA dalam pengajuan pinjaman kredit tersebut diatas
adalah sebagai berikut :
a. Mencari dan mengajukan nasabah peminjam kredit tersebut
diatas untuk diajukan kepada saya;
b. Ikut mencari nasabah yang dijadikan topengan (atas nama
peminjam);
c. Membantu menyiapkan persyaratan administrasi
diantaranya surat keterangan dari Kepala Desa;
d. Ikut menikmati sebagian dana pencairan pinjaman.
- Bahwa benar semua pengajuan dan pencairan pinjaman kredit
yang pengajuannya dibantu atau diajukan melalui perantara
terdakwa NANDA SAPUTRA, semuanya di permudah, yaitu di
rekomendasikan saksi layak menerima pinjaman kredit, survey
yang tidak benar / tidak sesuai prosedur;
- Bahwa benar semua pinjaman yang dibantu / melalui perantara
terdakwa NANDA SAPUTRA semuanya bermasalah, dari yang
sama sekali tidak membayar, hanya membayar beberapa kali
dan macet;
- Bahwa benar berdasarkan SOP nya seorang Kepala Unit juga
bertugas untuk ikut melakukan penelitian kelengkapan dan
keabsahan dokumen pengajuan kredit, Kepala unit harus
memastikan dokumen yang dibawa oleh mantri ;
- Bahwa benar pada saat saksi menjabat sebagai mantri di BRI
Unit Todanan, yang menjabat sebagai Kepala Unit adalah saksi
Dimas ;
- Bahwa benar Tim audit BRI Semarang telah melakukan audit
spesial di BRI Unit jepon, saksi juga diklarifikasi ;
- Bahwa benar untuk kredit fiktif atas nama Sukati, Suyati, Gemi,
Sukemi dan Ngasiran sebenarnya saksi mengetahui kredit
tersbut fiktif setelah tim audit turun. Pada saat proses pencairan
saksi benar-benar melakukan on the spot ke rumah para
nasabah tersebut dan saksi benar-benar bertemu dengan orang-
orang tersebut, namun saksi tidak mengecek ke tetangga atau
ketua RT apakah nama-nama tersebut benar-benar ada ;
- Bahwa benar untuk kelengkapan berkas kredit fiktif atas nama
Sukati yang menyiapkan adalah terdakwa Patmo, pada saat
diserahkan kepada saksi sudah lengkap ;
- Bahwa benar untuk kelengkapan berkas kredit fiktif lainnya yang
menyiapkan adalah FEBRI DAN AGUNG, pada saat diserahkan
kepada saksi sudah lengkap ;
- Bahwa benar untuk kredit topengan, kredit tempilan, saksi tidak
ikut menikmati uang hasil pencairan kredit tersebut. Semuanya
yang menikmati adalah NANDA SAPUTRA, Febri dan teman-
temannya ;
- Bahwa benar ada 19 nasabah yang dibantu oleh terdakwa
Nanda Saputra ;
- Bahwa benar sesuai SOP mantri tidak diboleh dibantu oleh
orang lain dalam mencari nasabah maupun kelengkapan
berkasnya.
- Bahwa benar yang menawarkan untuk membantu mencarikan
nasabah dan kelengkapan berkas adalah terdakwa ;
- Bahwa benar ada kesepakatan antara terdakwa dan saksi untuk
meminta 5 % kepada nasabah dari jumlah pinjaman lalu uang
tersebut dibagi dua ;
- Bahwa benar yang meminta jatah 5 % dari nasabah adalah
terdakwa Nanda Saputra ;
- Bahwa benar terdakwa juga ikut meminjam dengan
menggunakan nama orang lain;
- Bahwa benar setelah macet saksi juga melakukan penagihan
kepada terdakwa dan kata terdakwa belum ada uangnya ;
- Bahwa benar saksi menerima fee dari terdakwa Nanda Saputra
dan terdakwa Nanda Saputra yang menentukan jumlahnya ;
- Bahwa benar saksi menerima fee dari semua nasabah yang
dibawa oleh terdakwa.
- Bahwa benar saksi pernah memalsu tandatangan nasabah atas
nama MARI dan menerima fee melalui terdakwa Nanda Saputra
Bahwa terhadap keterangan saksi, Terdakwa menyatakan tidak
keberatan

