Anda di halaman 1dari 55

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN

Disusun Oleh:
Drs. Iman Sumadji (Widyaiswara Utama)
Rita Dwi Lindawati, S.E. (Widyaiswara Muda)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI

TEKNIK PEMERIKSAAN

Disusun Oleh:
Drs. Iman Sumadji (Widyaiswara Utama)
Rita Dwi Lindawati, S.E. (Widyaiswara Muda)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI
2011

TeknikPemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan

TeknikPemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR KEPALA PUSDIKLAT BEA DAN CUKAI .........................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..

PETA KONSEP MODUL .

vi

MODUL
TEKNIK PEMERIKSAAN BARANG BESI DAN
LOGAM TIDAK MULIA LAINNYA
A. PENDAHULUAN..

1. Deskripsi Singkat ...................................................... 1


2. Prasyarat Kompetensi ...................................................... 1
3. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ........................ 2
4. Relevansi Modul .............

B. KEGIATAN BELAJAR ...........................................................................


1. Kegiatan Belajar (KB) 1 ...................................................... 3
Pengertian Besi Pig, besi cermin, Paduan Fero,
Besi tuang, sponge dan ingot
Indikator Keberhasilan .

1.1. Uraian dan contoh .......................................................................... 3


a. Besi Pig dan Besi Cermin 3
b.

Paduan Fero dan Besi Tuang.. 6

c.

Besi Baja Sponge dan Ingot13

d.

Besi dan Baja16

1.2. Latihan 1 ....... 21


1.3. Rangkuman .. 21
1.4. Tes Formatif 1 .. 22
1.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................ 23

DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan

ii

TeknikPemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya


2. Kegiatan Belajar (KB) 2
Pengertian Penyepuhan, alloy, Hot/cold rold, Batang, Batang
Kecil, besi siku dan macam-macam produk besi
2.1. Uraian dan contoh .......................................................................... 24
a. Penyepuhan dan alloy ................................................................ 24
b.

Produk Hot rolled, cold rolled..29

c.

Batang Kecil, Besi Siku, H-Beam, T, I, C, U, Z. 32

d.

Bermacam Produk dari Besi.. 35

2.2. Latihan 2 ....... 39


2.3. Rangkuman ... 39
2.4. Tes Formatif 2 .. 40
2.5. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................ 42
PENUTUP ... 42
TES SUMATIF ............................................................... 43
KUNCI JAWABAN ( TES FORMATIF DAN TES SUMATIF ) .. 45
DAFTAR PUSTAKA 47

DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan

iii

TeknikPemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul Gambar

Halaman

1.1.

Besi Pig dan Besi Cermin .............................................

1.2.

Paduan Fero, besi tuang

1.3.

Iron Plate ductile, Iron Sleeding Tee, Ductile Cast

............................................

Iron, Maleable Iron, Galvanized Tee ..

1.4.

Micrometer dan Vernier-Calliper .......... ........................

10

1.5.

Menggunakan Vernier-Calliper .....................................

11

1.6.

Aluminium Ingot ..........................................................

14

1.7

Besi/baja sponge dan besi/baja ingot .

15

1.8

Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil .

18

2.1.

Galvanized steel coil , Alloy steel plate .

25

2.2.

Lembaran Kuningan (brass sheet) dan Perunggu

24

(bronze sheet).....
2.3.

Produk Hot Rolled dan Cold Rolled ..

29

2.4.

Batang kecil, Besi Siku, H-beam, T, I, C, U, Z ..

31

2.5.

Bermacam Perkakas Tangan ..

34

2.6.

Bermacam Barang dari Logam Tidak Mulia...

34

DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan

iv

TeknikPemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Untuk dapat memahami modul ini secara benar, maka peserta diklat
diharapkan mempelajari modul ini secara urut mulai dari Kegiatan Belajar 1
sampai dengan Kegiatan Belajar 2.
Cara mempelajari setiap kegiatan belajar adalah mengikuti tahap-tahap
berikut ini:
1. Lihat apa yang menjadi target indikator dari kegiatan belajar tersebut;
2. Pelajari materi yang menjadi isi dari setiap kegiatan belajar (dengan cara
minimal 3 kali membaca isi materi kegiatan belajar tersebut);
3. Lakukan review materi secara umum, dengan cara membaca kembali
ringkasan materi untuk mendapatkan hal-hal penting yang menjadi fokus
perhatian pada kegiatan belajar ;
4. Kerjakanlah tes formatif pada kegiatan belajar yang sedang dipelajari;
5. Lihat kunci jawaban tes formatif dari kegiatan belajar tersebut yang terletak
pada bagian akhir modul .
6. Cocokkan hasil tes formatif dengan kunci jawaban tersebut, apabila ternyata
hasil tes formatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah yang
benar x 100/15), maka kegiatan belajar dapat dilanjutkan pada kegiatan
belajar berikutnya, namun apabila diperoleh angka di bawah 67, maka
peserta diklat diharuskan mempelajari kembali kegiatan belajar tersebut agar
selanjutnya dapat diperoleh angka minimal 67.
7. Kerjakan tes sumatif apabila semua tes formatif dari seluruh kegiatan belajar
telah dilakukan.
8. Lihat kunci jawaban tes sumatif yang terletak pada bagian akhir modul ini
9. Cocokkan hasil tes sumatif dengan kunci jawaban tes sumatif, apabila
ternyata hasil tes sumatif peserta diklat memperoleh nilai minimal 67 (jumlah
yang benar

x 100/25), maka peserta diklat dapat dinyatakan lulus dari

kegiatan belajar

DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan

TeknikPemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia Lainnya

PETA KONSEP
Dalam mempelajari modul ini, agar lebih mudah dipahami maka
disarankan kepada peserta diklat untuk mempelajari peta konsep modul.
Dengan demikian pola pikir yang sistematik dalam mempelajari modul
dapat terjaga secara berkesinambungan selama mempelajari modul.

Kegiatan Belajar 1 Pengertian Besi Pig, Paduan Fero


Materi : Besi Pig,Besi Cermin, Paduan Fero dan Besi Tuang,
Besi Baja Sponge, Ingot, Besi dan Baja

Kegiatan Belajar 2 Pengertian Besi-Baja Sponge, Batang, Hot Cold


Rolled
Materi : Pengertian Penyepuhan dan alloy, Produk Hot rolled, Cold Rolled
Pengertian Batang Kecil, Besi Siku, dan yang sejenis, bermacam-macam
produk besi serta produk dari logam tidak mulia

