Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MICHELLE SETIAWAN

NIM : 81921912
FAK/JUR : FHIS / ILMU HUKUM
MATA KULIAH : PENANGANAN PERKARA PIDANA

SOAL

1. Jelaskan perbedaan antara Penyelidikan dan Penyidikan!


 Penyelidikan lebih mengarah pada pencarian dan penemuan peristiwa yang
diduga merupakan tindakan pidana. Sedangkan penyidikan lebih mengarah pada
pencarian serta penemuan bukti, agar bisa menangkap tersangka.

2. Dapatkah penyelidik melaksanakan tindakan penangkapan? Jelaskan!


 Penyelidikan adalah tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya
dilakukan penyidikan.
Penyelidikan juga merupakan salah satu cara atau metode atau sub daripada fungsi
penyidikan yang mendahului tindakan lain yaitu penindakan yang berupa
penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat,
pemanggilan, tindakan pemeriksaan, dan penyerahan berkas kepada penuntut
umum untuk.
Sedangkan yang dimaksud dengan penggeledahan adalah tindakan penyidik yang
dibenarkan undang-undang untuk memasuki dan melakukan pemeriksaan di
rumah tempat kediaman seseorang atau untuk melakukan pemeriksaan terhadap
badan dan pakaian seseorang.
Itu artinya, tindakan penggeledahan pada dasarnya merupakan tindakan penyidik
dalam proses penyidikan, bukan tindakan penyelidik. Namun, dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf b Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
diatur bahwa penyelidik dapat melakukan tindakan penggeledahan atas perintah
penyidik.
Tindakan penggeledahan bisa dilakukan oleh penyelidik hanya atas perintah
penyidik. Sedangkan tindakan penangkapan dapat dilakukan baik oleh penyelidik
(tanpa atas perintah penyidik) maupun oleh penyidik.

3. Sebutkan kewenangan yang dimiliki oleh Penyidik!


 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a karena
kewajibannya mempunyai wewenang :
1. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
2. mencari keterangan dan barang bukti;
3. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri;
4. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung-jawab.
4. Sebutkan siapa saja yang dimaksud dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil!
 Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku penyidik dan
mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup
undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.

5. Ketika seseorang tertangkap tangan hal apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang
Penyelidik?
 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b atas perintah
penyidik dapat melakukan tindakan berupa:
1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan;
2. pemeriksaan dan penyitaan surat;
3. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
4. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.

6. Dapatkah seorang saksi dalam proses penyidikan ditingkatkan statusnya menjadi


tersangka? Jelaskan!
 Pada prinsipnya, penetapan seseorang menjadi tersangka dilakukan melalui
tindakan penyidikan. Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Undang – Undang No. 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana  (“KUHAP”), penyidikan adalah serangkaian
tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Jadi, penetapan
tersangka terletak pada penyidik.
 pada dasarnya status tersangka bisa diterapkan kepada orang yang diduga
melakukan tindak pidana. Bisa jadi, sebelumnya yang bersangkutan berstatus
sebagai saksi. Putusan Mahkamah Agung No. 205K/Kr/1957 tertanggal 12
Oktober 1957 menyebutkan, untuk menentukan siapa yang akan dituntut
melakukan suatu tindak pidana semata-mata dibebankan kepada penuntut umum.
Namun, di dalam ruang sidang, hakimlah yang paling berkuasa, termasuk
memilah-milah siapa saksi yang harus dimintai keterangan. jika dalam
persidangan ditemukan bukti keterlibatan saksi dalam suatu perkara, hakim dapat
meminta aparat penegak hukum lain untuk menindaklanjuti dugaan keterlibatan
saksi tersebut. Jika ditemukan bukti yang cukup dalam perkara yang sama, maka
kepada saksi dapat dikenakan status tersangka. Hakim biasanya menyarankan dan
tidak langsung menetapkan status tersangka.
 Kewenangan hakim untuk secara langsung menetapkan saksi menjadi tersangka
terdapat di dalam KUHAP, tetapi untuk tindak pidana memberikan keterangan
palsu. Kewenangan itu diatur dalam Pasal 174 KUHAP. Sebelum status
tersangka ditetapkan, hakim lebih dahulu memperingatkan saksi berupa ancaman
sanksi memberikan keterangan palsu. Jika tetap memberikan keterangan yang
diduga hakim palsu, maka hakim langsung memerintahkan saksi ditahan dan
dituntut oleh penuntut umum karena sumpah palsu. Ini berarti, dari sini dapat kita
ketahui bahwa hakim bisa secara langsung menetapkan saksi menjadi tersangka
dan dapat pula secara tidak langsung menetapkan saksi menjadi tersangka, yakni
dengan meminta aparat penegak hukum lain, seperti kejaksaan.

7. Sebutkan alasan dilakukan penangkapan terhadap seseorang!


 M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan
Penerapan KUHAP : Penyidikan dan Penuntutan  (hal. 158) mengatakan
bahwa alasan penangkapan atau syarat penangkapan tersirat dalam Pasal 17
KUHAP:
-      seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana;
-      dugaan yang kuat itu didasarkan pada bukti permulaan yang cukup.

8. Jelaskan perbedaan antara penangkapan dan penahanan!


 Penangkapan adalah suatu Tindakan penyidik berupa pengekangan
sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup
bukti guna kepentingan penyidikan atau penuntutan dan atau peradilan dalam
hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Demikian
disebut dalam Pasal 1 angka 20 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(“KUHAP”). Dari sini kita bisa ketahui bahwa tindakan penangkapan
dilakukan oleh penyidik pada proses penyidikan.
 Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu
oleh penyidik, atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya, dalam
hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini (Pasal 1 angka 21
KUHAP). Dalam praktiknya, seringkali status tahanan menjadi
berkepanjangan karena proses pemeriksaan di pihak kepolisian masih berjalan.
Menurut Pasal 7 ayat (1) huruf d KUHAP, penyidik (dalam hal ini kepolisian)
karena kewajibannya memiliki wewenang melakukan penahanan. Selain itu,
penahanan juga bisa dilakukan oleh penuntut hukum atau hakim sesuai
tahapan proses peradilan pidana (Pasal 20 KUHAP).

9. Ketika terjadi penghentian penyidikan hal apa saja yang wajib dilaksanakan oleh
Penyidik?
 Jika ternyata dari hasil penyidikan, penyidik tidak memperoleh cukup bukti
untuk menuntut tersangka atau bukti yang diperolch penyidik tidak memadai
untuk membuktikan kesalahan tersangka, maka penyidik dapat melakukan
penghentian penyidikan (Pasal 109 ayat 2 KUHAP). Yang harus dilakukan
oleh penyidik ketika terjadi penghentian penyidikan adalah mengeluarkan
surat SP3. SP3 atau Surat Perintah Penghentian Penyidikan merupakan surat
pemberitahuan dari penyidik kepada penuntut umum bahwa perkara
dihentikan penyidikannya. Sebagaimana yang pernah dijelaskan dalam artikel
SP3, penghentian penyidikan merupakan kewenangan dari penyidik yang
diatur dalam Pasal 7 ayat (1) huruf i jo. Pasal 109 ayat (2) KUHAP.
10. Dapatkah seseorang mendapatkan bantuan hukum dalam proses Penyidikan?
Jelaskan.
 Hak tersangka untuk mendapatkan bantuan hukum dalam proses penyidikan
perkara pidana adalah merupakan hak yang harus dimiliki olch tersangka
dalam memperoleh bantuan hukum dalam hal ini adalah penasihat
hukum/advokat sejak permulaan pemeriksaan perkaranya. Dalam arti bahwa
sejak pemeriksaan tahap penyidikan, seorang tersangka berhak untuk
didampingi seorang penasehat hukum. Penasihat hukum pada dasarnya adalah
memberikan bantuan hukum kepada kliennya di pengadilan maupun di luar
pengadilan seperti mendampingi, mewakili, membela. Dalam proses
penyidikan di kepolisian peranan seorang penasihat hukum adalah sebagai
pendamping agar hak-hak dari tersangka / kliennya tidak dilanggar oleh
penyidik kepolisian, salah satu hak yang diberikan kepada tersangka
terdakwa dalam proses penyelesaian perkara pidana adalah hak untuk
mendapatkan bantuan hukum, di samping beberapa hak lainnya seperti
mendapat pemeriksaan, hak untuk diberitahukan kesalahannya, hak untuk
mendapat kunjungan keluarga dan lain-lain, karena walau bagaimanapun
juga seorang tersangka / klien yang sedang diperiksa memiliki hak yang sama
di muka hukum seperti masyarakat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai