Mata Kuliah:
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Viviyani ( 1808201038)
2020
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tersangka menurut Pasal 1 ayat (14) Kitab Undang Undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) adalah seorang yang karena perbuatannya
atau keadaannya, berdasarkan bukti permulaan yang cukup diduga
sebagai pelaku tindak pidana. Perlindungan hak tersangka ialah
segala tindakan yang menjamin dan melindungi tersangka dan hak-
haknya di dalam pemeriksaan pada tingkat penyelidikan maupun
penyidikan. Tersangka berhak memberikan keterangan secara bebas
kepada kepolisian dan tidak boleh dipaksa atau ditekan dalam
memberikan keterangan. Supaya pemeriksaan mencapai hasil yang
tidak menyimpang dari pada yang sebenarnya maka tersangka harus
dijauhkan dari rasa takut, oleh karena itu wajib dicegah adanya
paksaan atau tekanan terhadap tersangka.
Hakekat adanya aturan hukum adalah memberi jaminan keadilan
serta kepastian hukum bagi masyarakat, tanpa terkecuali terhadap
mereka yang diduga atau disangka telah melakukan suatu tindak
pidana yang menurut hukum juga patut dijamin hak-hak sebagai
manusia dan sebagai warga negara. Meskipun seseorang telah
dinyatakan sebagai tersangka, namun Pasal 50 sampai dengan Pasal
68 KUHAP menjamin tentang hak-hak tersangka tetap dilindungi
dan hal ini menunjukkan bahwa Negara Indonesia melindungi
warganegaranya meskipun warganegaranya tersebut diduga telah
melakukan tindak pidana, sehingga ditetapkan sebagai tersangka.
Asas praduga tidak bersalah harus dijunjung tinggi yaitu setiap orang
yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan
dimuka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai
adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan
memperoleh kekuatan hukum tetap. Melalui asas praduga tidak
bersalah ini maka perlakuan yang sama atas diri setiap orang dimuka
hukum dengan tidak mengadakan perbedaan perlakuan walaupun
5
orang tersebut menyandang status tersangka karena belum tentu
tersangka bersalah dan belum mendapatkan putusan hukum yang
tetap.
B. Rumusan Masalah
1. Hak-Hak Apasaja yang Dimiliki Terdakwa dalam Hukum Acara
Pidana?
2. Kewajiban-Kewajiban Apasaja yang Dimiliki Terdakwa dalam
Hukum Acara Pidana?
C. Tujuan
1. Mengetahui Hak-Hak yang Dimiliki Terdakwa dalam Hukum
Acara Pidana.
2. Mengetahui Kewajiban-Kewajiban yang Dimiliki Terdakwa dalam
Hukum Acara Pidana?
D.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
1. Hak Prioritas Penyelesaian Perkara
Hal ini telah ditegaskan dalam Pasal 50 KUHAP yang berbunyi:
a. Tersangka berhak segera mendapatkan pemeriksaan oleh
penyidik selanjutnya dapat diajukan ke Penuntut Umum.
b. Tersangka berhak perkaranya segera dimajukan ke
Pengadilan oleh Penuntut Umum
c. Terdakwa berhak segera diadili oleh Pengadilan.
8
Seseorang dianggap perlu untuk mendapatkan juru Bahasa adalah:
a. Orang asing
b. Orang Indonesia yang tidak paham Bahasa Indonesia
c. Orang bisu tuli yang tidak bisa menulis
9
Bagi tersangka yang dikenakan penahanan, tidak ada larangan bagi mereka
untuk menghubungi penasehat hukumnya selama hal tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku. Hal
ini telah ditegaskan dalam Pasal 57 ayat (1) KUHAP.
8. Hak Kunjungan Oleh Dokter Pribadi
Tersangka boleh menerima kunjungan dari siapa saja selama kunjungan
tersebut tidak membahayakan ketertiban dan keamanan termasuk
juga menerima kunjungan dari dokter pribadinya. Diatur dalam
Pasal 58 KUHAP, berbunyi sebagai berikut :
“tersangka atau terdakwa yang dikenakan penahanan berhak
menghubungi dan menerima kunjungan dokter pribadinya untuk
kepentingan kesehatan baik yang ada hubungannya dengan proses
perkara maupun tidak”.
9. Hak Diberitahukan, Menghubungi atau Menerima Kunjungan
Keluarga dan Sanak Keluarganya
Tersangka yang ditangkap dan dilakukan penahan atas dirinya terkadang
tidak diketahui oleh keluarganya, disebabkan ketika penangkapan
terjadi tersangka berada ditempat lain, maka perlu diberiitahukan
kepada keluarganya tentang penahan atas diri tersangka. Hal ini
telah diatur dalam ketentuan Pasal 59 KUHAP, yang berbunyi:
"tersangka yang dikenakan penahanan atas dirinya oleh pejabat yang
berwenang, pada semua tingkat pemeriksaan dalam
proses peradilan, kepada keluarganya atau orang lain yang
bantuanya dibutuhkan oleh tersangka umtuk mendapatkan
bantuan hukum atau jaminan bagi penangguhanya”
Berhak menerima kunjungan dari keluarganya atau lainnya dalam urusan
mendapatkan bantuan hukum atau untuk kepentingan pekerjaan
atau untuk kepentingan kekeluargaan, sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 60 dan 61 KUHAP. Pasal 60 KUHAP, berbunyi:
“tersangka berhak menghubungi dan menerima kunjungan pihak yang
mempunyai hubungan kekeluargaan atau lainnya dengan
10
tersangka guna mendapatkan jaminan bagi penangguhan
penahanan ataupun untuk usaha mendapatkan bantuan hukum”.
