TEKNIK PEMERIKSAAN
Disusun Oleh:
Drs. Iman Sumadji (Widyaiswara Utama)
Rita Dwi Lindawati, S.E. (Widyaiswara Muda)
TEKNIK PEMERIKSAAN
Disusun Oleh:
Drs. Iman Sumadji (Widyaiswara Utama)
Rita Dwi Lindawati, S.E. (Widyaiswara Muda)
DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR KEPALA PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI .........................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..
vi
MODUL
TEKNIK PEMERIKSAAN BARANG BESI DAN
LOGAM TIDAK MULIA LAINNYA
A. PENDAHULUAN..
c.
d.
DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan
ii
c.
d.
DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar
Halaman
1.1.
1.2.
1.3.
............................................
1.4.
10
1.5.
11
1.6.
14
1.7
15
1.8
18
2.1.
25
2.2.
24
(bronze sheet).....
2.3.
29
2.4.
31
2.5.
34
2.6.
34
DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan
iv
kegiatan belajar
DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan
PETA KONSEP
Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka
disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul.
Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul
dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.
DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan
vi
PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pendidikan dan Pelatihan Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam
tidak mulia ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan / pengertian kepada
peserta pendidikan dan pelatihan tentang pengertian besi, baja, penyepuhan,
paduan (alloy), besi pig, besi cermin, paduan fero, besi tuang, besi dan baja
sponge, ingot, batang kecil, besi siku dan produk produk dari besi dan logam
tidak mulia lainnya sejenis itu misalnya H-beam, T, I, C, U, Z dan yang semacam
itu misalnya besi yang digalvanisasi, dilapisi dengan timah (tin plated) dan
barang tidak mulia lainnya serta cara mengidentifikasinya.
2. Prasyarat Kompetensi
Untuk dapat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknik Pemeriksaan
Barang Besi dan Logam tidak mulia, adalah para pegawai Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Golongan II, pernah mendapatkan diklat teknis kepabeanan dan cukai baik
melalui Program Diploma I, Diploma III dan DTSD Kepabeanan dan Cukai
2. Usia maksimum 45 tahun
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti diklat
5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin
6. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain
7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC.
Page 1
pendidikan
dan
pelatihan
tugas
sebagai
memahami:
1. pengertian tentang besi pig dan besi cermin serta teknik pemeriksaannya
2. pengertian tentang paduan fero dan besi tuang serta teknik pemeriksaannya
3. pengertian tentang besi / baja sponge dan ingot serta teknik pemeriksaannya
4. pengetahuan umum tentang besi dan baja serta teknik pemeriksaannya
5. produk hot rolled, cold rolled, pengukuran dan ketebalan
6. pengertian penyepuhan dan pengertian alloy serta teknik pemeriksaannya
7. tentang batang kecil, besi siku, H-beam, T, I, C, U, Z dan bermacam prdouk
besi lainnya serta teknik pemeriksaannya
4. Relevansi Modul:
Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam tidak mulia sangat diperlukan
bagi pegawai Ditjen Bea dan Cukai agar dalam pelaksanaan tugas yang
berhubungan dengan pemeriksaan barang-barang yang terbuat dari besi/baja
dan logam tidak mulia lainnya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar
sehingga hak hak Negara yang berkaitan dengan impor barang-barang tersebut
dapat diperoleh secara optimal. Modul ini disusun sebagai bahan pembelajaran
bagi siswa Diklat Teknik Pemeriksaan Pusdiklat Bea dan Cukai, agar siswa
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang teknik pemeriksaan barang
besi dan logam tidak mulia lainnya.
Page 2
B. KEGIATAN BELAJAR
Page 3
elektrik atau pembakaran kubah. Besi ini merupakan paduan besi-karbon yang
juga mengandung elemen lain seperti silikon, mangan, belerang, dan fosfor yang
berasal dari bijih, sisa, bahan pelebur atau bahan bakar, dan terkadang juga
elemen lain seperti khrom, nikel yang ditambahkan untuk memberi sifat khusus.
Besi pig sifatnya rapuh dan tidak dapat dikerjakan lebih lanjut, namun
demikian hal ini dapat diatasi dengan proses pengerasan yang akan memberi
sifat buatan seperti sifat baja, produk ini dikenal dengan nama besi tuang yang
lunak (putih atau hitam). Pada prakteknya cara ini diterapkan pada barangbarang tuang, tetapi bahan ini dalam bentuk utama pig, blok dan lain-lain asalkan
kandungan karbonnya berdasarkan berat melebihi 2%. Besi pig paduan adalah
besi pig yang berdasarkan beratnya mengandung satu atau lebih unsur dan
dalam proporsi yang telah dijelaskan di atas.
Besi Cermin :
Adalah paduan besi karbon yang berdasarkan beratnya mengandung
mangan lebih dari 6% tetapi tidak lebih dari 30% dan selain itu sesuai dengan
komposisi pada besi pig di atas.