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia


Lainnya

DTSS
DTSS Teknik Pemeriksaan

vi

PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Pendidikan dan Pelatihan Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam
tidak mulia ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan / pengertian kepada
peserta pendidikan dan pelatihan tentang pengertian besi, baja, penyepuhan,
paduan (alloy), besi pig, besi cermin, paduan fero, besi tuang, besi dan baja
sponge, ingot, batang kecil, besi siku dan produk produk dari besi dan logam
tidak mulia lainnya sejenis itu misalnya H-beam, T, I, C, U, Z dan yang semacam
itu misalnya besi yang digalvanisasi, dilapisi dengan timah (tin plated) dan
barang tidak mulia lainnya serta cara mengidentifikasinya.
2. Prasyarat Kompetensi
Untuk dapat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Teknik Pemeriksaan
Barang Besi dan Logam tidak mulia, adalah para pegawai Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai yang memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Golongan II, pernah mendapatkan diklat teknis kepabeanan dan cukai baik
melalui Program Diploma I, Diploma III dan DTSD Kepabeanan dan Cukai
2. Usia maksimum 45 tahun
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti diklat
5. Tidak sedang menjalani atau dalam proses penjatuhan hukuman disiplin
6. Tidak sedang ditunjuk mengikuti diklat lain
7. Ditunjuk oleh Sekretaris DJBC.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 1

3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Standar Kompetensi
Setelah mengikuti pendidikan ini, para
peserta

pendidikan

dan

pelatihan

pada Teknik Pemeriksaan Barang


Besi dan Logam tidak mulia mampu
melaksanakan

tugas

sebagai

pemeriksa barang yang terbuat dari


besi dan logam tidak mulia lainnya
dengan baik dan benar
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini,

peserta diharapkan mampu

memahami:
1. pengertian tentang besi pig dan besi cermin serta teknik pemeriksaannya
2. pengertian tentang paduan fero dan besi tuang serta teknik pemeriksaannya
3. pengertian tentang besi / baja sponge dan ingot serta teknik pemeriksaannya
4. pengetahuan umum tentang besi dan baja serta teknik pemeriksaannya
5. produk hot rolled, cold rolled, pengukuran dan ketebalan
6. pengertian penyepuhan dan pengertian alloy serta teknik pemeriksaannya
7. tentang batang kecil, besi siku, H-beam, T, I, C, U, Z dan bermacam prdouk
besi lainnya serta teknik pemeriksaannya
4. Relevansi Modul:
Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam tidak mulia sangat diperlukan
bagi pegawai Ditjen Bea dan Cukai agar dalam pelaksanaan tugas yang
berhubungan dengan pemeriksaan barang-barang yang terbuat dari besi/baja
dan logam tidak mulia lainnya dapat dilaksanakan dengan baik dan benar
sehingga hak hak Negara yang berkaitan dengan impor barang-barang tersebut
dapat diperoleh secara optimal. Modul ini disusun sebagai bahan pembelajaran
bagi siswa Diklat Teknik Pemeriksaan Pusdiklat Bea dan Cukai, agar siswa
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang teknik pemeriksaan barang
besi dan logam tidak mulia lainnya.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 2

B. KEGIATAN BELAJAR

Pengertian Besi Pig,Cermin, Paduan Fero


Besi Tuang, Besi-baja sponge dan ingot

Indikator Keberhasilan : peserta mampu menjelaskan dan mengidentifikasi:


1. Besi pig dan besi cermin
2. Paduan fero dan besi tuang
3. Besi baja sponge dan ingot
4. Pengertian besi dan baja

1.1 Uraian dan Contoh


a. Besi Pig dan besi cermin :
Besi Pig :
Adalah paduan besi karbon yang tidak digunakan sebagai bahan mampu tempa,
berdasarkan berat mengandung karbon lebih dari 2% dan yang dapat
mengandung satu atau lebih unsur lainnya dalam batasan sebagai berikut :
tidak lebih dari 10% chromium
tidak lebih dari 6% mangan
tidak lebih dari 3% fosfor
tidak lebih dari 8% silicon
jumlahnya tidak lebih dari 10% dari unsur lainnya
Besi pig merupakan produk utama industri besi dan baja, utamanya
dihasilkan dengan cara mereduksi dan melebur bijih besi dalam pembakaran

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 3

tungku atau dengan cara melebur sisa besi

dan besi bekas dalam tungku

elektrik atau pembakaran kubah. Besi ini merupakan paduan besi-karbon yang
juga mengandung elemen lain seperti silikon, mangan, belerang, dan fosfor yang
berasal dari bijih, sisa, bahan pelebur atau bahan bakar, dan terkadang juga
elemen lain seperti khrom, nikel yang ditambahkan untuk memberi sifat khusus.
Besi pig sifatnya rapuh dan tidak dapat dikerjakan lebih lanjut, namun
demikian hal ini dapat diatasi dengan proses pengerasan yang akan memberi
sifat buatan seperti sifat baja, produk ini dikenal dengan nama besi tuang yang
lunak (putih atau hitam). Pada prakteknya cara ini diterapkan pada barangbarang tuang, tetapi bahan ini dalam bentuk utama pig, blok dan lain-lain asalkan
kandungan karbonnya berdasarkan berat melebihi 2%. Besi pig paduan adalah
besi pig yang berdasarkan beratnya mengandung satu atau lebih unsur dan
dalam proporsi yang telah dijelaskan di atas.
Besi Cermin :
Adalah paduan besi karbon yang berdasarkan beratnya mengandung
mangan lebih dari 6% tetapi tidak lebih dari 30% dan selain itu sesuai dengan
komposisi pada besi pig di atas.
Jenis besi ini dalam perdagangan kadang dianggap sebagai paduan fero,
tetapi digolongkan pada golongan besi pig, karena umumnya diperoleh secara
langsung dari bijih besi.
Besi ini terutama digunakan dalam pembuatan baja untuk men-de-oksidasi
dan merekarburasi besi, dan untuk paduan. Besi ini mempunyai permukaan yang
berkilap, yang disebabkan oleh kandungan mangan yang tinggi, dan ditampilkan
dalam bentuk yang sama dengan besi pig.
Identifikasi Besi pig dan besi cermin :
Dari pemahaman kita tentang pengertian besi pig dan besi cermin sebagaimana
diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk dari besi pig
dan besi cermin dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi pig dan besi
cermin :

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 4

Gambar 1 - 1 : Besi Pig dan Besi Cermin

Gambar di atas dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : Kiri atas besi
pig warna abu-abu atau kehitaman, pecahan tidak membentuk bidang
yang mengkilap, sedangkan yang kanan atas adalah besi cermin, warna
lebih pekat, dan pecahannya membentuk bidang yang mengkilap.

2. Bentuk dan warna besi pig dan besi cermin tidak spesifik, karena masih
merupakan bahan mentah. Oleh karena itu pemeriksa yang baru pertama kali
melakukan pemeriksaan pisik dapat mengambil langkah sebagai berikut :
a.

Mengambil contoh sesuai dengan tatacara mengambil contoh yang


benar.

b.

Membawa contoh untuk dikonsultasikan dengan pemeriksa yang sudah


biasa melakukan pemeriksaan atas barang tersebut.

c.

Bila tidak ada pemeriksa yang berpengalaman, atau pendapat


pemeriksa yang berpengalaman meragukan, konsultasikan dengan
atasan Saudara. Bila tidak mungkin, ajukan pendapat agar contoh
dikirim ke laboratorium, dengan disertai alasan mengapa contoh harus
dikirim ke laboratorium.

3. Bila Saudara yakin dengan barang yang Saudara periksa adalah benar,
maka diteruskan dengan membuat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan
tatacara yang berlaku, disertai contoh bila perlu.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 5

b. Paduan Fero dan besi tuang :


Paduan fero :
Paduan fero dapat dalam bentuk pig, gumpalan, bongkah, atau dalam bentuk
primer serupa, dalam bentuk yang diperoleh melalui penuangan yang terus
menerus (berkelanjutan) dan juga dalam bentuk butir atau bubuk, diaglomerasi
atau tidak, biasanya dipakai sebagai tambahan dalam industri paduan lainnya
atau sebagai bahan deoksidasi, de-sulfurisasi atau untuk penggunaan semacam
itu dalam metalurgi besi dan umumnya tidak berguna sebagai bahan mampu
tempa, berdasarkan berat mengandung unsur besi 4% atau lebih dan satu atau
lebih dari unsur berikut ini :
 lebih dari 10% chromium
 lebih dari 30% mangan
 lebih dari 3% fosfor
 lebih dari 8% silicon
 jumlahnya lebih dari 10% dari unsur lainnya, tidak termasuk karbon, dengan
syarat kadar tertinggi 10% untuk tembaga.
Paduan fero berbeda dari besi pi. Paduan fero mengandung proporsi besi yang
lebih kecil yang hanya bertindak sebagai pelarut, unsur paduan dalam jumlah
besar (seperti mangan, khrom, tungsten (wolfram), silicon, boron dan nikel) dan
mengandung karbon 2% atau kurang. Paduan fero tidak biasa digunakan untuk
rolling, penempaan atau pengerjaan lain, setidaknya bukan untuk tujuan industry,
meskipun beberapa dapat dilunakkan. Paduan fero ini utamanya digunakan pada
industri besi atau baja untuk menambahkan unsur paduan dalam porsi tertentu
pada baja atau besi pig agar dicapai kualitas yang khusus, umumnya dalam hal
dimana penggunaan unsur murni itu sendiri tidak mungkin dilaksanakan atau
bahkan tidak bersifat ekonomis. Beberapa jenis paduan fero juga digunakan
sebagai bahan de-oksidan, de-sulfurisasi atau de-nitrogenisasi atau untuk
membersihkan baja, sementara yang lain digunakan dalam pengelasan atau
pengendapan logam.
Beberapa paduan fero digunakan langsung untuk besi tuangan. Paduan
fero bisa dalam bentuk pig, blok atau gumpalan atau bentuk primer yang sama,
dalam bentuk butiran atau serbuk atau dalam bentuk yang diperoleh melalui

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 6

penuangan terus menerus (misalnya batangan kecil). Fero silicon juga digunakan
dalam bentuk bubuk atau butiran bulat pada permukaan yang telah dikeraskan
melalui proses khusus, sebagai suatu media padat (pulp) dalam pemisahan biji
logam secara gravimetris (flotasi terpilih).
Besi Tuang :
Secara umum Besi Tuang (Cast Iron) adalah Besi yang mempunyai Carbon
content 2.5% 4%. Oleh karena itu Besi Tuang yang kandungan karbonnya
2.5% 4% akan mempunyai sifat mampu las (weld-ability) yang rendah. Karbon
dalam Besi Tuang dapat berupa sementit (Fe3C) atau biasa disebut dengan
Karbon Bebas (grafit). Perlu di ketahui juga kandungan fosfor dan sulphur dari
material ini sangat tinggi dibandingkan baja.
Ada beberapa jenis Besi Tuang (Cast Iron) yaitu :
1. BESI TUANG PUTIH (WHITE CAST IRON).Dimana Besi Tuang ini seluruh
karbonnya berupa Sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan
getas. Mikrostrukturnya terdiri dari Karbida yang menyebabkan berwarna
Putih.
2. BESI TUANG MAMPU TEMPA (MALLEABLE CAST IRON).Besi Tuang jenis
ini dibuat dari Besi Tuang Putih dengan melakukan heat treatment kembali
yang tujuannya menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) menjadi
matriks ferrite, pearlite dan martensite. Besi tuang ini mempunyai sifat yang
mirip dengan baja.
3. BESI TUANG KELABU (GREY CAST IRON).Jenis Besi Tuang ini sering
dijumpai (sekitar 70% besi tuang berwarna abu-abu). Mempunyai graphite
yang berbentuk FLAKE. Sifat dari Besi Tuang ini kekuatan tariknya tidak
begitu tinggi dan keuletannya rendah sekali (Nil Ductility).
4. BESI TUANG NODULAR (NODULAR CAST IRON) NODULAR CAST IRON
adalah perpaduan BESI TUANG KELABU. Ciri Besi tuang ini berbentuk
graphite FLAKE dimana ujung ujung FLAKE berbentuk TAKIKAN yang
mempunyai pengaruh terhadap KETANGGUHAN, KEULETAN & KEKUATAN
untuk menjadi LEBIH BAIK, maka graphite tersebut berbentuk BOLA
(SPHEROID) dengan menambahkan sedikit INOCULATING AGENT, seperti

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 7

Magnesium atau calcium silicide. Karena Besi Tuang mempunyai KEULETAN


yang TINGGI maka besi tuang ini di kategorikan DUCTILE CAST IRON.
Identifikasi atas paduan fero dan besi tuang :
Dari pemahaman kita tentang pengertian paduan fero dan besi tuang
sebagaimana diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk
paduan fero dan besi tuang dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi dan baja.
Gambar 1- 2 :
Paduan Fero, Besi Tuang:

Paduan ferro pada perdagangan internasional masih dalam bentuk bahan baku,
berupa gumpalan dalam bentuk yang tidak beraturan. Sedangkan besi tuang
biasanya sudah dalam bentuk barang hasil penuangan (casting) dari barang
yang diinginkan.Barang yang diperoleh dari paduan fero atau besi tuang sangat
beragam, antara lain sebagai berikut :

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 8

Gambar 1 - 3 :
Iron plate ductile, Iron sliding tee, Ductile cast iron, Maleable iron
galvanized Tee.

Dari gambar di atas dapat dilihat yang pertama adalah iron plate, ductile. Yang
kedua adalah ductile cast iron (gambar atas).
Ketiga adalah sambungan pipa T (iron sliding tee) dan yang terakhir adalah
malleable iron galvanized tee (gambar bawah).
2. Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia, maka kita
harus mempersiapkan kelengkapan dokumen atau peralatan yang akan
digunakan sebagai berikut :
1. Dokumen yang

diperlukan adalah : packing list dan instruksi

pemeriksaan (IP), label pada barang yang bersangkutan.


