Anda di halaman 1dari 39

PARA PIHAK TERLIBAT

DALAM
HUKUM ACARA PIDANA
(HAP)

Fakultas Syari’ah
UIN Raden Intan Lampung
Bandar Lampung
2019
PARA PIHAK DALAM
HUKUM ACARA PIDANA

Tersangka/terdakwa
Penyelidik/Penyidik
Penuntut Umum
Hakim (Kekuasaan
Kehakiman)
Advokat (Bantuan Hukum)
TERSANGKA/TERDAKWA
 Tersangka adalah seorang yang karena
perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku
tindak pidana.
 Bukti permulaan dapat diartikan sebagai fakta-
fakta atau keadaan yang menunjukkan
seseorang patut diduga sebagai pelaku tindak
pidana.
 Terdakwa adalah seorang tersangka yang
dituntut, diperiksa dan diadili di sidang
pengadilan.
HAK-HAK TERSANGKA/TERDAKWA
 Hak untuk segera diperiksa, diajukan ke
pengadilan dan diadili;
 Hak untuk mengetahui dengan jelas tentang apa
yang disangkakan dan apa yang didakwakan;
 Hak untuk memberikan keterangan dengan
bebas kepada penyidik atau kepada hakim;
 Hak untuk mendapat juru bahasa;
 Hak untuk mendapat bantuan hukum;
 Hak untuk dikunjungi sanak keluarga;
 Hak untuk menuntuk ganti kerugian dan
rehabilitasi;
 Hak untuk beribadah, dll.
PENYELIDIK DAN PENYIDIK
 Penyelidik adalah penjabat polisi negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk melakukan penyelidikan.
 Kewenangan (utama) penyelidik berdasarkan
hukum:
a. menerima laporan atau pengaduan;
b. mencari keterangan dan barang bukti;
c. menyuruh berhenti orang yang dicurigai;
d. tindakan lain menurut hukum.
PENYELIDIK…
 Kewenangan penyelidik berdasar perintah
penyidik:
a. penangkapan, larangan meninggalkan tempat,
penggeledahan, dan penyitaan;
b. pemeriksaan dan penyitaan surat;
c. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
dan
d. membawa dan menghadapkan seseorang
kepada
penyidik.
PENYIDIK…
 Penyidik adalah pejabat polisi negara RI atau
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang untuk
melakukan penyidikan.
 Penyidik Pembantu adalah pejabat kepolisian negara
RI yang karena diberi wewenang tertentu dapat
melakukan tugas penyidikan yang diatur dalam UU.
 Pasal 6 KUHAP ditentukan dua macam badan yang
diberik an wewenang penyidikan yaitu:
a. Pejabat polisi negara Republik Indonesia;
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi
wewenang khusus oleh undang-undang.
WEWENANG PENYIDIK
 a. menerima Iaporan atau pengaduan dari
seorang
tentang adanya tindak pidana;
 b. melakukan tindakan pertama pada saat di
tempat
kejadian;
 c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan

memeriksa tanda pengenal diri tersangka;


 d. melakukan penangkapan, penahanan,

penggeledahan dan penyitaan;


 e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
WEWENANG…
 f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
 g. memanggil orang untuk didengar dan
diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
 h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan
dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
 i. mengadakan penghentian penyidikan;