B. KETERANGAN TERDAKWA Nanda Saputra anak dari SLAMET


Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa benar terdakwa kenal dengan saksi Firman Maulana sejak
Februari 2016, saksi Firman Maulana memperkenalkan diri sebagai
mantri dan menyampaikan apabila ada yang butuh pinjaman uang
bisa menghubungi saksi Firman Maulana dan juga meminta batuan
terdakwa untuk mencarikan nasabah ;
- Bahwa benar terdakwa kenal dengan SIGIT, FEBRI dan HERMAN,
ketiga orang tersebut merupakan teman saksi Firman Maulana,
terdakwa kenal setelah dikenalkan dirumah Sdr. SARDJI di Ds.
Karanganyar Kec. Bogorejo Kab. Blora, ada hubungan apa dengan
saksi Firman Maulana terdakwa tidak begitu paham setahu terdakwa
teman akrab dan juga mencarikan nasabah peminjam saksi Firman
Maulana;
- Bahwa benar terdakwa pernah mengajukan pinjaman ke BRI Unit
jepon melalui saksi Firman Maulana namun menggunakan nama ipar
yang bernama NANDA SAPUTRA sebesar Rp.40.000.000,- (empat
puluh juta rupiah) dengan masa pelunasan 36 bulan ;
- Bahwa benar awalnya terdakwa bertanya kepada saksi Firman
Maulana apakah bisa mengajukan pinjaman dengan menggunakan
nama orang lain karena terdakwa masih memiliki pinjaman di BRI Unit
Bogorejo, saksi Firman Maulana menjawab “bisa” kemudian terdakwa
meminjam KTP,KK milik NARDI untuk mengajukan pinjaman ke BRI
Unit Jepon melalui saksi Firman Maulana sedangkan agunannya
menggunakan serifikat milik istri terdakwa yang bernama Warni ;
- Bahwa benar setelah dana pinjaman cair semua uang yang
menggunakannya adalah terdakwa sendiri, namun uang tersebut
telah habis utuk membayar hutang di BRI Bogorejo dan untuk usaha
mebel namun rugi ;
- Bahwa benar seingat terdakwa setelah pinjaman cair saksi sempat
mengangsur sekitar 10 bulan melalui saksi Firman Maulana namun
setelah itu tidak dibayar karena usaha terdakwa rugi ;
- Bahwa benar terdakwa juga mengajukan pinjaman dengan
menggunakan nama istri terdakwa yang bernama WARNI melalui
saksi Firman Maulana sebesar Rp.35.000.000,-, setelah uang
Rp.35.000.000,- tersebut cair terdakwa hanya menggunakan sebesar
Rp.15.000.000,- sedangkan sebesar Rp.20.000.000,- digunakan oleh
saksi Firman Maulana;
- Bahwa benar terdakwa pernah mencarikan nasabah untuk saksi
Firman Maulana yaitu :
1. Mari bin Sukemi, alamat Ds, karanganyar Kec. Bogorejo Kab.
Blora, waktu pencairan 15 April 2019, nilai pinjaman
Rp.40.000.000,-/ 36 bulan.
Awalnya Sdr Mari mebutuhkan uang namun dia masih
mempunyai pinjaman di BRI Unit Bogorejo lalu pinjaman tersebut
saksi lunasi sebesar Rp.15.000.000,- kemudian Mari mengajukan
pinjaman Rp.40.000.000,- di BRI Unit Jepon melalui terdakwa.
setelah cair terdakwa diberi komisi oleh Mari sebesar
Rp.2.000.000,- dan saksi Adi Cahyo meminta Rp.2.000.000,-
untuk biaya menutup daftar hitam dan memalsu tandatangan
orang tua Mari (pemilik sertifikat an. Sukemi).
2. Warji bin Sakiyo, Desa Soko Kec. Jepon Kab. Blora, waktu
pencairan 28 April 2019, nilai pinjaman Rp.35.000.000,-/36 bulan.
Awalnya Warji mengutarakan kepada terdakwa kalau butuh uang
kemudian terdakwa meminta KTP, KK dan sertifikat untuk
agunan. Selanjutnya semua persyaratan terdakwa serahkan
kepada saksi Firman Maulana, setelah pinjaman cair sebesar
Rp.35.000.000,- terdakwa diberi komisi oleh Warji Rp.1.500.000,-
kemudian uang tersebut terdakwa bagi dua dengan saksi Firman
Maulana.
3. Kasno bin Kamsani, Ds. Plantungan Kec. Blora Kab. Blora, waktu
pencairan 1 Juli 2019, nilai pinjaman Rp.35.000.000,-/ 36 bulan.
Awalnya Parno ingin membeli tanah milik Kasno namun tidak
punya uang. Selanjutnya Parno bertanya kepada terdakwa
apakah bisa mengajukan pinjaman uang menggunakan nama
Kasno namun yang bertanggungjwab pelunasan adalah Parno
lalu terdakwa menyampaikan hal tersebut kepada saksi Firman
Maulana dan dijawab oleh saksi Firman Maulana Bin Dimas
Maulana “bisa”. Selanjutnya terdakwa menyerahkan KTP, KK dan
sertifikat atas nama Kasno kepada saksi Firman Maulana Bin
Dimas Maulana untuk mengajukan pinjaman di BRi unit Jepon.
Setelah pinjaman cair sebesar Rp.35.000.000,-, Parno memberi
komisi kepada terdakwa sebesar Rp.1.000.000,- kemudian
terdakwa bagi dua dengan saksi Firman Maulana. Kurang lebih 6
bulan kemudian Parno menemui terdakwa dengan membawa
uang pelunasan sebesar Rp.28.400.000,- kemudian uang
tersebut terdakwa serahkan kepada saksi Firman Maulana lalu
sertifikat oleh saksi Firman Maulana diserahkan kepada Parno.
4. Kasmi / Pitono, Dk. Baung Ds. Waru kec. Jepon Kab. Blora,
waktu pencairan 25 Oktober 2019, nilai pinjaman Rp.
35.000.000,-/ 6 bulan (musiman).
Awalnya Pitono menyampaikan kepada terdakwa, ia
membutuhkan uang Rp.20.000.000,- dan meminta tolong
dipinjamkan ke bank dan saat itu terdakwa juga sedang butuh
uang sehingga terdakwa meminta agar Pitono mengajukan
pinjaman sebesar Rp.35.000.000,- dengan perjanjian terdakwa
akan bertanggungjawab terhadap pelunasan yang
Rp.15.000.000,-. Selanjutnya terdakwa meminjam KTP dan KK
ata nama Kasmi dan Pitono (suami istri) serta sertifikat lalu
persyaratan tersebut terdakwa serahkan kepada saksi Firman
Maulana setelah pinjaman cair Rp.35.000.000,- , terdakwa
memberi komisi kepada saksi Firman Maulana Rp.1.000.000,-
dan sampai saat ini pinjaman belum lunas.
5. Lasno bin Juki, Dk. Baung Ds. Waru kec. Jepon Kab. Blora, waktu
pencairan 11 Oktober 2019, nilai pinjaman Rp.35.000.000,-/6
bulan (musiman).
Awalnya terdakwa membutuhkan uang lalu terdakwa minta tolong
Lasno untuk menjadi atas nama peminjam dan terdakwa yang
akan bertanggungjawab atas pelunasannya, lasno menyetujui
kemudian saksi menyerahkan KTP, KK atas nama Lasno dan
sertifikat ata nama Suminah (ibu terdakwa) kepada saksi Firman
Maulana pinjaman tersebut sampai saat ini belum lunas.
6. Juki, Dk. Baung Ds. Waru Kec. Jepon Kab. Blora, waktu pencaira
31 Oktober 2019, nilai pinjaman Rp.35.000.000,-/ 6 bulan
(musiman)
Awalnya saksi Firman Maulana Bin Dimas Maulana mengaku
sedang butuh uang dan meminta tolong kepada terdakwa untuk
mencarikan nasabah sebagai peminjam kredit. Selanjutnya
terdakwa minta tolong kepada Juki dan Juki menyetujui asalkan
bertanggungjawab atas pelunasan pinjamannya. Setelah itu
terdakwa menyerahkan KTP, KK atas nama Juki kepada saksi
Firman Maulana sedangkan agunannya dipersiapkan oleh saksi
Firman Maulana, febri serta Herman. Setelah diproses, saksi
Firman Maulana menghubungi terdakwa lalu terdakwa mengajak
Juki dan istrinya ke BRI Unit Jepon untuk mengambil uang
pencairan, setelah uang cair kemudian semua uang tersebut
diserahkan kepada saksi Firman Maulana setahu terdakwa
pinjaman tersebut sudah dilunasi namun dengan cara
mengajukan pinjaman baru juga atas nama Juki dan sampai
sekarang pinjaman baru tersebut belum dilunasi.
7. Karti binti Galiman, Ds. Jiken Kec. Jiken Kab. Blora, waktu
pencairan 23 November 2019, nilai pinjaman Rp.25.000.000,-/ 6
bulan (musiman).
Awalnya Jari menyampaikan kepada terdakwa bahwa butuh uang
Rp.25.000.000,- dan berniat meminjam uang di bank dengan
menggunakan nama adiknya (Karti) dan terdakwa jawab bisa
karena terdakwa mempunyai orang dalam, selanjutnya terdakwa,