2. Alat yang dipergunakan untuk mengidentifikasi besi dan baja adalah
sebagai berikut:
a. Paku (cutter), magnit
b. Micro-meter dan/atau vernier-calliper
c. Handphones
3. Teknis pemeriksaan atas besi dan baja adalah sebagai berikut :
a. Dari packing list dapat diputuskan apakah jumlah barang yang
diperiksa, sama dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dari label

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 9

yang menempel pada barang dapat diketahui nama barang,


spesifikasi barang dan Negara asal barang.
b. Paku atau cutter dimaksudkan untuk menggores permukaan dari
besi atau baja yang diperiksa. Agar tidak merusak barang yang
diperiksa, maka cukup menggores tepi pelat/pipa, tidak perlu di
bagian tengah pelat.Bila permukaan yang digores mengelupas,
maka besi atau baja tersebut adalah hasil dari pelapisan dengan
bahan pelapis misalnya cat, atau pelapis logam misalnya seng
(galvanized), dilapisi timah (tin plated) atau krom.
c. Permukaan yang berkarat, produk tersebut dari besi atau setidaknya
dari baja yang tidak tahan karat, yang masih perlu diproses lebih
lanjut
d. Magnit digunakan sebagai alat bantu setidak-tidaknya

untuk

mengetahui produk tersebut terbuat dari besi/baja atau logam tidak


mulia lain. Bila magnit menempel, produk tersebut terbuat dari
besi/baja atau besi yang dipadukan dengan logam tidak mulia
lainnya. Bila tidak menempel dapat diartikan sebagai paduan logam
tidak mulia yang prosentase besinya sedikit atau bukan produk besi.
4. Micro-meter dimaksudkan untuk mengukur ketebalan pelat besi/baja
yang kita periksa. Sedangkan vernier-calliper untuk mengukur diameter
batang, batang kecil, kawat atau pipa (baik diameter dalam maupun
diameter luar), sambungan pipa serta bola (ball, bearings)/gundu
a.

Bentuk micro-meter (kiri) dan vernier - caliper (kanan):


Gambar 1-4 : Micro-meter dan Vernier caliper

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 10

b.

Cara menggunakan :
1. Micrometer biasa digunakan untuk mengukur ketebalan pelat
logam tidak mulia (besi, baja, seng, aluminium, timah dan
seterusnya) dari ketebalan 0,01 sampai beberapa sentimeter
(skala 0 26 mm).
2. Masukkan pelat kedalam mikcrometer, antara anvil dengan
spindle. Putar lock-ring, sampai spindle menempel penuh pada
logam yang kita ukur ketebalannya.
3. Lihat ketebalan pelat pada skala yang nampak di micro-meter.
Pada contoh gambar, ketebalan pelat adalah 40 mm.
Cara menggunakan vernier caliper:
1. Dimaksudkan untuk mengukur diameter dalam atau diameter
luar/ketebalan pipa, sambungan pipa atau diameter dari bola/ball
bearing.
2. Untuk mengukur diameter dalam suatu pipa, menggunakan
bagian atas vernier-calliper yang berbentuk V, dengan jalan
memasukkan kedalam pipa.
3. Maju mundurkan/putar kiri - kanan spindle nut, sampai bentuk V
vernier calliper pas menempel dinding bagian dalam pipa.
4. Lihat pada skala vernier caliper untuk mengetahui diameter
dalam dari pipa tersebut.
5. Untuk mengukur diameter luar suatu pipa, sambungan pipa atau
bola, gunakan bagian vernier caliper yang bawah (bentuk U).
Gambar 1-5 :
Menggunakan vernier Caliper.

6. Lihat pada skala vernier


caliper

untuk

diameter

luar

mengetahui
dari

pipa

bola/ball bearing (Gambar 1-5).


7. Untuk ukuran pipa atau sambungan pipa yang besar, diameter
dalam

dan

diameter

luar,

tidak

dapat

diukur

dengan

menggunakan vernier caliper. Diameter luar pipa diukur

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 11

dengan menggunakan meteran biasa, sedangkan

tebal pipa

dapat digunakan vernier-calliper. Kemudian diameter dalam


diperoleh dengan cara mengurangkan diameter luar dengan
ketebalan pipa yang diperoleh dari pengkuran dengan verniercalliper.

5. Dengan tatacara / langkah pemeriksaan di atas, maka kita dapat


menyimpulkan apakah barang yang kita periksa tersebut sesuai
dengan dokumen yang ada pada kita atau tidak.
6. Contoh hanya diambil dalam hal kita meragukan kebenaran identitas
dari barang yang bersangkutan. Untuk barang yang sudah biasa
diimpor, sudah jelas spesifikasinya, umum sudah mengetahui,
misalnya aluminium foil atau seng dalam bentuk lembaran, pasti
bentuknya sudah dikenal umum, yang seperti ini tidak perlu untuk
diambil contohnya. Bila yang diperiksa harus diambil contohnya
(biasanya untuk keperluan pemeriksaan laboratorium), maka contoh
yang diambil harus mewakili dari barang yang diperiksa, meliputi
jumlah dan jenisnya.
7. Handphones, harusnya dari tipe yang dapat untuk men-down-load
BTBMI versi soft-copy serta dapat mengakses Indonesia National
Single Window. Dengan ada BTBMI di tangan,

Saudara dapat

menetapkan tarif pos barang yang kita periksa sudah benar atau
belum

bila

dibanding

dengan

copy

PIB

yang

dimiliki

importir/Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK). Dengan


akses ke INSW Saudara dapat mengetahui barang yang Saudara
periksa termasuk barang larangan atau pembatasan yang dapat
diimpor oleh importir umum.
8. Buat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan kondisi barang yang
sebenarnya. Ajukan pendapat atas barang tersebut tentang : jumlah,
jenis, Negara asal, klasifikasi barang, serta kondisi dari barang
tersebut (baru,

bekas), sesuai dengan

pemberitahuan

dalam

dokumen atau tidak. Bila tidak sesuai ajukan pendapat untuk


penyelesaiannya, tambah bayar dengan denda atau tindakan lainnya
yang perlu.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 12

c. Besi Baja Sponge dan Ingot :


Besi dan baja sponge :
Proses pembuatan sponge adalah suatu proses melepaskan oksida dari bijih
besi.
Setelah terjadi reduksi maka akan terjadi poros/keropos pada bagian dalam
karena oksigen yang ada dalam bijih besi keluar. Jika dilihat dengan mikroskop
maka akan terjadi bentuk seperti rumah tawon/busa spons, oleh sebab itu bijih
besi ini dinamakan besi spons.
Kualitas besi spons tergantung dari derajat metalisasi yaitu rasio besi yang
menjadi metal dengan jumlah besi dalam produk.
Tipikal produk besi sponge dari Reduktor Bijih Besi/Rotary Kiln adalah sebagai
berikut:

Unsur Pokok

Prosentase

Chemical
Fe, Total

90-92

Fe, Metallic

81-84

Metallisation

90 (2)

