MATA PELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Dalam Modul ini dibahas 5 hal utama, yaitu (1) Pengertian Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS) dan Penyidikan dan beberapa pengertian di bidang penyidikan; (2) Dasar
Hukum di bidang Penyidikan; (3) Tugas pokok dan fungsi serta wewenang penyidikan;
(4) Investigasi awal; (5) Teknik Penyidikan kasus.
B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mengetahui dan memahami
pengertian PPNS dan penyidik serta beberapa pengertian dibidang penyidikan, serta
tugas pokok, fungsi dan wewenang PPNS serta mampu melaksanakan investigasi awal
dan penyidikan kasus.
C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat mengerti dan memahami
tentang :
1. Pengertian Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
2. Tugas, pokok dan fungsi serta wewenang penyidikan
3. Dasar Hukum di bidang Penyidikan
4. Teknik Investigasi awal
5. Teknik Penyidikan kasus
D. Materi Bahasan
Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan belajar:
1. Pengertian di bidang Penyidikan, Tugas Pokok, Fungsi dan Wewenang PPNS serta
Dasar Hukum di Bidang Penyidikan
2. Teknik Investigasi Awal
3. Teknik Penyidikan Kasus
BAB II
PENGERTIAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN WEWENANG PPNS SERTA DASAR
HUKUM PPNS BADAN POM
I.
Materi Modul
6. Tindak pidana, adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai tindak
pidana atau pelanggaran hukum baik yang disebut dalam KUHP maupun peraturan
perundang-undangan lainnya
7. Pengawasan atau Pengamatan atau Penelitian atau Pemeriksaan adalah
serangkaian tindakan untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana melalui kegiatan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan sesuai dengan lingkup tugas dan wewenangnya.
8. Tersangka, adalah seseorang yang karena perbuatannya atau keadaannya
berdasarkan bukti permulaan, patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
9. Saksi, adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang didengar,
dilihat dan atau dialami sendiri.
10. Keterangan saksi, adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri dg menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
11. Keterangan ahli, adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
pidana guna kepentingan pemeriksaan.
12. Petunjuk, adalah perbuatan, kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya,
baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
13. Surat, adalah berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan
tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri,
disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangan itu.
14. Keterangan terdakwa, adalah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang
perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
15. Laporan, adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang
telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
16. Laporan kejadian, adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas tentang adanya
suatu perstiwa yang diduga sebagai tindak pidana, baik yang ditemukan sendiri
maupun melalui pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang.
17. Tertangkap tangan, adalah tertangkapnya seseorang pada waktu dengan melakukan
tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat setelah tindak pidana itu
dilakukan atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya diketemukan benda yang
diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau yang
merupakan hasil tindak pidana dan menunjukan bahwa ia adalah pelakunya atau
turut melakukan membantu melakukan tindak pidana itu.
18. Tempat kejadian perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat dimana
suatu tindak pidana dilakukan/terjadi dan tempat-tempat lain, dimana tersangka dan
atau korban dan atau barang bukti yang berhubungan dengan tindak pidana tersebut
dapat ditemukan.
19. Pemanggilan adalah tindakan untuk menghadirkan saksi, ahli, atau tersangka guna
didengar keterangannya sehubungan dengan tindak pidana yang terjadi berdasarkan
laporan kejadian.
Konsep Dasar Penyidikan
D.
2.
3.
meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;
4.
5.
6.
7.
F.
Fungsi Bidang-bidang :
Bidang Penyidikan Produk Terapetik dan Obat Tradisional
Bidang Penyidikan Produk Terapetik dan Obat Tradisional mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana dan program serta evaluasi pelaksanaan
penyelidikan dan penyidikan terhadap perbuatan melawan hukum di bidang produk
terapetik dan obat tradisional
Bidang Penyidikan Makanan
Bidang Penyidikan Makanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana
dan program serta evaluasi pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan terhadap
perbuatan melawan hukum di bidang makanan
10
11
Tes Formatif
Kerjakan tes formatif di bawah ini sebelum melanjutkan membaca pokok bahasan
berikutnya. Untuk dapat melanjutkan membaca pokok bahasan berikutnya, Saudara
dipersyaratkan telah menguasai minimal 80 % materi Bab II.
Sebelum mulai mengerjakan tes formatif, ada baiknya Saudara mengecek daya
serap ingatan tentang materi yang akan diujikan dengan cara mengisi dan
melengkapi skema peta ingatan (scheme of memory map) di bawah ini.
A.
12
Makanan
: ...................................................
Obat Tradisional
: ...................................................
Kosmetik
: ...................................................
9. Tugas Pokok PPNS adalah melaksanakan kegiatan ..................................
terhadap perbuatan melawan hukum di bidang ............................., serta
..................................
10. Fungsi PPNS adalah :
a. ......................... penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan
b. ......................... penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan
c. ......................... penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan
B Soal
I. Lingkarilah huruf B bila pernyataan di bawah ini Benar dan lingkarilah S bila Salah.
1. Dasar hukum pelaksanaan tugas dan fungsi PPNS adalah Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 Tentang Hukum Pidana. (B / S).
2. Pengangkatan menjadi PPNS Badan POM harus melalui persetujuan Kementrian
Hukum dan HAM. (B / S).
3. Salah satu ruang lingkup PPNS Badan POM adalah penyelidikan dan penyidikan
pelanggaran undang-undang di bidang alat kesehatan. (B / S).
4. PPNS Badan POM berwenang melakukan penangkapan, penahanan,
penggeledahan dan penyitaan. (B / S).
5. Wewenang PPNS ditetapkan dalam KUHAP (B / S).
13
BAB III
INVESTIGASI AWAL DAN PENYIDIKAN KASUS
I. Investigasi Awal
Inevstigasi awal merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mencari dan
mengumpulkan bukti permulaan terhadap adanya dugaan suatu tindak pidana. Untuk
dapat mengungkap kasuskasus tindak pidana di bidang obat dan makanan, yang
bermuara pada diketahuinya aktor utama, modus operandi dan luas jaringannya, Badan
POM telah memiliki beberapa operasi yaitu Operasi Gabungan Nasional, Operasi
Gabungan Daerah dan Operasi Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan Makanan Ilegal.
Ketiga Operasi tersebut dilakukan dalam koordinasi Pusat Penyidikan Obat dan
Makanan.
Setiap operasi tersebut telah dirancang sehingga mempunyai ciri khas yang berbeda satu
sama lainnya dalam hal pelaksanaannya. Ciri khas dan perbedaan pelaksanaan masingmasing operasi tersebut harus diketahui oleh para Penyidik Pegawai Negeri Sipil Badan
POM, agar setiap operasi tersebut berlangsung secara efektif dan efisien.
Untuk dapat mengetahui ciri khas, perbedaan dan teknis pelaksanan masing-masing
operasi tersebut dibutuhkan Petunjuk Teknis Pelaksanan Operasi Gabungan Nasional,
Operasi Gabungan Daerah dan Operasi Satuan Tugas Pemberantasan Obat dan
Makanan Ilegal.
Investigasi awal secara umum dibagi menjadi dua yaitu investigasi awal terbuka dan
investigasi awal tertutup.
Investigasi Awal Terbuka adalah investigasi awal yang dilaksanakan secara terbuka
yang diketahui dan seijin pemilik sarana yang dilakukan dengan cara pemeriksaan
sarana. Proses investigasi awal terbuka adalah sebagai berikut :
1. Buat surat Perintah pemeriksaan oleh atasan yang berwenang.
2. Masuki sarana dengan memberitahu pemilik / pimpinan sarana dengan menunjukkan
surat tugas. Dalam hal pemeriksaan dilakukan di dalam retailer (pertokoan, pasar,
pasar swalayan) maka dilakukan pemberitahuan kepada sekuriti dan atau pengelola
gedung.
3. Lakukan pemeriksaan sarana produksi, distribusi, pelayanan dan pengangkutan
obat dan makanan berdasarkan tindak lanjut terhadap adanya laporan tentang
dugaan terjadinya tindak pidana di bidang obat dan makananan.
4. Apabila tertangkap tangan terdapat produk obat dan makanan ilegal, segera lakukan
tindakan penyitaan.
5. Buat berita acara pemeriksaan sarana, yang didalamnya dilampirkan rincian barang
bukti yang disita dengan ditandatangani pemilik barang.
14
Investigasi Awal Tertutup adalah investigasi awal yang dilaksanakan dengan cara
tertutup tanpa sepengetahuan pemilik sarana. Proses investigasi awal tertutup adalah
sebagai berikut :
1. Lakukan investigasi tertutup dengan teknik dan taktik meliputi:
a. wawancara tersamar
b. pengamatan dan penggambaran
c. penjejakan
d. pembuntutan
e. penyusupan
f.
penyamaran
15
16
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
penyitaan barang bukti dan atau penangkapan tersangka dalam hal menurut cara
yang diatur dalam KUHP;
Penyitaan, adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil alih dan atau
menyimpan dibawah penguasaannya terhadap benda bergerak atau tidak
bergerak, berwujud atau tdk berwujud untuk kepentingan pembuktian dlm
penyidikan, penuntutan dan peradilan;
Pemeriksaan, adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan , kejelasan, dan
keidentikan tersangka, saksi, ahli dan atau barang bukti maupun tentang unsurunsur tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peran
seseorang maupun barang bukti di dlm tindak pidana tersebut menjadi jelas dan
dituangkan dalam BAP;
Penyelesaian berkas perkara; merupakan kegiatan akhir dari proses penyidikan
yaitu dengan membuat Iktisar atau kesimpulan kasus yang ditangani, dituangkan
dalam resume yang telah ditentukan penulisannya.
Penyerahan Perkara; merupakan pelimpahan tanggung jawab suatu perkara
dari Penyidik ke Penuntut Umum.
Penghentian penyidikan; merupakan salah satu kegiatan penyelesaian perkara
yang dilakukan apabila:
1. tidak terdapat cukup bukti;
2. peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana;
3. dihentikan demi hukum, karena:
tersangka meninggal dunia;
tuntutan tindak pidana telah kadaluarsa; dan/atau
tindak pidana tersebut telah memperoleh putusan Hakim yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap
Administrasi penyidikan, adalah suatu bentuk kegiatan dalam panatausahaan
untuk melengkapi administrasi yang diperlukan dlm proses penyidikan;
Pelimpahan penyidikan, adalah kegiatan pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab perkara dari PPNS kepada penyidik POLRI, karena perkara yang ditangani
menyangkut beberapa kewenangan atau menyangkut undang-undang diluar
kewenangannya..
Urutan kegiatan penyidikan di atas disesuaikan dengan situasi kasus yang sedang
dilakukan penyidikan. Proses penyidikan dilaksanakan dengan ketentuan tidak boleh
dilimpahkan kepada petugas lain yang bukan penyidik dan PPNS lainnya yang tidak
tercantum dlm surat perintah penyidikan. PPNS dan penyidik POLRI memantau proses
hukum selanjutnya sampai vonis yang ditetapkan.
Tahapan proses penyidikan antara lain:
1. Buat Rencana Penyidikan dengan menentukan:
a. sasaran penyidikan;
b. sumber daya yang dilibatkan;
c. cara bertindak;
d. waktu yang akan digunakan; dan
e. pengendalian penyidikan.
17
18
19
Ayat (1) Dalam hal penyidik telah selesai melakukan penyidikan, penyidik wajib segera
menyerahkan berkas perkara itu kepada penuntut umum.
Ayat (2) Dalam hal penuntut umum berpendapat bahwa hasil penyidikan tersebut
ternyata masih kurang lengkap, penuntut umum segera mengembalikan berkas
perkara itu kepada penyidik disertai petunjuk untuk dilengkapi.
Ayat (3) Dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan untuk dilengkapi,
penyidik wajib segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk
dari penuntut umum.
Ayat (4) Penyidikan dianggap telah selesai apabila dalam waktu empat belas hari
penuntut umum tidak mengembalikan hasil penyidikan atau apabila sebelum
batas waktu tersebut berakhir telah ada pemberitahuan tentang hal itu dari
penuntut umum kepada penyidik.
3. Administrasi penyidikan
Setiap tindakan yang dilakukan oleh Penyidik harus dituangkan dalam Berita Acara.
Sesuai Pasal 75 UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana:
Ayat (1) Berita acara dibuat untuk setiap tindakan tentang:
a. pemeriksaan tersangka;
b. penangkapan;
c. penahanan;
d. penggeledahan;
e. pemasukan rumah;
f. penyitaan benda;
g. pemeriksaan surat;
h. pemeriksaan saksi;
l. pemeriksaan di tempat kejadian;
j. pelaksanaan penetapan dan putusan pengadilan;
k. pelaksanaan tindakan lain sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini.
20
Ayat (2) Berita acara dibuat oleh pejabat yang bersangkutan dalam melakukan tindakan
tersebut pada ayat (1) dan dibuat atas kekuatan sumpah jabatan.
Ayat (3) Berita acara tersebut selain ditandatangani oleh pejabat tersebut pada ayat
(2)ditandatangani pula oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut
pada ayat (1).
21