Jenis besi ini dalam perdagangan kadang dianggap sebagai paduan fero,
tetapi digolongkan pada golongan besi pig, karena umumnya diperoleh secara
langsung dari bijih besi.
Besi ini terutama digunakan dalam pembuatan baja untuk men-de-oksidasi
dan merekarburasi besi, dan untuk paduan. Besi ini mempunyai permukaan yang
berkilap, yang disebabkan oleh kandungan mangan yang tinggi, dan ditampilkan
dalam bentuk yang sama dengan besi pig.
Identifikasi Besi pig dan besi cermin :
Dari pemahaman kita tentang pengertian besi pig dan besi cermin sebagaimana
diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk dari besi pig
dan besi cermin dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi pig dan besi
cermin :
Page 4
Gambar di atas dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : Kiri atas besi
pig warna abu-abu atau kehitaman, pecahan tidak membentuk bidang
yang mengkilap, sedangkan yang kanan atas adalah besi cermin, warna
lebih pekat, dan pecahannya membentuk bidang yang mengkilap.
2. Bentuk dan warna besi pig dan besi cermin tidak spesifik, karena masih
merupakan bahan mentah. Oleh karena itu pemeriksa yang baru pertama kali
melakukan pemeriksaan pisik dapat mengambil langkah sebagai berikut :
a.
b.
c.
3. Bila Saudara yakin dengan barang yang Saudara periksa adalah benar,
maka diteruskan dengan membuat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan
tatacara yang berlaku, disertai contoh bila perlu.
Page 5
Page 6
penuangan terus menerus (misalnya batangan kecil). Fero silicon juga digunakan
dalam bentuk bubuk atau butiran bulat pada permukaan yang telah dikeraskan
melalui proses khusus, sebagai suatu media padat (pulp) dalam pemisahan biji
logam secara gravimetris (flotasi terpilih).
Besi Tuang :
Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon
content 2.5% 4%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya
2.5% 4% akan mempunyai sifat mampu las (weld-ability) yang rendah. Karbon
dalam Besi Tuang dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan
Karbon Bebas (grafit). Perlu di ketahui juga kandungan fosfor dan sulphur dari
material ini sangat tinggi dibandingkan baja.
Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :
1. BESI TUANG PUTIH (WHITE CAST IRON).Dimana Besi Tuang ini seluruh
karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan
getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan berwarna
Putih.
2. BESI TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).Besi Tuang jenis
ini dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat treatment kembali
yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) menjadi
matriks ferrite, pearlite dan martensite. Besi tuang ini mempunyai sifat yang
mirip dengan baja.
3. BESI TUANG KELABU (GREY CAST IRON).Jenis Besi Tuang ini sering
dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu). Mempunyai graphite
yang berbentuk FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak
begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).
4. BESI TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON) NODULAR CAST IRON
adalah perpaduan BESI TUANG KELABU. Ciri Besi tuang ini berbentuk
graphite FLAKE dimana ujung ujung FLAKE berbentuk TAKIKAN yang
mempunyai pengaruh terhadap KETANGGUHAN, KEULETAN & KEKUATAN
untuk menjadi LEBIH BAIK, maka graphite tersebut berbentuk BOLA
(SPHEROID) dengan menambahkan sedikit INOCULATING AGENT, seperti
Page 7
Paduan ferro pada perdagangan internasional masih dalam bentuk bahan baku,
berupa gumpalan dalam bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan besi tuang
biasanya sudah dalam bentuk barang hasil penuangan (casting) dari barang
yang diinginkan.Barang yang diperoleh dari paduan fero atau besi tuang sangat
beragam, antara lain sebagai berikut :
Page 8
Gambar 1 - 3 :
Iron plate ductile, Iron sliding tee, Ductile cast iron, Maleable iron
galvanized Tee.
Dari gambar di atas dapat dilihat yang pertama adalah iron plate, ductile. Yang
kedua adalah ductile cast iron (gambar atas).
Ketiga adalah sambungan pipa T (iron sliding tee) dan yang terakhir adalah
malleable iron galvanized tee (gambar bawah).
2. Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia, maka kita
harus mempersiapkan kelengkapan dokumen atau peralatan yang akan
digunakan sebagai berikut :
1. Dokumen yang
Page 9
untuk
Page 10
b.
Cara menggunakan :
1. Micrometer biasa digunakan untuk mengukur ketebalan pelat
logam tidak mulia (besi, baja, seng, aluminium, timah dan
seterusnya) dari ketebalan 0,01 sampai beberapa sentimeter
(skala 0 26 mm).
2. Masukkan pelat kedalam mikcrometer, antara anvil dengan
spindle. Putar lock-ring, sampai spindle menempel penuh pada
logam yang kita ukur ketebalannya.
3. Lihat ketebalan pelat pada skala yang nampak di micro-meter.
Pada contoh gambar, ketebalan pelat adalah 40 mm.
Cara menggunakan vernier caliper:
1. Dimaksudkan untuk mengukur diameter dalam atau diameter
luar/ketebalan pipa, sambungan pipa atau diameter dari bola/ball
bearing.
2. Untuk mengukur diameter dalam suatu pipa, menggunakan
bagian atas vernier-calliper yang berbentuk V, dengan jalan
memasukkan kedalam pipa.
3. Maju mundurkan/putar kiri - kanan spindle nut, sampai bentuk V
vernier calliper pas menempel dinding bagian dalam pipa.
4. Lihat pada skala vernier caliper untuk mengetahui diameter
dalam dari pipa tersebut.
5. Untuk mengukur diameter luar suatu pipa, sambungan pipa atau
bola, gunakan bagian vernier caliper yang bawah (bentuk U).
Gambar 1-5 :
Menggunakan vernier Caliper.
untuk
diameter
luar
mengetahui
dari
pipa
dan
diameter
luar,
tidak
dapat
diukur
dengan
Page 11
tebal pipa
Saudara dapat
menetapkan tarif pos barang yang kita periksa sudah benar atau
belum
bila
dibanding
dengan
copy
PIB
yang
dimiliki
pemberitahuan
dalam
Page 12
Unsur Pokok
Prosentase
Chemical
Fe, Total
90-92
Fe, Metallic
81-84
Metallisation
90 (2)
Sulphur
0.03 max
Phosphorus
0.05 max
Carbon
0.10 max
Physical
Size Lump
+3 mm
Fines
-3 mm
Page 13
Bahan Baku
Karakteristik bahan baku merupakan hal yang sangat sensitif dalam pembuatan
sponge iron. Karakteristik kimia dan fisik merupakan faktor yang penting pada
Rotary Kiln.
1. Coal
Reduktor yang digunakan pada proses Rotary Kiln adalah batu bara, mulai
dari jenis antrasit sampai lignite. Tiap jenis batu bara memerlukan adaptasi
operasi Rotary Kiln terutama dalam hal rasio antara bijih besi dan jumlah
reduktor yang dibutuhkan. Untuk penggunaan batu bara dengan kandungan
kalori rendah, diperlukan tambahan bahan bakar seperti gas alam atau
bahan bakar cair, untuk menjaga profil temperatur yang dibutuhkan dalam
proses. Berdasarkan data tersebut maka banyak batu bara Indonesia
memenuhi persyaratan sebagai bahan pereduksi.
2. Iron Ore
Bahan baku pabrik Rotary Kiln cukup fleksibel bisa berupa iron ore pellet,
lump ore, atau pasir besi. Kandungan Fe minimum 53% dan kandungan
gangue maksimum 5%.
3. Dolomite
Batu kapur digunakan sebagai bahan aditif pada proses reduksi bijih besi di
Rotary Kiln yang berfungsi sebagai penyerap belerang dari campuran bahan
baku selama proses reduksi. Bahan ini dicampur terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam Rotary Kiln.
Proses Rotary Kiln
Iron ore (lateritic) dan non-coking coal merupakan bahan baku utama
untuk memproduksi bijih besi sponge. Dolomit dibutuhkan sebagai bahan
desulfurisasi.
Proses Rotary Kiln beroperasi pada temperatur 950-1050 derajat Celcius,
batubara sebagai bahan reduktan dan sebagai bahan bakar. Faktor yang
penting pada proses reduksi ini adalah mengontrol pembakaran oleh
batubara dan mengkonversi karbon monoksida untuk menghilangkan
Page 14
Ingot :
Gambar 1 -6 : Aluminium ingot.
Ingot
adalah
bahan,
biasanya
lebih
semikonduktor
lanjut.
dan
Bahan
non-logam
panas
atau
dingin,
pemotongan
atau
penggilingan,
untuk
Page 15
Gambar 1 - 7 :
Besi/baja sponge dan besi/baja ingot
Gambar di atas, sebelah kiri adalah besi sponge sedangkan yang sebelah
kanan adalah besi ingot.
2. Bentuk dan warna besi atau baja sponge hampir mirip dengan besi pig dan
besi cermin. Oleh karena itu bagi pemeriksa yang baru pertama kali
melakukan pemeriksaan pisik dapat mengambil langkah sebagai berikut :
a. Mengambil contoh sesuai dengan tatacara mengambil contoh yang benar.
b. Membawa contoh untuk dikonsultasikan dengan pemeriksa yang sudah
biasa melakukan pemeriksaan atas barang tersebut.
c. Bila tidak ada pemeriksa yang berpengalaman, atau pendapat pemeriksa
yang berpengalaman meragukan, konsultasikan dengan atasan Saudara.
Bila hal itu tidak mungkin, ajukan pendapat agar contoh dikirim ke
laboratorium, dengan disertai alasan mengapa contoh harus dikirim ke
laboratorium.
3. Bila Saudara yakin dengan barang yang Saudara periksa adalah benar,
maka diteruskan dengan membuat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan
tatacara yang berlaku.
d.
Besi :
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan
nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Page 16
Logam berwarna putih keperakan, dapat dilapis mengkilap. Mudah diulur dan
ditempa. Dapat di las bila panas, ditarik oleh magnit, tetapi kemaknitannya tidak
lama (baja silicon lebih disukai untuk elektromagnit karena kemagnitannya lebih
tidak tahan lama daripada besi murni).