Sulphur

0.03 max

Phosphorus

0.05 max

Carbon

0.10 max

Physical
Size Lump

+3 mm

Fines

-3 mm

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 13

Bahan Baku
Karakteristik bahan baku merupakan hal yang sangat sensitif dalam pembuatan
sponge iron. Karakteristik kimia dan fisik merupakan faktor yang penting pada
Rotary Kiln.
1. Coal
Reduktor yang digunakan pada proses Rotary Kiln adalah batu bara, mulai
dari jenis antrasit sampai lignite. Tiap jenis batu bara memerlukan adaptasi
operasi Rotary Kiln terutama dalam hal rasio antara bijih besi dan jumlah
reduktor yang dibutuhkan. Untuk penggunaan batu bara dengan kandungan
kalori rendah, diperlukan tambahan bahan bakar seperti gas alam atau
bahan bakar cair, untuk menjaga profil temperatur yang dibutuhkan dalam
proses. Berdasarkan data tersebut maka banyak batu bara Indonesia
memenuhi persyaratan sebagai bahan pereduksi.
2. Iron Ore
Bahan baku pabrik Rotary Kiln cukup fleksibel bisa berupa iron ore pellet,
lump ore, atau pasir besi. Kandungan Fe minimum 53% dan kandungan
gangue maksimum 5%.
3. Dolomite
Batu kapur digunakan sebagai bahan aditif pada proses reduksi bijih besi di
Rotary Kiln yang berfungsi sebagai penyerap belerang dari campuran bahan
baku selama proses reduksi. Bahan ini dicampur terlebih dahulu sebelum
dimasukkan kedalam Rotary Kiln.
Proses Rotary Kiln
Iron ore (lateritic) dan non-coking coal merupakan bahan baku utama
untuk memproduksi bijih besi sponge. Dolomit dibutuhkan sebagai bahan
desulfurisasi.
Proses Rotary Kiln beroperasi pada temperatur 950-1050 derajat Celcius,
batubara sebagai bahan reduktan dan sebagai bahan bakar. Faktor yang
penting pada proses reduksi ini adalah mengontrol pembakaran oleh
batubara dan mengkonversi karbon monoksida untuk menghilangkan

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 14

oksigen. Durasi yang dibutuhkan dalam proses di Kiln kurang lebih 10


jam dan keluar dari cooler paling tinggi 100 0 C.

Ingot :
Gambar 1 -6 : Aluminium ingot.
Ingot

adalah

bahan,

biasanya

logam yang dituang dalam bentuk


tertentu, sesuai dengan kebutuhan
proses

lebih

semikonduktor

lanjut.
dan

Bahan

non-logam

dipersiapkan dalam bentuk tuang


atau dapat pula dalam bentuk ingot.
Penggunaan :
Ingot memerlukan prosedur pembentukan lebih lanjut, misalnya melalui
pengerjaan

panas

atau

dingin,

pemotongan

atau

penggilingan,

untuk

menghasilkan produk akhir yang berguna.

Identifikasi atas besi dan baja sponge dan ingot :


Dari pemahaman kita tentang pengertian atas besi dan baja sponge dan ingot
sebagaimana diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk
besi dan baja sponge dan ingot dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi dan baja
sponge dengan besi ingot.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 15

Gambar 1 - 7 :
Besi/baja sponge dan besi/baja ingot

Gambar di atas, sebelah kiri adalah besi sponge sedangkan yang sebelah
kanan adalah besi ingot.
2. Bentuk dan warna besi atau baja sponge hampir mirip dengan besi pig dan
besi cermin. Oleh karena itu bagi pemeriksa yang baru pertama kali
melakukan pemeriksaan pisik dapat mengambil langkah sebagai berikut :
a. Mengambil contoh sesuai dengan tatacara mengambil contoh yang benar.
b. Membawa contoh untuk dikonsultasikan dengan pemeriksa yang sudah
biasa melakukan pemeriksaan atas barang tersebut.
c. Bila tidak ada pemeriksa yang berpengalaman, atau pendapat pemeriksa
yang berpengalaman meragukan, konsultasikan dengan atasan Saudara.
Bila hal itu tidak mungkin, ajukan pendapat agar contoh dikirim ke
laboratorium, dengan disertai alasan mengapa contoh harus dikirim ke
laboratorium.
3. Bila Saudara yakin dengan barang yang Saudara periksa adalah benar,
maka diteruskan dengan membuat nota hasil pemeriksaan sesuai dengan
tatacara yang berlaku.

d.

Besi dan baja

Besi :
Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai
dengan yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan
nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 16

Logam berwarna putih keperakan, dapat dilapis mengkilap. Mudah diulur dan
ditempa. Dapat di las bila panas, ditarik oleh magnit, tetapi kemaknitannya tidak
lama (baja silicon lebih disukai untuk elektromagnit karena kemagnitannya lebih
tidak tahan lama daripada besi murni).
Besi digunakan untuk pelbagai peralatan dan konstruksi. Besi adalah logam yang
paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena beberapa hal,
diantaranya:
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.

Sifat-sifat besi:
Besi jarang berubah pada udara kering, namun cepat berkarat pada udara basah
pada temperature biasa, membentuk ferri oksida terhidrasi. Terbakar di udara
membentuk feroferi oksida bila dipanasi. Bereaksi dengan kukus pada keadaan
membara, menghasilkan feroferi oksida dan hydrogen. Larut dalam asam klorida
dan asam sulfat encer, membentuk garam fero dan hydrogen. Larut dalam asam
nitrat encer dingin dan asam sulfat pekat panas, embentuk garam feri. Tak
bereaksi dengan asam nitrat pekat dingin maupun larutan basa (kecuali larutan
basa pekat).
Salah satu

kelemahan

besi adalah

mudah

mengalami

korosi. Korosi

menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang


atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan
tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink
dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi
besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Pengecatan.

Jembatan,

pagar,

dan

railing

biasanya

dicat.

Cat

menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 17

dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap
korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring
dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak
dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari
besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan
timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru
yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink). Pipa besi, tiang telepon dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat
melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena
potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.
6. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat
dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap,
misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama .seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan
sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang
jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam
magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 18

tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam
dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus
diganti.
Baja :
Nama untuk semua paduan besi yang dapat ditempa, yaitu yang mempunyai
kadar zat arang yang rendah (0.1 s/d 1,6%). Sifat dapat ditempa dari baja
berkurang dengan bertambahnya kadar zat arang.
Baja karbon: ialah baja bukan campuran bila di dalamnya tidak terdapat zat-zat
logam lain.
Baja paduan (alloyed steel): baja dicampur dengan bahan-bahan logam lain
untuk memperbaiki sifat-sifatnya seperti: tahan karat, kekuatannya dll. Bahanbahan logam campuran dapat berupa: nikel, krom, wolfram, vanadium, molibdon
dll. Sesuai dengan paduannya, baja dikenal sebagai baja nikel, baja krom dll.
Baja diperoleh dari besi kasar melalui suatu proses oksidasi dari zat arangnya.
Proses pembuatan baja yang paling banyak digunakan saat ini adalah proses
dengan menggunakan konvertor (Proses Bessemer dan proses Thomas) yang
menghasilkan baja SM (Siemens-Martin).
Baja Perkakas :

baja dengan sifat-sifat yang membuatnya cocok digunakan

sebagai perkakas, pada umumnya mempunyai kadar zat arang dari 0.70% 1,75%.
Baja perlit: baja dengan 0,8% zat arang yang mempunyai struktur perlit, yaitu
suatu campuran homogen dari ferrit dan sementit.

