Gasal 2020/2021 HUKUM ACARA PIDANA Nama : Alika Shanya Deivira NIM : 010001800046 Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana Dosen : Dr. Abdul Ficar Hadjar SH, MH
1. Asas-Asas Hukum Acara Pidana
- Praduga Tidak Bersalah Di dalam penjelasan umum butir 3c KUHP asas ini merupakan setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntu, dan/atau dihadapkan di muka sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya. - Semua Orang Diperlakukan Sama Di Depan Hakim Menurut UU kekuasaan kehakiman Pasal 5 ayat (1) dan KUHAP dalam penjelasan butir 3a. Pasal 5 ayat (1) bahwa Pengadilan harus mengadili menurut hukum tanpa membeda-bedakan orang. - Peradilan Dilakukan Oleh Hakim Karena Jabatannya dan Tetap Pengambilan keputusan salah atau tidaknya hanya hakim yang dapat menentukannnya karena jabatannya dan bersifat tetap. - Asas presentasi Hakim memeriksa perkara pidana dengan hadirnya terdakwa - Asas fair impersonal Peradilan cepat,sederhana, biaya ringan,bebas,jujur dan tidak memihak harus diterapkan secara konsekuen dalam seluruh tingkat peradilan 2. Penyelidik adalah pejabat polisi Negara republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan. A. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tindakannya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur undang-undang ini. B. Tugas dan Wewenangnya: - Menerima laporan / pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana - Pengaturan serta menyetop orang yang dicurigai untuk diperiksa - Mencari keterangan dan barang bukti - Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. 3. A. penyidik adalah pejabat polisi Negara republik Indonesia atau pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan. B. penyidikan merupakan serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. C. Tugas dan kewenangan penyidik - Menerima laporan/ aduan tentang adanya tindak pidana - Melakukan tindakan pertama saat kejadian - Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memerika tanda pengenalnya - Melakukan, penangkapan, penahanan, penggeledahan & penyitaan. - Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat - Mengambil sidik jari & memotret seseorang - Memanggil orang untuk diperiksa sebagai tersangka/saksi - Mendatangkan ahli dalam pemeriksaan perkara - Mengadakan penghentian penyidikan (SP3) 4. a. Penangkapan (Pasal 16 – 19), suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan aau penuntutan dan atau peradilan dalam hal serta menurut cara yang diatur. b. Penahanan (Pasal 2 – 31), penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. c. Penggeledahan (Pasal 32 – 37), tindakan penyidik untuk memasuki rumah, tempat tinggal dan tempat tertutup lainna untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini. Penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau dibawahnya serta, untuk disita. d. Penyitaan (Pasal 38 – 46), serangkaian tindakan penyidik untuk mengabil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya enda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan. e. Pemeriksaan Surat (Pasal 47 – 49), penyidik berhak membuka, dan menyita surta yang dikirim melalui kantor pos, perusahaan telekomunikasi, atau perusahaan pengangkutan, jika surat tersebut dicurigai dgn alasan yang kuat mempunyai hubungan dgn perkara pidana yang sedang diperiksa. f. Penetapan Tersangka (Putusan MK tgl 24 April 2015, No.21/PUU-XII/2014- harus dengan 2 alat bukti). 5. Alasan menurut Pasal 17 KUHAP: - Diduga keras melakukan tindak pidana - Berdasarkan bukti permulaan cukup (bukti permulaan cukup ialah bukti permulaan untuk menduga adanya tindak pidana sudah cukup) Dasar penahannya berdasarkan KUHAP: - Unsur yuridis (syarat objektif) pasal 21 ayat 4 KUHAP - Unsur keperluan (syarat subjektif) pasal 21 ayat 1 KUHAP - Dipenuhinya syarat pasal 21 ayat 1 KUHAP 6. Alasan – alasan penghentian penyidikan : (Pasal 109 ayat 2 KUHAP) Tidak diperoleh bukti yang cukup Peristiwa yang disangka bukan merupakan tindak pidana Penghentian penyidikan demi hukum karna : o Nebis in idem (seseorang tidak dapat dituntut dengan perkara yang sama) o Tersangka meninggal dunia o Karena kadaluarsa 7. Hak-hak terdakwa/tersangka menurut KUHAP pasal 50 – 68: Hak untuk segera diperiksa, diajukan kepengadilan dan diadili ( Pasal 50 ayat 1, 2, dan 3) Hak untuk mengetahui dengan jelas dan bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan dan apa yang didakwakan ( Pasal 51 butir a dan b ) Hak untuk memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik dan hakim tersebut di muka ( Pasal 52 ) Hak untuk mendapaykan juru bahasa ( Pasal 53 ayat 1 ) Hak untuk mendapat banuan huku m pada tingkat pemeriksaan ( Pasal 54 ) 8. Perkara pidana dengan dengan acara biasa, terhadap perkara-perkara yang dilimpahkan berdasarkan Pasal 143 KUHAP, yang menurut Jaksa Penuntut Umum termasuk kekuasaan atau wewenang Pengadilan Negeri untuk diperiksa dan diadili maka Ketua Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 147 KUHAP mempelajari perkara tersebut apakah perkara itu termasuk kekuasaan atau wewenang pengadilan yang dipimpinnya. 9. Kewenangan tersebut oleh Pengadilan Negri untuk memutus dan memeriksa menurut cara yang diatur dalam UU tentang : Sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penahanan Saha atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan Permintaan ganti rugi atau rehabilitasi B. Sebutkan dasar hukum yang mengatur kewenangan Praperadilan! Pasal 1 ayat 10 KUHAP KepMen Kehakiman RI no. M.01 PW.07.03 tahun 1982 Putusan MK no.21 tahun 2004 10. Surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat, kelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan, apakah yang dimaksud cermat,jelas dan lengkap? Cermat : bersikap cermat/teliti terutama yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan Jelas : rumusan unsur-unsur delik harus dapat dipadukan dan dijelaskan dalam bentuk uraian fakta perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa Lengkap : tidak boleh terjadi adanya unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan yang tertinggal atau tidak tercantum dalam surat dakwaan