Besi digunakan untuk pelbagai peralatan dan konstruksi. Besi adalah logam yang
paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Sifat-sifat besi:
Besi jarang berubah pada udara kering, namun cepat berkarat pada udara basah
pada temperature biasa, membentuk ferri oksida terhidrasi. Terbakar di udara
membentuk feroferi oksida bila dipanasi. Bereaksi dengan kukus pada keadaan
membara, menghasilkan feroferi oksida dan hydrogen. Larut dalam asam klorida
dan asam sulfat encer, membentuk garam fero dan hydrogen. Larut dalam asam
nitrat encer dingin dan asam sulfat pekat panas, embentuk garam feri. Tak
bereaksi dengan asam nitrat pekat dingin maupun larutan basa (kecuali larutan
basa pekat).
Salah satu
kelemahan
besi adalah
mudah
mengalami
korosi. Korosi
Jembatan,
pagar,
dan
railing
biasanya
dicat.
Cat
menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel
Page 17
dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap
korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring
dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak
dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari
besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan
timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru
yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena
potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat
dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap,
misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama .seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan
sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang
jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam
magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat
Page 18
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam
dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus
diganti.
Baja :
Nama untuk semua paduan besi yang dapat ditempa, yaitu yang mempunyai
kadar zat arang yang rendah (0.1 s/d 1,6%). Sifat dapat ditempa dari baja
berkurang dengan bertambahnya kadar zat arang.
Baja karbon: ialah baja bukan campuran bila di dalamnya tidak terdapat zat-zat
logam lain.
Baja paduan (alloyed steel): baja dicampur dengan bahan-bahan logam lain
untuk memperbaiki sifat-sifatnya seperti: tahan karat, kekuatannya dll. Bahanbahan logam campuran dapat berupa: nikel, krom, wolfram, vanadium, molibdon
dll. Sesuai dengan paduannya, baja dikenal sebagai baja nikel, baja krom dll.
Baja diperoleh dari besi kasar melalui suatu proses oksidasi dari zat arangnya.
Proses pembuatan baja yang paling banyak digunakan saat ini adalah proses
dengan menggunakan konvertor (Proses Bessemer dan proses Thomas) yang
menghasilkan baja SM (Siemens-Martin).
Baja Perkakas :
sebagai perkakas, pada umumnya mempunyai kadar zat arang dari 0.70% 1,75%.
Baja perlit: baja dengan 0,8% zat arang yang mempunyai struktur perlit, yaitu
suatu campuran homogen dari ferrit dan sementit.
Page 19
Gambar 1-8 :
Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil
Gambar kiri atas adalah pelat besi hasil penuangan (cast iron plate) dan
kanan adalah lembaran besi tinplate. Gambar bawah dari kiri ke kanan
adalah galvanized wire, zinc chromate plated bolt, butter popcorn terbuat
dari electrolytic tinplate dan corrugated galvanized steel
2. Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia berupa Cast
Iron Plate, besi tinplate,galvanized wire, zinc chromate plated bolt atau
corrugated galvanized steel, maka kita harus mempersiapkan kelengkapan
dokumen atau peralatan yang akan kita gunakan
sebagaimana telah
: sub pokok
bahasan 1.1.2. Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari angka 1 sampai
dengan angka 8.
Page 20
1.2 Latihan :
Untuk memahami Kegiatan Belajar I, Saudara dipersilahkan untuk menjawab
latihan-1 di bawah ini.
1.
Besi dalam keadaan murni adalah logam yang sangat mudah karatan. Coba
Saudara jelaskan upaya untuk membuat agar produk yang terbuat dari besi
tidak mudah karatan.
2.
3.
4.
5.
1.3 Rangkuman :
Pada Kegiatan Belajar -1 ini telah dibahas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan:
a. Pegertian
besi
pig
dan
besi
cermin,
cirri
fisik
serta
tatacara
mengidentifikasinya
b. Pengertian paduan fero dan besi tuang ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
c. besi baja sponge dan ingot, ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
d. besi dan baja, ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
Selain hal-hal tersebut, juga disampaikan contoh gambar dari barang yang
bersangkutan serta kegunaan dari tiap-tiap barang dalam kehidupan sehari-hari.
Page 21
1. B S
2. B S
3. B S
4. B S
5. B S
6. B S
7. B S
8. B S
9. B S
10. B S
Page 22
Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul
ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman (TP) terhadap materi Teknik Pemeriksaan
Barang Besi dan Logam Tidak Mulia lainnya.
TP =
s.d
100 %
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
Kurang
Page 23
B. KEGIATAN BELAJAR
a.
Penyepuhan :
Penyepuhan adalah proses untuk melapisi logam tidak mulia (khususnya besi)
agar tahan terhadap korosi (karat) serta tampilannya menjadi lebih baik.