Identifikasi Besi dan Baja :


Dari pemahaman kita tentang pengertian besi dan baja sebagaimana diuraikan di
atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk dari besi dan baja dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara besi dan baja.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 19

Gambar 1-8 :
Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil

Gambar kiri atas adalah pelat besi hasil penuangan (cast iron plate) dan
kanan adalah lembaran besi tinplate. Gambar bawah dari kiri ke kanan
adalah galvanized wire, zinc chromate plated bolt, butter popcorn terbuat
dari electrolytic tinplate dan corrugated galvanized steel
2. Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia berupa Cast
Iron Plate, besi tinplate,galvanized wire, zinc chromate plated bolt atau
corrugated galvanized steel, maka kita harus mempersiapkan kelengkapan
dokumen atau peralatan yang akan kita gunakan

sebagaimana telah

diuraikan dimuka, lihat tatacara melakukan pemeriksaan

: sub pokok

bahasan 1.1.2. Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari angka 1 sampai
dengan angka 8.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 20

1.2 Latihan :
Untuk memahami Kegiatan Belajar I, Saudara dipersilahkan untuk menjawab
latihan-1 di bawah ini.
1.

Besi dalam keadaan murni adalah logam yang sangat mudah karatan. Coba
Saudara jelaskan upaya untuk membuat agar produk yang terbuat dari besi
tidak mudah karatan.

2.

Jelaskan teknik pemeriksaan yang dapat Saudara lakukan bila Saudara


disuruh melakukan pemeriksaan atas satu party barang yang diberitahukan
sebagai galvanized plate?

3.

Coba Saudara jelaskan cara menggunakan micro-caliper untuk mengukur


ketebalan suatu pelat baja.

4.

Jelaskan perbedaan antara paduan fero dengan besi pig.

5.

Apakah semua barang yang Saudara periksa harus diambil contohnya?


Bagaimana cara mengambil contoh yang benar?

1.3 Rangkuman :

Pada Kegiatan Belajar -1 ini telah dibahas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan:
a. Pegertian

besi

pig

dan

besi

cermin,

cirri

fisik

serta

tatacara

mengidentifikasinya
b. Pengertian paduan fero dan besi tuang ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
c. besi baja sponge dan ingot, ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
d. besi dan baja, ciri fisiknya serta tatacara mengidentifikasinya
Selain hal-hal tersebut, juga disampaikan contoh gambar dari barang yang
bersangkutan serta kegunaan dari tiap-tiap barang dalam kehidupan sehari-hari.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 21

1.4 Tes Formatif -1 :

1. B S

Produk yang terbuat dari besi agar tidak mudah berkarat


perlu diberi lapisan cat

2. B S

Cat yang baik untuk melindungi besi agar tidak karatan


adalah yang mengandung timah dan nikel.

3. B S

Yang dimaksud dengan perunggu sebetulnya paduan dari


nikel dengan besi.

4. B S

Besi pig adalah bahan baku untuk membuat produk besi


yang mampu tempa.

5. B S

Paduan logam tidak mulia dengan non-logam digolongkan


kedalam logam tidak mulia asalkan berat keseluruhan dari
logam tidak mulia sama atau lebih dari berat keseluruhan
unsur lain yang terdapat di dalamnya

6. B S

Vernier Caliper selain untuk mengukur diameter laur atau


dalam dari pipa, dapat juga kita gunakan untuk mengukur
ketebalan dari pelat logam tidak mulia

7. B S

Penyemiran permukaan logam tidak mulia, khususnya besi


atau baja adalah merupakan salah satu bentuk dari
penyepuhan

8. B S

Yang dimaksud dengan malleable cast iron adalah besi


tuang yang tidak mampu tempa.

9. B S

Contoh diambil bila barang yang kita periksa bagus dan


berguna bagi kita.

10. B S

Sebagai pemeriksa bila sudah melakukan pemeriksaan


pisik barang yang kita periksa, sudah cukup, hingga tidak
perlu lagi untuk meneliti kebenaran pos tariff dari barang
sedang kita periksa.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 22

1.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang modul
ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman (TP) terhadap materi Teknik Pemeriksaan
Barang Besi dan Logam Tidak Mulia lainnya.
TP =

Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%


Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah


dipelajari mencapai :
91 %

s.d

100 %

Amat Baik

81 %

s.d.

90,00 %

Baik

71 %

s.d.

80,99 %

Cukup

61 %

s.d.

70,99 %

Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik),


maka disarankan mengulangi materi.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 23

B. KEGIATAN BELAJAR

Pengertian Penyepuhan, alloy, Hot/cold rold,


Batang, Batang Kecil, besi siku dan macammacam produk besi
Indikator Keberhasilan : peserta mampu menjelaskan dan mengidentifikasi:
1. Pengertian Penyepuhan dan alloy
2. Produk hot rolled, cold rolled.
3. Pengertian batang kecil, besi siku dan yang sejenis serta macam macam
produk besi.

2.1. Uraian dan Contoh

a.

Penyepuhan dan alloy :

Penyepuhan :
Penyepuhan adalah proses untuk melapisi logam tidak mulia (khususnya besi)
agar tahan terhadap korosi (karat) serta tampilannya menjadi lebih baik.
Penyepuhan adalah salah satu metode untuk penyelesaian akhir dari permukaan
logam tidak mulia, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Penyemiran atau pelitur atau pengerjaan lainnya
2. Oksidasi buatan (dengan berbagai proses kimiawi, seperti pencelupan
kedalam larutan pengoksida), patina (lapisan pada permukaan logam
berwarna hijau, perunggu atau tembaga), pelapisan warna biru (penguatan

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 24

dengan warna biru), pelapisan warna coklat atau perunggu (dengan berbagai
teknik yang juga membentuk suatu lapisan oksida pada permukaan produk,
untuk meningkatkan tampilannya. Pengerjaan ini juga untuk meningkatkan
daya tahan produk terhadap karat.
3. Pengerjaan secara kimiawi pada permukaan produk, seperti :
- Fosfatisasi, yang dilakukan dengan cara mencelupkan produk dalam suatu
larutan asam fosfat metalik, khususnya yang mengandung mangan, besi
dan seng. Proses ini dikenal dengan parkerisasi atau bonderisasi
tergantung pada masa pelaksanaannya dan suhu cairan pencelup.
- Oksalasi, borasi dan lain lain dengan menggunakan metode yang sama
dengan metode yang digunakan untuk fosfatisasi, dengan asam atau
garam yang sesuai
- Khromasi yang dilakukan dengan cara mencelupkan produk dalam suatu
larutan yang kandungan utamanya adalah asam khrom atau chromate.
Proses ini dilakukan untuk permukaan produk, misalnya pada plat baja
yang berlapis atau dilapisi dengan seng.
Pelapisan permukaan produk secara kimiawi ini memiliki keuntungan
member perlindungan pada permukaan logam, mempermudah proses
deformasi dingin lebih lanjut atas produk tersebut dan penerapan lapisan
cat atau lapisan pelindung non metalik lainnya.
4. Pelapisan dengan logam (metalisasi) proses utamanya adalah :
Pencelupan dalam lapisan logam atau logam paduan cair seperti hot dip,
galvanisasi, pelapisan dengan timah, pelapisan panas dengan timbal, dan
pelapisan dengan aluminium.
Elektroplasi ( deposisi katoda dari suatu logam pelapis pada produk yang
akan dilapis, melalui elektrolisa larutan garam metalik yang sesuai), seperti
dengan seng, cadmium,timah, timbal, chromium/chromate, tembaga, nikel,
emas atau perak.
Peresapan atau difusi (dengan cara memanaskan produk yang akan dilapis
dengan logam pelapis yang diinginkan dalam bentuk bubuk seperti
sherardisasi (pelekatan dengan seng) dan kalorisasi/atau pelapisan
dengan cara penyemprotan (pelekatan dengan aluminium) dan kromisasi
(dengan difusi khrom).