Jari dan saksi Firman Maulana datang ke rumah Karti untuk
meminta KTP, KK dan sertfikat tanah yang akan dijadikan
jaminan. Semua persyaratan langsung diterima oleh saksi Firman
Maulana kemudian diproses. Setelah pinjaman cair ternyata Karti
hanya memperbolehkan Jari menggunakan Rp.10.000.000,-
sedangkan sisanya sebesar Rp.15.000.000,- masih di dalam
rekening. Setelah itu Jari memberi komisi kepada terdakwa
sebesar Rp.500.000,- kemudian terdakwa bagi dua dengan saksi
Firman Maulana.
8. Warni binti Jomo, Dk. Juwet Kec. Bogorejo Kab. Blora, waktu
pencairan 20 desmeber 2019, nilai pinjaman Rp.35.000.000,-/6
bulan (musiman).
Awalnya terdakwa berniat mengajukan pinjaman Rp.35.000.000,-
di BRI unit Jepon dengan menggunakan nama warni (istri
terdakwa). Setelah KTP, KK dan sertifikat terdakwa serahkan
kepada saksi Firman Maulana kemudian pinjaman cair dan saksi
Firman Maulana meminjam Rp.20.000.000,- sedangkan sisanya
Rp.15.000.000,- terdakwa gunakan. Sampai saat ini pinjaman
belum lunas dan saksi Firman Maulana juga belum
mengembalikan uang Rp.20.000.000,- tersebut.
9. Muhammad Malikun bin Supanto, Ds. Ngampel Kec. Blora Kab.
Blora, waktu pencairan 12 Januari 2020, nilai pinjaman
Rp.35.000.000,-/6 bulan (musiman).
Awalnya saksi Firman Maulana menemui terdakwa sambil
membawa sertifikat tanah milik nasabahnya dan meminta
terdakwa untuk mencarikan nasabah yang bersedia untuk
dijadikan peminjam. Selanjutnya terdakwa menemui Muhammad
Malikun dan ia bersedia membantu namanya digunakan untuk
mengajukan pinjaman di BRI unit Jepon. Setelah semua
persyaratan berupa KTP, KK diserahkan kepada saksi Firman
Maulana lalu pengajuan diproses. Pada saat pencairan terdakwa
menghubungi Muhammad Malikun dan istrinya agar datang ke
BRI Unit Jepon, setelah uang cair kemudian diserahkan kepada
saksi Firman Maulana, saksi Firman Maulana memberi komisi
kepada Muhamad Malikun sebesar Rp.1.000.000,-.
10. Samit/Nyamilah binti Nyenthi, Dk. Juwet Ds. Nglengkir Kec.
Bogorejo Kab. Blora, 23 Januari 2020, nilai pinjaman
Rp.35.000.000,-/6 bulan (musiman).
Awalnya Nyamilah menyampaikan kepada terdakwa bahwa ia
butuh uang Rp.15.000.000,-, oleh karena terdakwa juga sedang
butuh uang kemudian terdakwa meminta Nyamilah untuk
memperbesar pengajuan pinjamannya menjadi Rp.35.000.000,-
dengan perjanjian terdakwa yang akan bertanggungjawab atas
separuh dari pelunasan pinjaman. Selanjutnya terdakwa meminta
KTP, KK dan sertifikat milik Nyamilah lalu diserahkan kepada
saksi Firman Maulana. Ketika cair, terdakwa dihubungi oleh saksi
Firman Maulana lalu terdakwa mengajak Nyamilah dan suaminya
ke kantor BRI unit Jepon, setelah uang cair terdakwa menerima
uang Rp.17.500.000,- dari Nyamilah sampai dengan sekarang
pinjaman belum lunas.
11. Sumartono bin Sadi, Ds. Karanganyar Kab. Blora, waktu
pencairan 24 Januari 2020, nilai pinjaman Rp.40.000.000,-/6
bulan (musiman).
Awalnya saksi Firman Maulana menyampaikan kepada terdakwa
bahwa ia butuh uang lalu menyuruh terdakwa untuk mencarikan
orang yang bersedia dijadikan atas nama pinjaman lalu terdakwa
menghubungi Sumartono dan Sumartono bersedia. Selanjutnya
terdakwa menyerahkan KTP, KK dan sertifikat kepada saksi
Firman Maulana, setelah cair uang pinjaman terdakwa
menggunakan Rp.20.000.000,- dan saksi Firman Maulana
menggunakan Rp.20.000.000,-. Sampai saat ini pinjaman belum
lunas.
- Bahwa benar dari pengajuan para nasabah diatas terdakwa
menikmati dana dari hasil penjaman kredit kurang lebih sebesar Rp.
164.000.000,- (seratus enam puluh empat juta rupiah).
- Bahwa benar uang tersebut untuk keperluan pribadi seperti
membayar hutang, modal usaha dan kebutuhan hidup sehari-hari dan
saat ini telah habis.
- Bahwa benar antara terdakwa dengan saksi Firman Maulana ada
kesepakatan untuk meminta kepada para nasabah sebesar 5 % dari
jumlah pinjaman lalu uang tersebut dibagi 2 (dua) dengan saksi
Firman Maulana.
- Bahwa benar terdakwa berterus terang kepada saksi Firman Maulana
saat pengajuan pinjaman terdakwa juga ikut meminjam.
- Bahwa benar peminjam kredit atas nama Sukati. Saksi disuruh oleh
terdakwa untuk mencari orang yang mirip dengan Sukati untuk
berpura-pura sebagai Sukati pada saat pencairan pinjaman di BRI
Unit jepon. Pinjaman atas nama Sukati sebesar Rp.35.000.000,-,
setelah cair semua uang itu diserahkan kepada terdakwa sedangkan
orang yang disuruh berpura-pura sebagai Sukati diberi upah sebesar
Rp.1.000.000,-.
- Bahwa benar untuk pengajuan pinjaman atasa nama Suyati, Gemi,
Sukemi dan Ngasiran, saksi tidak tahu.
C. BARANG BUKTI
Bahwa pada saat persidangan, jaksa penuntut umum telah menunjukkan
barang bukti berupa:
1. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. WARJI alamat Dk. Watumalang Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
2. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. MUHAMAD MALIKUN alamat Ds. Ngampel Kab. Blora
senilai Rp. 35.000.000,-.
3. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. KASMI alamat Dk. Baung RT. 01/IV Ds. Waru Kec. Jepon
Kab. Blora senilai Rp. 35.000.000,-.
4. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. KASNO alamat Ds. Plantungan Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
5. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. MURAJI alamat Ds. Karanganyar Kab. Blora senilai Rp.
25.000.000,-.
6. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. JUMIATUN alamat Ds. Plantungan Kab. Blora senilai Rp.
45.000.000,-.
7. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. MARI alamat Ds. Karanganyar Kab. Blora senilai Rp.
40.000.000,-.
8. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. SARDI alamat Ds. Juwet Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
9. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. JUKI alamat Dk. Baung Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
10. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. LASNO alamat Dk. Baung Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
11. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. SAMIT alamat Ds. Juwet Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
12. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. SUMARTONO alamat Ds. Karanganyar Kab. Blora senilai
Rp. 40.000.000,-.
13. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. TOMPO alamat Ds. Juwet Kab. Blora senilai Rp.
40.000.000,-.
14. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. KARTI alamat Ds. Jiken Kab. Blora senilai Rp.
25.000.000,-.
15. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. WARNI alamat Ds. Juwet Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
16. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. LAMINAH alamat Ds. Sarirejo Kab. Blora senilai Rp.
30.000.000,-.
17. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. DAMIN alamat Ds. Gedangdowo Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
18. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. KAMIDI alamat Ds. Seso Kab. Blora senilai Rp.
35.000.000,-.
19. 1 (satu) bendel berkas pengajuan pinjaman
kredit an. SUKIR alamat Ds. Seso Kab. Blora senilai Rp.
40.000.000,-.