Penyepuhan adalah salah satu metode untuk penyelesaian akhir dari permukaan
logam tidak mulia, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Penyemiran atau pelitur atau pengerjaan lainnya
2. Oksidasi buatan (dengan berbagai proses kimiawi, seperti pencelupan
kedalam larutan pengoksida), patina (lapisan pada permukaan logam
berwarna hijau, perunggu atau tembaga), pelapisan warna biru (penguatan
Page 24
dengan warna biru), pelapisan warna coklat atau perunggu (dengan berbagai
teknik yang juga membentuk suatu lapisan oksida pada permukaan produk,
untuk meningkatkan tampilannya. Pengerjaan ini juga untuk meningkatkan
daya tahan produk terhadap karat.
3. Pengerjaan secara kimiawi pada permukaan produk, seperti :
- Fosfatisasi, yang dilakukan dengan cara mencelupkan produk dalam suatu
larutan asam fosfat metalik, khususnya yang mengandung mangan, besi
dan seng. Proses ini dikenal dengan parkerisasi atau bonderisasi
tergantung pada masa pelaksanaannya dan suhu cairan pencelup.
- Oksalasi, borasi dan lain lain dengan menggunakan metode yang sama
dengan metode yang digunakan untuk fosfatisasi, dengan asam atau
garam yang sesuai
- Khromasi yang dilakukan dengan cara mencelupkan produk dalam suatu
larutan yang kandungan utamanya adalah asam khrom atau chromate.
Proses ini dilakukan untuk permukaan produk, misalnya pada plat baja
yang berlapis atau dilapisi dengan seng.
Pelapisan permukaan produk secara kimiawi ini memiliki keuntungan
member perlindungan pada permukaan logam, mempermudah proses
deformasi dingin lebih lanjut atas produk tersebut dan penerapan lapisan
cat atau lapisan pelindung non metalik lainnya.
4. Pelapisan dengan logam (metalisasi) proses utamanya adalah :
Pencelupan dalam lapisan logam atau logam paduan cair seperti hot dip,
galvanisasi, pelapisan dengan timah, pelapisan panas dengan timbal, dan
pelapisan dengan aluminium.
Elektroplasi ( deposisi katoda dari suatu logam pelapis pada produk yang
akan dilapis, melalui elektrolisa larutan garam metalik yang sesuai), seperti
dengan seng, cadmium,timah, timbal, chromium/chromate, tembaga, nikel,
emas atau perak.
Peresapan atau difusi (dengan cara memanaskan produk yang akan dilapis
dengan logam pelapis yang diinginkan dalam bentuk bubuk seperti
sherardisasi (pelekatan dengan seng) dan kalorisasi/atau pelapisan
dengan cara penyemprotan (pelekatan dengan aluminium) dan kromisasi
(dengan difusi khrom).
Page 25
Paduan logam tidak mulia dengan logam mulia : Paduan ini digolongkan
kedalam logam tidak mulia, asalkan tidak satupun logam mulia ( perak, emas
dan platina) memiliki berat kurang dari 2% dari berat paduan tersebut.
2.
Paduan logam tidak mulia : Paduan ini digolongkan kedalam logam tidak
mulia yang beratnya melebihi masing-masing logam lainnya, dengan
pengecualian untuk paduan fero.
Contoh paduan logam tidak mulia ini misalnya : Paduan dasar tembaga-seng
(kuningan) dengan atau tanpa unsur lain. Bila mengandung unsur lain : berat
seng lebih dominan disbanding masing-masing berat unsure lain, berat
setiap kandungan nikel kurang dari 5% dan berat setiap kandungan timah
kurang dari 5%.
Paduan dasar tembaga timah (perunggu), dengan atau tanpa unsur lain,
berat timah lebih dominan dibanding masing-masing unsur lainnya, kecuali
ketika kandungan timahnya 3% atau lebih, maka berat kandungan sengnya
dapat melebihi timah, tetapi harus kurang dari 10%.
Page 26
Paduan dasar tembaga nikel seng (perak nikel) : paduan dari tembaganikel dan seng dengan atau tanpa unsur lain. Kandungan nikelnya 5% atau
lebih.
Paduan dasar tembaga nikel : Paduan dari tembaga dan nikel, dengan
atau tanpa unsur lainnya, tetapi mengandung seng tidak lebih dari 5%. Bila
unsur lainnya ada, maka berat nikelnya mendominasi berat masing-masing
unsur lainnya.
3.
4.
Page 27
Gambar 2-1 :
Galvanized steel coil , Alloy steel plate
Gambar kiri atas adalah gambar dari lembaran baja dalam bentuk koil,
dilapisi dengan menggunakan seng (galvanized steel in coil) sedangkan
gambar kanan adalah baja paduan dalam bentuk pelat (alloy steel plate).
Gambar 2-2 :
Lembaran Kuningan (brass sheet) dan Perunggu (bronze sheet)
Page 28
sub pokok bahasan Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari angka 1 sampai
dengan angka 8.
b.
(2)
(3)
(4)
Page 29
(B)
(2)
(3)
Extrusion
adalah
suatu
proses,
umumnya
dingin,
untuk
Produk yang melalui pengerjaan dingin dapat dibedakan dari produk hot-rolled
atau hot-drawn berdasarkan kriteria berikut:
- permukaan produk yang menjalani pengerjaan dingin memiliki tampilan yang
lebih baik dibanding produk yang diperoleh melalui proses panas dan tidak
pernah memiliki lapisan kerak;
- toleransi dimensinya lebih kecil pada produk yang mengalami proses dingin;
- produk tipis dan rata (gulungan yang lebar dan tipis, lempengan, plat dan
kepingan) biasanya diproduksi melalui proses reduksi dingin;
- pemeriksaan mikroskopik terhadap produk yang diperoleh melalui proses
dingin menunjukkan suatu tanda deformasi butir besi dan arah butiran
tersebut paralel dengan arah pengerjaannya. Sebaliknya, produk-produk yang
diperoleh melalui proses panas menunjukkan butir yang hampir teratur
disebabkan oleh rekristalisasi;
Page 30
Selain itu, produk-produk yang diperoleh melalui proses dingin memiliki sifat yang
mungkin juga dimiliki oleh produk hot-rolled atau hot-drawn tertentu:
(a)
(b)
pemanjangan yang mengakibatkan keretakan sangat kecil pada produkproduk yang diperoleh melalui proses dingin; sedangkan pada produk yang
telah mengalami pemanasan kemungkinan ini lebih tinggi.
Proses Cold-rolling yang sangat ringan (yang dikenal dengan setipis kulit atau
setipis jepitan) yang diterapkan pada produk rata hot-rolled tertentu tanpa reduksi
ketebalan yang perlu tidak akan mengubah sifat dari produk hot-rolled jadi.
Proses dingin pada tekanan rendah ini pada dasarnya hanya diterapkan pada
permukaan produk saja, sedangkan cold-rolling dalam pengertian sebenarnya
(juga disebut reduksi dingin) akan mengubah struktur kristalin pada produk
tersebut dengan berkurangnya cross-sectionnya.
Gambar 2 - 3 :
Produk Hot Rolled dan cold rolled
Page 31
Gambar di atas dari kiri adalah hot rolled steel sheet in coil, sebelah kanan atas
adalah cold rolled steel sheet in coil, gambar bawah dari kiri adalah hot rolled
steel wire dan sebelah kanannya adalah cold rolled steel wire.
Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia berupa Cold rolled
steel sheet dan hot rolled steel sheet, cold serta hot rolled steel wire, maka kita
harus mempersiapkan kelengkapan dokumen atau peralatan yang akan kita
gunakan
pemeriksaan : sub pokok bahasan 1.1.2. Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari
angka 1 sampai dengan angka 8.
Cara pengukuran produk hot rolled maupun cold rolled steel sheet in coil, plate
maupun wire, menggunakan alat pengukur berupa micro meter maupun vernier
calliper sebagaimana telah diuraikan di atas (lihat cara pengukuran pada 1.1.1).
c.
1)
Batang Kecil
Produk
dicanai
panas,
dalam
gulungan
yang
tidak
beraturan,
panjang yang dimodifikasi, dengan dua sisi yang berlawanan cembung, dua sisi
lainnya lurus, dengan panjang yang sama serta sejajar). Produk ini dapat:
- mempunyai lekuk, bentuk kurva, alur atau perubahan bentuk lainnya yang
terjadi selama proses pencanaian (batang dan batang kecil untuk penguat);
- dipilin setelah pencanaian
Page 32
2)
Besi bentuk siku, H beam, T,I,C U dan Z adalah besi dengan profil tertentu. Yang
dimaksud dengan profil adalah produk berpenampang silang penuh seragam
seluruh panjangnya yang tidak sesuai dengan setiap pengertian tentang :
a. produk setengah jadi,
b. produk canai lantaian
c. batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang tidak beraturan
d. batang dan batang kecil lainnya.
tersebut
dapat
mengalami
pengerjaan
seperti
drilling,
Page 33
Gambar 2 - 4 :
Batang kecil, Besi Siku, H-beam, T, I, C, U, Z
Gambar di atas, mulai dari kiri atas ke kanan adalah sebagai berikut : batang
kecil, besi siku, H-beam, I-beam. Gambar bawah dari kiri ke kanan adalah Uchannel, L beam dan channel Z bracket.
2. Teknik pemeriksaan untuk batang kecil, besi siku, H beam, T, I, C, U, dan Z
dapat mengikuti langkah sebagaimana telah diuraikan pada tatacara
pemeriksaan sebagaimana diuraikan di atas mulai nomor urut 2 sampai
dengan 8.
Page 34
dimaksud
dengan
perkakas
tangan
adalah
barang
yang
Page 35
3. Kikir, parut, tang, penjepit, gunting seng, gunting pemotong logam, pemotong
pipa, catok, tang pembuat lobang
4. Perkakas tangan(termasuk intan pemotong kaca), lampu tiup, ragum, klem
dan sejenisnya.