 j. mengadakan tindakan lain menurut hukum


yang
 bertanggung jawab.
PENYIDIK PENUH
 Pasal 2 ayat (2) PP No. 27 Tahun 1983, pejabat polisi
yang dapat diangkat sebagai pejabat penyidik penuh
harus memenuhi syarat kepangkatan dan
pengangkatan:
a. sekurang-kurangnya berpangkat pembantu letnan
dua polisi;
b. atau berpangkat bintara di bawah pembantu
letnan dua apabila dalam suatu sektor kepolisian
tidak ada pejabat polisi yang berpangkat
pembantu
letnan dua;
c. ditunjuk dan diangkat oleh kepala kepolisian RI.
PENYIDIK PEMBANTU
 Pasal 3 PP No. 27 Tahun 1983, pejabat polisi yang
dapat diangkat sebagai pejabat penyidik pembantu
harus memenuhi syarat kepangkatan dan
pengangkatan:
a. sekurang-kurangnya berpangkat sersan dua
polisi;
b. atau pegawai negeri sipil dalam lingkungan
kepolisian negara dengan syarat sekurang-
kurangnya pengatur muda (golongan II/a);
c. diangkat oleh kepala kepolisian RI atas usul
komandan atau pimpinan kesatuan masing-
masing.
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
(PPNS)
 Diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf b KUHAP;
 Pada dasarnya kewenangan yang dimiliki PPNS
bersumber pada ketentuan undang-undang
khusus, yang telah menetapkan sendiri
pemberian wewenang penyidikan pada salah satu
pasalnya.
 Pasal 7 ayat (2) KUHAP: PPNS mempunyai
wewenang sesuai dengan undang-undang yang
menjadi landasan hukumnya masing-masing, dan
dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah
koordinasi dan pengawasan penyidik Polri.
PPNS…
 Untuk kepentingan penyidikan, penyidik polri
memberikan petunjuk kepada PPNS tertentu, dan
memberikan bantuan penyidikan yang diperlukan.
 PPNS tertentu, harus melaporkan kepada penyidik Polri
tentang adanya suatu tindak pidana yang sedang
disidik, jika dari penyidikan ditemukan bukti yang kuat
untuk mengajukan tindak pidananya kepada penuntut
umum.
 Apabila PPNS telah selesai melakukan penyidikan,
harus menyerahkan hasil penyelidikan kepada penuntut
umum melalui penyidik Polri.
 Penghentian penyidikan oleh PPNS, harus diberitahukan
kepada penyidik Polri dan Penuntut Umum.
PENUNTUT UMUM
 Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh
UU bertindak sebagai penuntut umum serta
melakukan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
 Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan
undang-undang.
 Penuntut umum adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh UU untuk melakukan penuntutan
dan melaksanakan penetapan hakim.
WEWENANG PENUNTUT UMUM
 a. menerima dan memeriksa berkas perkara
penyidikan dari penyidik atau penyidik pembantu;
 b. mengadakan pra penuntutan apabila ada

kekurangan pada penyidikan dengan


memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan
ayat (4), dengan memberi petunjuk dalam rangka
penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
 c. memberikan perpanjangan penahanan, melakukan

penahanan atau penahanan lanjutan dan atau


mengubah status tahanan setelah perkaranya
dilimpahkan oleh penyidik;
WEWENANG….

 d. membuat surat dakwaan;


 e. melimpahkan perkara ke pengadilan;

 f. menyampaikan pemberitahuan kepada


terdakwa
tentang ketentuan hari dan waktu perkara
disidangkan yang disertai surat panggilan,
baik
kepada terdakwa maupun kepada saksi,
untuk
datang pada sidang yang telah ditentukan;
WEWENANG…

 g. melakukan penuntutan;
 h. menutup perkara demi kepentingan hukum;

 i. mengadakan tindakan lain dalam Iingkup


tugas
dan tanggung jawab sebagai penuntut umum
menurut ketentuan undang-undang ini;
 j. melaksanakan penetapan hakim.
HAKIM DAN KEKUASAAN KEHAKIMAN
 Hakim adalah pejabat peradilan negara yang
diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili.
 Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim
untuk menerima, memeriksa, dan memutus
perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur,
dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini.
 Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
HAKIM…
 Peradilan dilakukan "DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA".
 Semua peradilan di seluruh wilayah negara
Republik Indonesia adalah peradilan negara yang
diatur dengan undang-undang.
 Peradilan negara menerapkan dan menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.
 Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat,
dan biaya ringan.
HAKIM…

 Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa,


mengadili, dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada
atau kurang jelas, melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya.
 Hakim wajib menggali, mengikuti, dan
memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan
yang hidup dalam masyarakat.
PELAKSANA KEKUASAAN KEHAKIMAN

 Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah


Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan
umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi.
MAHKAMAH AGUNG
 Mahkamah Agung merupakan pengadilan negara tertinggi
dari badan peradilan yang berada di dalam keempat
lingkungan peradilan.
 Mahkamah Agung berwenang:
 a. mengadili pada tingkat kasasi terhadap putusan
yang diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan
di semua lingkungan peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung, kecuali undang-undang
menentukan lain;
 b. menguji peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang; dan
 c. kewenangan lainnya yang diberikan undang-undang.
MAHKAMAH…
 Mahkamah Agung dapat memberi keterangan,
pertimbangan, dan nasihat masalah hukum
kepada lembaga negara dan lembaga
pemerintahan.
 Terhadap putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap, pihak-pihak
yang bersangkutan dapat mengajukan
peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung,
apabila terdapat hal atau keadaan tertentu yang
ditentukan dalam undang-undang.
 Terhadap putusan peninjauan kembali tidak dapat
dilakukan peninjauan kembali.
BADAN PERADILAN
DIBAWAH MAHKAMAH AGUNG

 Peradilan umum berwenang memeriksa,


mengadili, dan memutus perkara pidana dan
perdata sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Peradilan agama berwenang memeriksa,
mengadili, memutus, dan menyelesaikan perkara
antara orang-orang yang beragama Islam sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
BADAN PERADILAN…
 Peradilan militer berwenang memeriksa,
mengadili, dan memutus perkara tindak pidana
militer sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Peradilan tata usaha negara berwenang
memeriksa, mengadili, memutus, dan
menyelesaikan sengketa tata usaha negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PENGADILAN KHUSUS
 Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam
salah satu lingkungan peradilan yang berada di
bawah Mahkamah Agung.
 Ketentuan mengenai pembentukan pengadilan
khusus diatur dalam undang-undang.
 Contoh Pengadilan Khusus:

- Pengadilan Tindak Pidana Korupsi;


- Pengadilan Hak Asasi Manusia;
- Pengadilan Anak;
- dll.
HAKIM AGUNG, HAKIM PENGADILAN,
DAN HAKIM AD HOC
 Pengangkatan hakim agung berasal dari hakim
karier dan nonkarier, pengangkatan hakim agung
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dari nama
calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial.
 Hakim pengadilan di bawah Mahkamah Agung
merupakan pejabat negara yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman yang berada pada badan
peradilan di bawah Mahkamah Agung.
 Hakim ad hoc dapat diangkat pada pengadilan
khusus untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara yang membutuhkan keahlian
dan pengalaman di bidang tertentu dalam jangka
waktu tertentu.
ADVOKAT DAN BANTUAN HUKUM
 Setiap orang yang tersangkut perkara berhak
memperoleh bantuan hukum.
 Setiap orang yang tersangkut perkara berhak
memperoleh bantuan hukum.
 Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang
diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara
cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum.
 Pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga
bantuan hukum atau organisasi kemasyarakatan
yang memberi layanan Bantuan Hukum
berdasarkan Undang-Undang ini.
BANTUAN HUKUM…
 Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok
orang miskin.
 Penyelenggaraan Bantuan Hukum bertujuan untuk:
 a. menjamin dan memenuhi hak bagi Penerima Bantuan

Hukum untuk mendapatkan akses keadilan;


 b. mewujudkan hak konstitusional segala warga negara
sesuai dengan prinsip persamaan kedudukan di dalam
hukum;
 c. menjamin kepastian penyelenggaraan Bantuan Hukum
dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia; dan
 d. mewujudkan peradilan yang efektif, efisien, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
BANTUAN HUKUM…