Barang bukti yang diajukan dalam persidangan ini telah disita


secara sah menurut hukum, karena itu dapat digunakan untuk
memperkuat pembuktian. Ketua Majelis Hakim telah memperlihatkan
barang bukti tersebut kepada terdakwa dan atau saksi oleh yang
bersangkutan telah membenarkannya.

BAB. IV. ANALISA YURIDIS

Bahwa berdasarkan surat dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum, Terdakwa


diajukan dikepersidangan karena didakwa Melanggar:

PRIMAIR Melanggar Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang


Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.Pasal 56 ke-
1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.
SUBSIDAIR Melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.Pasal 56 ke-
1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Bahwa berdasarkan surat tuntutan dari jaksa penuntut, terdakwa NANDA


SAPUTRA BIN SLAMET dituntut telah terbukti Melanggar Pasal 3 ayat (1) Jo
Pasal 18 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo.Pasal 56 ke- 1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Bahwa didalam hal ini penasehat hukum terdakwa, akan melakukan


pembahasan secara yuridis berkaitan dengan Melanggar Pasal 3 ayat (1) Jo
Pasal 18 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo.Pasal 56 ke- 1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.yang
unsur deliknya adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang ;
2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi;
3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan ;
4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara ;
5. Dengan sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan ;
6. Unsur melakukan beberapa perbuatan yang merupakan yang ada
hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu
perbuatan berlanjut.

1. Unsur setiap orang


Bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Tuntutannya pada Pasal 1
butir ke 3 UU RI Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI Nomor 20
tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah orang perseroangan atau
termasuk korporasi telah menyimpulkan bahwa unsur "setiap orang" telah
terbukti terpenuhi secara sah dan menyakinkan menurut hukum dalam
perkara ini, dengan menyatakan berdasarkan fakta-fakta hukum/yuridis
yang dapat dibuktikan dipersidangan , dihubungkan dengan pengertian
setiap orang , dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Bahwa Terdakwa pada saat ditanyakan oleh Majelis Hakim telah
membenarkan seluruh identitasnya sebagaimana tercantum dalam
Surat Dakwaan Penuntut Umum ;
- Bahwa Terdakwa memahami seluruh isi surat dakwaan yang
didakwakan kepadanya ;
- Bahwa Terdakwa diajukan di depan persidangan dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani ;
- Bahwa Terdakwa dengan sengaja memberi bantuan kejahatan
Pemrakarsa Kredit/mantri BRI Uni Jepon kepada saksi FIRMAN
MAULANA Bin DIMAS MAULANA , telah melakukan tindak pidana
yang didakwakan kepadanya yang unsur-unsurnya akan diuraikan di
bawah ini dan Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan secara pidana
serta tidak terdapat alasan penghapus pidana baik alasan pembenar
maupun alasan pemaaf.
Bahwa berdasarkan fakta persidangan dalam perkara ini, Terdakwa
NANDA SAPUTRA BIN SLEMET adalah berkapasitas sebagai orang
perseorangan, serta secara obyektif adalah mampu bertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukannya, baik rohani maupun
jasmani , mempunyai fisik yang sehat, daya penalaran dan daya
tangkap untuk mampu menerima dan mengerti serta merespon segala
sesuatu yang terjadi , serta dalam hal ini tidak ditemukan adanya jiwa
yang cacat dalam diri Terdakwa yaitu orang-orang yang kurang
sempurna akalnya sejak lahir dan terganggu jiwanya karena penyakit
dalam diri Terdakwa yaitu sakit jiwa yang bukan bawaan sejak lahir
sebagaimana dalam ketentuan pasal 44 ayat (1) KUHP.
Bahwa surat dakwaan dari jaksa penuntut umum yang diajukan
sebagai dasar menghadapkan Terdakwa ke persidangan disebutkan
bahwa yang menjadi subyek Hukum dalam perkara ini adalah orang
atau sesorang yang bernama NANDA SAPUTRA BIN SLEMET
dengan identitas sebagaimana tertuang dalam surat dakwaan, serta
pada awal persidangan telah diteliti tentang identitasnya dan ternyata
telah sesuai dengan identitas Terdakwa, serta selama persidangan
berlangsung terdakwa menunjukkan berada dalam keadaan sehat
jasmani dan rokhani, selain itu Terdakwa NANDA SAPUTRA BIN
SLEMET juga dapat menjawab dengan lancar segala pertanyaan
yang ada selama persidangan sehingga Terdakwa tidak dapat
dikategorikan sebagai orang yang dimaksud dalam pasal 44 ayat (1)
KUHP, serta Terdakwa dapat mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya selaku subyek hukum dalam kapasitasnya sebagai
orang perseorangan.
Berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas maka, menurut pendapat
kami unsur “ Setiap Orang Telah Terpenuhi “

2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi

Bahwa unsur ke-2 dari Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi,


seperti halnya unsur secara melawan hukum, adalah “strafbarehandeling“
(perbuatan yang dapat dipidana) dan karenanya patut dikaitkan dengan
fakta-fakta yang bersumber dari keterangan Saksi, keterangan ahli dan
alat bukti surat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah benar
Terdakwa telah melakukan pidana dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau korporasi?
Bahwa untuk membuktikan unsur ke-2 dan ke-3 dari tindak pidana
korupsi tidak berdiri sendiri, bahkan dalam unsur ke-2 Dakwaan Subsidair
tersebut, maka pembuktian atas unsur-unsur dakwaan yaitu unsur dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi harus
dilakukan secara utuh, artinya terhadap unsur ”tujuan menguntungkan diri
sendiri ” tersebut harus dilakukan dengan tujuan menguntungkan orang
lain atau korporasi. Unsur ke-2 dari Dakwaan Subsidair ini yaitu ” dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi“ jelas
mengandung unsur tujuan, dimana unsur tujuan ini baru dianggap ada
manakala dengan perbuatan yang dilakukan dengan tujuan tersebut telah
menimbulkan konsekuensi tertentu terhadap fisik dan atau mental, dan
atau property dari korban, dalam hal ini tentu saja dikaitkan dengan
maksud dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
ataukorporasi.Bahwa perumusan ” menguntungkan“, merupakan suatu
unsur (benstanddeel). Hal ini sesuai dengan keterangan ahli prof. (jur)
Andi Hamzah, SH yaitu :”Unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi“ adalah merupakan bagian dari delik materiil, yang
harus dibuktikan oleh Penuntut Umum.
Dengan memperhatikan pada bukti-bukti yang diajukan di dalam
persidangan, baik berupa keterangan para Saksi, keterangan ahli,
maupun surat-surat bukti, maka didapatkan fakta persidangan bahwa
Terdakwa selaku orang yang dengan sengaja memberi bantuan kejahatan
Pemrakarsa Kredit/mantri BRI Uni Jepon kepada saksi FIRMAN
MAULANA BIN DIMAS MAULANA telah menguntungkan diri sendiri ,
orang lain , atau korporasi sebagai berikut :