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 25

Penyemprotan (atomisasi logam pelapis cair dan mengarahkan semprotan


produk yang akan dilapis) seperti proses Schoop dan pistol gas, busar dan
plasma dan proses penyemprotan elektrostatis
Metalisasi dengan cara penguapan logam pelapis dalam suatu ruang
hampa udara
Pelapisan dengan penguapan katoda (pemercikan).
5. Pelapisan dengan bahan non metalik, seperti pelapisan email, pernis, lacquer,
cat, cetak permukaan, lapisan dengan keramik atau plastic, termasuk proses
khusus seperti semprotan, elektrophoresis, proyeksi elektrostatis, dan
pencelupan kedalam suatu cairan fluida elektrostatis yang diikuti pengapian
dengan radiasi dan lain-lain.
Pengertian alloy :
Alloy dalam bahasa Indonesianya adalah paduan. Suatu logam disebut paduan
bila dua logam atau lebih dilebur menjadi produk logam baru. Penyebutan logam
paduan ini tergantung pada hal-hal sebagai berikut :
1.

Paduan logam tidak mulia dengan logam mulia : Paduan ini digolongkan
kedalam logam tidak mulia, asalkan tidak satupun logam mulia ( perak, emas
dan platina) memiliki berat kurang dari 2% dari berat paduan tersebut.

2.

Paduan logam tidak mulia : Paduan ini digolongkan kedalam logam tidak
mulia yang beratnya melebihi masing-masing logam lainnya, dengan
pengecualian untuk paduan fero.
Contoh paduan logam tidak mulia ini misalnya : Paduan dasar tembaga-seng
(kuningan) dengan atau tanpa unsur lain. Bila mengandung unsur lain : berat
seng lebih dominan disbanding masing-masing berat unsure lain, berat
setiap kandungan nikel kurang dari 5% dan berat setiap kandungan timah
kurang dari 5%.
Paduan dasar tembaga timah (perunggu), dengan atau tanpa unsur lain,
berat timah lebih dominan dibanding masing-masing unsur lainnya, kecuali
ketika kandungan timahnya 3% atau lebih, maka berat kandungan sengnya
dapat melebihi timah, tetapi harus kurang dari 10%.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 26

Paduan dasar tembaga nikel seng (perak nikel) : paduan dari tembaganikel dan seng dengan atau tanpa unsur lain. Kandungan nikelnya 5% atau
lebih.
Paduan dasar tembaga nikel : Paduan dari tembaga dan nikel, dengan
atau tanpa unsur lainnya, tetapi mengandung seng tidak lebih dari 5%. Bila
unsur lainnya ada, maka berat nikelnya mendominasi berat masing-masing
unsur lainnya.
3.

Paduan logam tidak mulia dengan non-logam : paduan ini digolongkan


kedalam logam tidak mulia asalkan berat keseluruhan dari logam tidak mulia
sama atau lebih dari berat keseluruhan unsur lain yang terdapat di
dalamnya.

4.

Campuran logam sinter, campuran heterogen yang diperoleh dengan jalan


melebur (selain sermet) dan campuran antar logam. Campuran serbuk
logam yang disinter dan campuran logam heterogen yang diperoelh dengan
cara peleburan (selain sermet) diperlakukan sebagai paduan. Jenis
campuran heterogen khususnya meliputi ingot dari berbagai komposisi yang
diperoleh dengan cara melebur sisa logam.
Campuran antar logam yang terdiri atas dua atau lebih logam tidak mulia
juga diperlakukan sebagai paduan. Perbedaan dasar antara campuran antar
logam dengan paduan adalah bahwa penyusunan atom dari jenis yang
berbeda dalam pola molekul Kristal dari suatu campuran antar logam
tersusun rapi, sedangkan dalam suatu paduan tidak demikian.

Identifikasi atas produk hasil penyepuhan dan alloy :


Dari pemahaman kita tentang pengertian penyepuhan dan alloy sebagaimana
diuraikan di atas, maka untuk melakukan identifikasi atas produk penyepuhan
dan alloy dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perhatikan gambar di bawah ini, untuk membedakan antara produk hasil
penyepuhan dan alloy.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 27

Gambar 2-1 :
Galvanized steel coil , Alloy steel plate

Gambar kiri atas adalah gambar dari lembaran baja dalam bentuk koil,
dilapisi dengan menggunakan seng (galvanized steel in coil) sedangkan
gambar kanan adalah baja paduan dalam bentuk pelat (alloy steel plate).

Gambar 2-2 :
Lembaran Kuningan (brass sheet) dan Perunggu (bronze sheet)

Kuningan (brass) adalah paduan dari tembaga dan seng sedangkan


perunggu (bronze) adalah paduan dari tembaga dengan timah.
2)

Dokumen yang digunakan, alat-alat yang dipergunakan serta tatacara


pemeriksaan, agar tidak berulang-ulang dibahas, dapat Saudara gunakan
acuan sebagaimana tersebut diatas, yaitu teknik pemeriksaan barang produk
dari logam tidak mulia berupa Cast Iron Plate, Electrolytic tiplate in coil,
sebagaimana telah diuraikan dimuka, lihat tatacara melakukan pemeriksaan:

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 28

sub pokok bahasan Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari angka 1 sampai
dengan angka 8.
b.

Produk hot rolled, cold rolled.


Produk hot rolled maupun cool rolled merupakan proses lebih lanjut
dari proses penyinteran, yaitu merupakan

pengerjaan bubuk metalurgi

dengan cara dimana produk bubuk padat, yang diperoleh melalui


pencetakan, biasanya dilaksanakan bersamaan dengan penekanan, lebih
lanjut dipanaskan dalam tungku pembakaran khusus.
Pengerjaan ini yang memberi sifat akhir pada bahan yang disinter,
dilakukan dalam kondisi suhu, waktu dan atmosfir tertentu. Proses ini akan
menghasilkan suatu aglomerasi dalam bentuk padat. Penyinteran juga dapat
dilakukan dalam ruang hampa udara.