5. Kunci sekrup dan kunci inggris yang digerakkan dengan tangan
6. Pisau dan bilah pemotong untuk mesin atau untuk perkakas mekanik
7. Pisau cukur dan silet
8. Perkakas mekanik yang digerakkan dengan tangan, dengan berat 10 kg atau
kurang digunakan dalam pengolahan, pengkondisian penyiapan makanan /
minuman
9. Gunting, gunting tukang jahit dan yang semacam itu
10. Alat pangkas rambut, parang tukang daging, parang dapur, pisau pemotong /
cincang, pisau kertas.
11. Sendok, garpu, sendok sayur, peniris, cake-server, pisau ikan, pisau
mentega, penjepit gula dan perangkat dapur sermacam itu.
12. Gembok dan kunci
13. Penyangga dan alat kelengkapan semacam itu untuk perabotan, pintu,
tangga, jendela, tirai, gerbong kerja, perlengkapan pelana, koper, kotak,
gantungan topi, kaitan topi dan barang semacam itu.
14. Lemari lapis baja, lemari arsip, lemari kartu indeks.
15. Alat kelengkapan untuk binder lembaran lepas atau arsip, jepitan kertas,
pemarka indeks dan barang kantor semacam itu.
16. Lonceng, gong dan sejenisnya
17. Pembuluh fleksibel dari logam tidak mulia, dengan atau tanpa alat
kelengkapan.
18. Jepit, bingkai dengan jepit, gesper, jepitan gesper, kait, lubang tali dan
sejenisnya untuk pakaian, alas kaki, tirai, tas tangan.
19. Sumbat, penutup dan tutup, kapsul untuk botol, sumbat berulir, penyingkup
sumbat,
20. Papan isyarat, papan nama, papan alamat dan semacam itu.
21. Kawat, batang kecil dilapisi atau diisi dengan fluks dari jenis untuk menyolder,
mematri, mengelas atau mengendapkan logam atau karbida logam.
Page 36
Gambar di atas dari kiri ke kanan adalh spade (sekop datar), shovels, mattocks
(beliung), rakes (garu) sedangkan gambar bawah dari kiri ke kanan adalah : axes
(kampak), gunting bunga (secateurs), lampu tiup (blow lamp), gilingan daging
(meat grinder). Gilingan daging masuk kedalam kelompok perkakas tangan /
peralatan sepanjang beratnya tidak lebih dari 10 kg, bila lebih barang tersebut
diperlakukan sebagai mesin.
Gambar 2-6 :
Barang untuk Pemakaian Umum
Page 37
Gambar di atas dari kiri ke kanan : baut (bolt), sambungan pipa (coupling), pipe
elbow, mur (nut) paku (nail), sekrup (screw). Sedangkan gambar di bawahnya
dari kiri ke kanan adalah : kabel (cable), rantai (chain), per daun (leaf spring),
gembok (padlock), kunci mortice, Castors, door hinges, grendel (hasp),
Gambar 2-7 :
Bermacam barang dari Logam Tidak Mulia
Gambar atas dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : bel, kawat elektroda,
felxibel tubing, hooks dan filling cabinet, grendel (hasp), staples.
Page 38
2.2.
Latihan -2 :
Untuk
memahami
2.3.
Rangkuman :
Pada Kegiatan Belajar 2 ini telah dibahas hal-hal yang berhubungan dengan :
1. Pengertian penyepuhan dan alloy
2. Produk hot rolled, colled rolled
3. Pengertian batang kecil, besi siku, H-beam, bentuk I, T, U channel dan
produk-produk semacam itu yang terbuat dari besi - baja
4.
Bermacam-macam produk dari logam tidak mulia, yang meliputi barangbarang yang dipergunakan dengan tangan dengan ujung kerja, pinggir
kerja, permukaan kerja, misalkan pisau, pahat, gergaji, sendok, porok,
beliung, cangkul dan barang- barang lain semacam itu.
Pada kegiatan belajar ini disampaikan pengertian tiap-tiap bahan ajar, cirricirinya, contoh barangnya serta tatacara mengidentifikasi barang-barang
tersebut.
Page 39
2. B - S
3. B - S
4. B - S
5. B - S
6. B - S
dan
arah
butiran
tersebut
paralel
dengan
arah
pengerjaannya
9. B - S
10. B - S
Page 40
2.5
TP =
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai :
91 %
s.d
100 %
Amat Baik
81 %
s.d.
90,00 %
Baik
71 %
s.d.
80,99 %
Cukup
61 %
s.d.
70,99 %
Kurang
Page 41
PENUTUP
Setelah Anda selesai mempelajari modul ini (membaca serta mengerjakan
latihan soal, maupun tes formatif yang tersedia) diharapkan Anda telah
memahami tentang teknik pemeriksaan barang besi dan barang logam tidak
mulia lainnya, dimulai dari besi, baja, penyepuhan, alloy, besi pig dan besi
cermin, paduan fero dan besi tuang, besi dan baja sponge serta ingot, batang
kecil, besi siku, H-beam, I, U dan semacam itu, produk hot rolled dan cold rolled
serta teknik pemeriksaan masing-masing jenis produk besi/baja tersebut.