- Bermula terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLEMET bertemu


dengan saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA yang
memperkenalkan diri sebagai mantri BRI unit Jepon dan berpesan
kepada terdakwa untuk membantu mencarikan nasabah yang
ingin meminjam kredit di BRI unit Jepon, tawaran dari saksi
FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA disanggupi oleh
terdakwa ;
- Bahwa terdakwa mengetahui persyaratan yang harus dilengkapi
debitur dalam pengajuan kredit bisnis mikro adalah :
- Menyiapkan identitas diri berupa KTP, kartu keluarga/KK ;
- Menyiapkan jaminan pinjaman kredit ;
- Mempunyai Surat Keterangan Usaha yang bisa dikeluarkan
dari Kelurahan atau dari Dinas Perijinan ;
- Lolos BI cheeking;
- Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta ;
- Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan BRI
unit ;
- Bahwa saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA telah
merealisasikan kredit mikro sebanyak 47 (empat puluh tujuh)
peminjam yang tidak sesuai dengan ketentuan yaitu :
- Kredit fiktif, yaitu kredit yang nama dan alamatnya sebenarnya
tidak ada/dipalsukan ;
- Kredit topengan, yaitu kredit yang dicairkan dengan
mengatasnamakan orang lain, debitur dan pemakainya
biasanya sudah saling mengenal dan memang melakukan
kerja sama ;
- Kredit tempilan, yaitu kredit yang dicairkan atas nama satu
orang, namun sebagian kreditnya digunakan oleh beberapa
orang ;
- Kredit dengan kesalahan/penyimpangan prosedur lainnya ;
- Pelunasan uang dari peminjam yang tidak disetorkan/untuk
kepentingan pribadi terdakwa.

Maka berdasarkan fakta hukum dalam persidangan karena


Terdakwa mengajukan kredit fiktif menggunakan nama orang untuk
pinjaman/kredit topengan, ikut menikmati hasil pencairan
pinjaman/kredit tempilan, menggunakan pelunasan pinjaman dari
nasabah dan juga mendapatkan fee dari nasabah dan terhadap 19
nasabah yang pengajuan persyaratan peminjamnya disiapkan oleh
terdakwa telah menguntungkan dirinya sendiri sejumlah
Rp.187.250.000,- (seratus delapan puluh tujuh juta dua ratus lima
puluh ribu rupiah)
Dengan demikian unsur “dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi” telah terbukti secara sah dan
meyakinkan.