 Bantuan Hukum diberikan kepada Penerima


Bantuan Hukum yang menghadapi masalah hukum.
 Bantuan Hukum meliputi masalah hukum
keperdataan, pidana, dan tata usaha negara baik
litigasi maupun nonlitigasi.
 Bantuan Hukum meliputi menjalankan kuasa,
mendampingi, mewakili, membela, dan/atau
melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan
hukum Penerima Bantuan Hukum.
 Bantuan hukum diberikan secara cuma-cuma pada
semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap
perkara tersebut telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
PEMBERI BANTUAN HUKUM
 Pelaksanaan Bantuan Hukum dilakukan oleh
Pemberi Bantuan Hukum yang telah memenuhi
syarat berdasarkan Undang-Undang.
 Syarat-syarat Pemberi Bantuan Hukum meliputi:

a. berbadan hukum;
b. terakreditasi berdasarkan Undang-Undang ini;
c. memiliki kantor atau sekretariat yang tetap;
d. memiliki pengurus; dan
e. memiliki program Bantuan Hukum.
KEWAJIBAN PEMBERI BANTUAN
HUKUM
 Pemberi Bantuan Hukum berkewajiban untuk:
a. melaporkan kepada Menteri tentang program
Bantuan Hukum;
b. melaporkan setiap penggunaan anggaran
negara
yang digunakan untuk pemberian Bantuan
Hukum
berdasarkan Undang-Undang ini;
c. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Bantuan Hukum bagi advokat, paralegal, dosen,
mahasiswa fakultas hukum yang direkrut ;
KEWAJIBAN…
d. menjaga kerahasiaan data, informasi, dan/atau
keterangan yang diperoleh dari Penerima Bantuan
Hukum berkaitan dengan perkara yang sedang
ditangani, kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang; dan
e. memberikan Bantuan Hukum kepada Penerima
Bantuan Hukum berdasarkan syarat dan tata cara
yang ditentukan dalam Undang-Undang ini sampai
perkaranya selesai, kecuali ada alasan yang sah
secara hukum.
HAK PEMBERI BANTUAN HUKUM
 Pemberi Bantuan Hukum berhak:
a. melakukan rekrutmen terhadap advokat,
paralegal, dosen, dan mahasiswa fakultas hukum;
b. melakukan pelayanan Bantuan Hukum;
c. menyelenggarakan penyuluhan hukum, konsultasi
hukum, dan program kegiatan lain yang berkaitan
dengan penyelenggaraan Bantuan Hukum;
d. menerima anggaran dari negara untuk
melaksanakan Bantuan Hukum berdasarkan
undang-undang;
HAK PEMBERI…
e. mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam
membela perkara yang menjadi tanggung
jawabnya di dalam sidang pengadilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
f. mendapatkan informasi dan data lain dari
pemerintah ataupun instansi lain, untuk
kepentingan pembelaan perkara; dan
g. mendapatkan jaminan perlindungan hukum,
keamanan, dan keselamatan selama
menjalankan pemberian Bantuan Hukum.
ADVOKAT
 Advokat adalah orang yang berprofesi memberi
jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2003 tentang Advokat.
 Permohonan Bantuan Hukum Secara Cuma-
Cuma dapat diajukan bersama-sama oleh
beberapa Pencari Keadilan yang mempunyai
kepentingan yang sama terhadap persoalan
hukum yang bersangkutan.
ADVOKAT…
 Dalam hal Pencari Keadilan tidak mampu
menyusun permohonan tertulis, permohonan
dapat diajukan secara lisan.
 Permohonan yang diajukan secara lisan
dituangkan dalam bentuk tertulis yang
ditandatangani oleh pemohon dan Advokat atau
petugas pada Organisasi Advokat atau Lembaga
Bantuan Hukum yang ditugaskan untuk itu.
 Permohonan bantuan hukum yang diajukan
langsung kepada Advokat, tembusan
permohonan disampaikan kepada Organisasi
Advokat.
 Advokat dalam memberikan Bantuan Hukum
secara cuma-cuma harus memberikan perlakuan
yang sama dengan pemberian bantuan hukum
yang dilakukan dengan pembayaran honorarium.
 Advokat dilarang menolak permohonan Bantuan
Hukum secara cuma-cuma.
 Advokat dalam memberikan Bantuan Hukum
secara cuma-cuma dilarang menerima atau
meminta pemberian dalam bentuk apapun dari
Pencari Keadilan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai