Anda di halaman 1dari 12

Diskusi Kelompok 2

M. Alfin Rahmat
2110112120
Mata Kuliah Hukum Acara Pidana

Tahap Penyidikan
Penyidikan merupakan suatu tahap penting dalam kerangka hukum acara pidana di
Indonesia dimana dalam tahap ini, pihak penyidik berusaha untuk mengungkap fakta-
fakta beserta bukti-bukti atas terjadinya suatu tindak pidana serta menemukan tersangka
pelaku tindak pidana tersebut.
 Sumber Informasi Terjadinya Tindak Pidana
Artinya, darimana kita dapat menemukan informasi mengenai terjadinya suatu
tindak pidana. Dalam hukum pidana, dikenal adanya laporan dan pengaduan.
Laporan ada dua jenis :
a. Laporan biasa
b. Laporan polisi. Dibagi menjadi dua model ; laporan
model A dan laporan model B
Setiap orang dapat melaporkan suatu tindak pidana atas kemauan sendiri maupun
atas kewajiban yang dibebankan oleh undang-undang. Pengaduan dilakukan oleh
seseorang yang merasa hak hukumnya dirugikan atau dilanggar oleh pihak lain.

 Penyelidikan dan Penyidikkan


Penyelidikan adalah tahap permulaan proses penyidikan. Fungsinya adalah
sebagai perlindungan dan jaminan terhadap hak asasi manusia.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti
guna mengetahui tindak pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya.

 Pihak dan Wewenang Penyidik


Pasal 4 KUHAP : Yang dapat menjadi penyelidik adalah setiap pejabat polisi
Negara Republik Indonesia.
Wewenangnya adalah :
a. Menerima laporan atau pengaduan.
b. Mencari keterangan dan alat bukti.
c. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa
tanda pengenal diri.
d. Mengadakan tindakan lain menurut hukuman yang bertanggungjawab.
Kewenangan penyelidik atas perintah penyidik :
a. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
b. Pemeriksaan dan penyitaan surat.
c. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.
d. Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik.

 Upaya Paksa yang Dilakukan Oleh Penyelidik dan Penyidik


1. Penangkapan
Merupakan suatu tindakan penyidik berupa pengekangan sementara waktu
kebebasan tersangka atau terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna
kepentingan penyidikan atau penuntutan dan/atau peradilan dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
2. Penahanan
Merupakan penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh
penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penetapannya dalam hal
serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
3. Penggeledahan
Penggeledahan dibagi menjadi penggeledahan rumah dan penggeledahan
badan. Bertujuan untuk kepentingan penyelidikan atau penyidikan demi
mendapatkan barang bukti sebagai bukti permulaan yang cukup agar
tersangka dapat ditangkap atau ditahan sehingga prosesnya dapat dilanjutkan
ke tingkat penuntutan dan tingkat pemeriksaan pengadilan.
4. Penyitaan
Merupakan serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan/atau
menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak,
berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan peradilan.

 Bantuan Hukum
Merupakan pelayanan hukum yang diberikan oleh penasihat hukum dalam upaya
perlindungan hukum dan pembelaan terhadap hak asasi tersangka atau terdakwa
sejak dia ditangkap atau ditahan sampai dengan diperolehnya putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Yang diberi dan diberi
perlindungan hukum oleh bantuan hukum adalah hak-hak asasi dari tersangka atau
terdakwa agar terhindar dari perlakuan dan tindakan tidak terpuji atau tindakan
sewenang-wenang dari aparat penegak hukum.

 Berita Acara Pemeriksaan


Adalah catatan yang berisi mengenai semua kejadian dalam penyidikan yang
berhubungan dengan pemeriksaan di tingkat penyidikan berupa pemeriksaan
terhadap tersangka, pemeriksaan terhadap saksi, pemeriksaan terhadap ahli dan
penghentian penyidikan. BAP ini dijadikan jaksa penuntut umum sebagai dasar
membuat dakwaan. BAP juga merupakan salah satu alat bukti surat.
 Proses Pelimpahaan Perkara Pada Kejaksaan
Proses pelimpahan perkara disebut sebagai pelimpahan dari penyidik kepada
penuntut umum. Diatur dalam Pasal 110 KUHAP.
(1) Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera
Menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum.
(2) Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut
ternyata masih Kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas
perkara itu kepada penyidik Disertai petunjuk untuk dilengkapi.
(3) Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi,
penyidik Wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk
dari penuntut umum.
(4) Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu empat belas hari
penuntut umum Tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum
batas waktu tersebut berakhir Telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari
penuntut umum kepada penyidik.

SESI DESKUSI
1. Nama : Ismi Azizah
NIM : 2110113030
kelompok 4
Pertanyaan :
apa contoh dari perbuatan pidana yang dianggap sebagai delik biasa dan tindak
pidana yang tergolong delik pengaduan?
Jawaban
Nama : Dinda Aulia
NIM : 2110113103
KELOMPOK 2
Contoh dari delik biasa, antara lain delik pembunuhan, pencurian, penggelapan,
penipuan, dan lain-lain. dan Contoh delik aduan adalah perzinahan, Pencemaran
nama baik: Pasal 310 ayat (1) KUHP, Penghinaan akan orang yang sudah mati: Pasal
320 ayat (1) KUHP, Membuka rahasia orang lain: Pasal 322 ayat (1) KUHP,
Membuka rahasia perusahaan: Pasal 323 ayat (1) KUHP

2. Nama : Firly Ayu Safitri


NIM : 2110112062
Kelompok 3

Pertanyaan :
Pada dasarnya, pengacara profitpun diharuskan memberikan bantuan hukum secara
Cuma-Cuma (prodeo) sesuai dengan amanat UU Advokat No.18 tahun 2003 pasal 18
dan 22 ayat (1). Namun, ada pula lembaga yang menamakan LBH tetapi sebetulnya
mencari keuntungan.
Nah bagaimana dengan LBH yang mencari keuntungan? Apakah bisa dituntut karna
melanggar amanat UU advokat?
Jawaban
Nama : Dara Julisia
NIM : 2110112093

Dalam pelaksanaannya, pemberi bantuan hukum pada LBH termasuk advokat LBH
dilarang menerima atau meminta pembayaran dari penerima bantuan hukum dan/atau
pihak lain yang terkait dengan perkara yang sedang ditangani, sesuai dengan Pasal 20
UU Bantuan Hukum.

Sanksi Bagi Advokat LBH yang Meminta Komisi


Untuk itu jika terdapat oknum advokat LBH yang terbukti tidak beriktikad baik
dengan meminta komisi/bayaran saat menangani permasalahan hukum kliennya,
maka yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi pidana, yang ditegaskan dalam
Pasal 21 UU Bantuan Hukum berikut ini:

Pemberi Bantuan Hukum yang terbukti menerima atau meminta pembayaran dari
Penerima Bantuan Hukum dan/atau pihak lain yang terkait dengan perkara yang
sedang ditangani sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).

3. Nomor urut : 8
BP. : 2110111069
Nama. : Aulia Hafizha
Kelompok 1

(Penanggap)

Bagaimana tata cara atau prosedur dari penyidik untuk melakukan penggeledahan
baik penggeledahan rumah maupun badan?
Jawab
Nama : Callista Adani Chendra
No. BP : 2110113035

Penggeledahan rumah :
1.Penyidik harus menunjukkan surat izin penggeledahan dari ketua pengadilan
setempat.
2.Penyidik juga menunjukkan tanda pengenalnya
3.Penggeledahan harus disaksikan oleh dua orang.
4.Jika tersangka atau penghuni menolak atau tidak hadir, penggeledahan harus
disaksikan oleh kepala desa atau ketua lingkungan dan dua orang saksi yang
merupakan warga sekitar
5.Membuat berita acara dan turunannya disampaikan kepada pemilik atau penghuni
rumah yang bersangkutan dalam waktu dua hari setelah penggeledahan.

Penggeledahan badan :
1.Penggeledahan badan tersangka sedapat mungkin dilakukan di tempat yang
tertutup.
2.Memerintahkan kepada yang akan digeledah untuk menanggalkan seluruh pakaian
kecuali pakaian dalam.
3.Untuk kepentingan keamanan, orang yang akan digeledah badannya diperintahkan
terlebih dahulu mengambil posisi sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan
untuk mengadakan perlawanan.
4.Penggeledahan badan harus dilakukan seteliti mungkin mulai dari atas sampai
bawah dengan mengindahkan norma kesusilaan dan kesopanan.
5.Penggeledahan badan dilakukan oleh dua orang atau lebih. Satu orang melakukan
penggeledahan dan satunya lagi mengawasi.
6.Penggeledahan badan wanita dapat dilakukan oleh polwan.
7.Setelah penggeledahan, dibuat berita acaranya.

4. Nomor urut : 31
BP. : 2110113044
Nama. : Nadya Farha
Kelompok 5
(Penanggap)
Bagaimana jika pada saat proses penangkapan pihak kepolisian melukai tersangka,
apakah ada Undang-undang yang dilanggar oleh pihak kepolisian? Atau hal itu
diperbolehkan dalam tahap penangkapan?

Tambahan: Apabila diperbolehkannya POLRI melakukan kekerasan terhadap


tersangka dalam proses penangkapan, sampai batas mana kekerasan itu boleh
dilakukan?
Jawab
Nama : Auliatul Zikra (2110112124)

Bagaimana jika pada saat proses penangkapan pihak kepolisian melukai tersangka,
apakah ada Undang-undang yang dilanggar oleh pihak kepolisian? Atau hal itu
diperbolehkan dalam tahap penangkapan?

Setiap petugas/anggota Polri dilarang melakukan penyiksaan tahanan atau terhadap


orang yang disangka terlibat dalam kejahatan. Hal ini juga berkaitan dengan salah
satu hak tahanan, yaitu bebas dari tekanan, seperti diintimidasi, ditakut-takuti dan
disiksa secara fisik.

Penyidik juga tidak boleh menggunakan kekerasan, kecuali dibutuhkan untuk


mencegah kejahatan atau membantu melakukan penangkapan terhadap pelanggar
hukum atau tersangka sesuai dengan peraturan penggunaan kekerasan

Tambahan:
Nama : Bunga Enjeli Zamaris
NIM : 2110113143
Apabila diperbolehkannya POLRI melakukan kekerasan terhadap tersangka dalam
proses penangkapan, sampai batas mana kekerasan itu boleh dilakukan?

5. Nama : Susan ellis


NIM : 2110111062
Kelompok : 6
Pertanyaan : apakah ada pembedaan antara penyelidikan dan penyidikan ?
Jawab
Nama : Chindi Atika Sari
Nim :2110111094
Kelompok 2

Pada dasarnya penyelidikan adalah tahapan penyelesaian perkara pidana setelah


penyelidikan yang merupakan tahapan permulaan mencari ada atau tidaknya tindak
pidana dalam suatu peristiwa. Ketika diketahui ada tindak pidana yg terjadi, maka
saat itulah penyidikan dapat dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan. Pada tindakan
penyelidikan, penekananannya diletakkan pada “mencari dan menemukan” suatu
peristiwa yg diduga dianggap sebagai suatu tindak pidana. Sedangkan penyidikan
titik beratnya pada penekanannya diletakkan pada “mencari serta mengumpulkan
bukti”. Penyidikan bertujuan membuat terang tindak pidana yang ditemukan dan juga
menentukan pelaku.

6. No urut : 6
BP : 2110112009
Nama : Anisah Khairani
Kelompok 6

Pertanyaan : Apa saja bagian bagian hukum acara pidana yang menyangkut tentang
penyidikan?
Jawab
Nama : Delfi Yanti
NIM : 2110111031
KELOMPOK 2

Penyidikan menurut KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) dalam


pasal 1 butir 2 adalah sebagai berikut:
“Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pejabat penyidik sesuai dengan cara yang
diatur oleh undang-undang ini untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti, dengan
bukti tersebut menjadi terang tentang tindak pidana yang terjadi sekaligus
menemukan tersangka atau pelaku tindak pidana” maka dari pengertian tersebut
bagian-bagian dari hukum acara pidana yang menyangkut tentang penyidikan adalah
sebagai berikut : ketentuan tentang alat-alat bukti, ketentuan tentang terjadinya delik,
pemeriksaan di tempat kejadian, pemanggilan tersangka atau terdakwa, penahanan
sementara, penggeledahan, pemeriksaan dan introgasi, Berita acara, penyitaan,
penyampingan perkara pada penuntut dan pengembalian kepada penyidik untuk
disempurnakan.

7. NIM : 2110112074
NAMA : YAUMIL FAUZIAH SITOMPUL
KELOMPOK 6

PERTANYAAN
Apabila keterangan terdakwa sudah di catat dalam BAP, apakah boleh di cabut
kembali saat persidangan?
Jawab
Nama : Dinda Aulia
NIM : 2110113103
KELOMPOK 2

Menurut hukum, tersangka atau terdakwa berhak memberikan keterangan secara


bebas kepada penyidik atau hakim. Dasar Hukumnya, Pasal 52 Undang-Undang No.
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) berbunyi:
“Dalam pemeriksaan pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau
terdakwa berhak memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim”
Prinsipnya, agar pemeriksaan dapat mencapai hasil yang tidak menyimpang daripada
yang sebenarnya, maka tersangka atau terdakwa harus dijauhkan dari rasa takut. Oleh
karena itu, wajib dicegah adanya paksaan atau tekanan terhadap tersangka atau
terdakwa (lihat penjelasan Pasal 52 KUHAP).
Apabila saat diperiksa polisi (di BAP) tersangka mengalami penyiksaan atau tekanan
sehingga dengan terpaksa memberikan keterangan yang tidak benar di dalam BAP,
maka tersangka/terdakwa bisa mencabut (menyatakan tidak benar) keterangan dalam
BAP tersebut di persidangan dengan menyampaikan alasan disiksa dan ditekan tadi.
Sebab menurut KUHAP, yang menjadi fakta hukum adalah yang disampaikan di
persidangan BUKAN di BAP. Jadi tidak usah terpaku dengan BAP.
Prinsipnya kalau isi BAP itu benar maka akui, tapi jika tidak benar sampaikan tidak
benar. Dasar hukumnya, Pasal 189 ayat 1 KUHAP, berbunyi:
“Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan
yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”.
Berdasarkan uraian di atas, maka bisa disimpulkan mencabut BAP yang diperoleh
dari penyiksaan atau tekanan itu boleh. Apalagi secara hukum, yang menjadi fakta
hukum adalah apa yang disampaikan di persidangan, BUKAN yang disampaikan di
BAP.

8. BP. : 2110111017
Nama. : Sitifa rahma desy
Kelompok 5

(Penanggap)

Dalam prosedur penangkapan, apabila terjadi kasus salah tangkap yang dilakukan
oleh penyidik, bagaimana kah cara penyelesaian kasus tersebut, dan apakah ada
perlindungan hukum terhadap korban salah tangkap tersebut?
Jawab
Nama : Dara Julisia
NIM : 2110112093

Perlindungan terhadap korban salah tangkap dimuat dalam undang-undang Nomor 8


Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pasal I
butir 10, bab X bagian kesatu pasal 77 sampai dengan pasal 83 dan pasal 95 sampai
dengan pasal 100 KUHAP.

Penyelesaian hukum terhadap korban salah tangkap atau kesalahan dalam penyidikan
yang diatur dalam KUHAP adalah dengan pemberian ganti kerugian dan rehabilitasi.
Mekanisme pengajuan tuntutan ganti rugi sebagaimana akibat dari penahanan yang
tidak sah diatur dalam Pasal 95 KUHAP.

Hal yang sama untuk pengajuan rehabilitasi sebagai akibat penahanan yang tidak sah,
mekanisme pengajuannya diatur dalam Pasal 97 KUHAP. Mengenai batas waktu
pengajuan tuntutan ganti kerugian, dasar pertimbangan yang diberikan atau
ditolaknya tuntutan ganti kerugian maupun pihak yang bertanggung jawab membayar
ganti kerugian diatur dan diperjelas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana jo. PP No.
92/2015 Pasal 7 sampai Pasal 11 dan Tata cara pembayarannya diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 983/KMK.01/1983 Tentang Tata Cara
Pembayaran Ganti Kerugian.

9. Nama : Adinda salsabila


NIM : 2110113137
No urut : 1
Kelompok : 1
Pertanyaan : bagaimana jika aparat kepolisian dalam proses penangkapan terduga
pelaku tindak pidana salah menangkap pelaku, apakah ada sanksi bagi yang
melakukan nya?
Jawab
Nama : Auliatul Zikra (2110112124)

Bagaimana jika pada saat proses penangkapan pihak kepolisian melukai tersangka,
apakah ada Undang-undang yang dilanggar oleh pihak kepolisian? Atau hal itu
diperbolehkan dalam tahap penangkapan?

Setiap petugas/anggota Polri dilarang melakukan penyiksaan tahanan atau terhadap


orang yang disangka terlibat dalam kejahatan. Hal ini juga berkaitan dengan salah
satu hak tahanan, yaitu bebas dari tekanan, seperti diintimidasi, ditakut-takuti dan
disiksa secara fisik.

Penyidik juga tidak boleh menggunakan kekerasan, kecuali dibutuhkan untuk


mencegah kejahatan atau membantu melakukan penangkapan terhadap pelanggar
hukum atau tersangka sesuai dengan peraturan penggunaan kekerasan

Tambahan:
Nama : Bunga Enjeli Zamaris
NIM : 2110113143
Apabila diperbolehkannya POLRI melakukan kekerasan terhadap tersangka dalam
proses penangkapan, sampai batas mana kekerasan itu boleh dilakukan?

jawaban:
pada Pasal 47 Perkap 8/2009. Dalam regulasi itu disebutkan bahwa penggunaan
senjata api hanya boleh digunakan untuk melindungi nyawa manusia. Namun, dalam
Perkap ini juga diatur syarat-syarat lebih lanjut bahwa senjata api hanya boleh
digunakan dalam: membela diri dari ancaman luka berat/kematian, mencegah
terjadinya kejahatan berat.
pada Pasal 48 peraturan yang sama, disebutkan juga petugas Polri harus memberikan
peringatan yang jelas dengan beberapa cara, yakni menyebutkan identitas sebagai
aparat penegak hukum, memberi peringatan dengan ucapan secara jelas kepada
sasaran untuk berhenti, dan memberi waktu agar peringatan diindahkan.

10. Nama: Andrian


NIM: 2110112006
Nomor urut: 5
Kelompok: 1

Pertanyaan:
Bagaimana kepastian hukum terhadap oknum yang melakukan pemalsuan, yaitu dari
segi penggeledahan, penangkapan, dan lain sebagainya?
Jawaban
Nama : Callista Adani Chendra
No . BP : 2110113035

Oknum polisi bisa saja melakukan pemalsuan terhadap berita acara pemeriksaan.
Pasal 242 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP menyatakan :

(1) Barang siapa dalam keadaan di mana undang-undang menentukan supaya


memberi keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat hukum kepada
keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi keterangan palsu di atas
sumpah, baik dengan lisan atau tulisan, secara pribadi maupun oleh kuasanya yang
khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun;

(2) Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara pidana dan
merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama sembilan tahun.

Maka apabila seorang oknum melakukan pemalsuan, tentunya harus dipidana


sebagaimana yang telah ditentukan.

11. Nama : Divanti Azzahra


BP : 2110111128
Kelompok 3

Pertanyaan
Apakah tahapan penyelidikan memang seharusnya terpisah dengan penyidikan dalam
penegakan hukum acara pidana?
Jawaban
Nama : Chindi Atika Sari
Nim : 2110111094
Kelompok 2

Tidak terpisah, tetapi saling bergantung. karena tahap penyidikan baru bisa
dilaksanakan apabila pada tahap penyelidikan telah menetapkan hasil bahwa telah
terjadi suatu peristiwa tindak pidana.
Setelah dilakukannya penyelidikan dan dari hasil penyelidikan tersebut ternyata
penyelidik beranggapan bahwa terdapat suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidana dan dapat dilanjutkan ketahap penyidikan. Penyelidik akan membuat laporan
hasil penyelidikan sebagai kelengkapan administrasi untuk menjadi dasar
dilakukannya proses penyidikan. Laporan tersebut beisi mengenai waktu, tempat
kegiatan hasil penyelidikan, hambatan, pendapat dan saran yang disampaikan secara
tertulis, atau dalam kondisi tertentu dimungkinkan untuk menyampaikan laporan
secara lisan, namun tetap harus ditindaklanjuti dengan laporan tertulis.
Apabila dari laporan atau aduan tindak pidana ternyata diyakini oleh pejabat yang
berwenang bahwa telah terjadi suatu tindak pidana, maka proses dilanjutkan ke tahap
penyidikan, yang ditandai dengan diterbitkannya surat perintah penyidikan oleh
pejabat yang berwenang, disertai dengan penunjukan pelaksana tugas penyidikan
melalui surat perintah tugas.

12. Nama : Shatila Refena


Nim : 2110112111
Nomor urut : 36
Kelompok 5

Pertanyaan:
proses penyidikan, sering ditemukan aparat” penyidik yang menggunakan kekerasan
terhadap tersangka dengan alasan agar mengaku. Didalam pasal 10 huruf c perkap
nomor 8 tahun 2009 sudah jelas hal tersebut dilarang. Namun nyatanya tetap terjadi
hal seperti itu. karna yg namanya tersangka belum tentu dialah pelakunya namun
akhirnya karna kekerasan yg diberikan tersangka tersebut mengakui sesuatau yg tidak
dilakukannya .
Pertanyaan saya apakah ada perlindungan yang diberikan kpd tersangka saat proses
penyidikan ini untuk menjaga keselamatan si tersangka tadi?
Jawab
Lia
Hak-hak seorang tersangka atau terdakwa sebenarnya sudah cukup diatur dan
mendapat perlindungan oleh KUHAP. Pasal 54 KUHAP menyebutkan bahwa guna
kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum
dari seorang atau lebih penasehat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat
pemeriksaan, menurut tatacara yang ditentukan dalam undang-undang.

Bahkan, KUHAP mewajiban kepada penyidik untuk memberitahukan kepada


terdakwa tentang haknya untuk mendapat bantuan hukum. Artinya, seorang penyidik
wajib menghadirikan seorang penasehat hukum bagi, dalam hal seseorang disangka
melakukan suatu tindak pidana sebelum dimulainya pemeriksaan oleh penyidik,
seperti yang ditulis di pasal 114 KUHAP.
Sebagaimana dalam KUHAP pasal 52 yang menyebutkan bahwa dalam pemeriksaan
pada tingkat penyidikan dan pengadilan, tersangka atau terdakwa berhak memberikan
keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim. Itu dipertegas kembali lewat
pasal pasal 117 (1) KUHAP yang mengatakan bahwa keterangan tersangka dan atau
saksi kepada penyidik diberikan tanpa tekanan dari siapa pun dan atau dalam bentuk
apa pun.

13. Nama : Ulva Dwi Sakinah


NIM : 2110111045
No urut : 41
Kelompok : 6
Pertanyaan : Apakah penyidikan dan penyelidikan dilakukan oleh polisi saja? Jika iya
kenapa jika tidak apakah ada lembaga lain?
Jawab
Auliatul Zikra
Adapun perihal lembaga yang berwenang melakukan tindakan penyelidikan dan
penyidikan adalah lembaga mana, kepolisian diberi wewenang untuk melakukan
penyelidikan. Sedangkan aparat penegak hukum yang berwenang melakukan
penyidikan adalah kepolisian atau atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh undang-undang.
Contohnya, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan yang bekerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan
di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, tugas penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh masing-masing
pejabat yang berwenang yaitu kepolisian untuk penyelidikan dan penyidikan, serta
penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yang punya wewenang khusus berdasarkan
undang-undang untuk melakukan penyidikan.

Anda mungkin juga menyukai