Pasal 61 KUHAP, berbunyi :
“tersangka atau terdakwa berhak secara langsung atau dengan perantara
penasehat hukumnya menghubungi dan menerima kunjungan
sanak keluarganya dalam hal yang tidak ada hubungannya dengan
perkara tersangka atau terdakwa untuk kepentingan pekerjaan
atau untuk kepentingan kekeluargaan”.
11
Pasal 66 KUHAP, berbunyi : “tersangka atau terdakwa tidak dibebani
kewajiban pembuktian”.
Berdasarkan penjelasan Pasal 66 KUHAP, ketentuan ini
merupakan penjelmaan dari asas praduga tidak bersalah
(presumption of innounce). Seorang tersangka tidak dibebani
kewajiban pembuktian karena tidak adil apabila kerugian
perampasan hak akibat ditahan masih ditambah dengan kewajiban
pembuktian.
Hak-hak yang di atas menjelaskan bahwa di Negara ini warga Negara yang
ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana yang dituduhkan
mendapatkan perlindungan terhadap hak-hak yang dimilikinya
tanpa memandang status sosialnya. Dan tujuan diberikan
perlindungan hukum terhadap hak tersangka adalah untuk
menghormati hak asasi tersangka, adanya kepastian hukum serta
menghindari perlakuan sewenang-wenang dan tidak wajar dari
para aparat hukum. 1
B. Kewajiban-Kewajiban Tersangka dalam Hukum Acara Pidana
Berikut ini adalah kewajiban tersangka dan terdakwa menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) :
1. Tersangka atau terdakwa wajib melapor diri pada waktu yang
ditentukan dalam hal yang bersangkutan menjalani penahanan kota
(Pasal 22 ayat 3 KUHAP).
2. Kewajiban meminta izin keluar rumah atau kota dari penyidik,
penuntut umum atau hakim yang memberi perintah penahanan,
bagi tersangka atau terdakwa yang menjalani penahanan rumah
atau penahanan kota (Pasal 22 ayat 2 dan 3 KUHAP).
3. Kewajiban menaati syarat yang ditentukan bagi tersangka atau
terdakwa yang menjalani masa penangguhan, misalnya wajib lapor
tidak keluar rumah atau kota (penjelasan Pasal 31 KUHAP).
1
https://litigasi.co.id/hukum-acara/56/hak-hak-tersangka (Diakses pada Kamis, 19 maret 2020
jam 11:44)
12
4. Wajib menyimpan isi berita acara (turunan berita acara
pemeriksaan) untuk kepentingan pembelaannya (Pasal 72 KUHAP
dan penjelasannya).
5. Kewajiban menyebut alasan-alasan apabila mengajukan
permintaan tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau
penahanan, serta permintaan ganti kerugian dan atau rehabilitas
(Pasal 79 dan 81 KUHAP).
6. Tersangka /saksi wajib datang kepada penyidik apabila dipanggil,
Jika tidak datang, maka dipanggil sekali lagi dengan petugas yang
membawanya kepada penyidik. Namun jika memiliki alasan yang
patut dan wajar, maka penyidik yang mendatangi tersangka / saksi.
(Pasal 112 dan 113 KUHAP).
7. Wajib hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan. Apabila
terdakwa setelah diupayakan dengan sungguh-sungguh tidak dapat
dihadirkan dengan baik, maka terdakwa dapat dihadirkan dengan
paksa (Pasal 154 ayat 4 & 6 KUHAP).2
2
Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Rineka Cipta: Jakarta, 2014) hlm: 242-279.
13
KESIMPULAN
14
5. Kewajiban menyebut alasan-alasan apabila mengajukan
permintaan tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau
penahanan, serta permintaan ganti kerugian dan atau rehabilitas
(Pasal 79 dan 81 KUHAP).
6. Tersangka /saksi wajib datang kepada penyidik apabila dipanggil,
Jika tidak datang, maka dipanggil sekali lagi dengan petugas yang
membawanya kepada penyidik. Namun jika memiliki alasan yang
patut dan wajar, maka penyidik yang mendatangi tersangka / saksi.
(Pasal 112 dan 113 KUHAP).
Wajib hadir pada hari sidang yang telah ditetapkan. Apabila terdakwa
setelah diupayakan dengan sungguh-sungguh tidak dapat
dihadirkan dengan baik, maka terdakwa dapat dihadirkan dengan
paksa (Pasal 154 ayat 4 & 6 KUHAP).
15
DAFTAR PUSTAKA
16