Dengan pengetahuan yang Anda miliki atas teknik pemeriksaan barang
besi dan baja serta logam lain tersebut diharapkan saat Anda melaksanakan
tugas pemeriksaan di lapangan akan membantu kelancaran pelaksanaan tugas
sehari-hari sehingga arus dokumen dan arus barang impor dan ekspor berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Modul ini merupakan dasar dari pengetahuan tentang teknik pemeriksaan
barang besi dan logam tidak mulia lainnya yang minimal harus Anda ketahui dan
kuasai. Untuk hal yang lebih complicated Anda harus mencari tambahan
pengetahuan sendiri melalui informasi di media masa, baik buku pengetahuan,
koran, majalah maupun media internet.
Selamat belajar dan upayakan untuk selalu meng-up-grade pengetahuan
Anda, semoga sukses selalu.
Page 42
TES SUMATIF
Agar Anda lebih memahami atas keseluruhan kegiatan belajar ini, silahkan
Anda jawab pertanyaan di bawah ini. Bila Anda dapat menjawab 80%
dengan benar, berarti Anda telah menguasai materi Kegiatan Belajar 1 dan
2 dengan baik.
A. Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap benar dari alternatif jawaban
yang ada di bawah ini.
1. Yang dimaksud dengan logam electrolytic tin plated, adalah .
a. pelat timah
pelat seng
d
benar
2. Yang dimaksud dengan galvanisasi adalah, pelapisan logam besi dengan
a. aluminium
c seng
b. timah
d. plastik
3. Bila ada pelat besi diberitahukan tebalnya 40 mm, untuk mengukurnya kita
menggunakan..
a
penggaris biasa
c. teodolit
spectrometer
mikrometer
4. Deposisi katoda dari suatu logam pelapis pada produk yang akan dilapis,
melalui elektrolisa larutan garam metalik yang sesuai, disebut sebagai proses
a. elektroplasi
c. karbonisasi
b. pelapisan plastic
benar
5. Meat grinder dapat digolongkan kepada alat yang dipergunakan dengan
tangan (bukan mesin) bila .
a. hanya dipergunakan dengan tangan
10 kg
b berbahan bakar bensin
6. Yang dimaksud perkakas adalah alat dengan ujung kerja, pinggir kerja, satu
di bawah ini adalah merupakan perkecualian .
Page 43
a. gunting
d. pisau cukur
7. Peluru baja dipoles, yang selisih antara diameter maksimum dan diameter
minimumnya dengan diameter nominalnya tidak lebih dari 1%, digolongkan
sebagai .
a. produk dari besi
c ball bearing
b. bagian mesin
benar
8. Paku atau pisau kita gunakan untuk memeriksa produk besi atau baja,
dengan tujuan untuk mengetahui produk tersebut .
a. paduan
c. canai lantaian
b. di galvanisasi
galvanometer
b. spectrometer
d. anemometer
B. Essay :
1. Coba Saudara jelaskan tatacara mengukur ketebalan cold rolled steel
sheet in coil
2. Apa yang Saudara ketahui tentang alloy, sebutkan contohnya
3. Jelaskan cara yang dapat dilakukan agar produk besi/baja tidak
mudah menjadi korosi
Page 44
KUNCI JAWABAN
Tes Formatif -1:
Tes Formatif -2 :
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10
10
Tes Sumatif :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Page 45
B Jawaban Essay :
1. Tatacara mengukur ketebalan cold rolled steel sheet in coil adalah
sebagai berikut :
a. ambil mikro-meter
b. tempelkan lembaran cold rolled steel sheet pada tempat antara anvil
dengan spindle.
c. putar spindle-nut sampai spindle menempel tepat pada lembaran
cold rolled steel sheet dan lembaran cold rolled steel sheet juga
menempel tepat pada anvil, pas, tidak bergerak lagi
d. lihat skala pada vernier, disitu akan terlihat tebal lembaran besi yang
kita periksa ketebalannya.
2. Yang dimaksud dengan alloy adalah paduan dari dua logam (baik
logam mulia dengan logam mulia, logam tidak mulia dengan logam
tidak mulia atau logam tidak mulia dengan unsure non logam) sehingga
dihasilkan satu jenis logam baru. Contoh paduan logam tidak mulia
adalah paduan antara tembaga dengan seng yang disebut kuningan,
paduan antara tembaga dengan timah yang disebut dengan perunggu,
atau paduan tembaga, nikel dan seng yang disebut perak-nikel.
3. Untuk membuat agar produk besi/baja tidak mudah korosi, dilakukan
cara-cara sebagai berikut :
a. Pengecatan
b. pelapisan dengan seng (galvanisasi)
c. pelapisan dengan timah (tinplated)
d. pelapisan dengan oli
e. pelapisan dengan khrom
f. penyepuhan dan seterusnya.
Page 46
DAFTAR PUSTAKA:
1.
Explanatory Note, Buku III, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, 2002
2.
Page 47