3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada


padanya karena jabatan atau kedudukannya

Bahwa pengertian unsur menyalahgunakan kewenanangan , kesempatan


atau sarana yang ada karena jabatan atau kedudukan yang ada padanya
mengandung pengertian yang sifatnya alternatif dan harus ada hubungan
kausal antara keberadaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
melekat pada jabatan atau kedudukan, sehingga dengan memangku
jabatan atau kedudukan akibatnya dia mempunyai kewenangan,
kesempatan dan sarana yang timbul dari jabatan atau kedudukan
tersebut.
Bahwa yang dimaksud dengan “kewenangan” adalah “serangkaian hak
yang melekat pada jabatan atau kedudukan dari pelaku untuk mengambil
tindakan yang diperlukan agar tugas pekerjaannya dapat dilaksanakan
dengan baik”, adapun yang dimaksud dengan “kesempatan” adalah
“peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku, peluang mana tercantum
dalam ketentuan-ketentuan tentang tata kerja yang berkaitan dengan
jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh pelaku”, pada
umumnya “kesempatan” diperoleh sebagai akibat adanya kekosongan
atau kelemahan dari ketentuan-ketentuan tentang tata kerja tersebut atau
dapat pula berupa kesengajaan menafsirkan secara salah terhadap
ketentuan-ketentuan hukum yang telah ada, sedangkan yang dimaksud
dengan “sarana” adalah “syarat atau cara atau media”, dan apabila
dikaitkan dengan tindak pidana korupsi, maka “sarana” adalah cara kerja
atau metode kerja yang berkaitan dengan jabatan atau kedudukan dari
pelaku tindak pidana korupsi.
Bahwa berdasarkan fakta dipersidangan, perbuatan terdakwa dengan
sengaja memberi bantuan kejahatan Pemrakarsa Kredit/mantri BRI Uni
Jepon kepada saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA ,telah
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana prasarana yang
ada padanya bertentangan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
berikut :
- Bahwa saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA
diangkat sebagai Pemrakarsa Kredit/ Mantri BRI Unit Jepon
yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Semarang Nokep : 1188-
KW.VIII/SDM/109/2016 tanggal 18 Juli 2016 tentang
Pengangkatan Pekerja Dalam Dinas Tetap Kantor Wilayah PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Semarang ;
- Bahwa saksi FIRMAN MAULANA selaku Pemrakarsa kredit /
Mantri BRI Unit Jepon berdasarkan Pedoman Pelaksana Kredit
Bisnis Mikro (PPK-BM) PT. Bank rakyat Indonesia (Persero)
Tbk, adalah :
1. Mencari calon debitur dan atau menindaklanjuti
permohonan kredit sesuai dengan PS (pasar sasaran) dan
KRD (Kriteria resiko yang dapat diterima) yang telah
ditetapkan;
2. Melakukan pemeriksaan langsung atas semua data atau
informasi awal dari debitur/ calon debitur;
3. Memastikan bahwa debitur/ calon debitur yang akan dilayani
sudah memenuhi ketentuan persyaratan yang berlaku ;
4. Meneliti, meyakini dan memastikan bahwa dokumen yang
dipersyaratkan untuk mendukung putusan kredit masih
berlaku, sah dan lengkap;
5. Menyajikan analisis dan evaluasi secara akurat atas aspek-
aspek penting dari debitur yang berkaitan dengan
permohonan kredit;
6. Memastikan bahwa seluruh kredit yang direkomendasikan
telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah
ditetapkan;
7. Dalam hal lebih dari satu pemrakarsa
a. Pemrakarsa (selain mantri) wajib memeriksa ulang hal-
hal yang dianggap meragukan dengan/tanpa didampingi
mantri;
b. Memberikan rekomendasi secara tertulis atas hasil
pemeriksaan/ analisa yang dilakukan mantri disertai
dengan alasan-alasan yang jelas;
c. Apabila terjadi perbedaan pendapat diantara pejabat
pemrakarsa maka para pejabat pemrakarsa harus
menjelaskan penyebab perbedaan tersebut yang
dituangkan dalam lembar tersendiri
Sedangkan tanggung jawab pemrakarsa/ mantri adalah:
1. Melaksanakan tugasnya secara profesional, jujur, obyektif,
cermat dan seksama untuk mendukung putusan kredit;
2. Bertanggung jawab baik untuk diri sendiri maupun secara
bersama-sama dengan pejabat yang terlibat dalam proses
putusan kredit;
3. Memastikan bahwa data, informasi dan dokumen yang
disajikan oleh calon debitur/ debitur adalah lengkap, benar,
masih berlaku dan sah ;
4. Melakukan analisa kredit berdasarkan prinsip kehati hatian
dan asas-asas pemberian kredit yang sehat;
5. Meyakini bahwa kredit yang diprakarsai dapat dilunasi tepat
waktunya dan tidak akan menjadi kredit bermasalah.
- Bahwa prosedur pengajuan dan pencairan dana pengajuan
kredit di BRI Unit adalah sesuai Pedoman Pelaksanaan Kredit
Bisnis Mikro (PPK-BM), PT BRI (Persero) Tbk sebagai berikut :
 Debitur atau nasabah peminjam kredit mengajukan
permohonan kredit dan penyiapkan kelengkapan dokumen
kemudian pengajuan dari debitur tersebut diserahkan ke
customer service ;
 Customer service setelah menerima pengajuan adalah
memeriksa kelengkapan berkas, meminta debitur untuk
mengisi dan menandatangani Md 72/75 (formulir register
untuk debitur), mengisi Md 72A (formulir pendaftaran),
mencatat pada register Md 35,35 CA, dan 35 DA (register
jaminan pinjaman), melakukan pengecekan BI cheeking
(system informasi debitur BI) debitur apakah bermasalah
atau tidak ;
 Setelah Berkas pengajuan di register kemudian customer
service memberikan berkas pengajuan kredit kepada
kepala Unit lalu kepala unit memeriksa kelengkapan SKPP
(berkas pendaftaran) lalu memberikan disposisi pada Md
75/72 untuk pemrakarsa kredit/ mantri selanjutnya Berkas
pengajuan kredit oleh Kepala Unit dikembalikan kepada
customer service kemudian customer service melakukan
tindakan menyiapkan Md 70A/70B/70C/Md 71-78 (formulir
pendaftaran), mencatat pada Md 35 dan 35B,
menyerahkan berkas SKPP kepada mantri, menyimpan
sertifikat asli (bila ada) lalu Berkas diserahkan kepada
Pemrakarsa kredit/mantri ;
 Bahwa Pemrakarsa kredit / mantri melakukan
pemeriksaan usaha dan agunan melakukan analisis dan
evaluasi, setelah dinyatakan layak selanjutnya Pemrakarsa
kredit / mantri membuat usulan kredit dan rekomendasi
kredit lalu menyerahkan rekomendasi kredit kepada
customer service untuk dicatat tanggal penerimaan SKPP
pada Md 35 dan 35B ;
 Bahwa Berkas pengajuan kredit yang sudah
direkomendasi Pemrakarsa kredit / mantri diajukan kepala
Unit lalu Kepala unit meneliti hasil pemeriksaan dan
penilaian SKPP untuk kemudian memberi putusan kredit,
setelah di rekomendasi Kepala Unit berkas pengajuan
kredit diserahkan ke customer service yang bertugas
mencatat dalam register Md 35, menyiapkan dokumen
perjanjian dan pencairan kredit, meminta debitur untuk
menandatangani dokumen perjanjian dan perjanjian kredit
lalu Berkas diserahkan kembali kepada Kepala unit lalu
memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian berkas,
melakukan fiat bayar (Acc). Dalam tahap ini apakah debitur
dipanggil oleh Kepala unit atau tidak tergantung dari
Kepala Unit, apabila sekiranya masih ada hal yang ingin
dijelaskan atau ditanyakan Kepala Unit akan meminta
ditemukan dengan debitur ;
 Berkas pengajuan kredit yang telah di Acc oleh Kepala
Unit diserahkan kepada customer service untuk
penyelesaian administrasi pencairan kredit, setelah selesai
berkas pengajuan kredit diserahkan ke bagian teller yang
bertugas meneliti keabsahan kuitansi, melakukan
pembayaran melalui OB/over booking (pemindah bukuan
ke rekening nasabah), setelah dana cair debitur akan
menerima bukti OB/over booking kemudian customer
service memasukkan kuitansi dari teller kedalam berkas
kredit dan selanjutnya menyimpan berkas kredit setelah
diverifikasi Kepala Unit.
- Bahwa persyaratan yang harus dilengkapi debitur dalam
pengajuan kredit bisnis mikro adalah :
 Menyiapkan identitas diri berupa KTP, kartu keluarga/KK;
 Menyiapkan jaminan pinjaman kredit;
 Mempunyai Surat Keterangan Usaha yang bisa
dikeluarkan dari Kelurahan atau dari
 Dinas Perijinan;
 Lolos BI cheeking;
 Menyiapkan NPWP untuk pinjaman diatas 50 juta;
 Menandatangani persyaratan administrasi yang disiapkan
BRI unit.
Bahwa pemberian kredit fiktif dilakukan oleh saksi FIRMAN
MAULANA BIN DIMAS MAULANA dengan cara membuatkan
dokumen pengajuan yang persyaratan administrasinya berupa
Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan
sertifikat dibantu atau disediakan antara lain oleh terdakwa
NANDA MAULANA BIN SLAMET anak dari SUMINAH, FEBRI
dan HERMAN (keduanya DPO) setelah persyaratan lengkap
diajukan kepada saksi DIMAS selaku Kepala Unit BRI Jepon
kemudian di setujui / Acc oleh Kepala Unit BRI Jepon lalu saksi
FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA menghubungi
terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET, FEBRI dan
HERMAN untuk melakukan proses pencairan dana, setelah
persyaratan lengkap saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS
MAULANA .mengajukanya kepada saksi DIMAS selaku Kepala
Unit BRI Jepon kemudian di setujui / Acc oleh Kepala Unit BRI
Jepon kemudian saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS
MAULANA menghubungi terdakwa NANDA SAPUTRA BIN
SLAMET, FEBRI dan HERMAN untuk melakukan proses
pencairan dana, nasabah yang menandatangi pengajuan kredit,
pemilik sertifikat serta yang mengambil dana saksi FIRMAN
MAULANA BIN DIMAS MAULANA tidak mengenal karena yang
mempersiapkan adalah terdakwa NANDA SAPUTRA BIN
SLAMET, FEBRI dan HERMAN, terdakwa NANDA SAPUTRA
BIN SLAMET digunakan untuk kepentingan pribadi antara lain
membayar hutang, modal usaha dan keperluan hidup sehari-
hari, adapun pinjaman yang merupakan kredit fiktif, yang
kelengkapanya dipersiapkan oleh terdakwa NANDA SAPUTRA
BIN SLAMET yang dihadirkan sebagai saksi di persidangan
atas Terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET antara lain
sebagai berikut :
1 Pinjaman kredit atas nama NARDI nomor rekening 5832-01-
018658-10-8 tanggal pencairan 4 Maret 2019 sejumlah
Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
Dengan cara terdakwa meminjam sertifikat tanah istri
terdakwa yakni saksi Warni lalu meminjam nama ipar
terdakwa yakni saksi Tompo Bin Sulaiman untuk
mengajukan pinjaman, lalu terdakwa menyerahkan KTP
an.nardi dan KTP istrinya yakni Warti, Kartu Keluarga yang
diserahkan kepada saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS
MAULANA tiga hari berselang uang cair Rp.40.000.000,-
(empat puluh juta rupiah) dengan angsuran per bulanya
Rp.1.591.200,- selama 36 bulan, kesemuanya diterima oleh
Nardi lalu dibagi 2 dengan terdakwa masing-masing
Rp.20.000.000,- dan saksi Nardi membayar Rp.450.000,-
selama 36 bulan melalui terdakwa.
2 Pinjaman kredit atas nama MARI, nomor rekening 5832-01-
019050-10-9 tanggal 15 April 2019 sejumlah
Rp.40.000.000,- (empat puluh juta rupiah)
Dengan cara awalnya saksi MARI Bin SUKEMI menemui
terdakwa dan bercerita membutuhkan uang namun dia
masih mempunyai tanggungan pinjaman di BRI Unit
Bogorejo kemudian pinjaman tersebut di lunasi oleh
terdakwa Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) lalu saksi
MARI Bin SUKEMI mengajukan pinjaman baru melalui saksi
Firman Maulana Bin Dimas maulana di BRI Unit Jepon
senilai Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) setelah
cair terdakwa diberi sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta
rupiah) dan saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS
MAULANA meminta Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah)
untuk biaya menutup daftar hitam dan memalsu tanda
tangan orang tua dari saksi MARI Bin SUKEMI (pemilik
sertipikat an. SUKEMI).
3 Pinjaman kredit atas nama WARJI, nomor rekening : 5832-
01-019153-10-1 tanggal 28 April 2019 sejumlah
Rp.35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah)

Dengan cara WARJI Bin SAKIYO mengutarakan kepada


terdakwa kalau dirinya membutuhkan uang, maka
selanjutnya terdakwa meminta KTP suami istri dan KK serta
sertifikat yang dijadikan agunan, setelah semua persyaratan
lengkap kemudian kepada saksi FIRMAN MAULANA BIN
DIMAS MAULANA untuk proses pengajuan pinjaman kredit.
Setelah dana cair sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh lima
juta rupiah) terdakwa diberi komisi oleh Sdr. WARJI sebesar
Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah), saat ini
pinjaman tersebut telah lunas.
4 Pinjaman kredit atas nama KASMI, nomor rekening : 5832-
01-020326-10-3 tanggal 22 September 2019 sejumlah
Rp.35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah)

Dengan cara mulanya Sdr. PITONO menyampaikan kepada


terdakwa jika dirinya membutuhkan uang sebesar Rp.
20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) dan meminta tolong
untuk meminjamkan di Bank dan saat itu terdakwa juga
sedang membutuhkan uang sehingga menyuruh untuk
memperbesar nilai pinjaman menjadi Rp. 35.000.000,- (tiga
puluh juta rupiah) dengan perjajian terdakwa bertanggung
jawab atas pelusan sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah) kemudian terdakwa meminta KTP an. KASMI
dan PITOYO (suami istri) berikut sertifikat tanah yang
dijadikan agunan yang kesemuanya diserahkan kepada
saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA setelah
diproses dana cair sebesar Rp. 35.000.000,- (tiga puluh juta
rupiah), KASMI Binti WARNO mendapat Rp. 20.000.000,-
(dua puluh juta rupiah) sedangkan terdakwa mendapat Rp.
15.000.000,- (lima belas juta rupiah) namun uang tersebut
semua dipinjam dulu oleh terdakwa kemudian dikembalikan
sebesar Rp.19.000.000,- dengan alasan Rp. 1.000.000,-
(satu juta rupiah) diberikan kepada saksi FIRMAN
MAULANA BIN DIMAS MAULANA .
5 Pinjaman kredit atas nama SAMIT nomor rekening : 5832-
01-021181-10-8 tanggal 23 Januari 2020 sejumlah
Rp.35.000.000,- (tiga puluh lima juta rupiah)

Bahwa benar awalnya saksi Nyamilah didatangi oleh


terdakwa dan menanyakan apakah saksi mau meminjam
uang di BRI dengan proses mudah cukup menyerahkan
KTP, KK dan sertifikat tanah sebagai jaminan karena
katanya terdakwa kenal dengan Mantri BRI Jepon, semula
saksi Nyamilah menolak namun terdakwa malah berniat
meminjam sertifikat saksi untuk dijadikan agunan pinjaman,
saat itu sertifikat saksi diagunkan di Koperasi karena saksi
mempunyai hutang sebesar Rp.13.000.000,- di Koperasi dan
hutang saksi di Koprasi sebesar Rp.13.000.000,- dilunasi
oleh terdakwa dan sertifikat saksi diambil oleh terdakwa, lalu
terdakwa menyerahkan KK dan KTP saksi dan suami saksi
yakni Samit, sertifikat tersebut digunakan untuk meminjam di
BRI Unit Jepon sebesar Rp.35.000.000,- setelah cair dibagi
dua dengan terdakwa masing-masing mendapatkan
Rp.17.500.000,- tetapi semua diminta oleh terdakwa karena
terdakwa telah melunasi hutang saksi di Kopersi sebesar
Rp.13.000.000,- sisa Rp.4.500.000 oleh terdakwa tidak
dikembalikan kepada saksi Nyamilah
- Bahwa perbuatan terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET
dalam memberi bantuan kepada saksi FIRMAN MAULANA BIN
DIMAS MAULANA sehingga melakukan kejahatan yang
bertentangan dengan :
1. Pasal 3
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan
Negara, yaitu Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
pada peraturan PerUndang-Undangan, efisian, ekonomis,
efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
2. Surat Edaran
Direksi Nose : S.118-DIR/ADK/100012015 tanggal 28 Mei
2015 tentang KUPEDES
3. Pedoman
Pelaksanaan Kredit Bisnis Mikro (PPK-BM) PT.Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, kami selaku penasihat hukum


terdakwa berpendapat bahwa unsur “Unsur Menyalahgunakan
Kewenangan, Kesempatan atau Sarana yang ada padanya karena
Jabatan atau Kedudukan” Telah terpenuhi secara dan terbukti secara
sah dan meyakinkan.

4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian Negara


Bahwa didalam penjelasan Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun
1999, kata “dapat” sebelum frasa “merugikan keuangan atau
perekonomian negara” menunjukan benar tindak pidana korupsi
merupakan delik formil, yaitu adanya tindak pidana korupsi cukup dengan
dipenuhinya unsur-unsur perbuatan yang sudah dirumuskan bukan
dengan timbulnya akibat.
Bahwa dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
dijelaskan pula bahwa yang dimaksud Keuangan Negara yakni seluruh
Kekayaan Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak
dipisahkan, termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan
segala hak dan kewajiban yang timbul karena :
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggung jawaban
pejabat Negara, baik ditingkat pusat maupun daerah;
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan dan pertanggungjawaban
Badan Usaha Milik Negara /Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan
Badan Hukum, dan perusahaan yang menyertakan modal Negara,
atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dengan Negara.
Bahwa yang dimaksud dengan Perekonomian Negara adalah kehidupan
perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan ataupun usaha milik masyarakat secara mandiri yang
didasarkan pada kebijakan Pemerintah, baik ditingkat pusat maupun
daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang
bertujuan memberikan manfaat kemakmuran, dan kesejahteraan kepada
seluruh kehidupan rakyat.
Dengan memperhatikan pada bukti-bukti yang diajukan di dalam
persidangan, baik berupa keterangan para Saksi, keterangan ahli,
maupun surat-surat bukti, maka didapat fakta persidangan sebagai berikut
:
Akibat perbuatan terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET memberi
bantuan pada saat kejahatan dilakukan dengan cara mempersiapkan
persyaratan administrasi berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu
Keluarga (KK) dan sertifikat atas nama 19 pemohon pinjaman kredit ke
BRI unit Jepon kepada saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA
dalam penyimpangan pengajuan dan pencairan pinjaman kredit debitur
pada BRI unit Jepon Tahun 2019 dan 2020 yang dilaksanakan tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku telah mengakibatkan kerugian keuangan negara sejumlah
Rp.670.000.000,- (enam ratus tujuh puluh juta rupiah) dari jumlah
keseluruhan berdasarkan surat Kepala Perwakilan BPKP Propinsi Jawa
Tengah Nomor : SR-1196/ PW23/10.1/2018 tanggal 30 Juli 2018, perihal
Laporan Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan
Negara atas dugaan tindak Pidana Korupsi penyimpangan dalam
pengajuan dan pencairan kredit sebanyak 48 debitur pada BRI unit
Jepon tahun 2016 dan 2017 sebesar Rp. 1.552.100.000,- (satu milyar
lima ratus lima puluh dua juta seratus ribu rupiah)

Berdasarkan uraian tersebut , maka unsur “dapat merugikan keuangan


negara atau perekonomian negara“ Telah terpenuhi dan terbukti secara
sah dan meyakinkan.

5. “Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan


dilakukan” dan Unsur “melakukan beberapa perbuatan yang
merupakan kejahatan yang ada hubungannya sedemikian rupa
sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan dilanjut”

Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan bahwa


terdakwa melakukan perbuatan membantu mengumpulkan persyaratan
untuk pengajuan kredit terhadap 19 nasabah untuk diajukan kepada
saksi FIRMAN MAULANA BIN DIMAS MAULANA Pemrakarsa kredit BRI
unit Jepon yang memprakarsai kredit fiktif, kredit topengan, kredit
tempilan, penggunaan pelunasan dan memrakarsai kredit dengan
kesalahan prosedur tersebut dilakukan dalam jangka waktu sejak tanggal
4 Maret 2019 sampai dengan tanggal 24 Januari 2020.

Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, kami selaku penasihat hukum


terdakwa berpendapat bahwa unsur “melakukan beberapa perbuatan
yang merupakan kejahatan yang ada hubungannya sedemikian rupa
sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut” telah
terpenuhi dan terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum

BAB. V. PERMOHONAN.

Majelis Hakim yang kami muliakan,


Jaksa Penuntut Umum yang terhormat, dan
Sidang Pengadilan yang kami muliakan.

Bahwa Jaksa Penuntut Umum telah menuntut agar terdakwa NANDA


SAPUTRA BIN SLAMET dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan Tindak Pidana dalam dakwaan subsidair
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 jo Pasal 18 UU
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP. serta agar dijatuhi pidana penjara selama 3 (dua) tahun 10
(sepuluh) bulan pidana penjara, dikurangi masa penahanan, serta
dibebani denda sebesar Rp. 50.000,000 (lima puluh juta
rupiah),subsidair 3 bulan kurungan Menurut hemat kami selaku
penasihat hukum dari terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET
tuntutan tersebut adalah tepat.

Majelis Hakim Yang Kami Muliakan


Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati.
Hadirin Sidang yang kami hormati.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, kami selaku penasihat


hukum Terdakwa dengan segala kerendahan hati, Mohon dengan
hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Semarang yang mengadili perkara ini, dapat
memberikan putusan sebagai berikut:

1. Menyatakan bahwa Terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET tidak


terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) jo
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dan di tambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-
(1) KUHP.
2. Menyatakan bahwa Terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 3 ayat (1) jo
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dan di tambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-
(1) KUHP.
3. Memberikan Keringanan hukuman kepada Terdakwa NANDA
SAPUTRA BIN SLAMET atas dakwaan-dakwaan tersebut.

ATAU

Bila Majelis Hakim Yang Terhormat berkeyakinan dan berpendapat lain,


kami mohon putusan yang seringan-ringannya, mengingat terdakwa
merupakan tulang punggung keluarga yang memiliki dua orang anak
yang masih membutuhkan banyak biaya. Terdakwa menyesali
perbuatannya, tidak berbelit-belit, bersikap kooperatif, serta mohon
diberikan putusan yang seadil-adilnya sesuai keimanan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (ex aequo et bono) dengan tetap
menjunjung tinggi hak-hak asasi terdakwa sebagai manusia.

Demikian pembelaan (pleidoi) dari kami selaku Penasihat Hukum


terdakwa NANDA SAPUTRA BIN SLAMET kami sampaikan, dan atas
terkabulnya pembelaan ini kami ucapkan terima kasih

Hormat kami
Penasihat Hukum
NANDA SAPUTRA

SEPTIANI MEGA AYU, S.H., M.H.

HENDRI LISTIAWAN NUGROHO, S.Sos., S.H., M.H

ROBBI TANATAN, S.H.

Anda mungkin juga menyukai