(A) Deformasi plastik panas


(1)

Hot-rolling adalah penggulungan pada suatu suhu antara titik


rekristalisasi cepat dan titik awal peleburan. Suhunya bergantung
pada berbagai faktor seperti komposisi baja. Sudah menjadi
aturan bahwa suhu akhir produk pada hot-rolling sekitar 900 C.

(2)

Penempaan adalah deformasi logam panas dalam massa dengan


cara martil atau penekan tempa, untuk memperoleh lembaran dari
berbagai bentuk.

(3)

Dalam Hot-drawing, baja dipanaskan dan dilewatkan melalui


suatu cetakan untuk menghasilkan batangan, tabung atau section
dengan berbagai bentuk.

(4)

Hot drop forging dan drop stamping adalah pembuatan bentuk


logam

atau section (biasanya pada ban berjalan) melalui

pembentukan panas dari bagian kosong pada cetakan tertutup


atau berengsel) dengan menggunakan alat khusus. Kegiatan ini,
yang dilakukan dengan tubrukan atau tekanan, umumnya
terpengaruh dalam fase berurutan, mengikuti penggulungan awal,
penempaan dengan martil, penempaan dengan tangan atau
pembengkokan.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 29

(B)

Deformasi plastik dingin


(1)

Cold-rolling dilaksanakan pada suhu atmosfir, yaitu di bawah


suhu rekristalisasi.

(2)

Cold drop forging dan drop stamping adalah menghasilkan


bentuk atau sections dengan cara proses pendinginan seperti
yang dijelaskan pada butir A(4) di atas.

(3)

Extrusion

adalah

suatu

proses,

umumnya

dingin,

untuk

mendeformasi baja dalam massa di bawah tekanan tinggi antara


suatu cetakan dan alat penekan, dalam suatu ruang yang tertutup
di semua sisinya kecuali sisi di mana isi dituangkan, untuk
mendapatkan bentuk yang diinginkan.
(4)

Wire-drawing, adalah suatu proses dingin di mana batang dan


batang kecil, dalam gulungan yang tidak beraturan di tarik dengan
kecepatan tinggi

melalui satu cetakan atau lebih untuk

mendapatkan gulungan kawat dengan diameter yang lebih kecil.


(5)

Bright-drawing adalah suatu proses dingin di mana batang atau


batang kecil, baik dalam gulungan yang beraturan maupun tidak,
di tarik (dengan kecepatan yang relatif rendah) melalui satu
cetakan atau lebih untuk mendapatkan produk section dengan
bentuk yang lebih kecil dan berbeda.

Produk yang melalui pengerjaan dingin dapat dibedakan dari produk hot-rolled
atau hot-drawn berdasarkan kriteria berikut:
- permukaan produk yang menjalani pengerjaan dingin memiliki tampilan yang
lebih baik dibanding produk yang diperoleh melalui proses panas dan tidak
pernah memiliki lapisan kerak;
- toleransi dimensinya lebih kecil pada produk yang mengalami proses dingin;
- produk tipis dan rata (gulungan yang lebar dan tipis, lempengan, plat dan
kepingan) biasanya diproduksi melalui proses reduksi dingin;
- pemeriksaan mikroskopik terhadap produk yang diperoleh melalui proses
dingin menunjukkan suatu tanda deformasi butir besi dan arah butiran
tersebut paralel dengan arah pengerjaannya. Sebaliknya, produk-produk yang
diperoleh melalui proses panas menunjukkan butir yang hampir teratur
disebabkan oleh rekristalisasi;

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 30

Selain itu, produk-produk yang diperoleh melalui proses dingin memiliki sifat yang
mungkin juga dimiliki oleh produk hot-rolled atau hot-drawn tertentu:
(a)

disebabkan oleh pengerasan atau pengerjaan yang harus dilaluinya, produk


yang diperoleh melalui proses dingin sangat keras dan memiliki daya
rentang yang sangat kuat, meskipun sifat ini dapat hilang seketika karena
proses pemanasan;

(b)

pemanjangan yang mengakibatkan keretakan sangat kecil pada produkproduk yang diperoleh melalui proses dingin; sedangkan pada produk yang
telah mengalami pemanasan kemungkinan ini lebih tinggi.

Proses Cold-rolling yang sangat ringan (yang dikenal dengan setipis kulit atau
setipis jepitan) yang diterapkan pada produk rata hot-rolled tertentu tanpa reduksi
ketebalan yang perlu tidak akan mengubah sifat dari produk hot-rolled jadi.
Proses dingin pada tekanan rendah ini pada dasarnya hanya diterapkan pada
permukaan produk saja, sedangkan cold-rolling dalam pengertian sebenarnya
(juga disebut reduksi dingin) akan mengubah struktur kristalin pada produk
tersebut dengan berkurangnya cross-sectionnya.

Gambar 2 - 3 :
Produk Hot Rolled dan cold rolled

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 31

Gambar di atas dari kiri adalah hot rolled steel sheet in coil, sebelah kanan atas
adalah cold rolled steel sheet in coil, gambar bawah dari kiri adalah hot rolled
steel wire dan sebelah kanannya adalah cold rolled steel wire.
Untuk melakukan pemeriksaan produk dari logam tidak mulia berupa Cold rolled
steel sheet dan hot rolled steel sheet, cold serta hot rolled steel wire, maka kita
harus mempersiapkan kelengkapan dokumen atau peralatan yang akan kita
gunakan

sebagaimana telah diuraikan dimuka, lihat tatacara melakukan

pemeriksaan : sub pokok bahasan 1.1.2. Paduan Fero dan Besi tuang mulai dari
angka 1 sampai dengan angka 8.
Cara pengukuran produk hot rolled maupun cold rolled steel sheet in coil, plate
maupun wire, menggunakan alat pengukur berupa micro meter maupun vernier
calliper sebagaimana telah diuraikan di atas (lihat cara pengukuran pada 1.1.1).

c.

Batang kecil, besi siku, H beam, T, I, C, U, Z

1)

Batang Kecil
Produk

dicanai

panas,

dalam

gulungan

yang

tidak

beraturan,

berpenampang penuh dalam bentuk lingkaran, tembereng lingkaran, lonjong,


persegi empat (termasuk bujur sangkar), segitiga atau segi banyak cembung
lainnya (termasuk lingkaran dipipihkan dan empat persegi panjang yang
dimodifikasi, dengan dua sisi yang berlawanan cembung, dua sisi lainnya lurus,
dengan panjang yang sama serta sejajar). Produk ini dapat mempunyai lekuk,
alur, bentuk kurva atau perubahan bentuk lainnya yang terjadi selama proses
pencanaian (batang dan batang kecil untuk penguat).
Produk yang tidak sesuai dengan produk stengah jadi, produk canai
lantaian, atau dengan definisi kawat, yang berpenampang penuh seragam
seluruh panjangnya dalam bentuk lingkaran, tembereng lingkaran, lonjong,
empat persegi panjang (termasuk bujur sangkar), segi tiga atau persegi banyak
cembung lainnya (termasuk

lingkaran yang dipipihkan dan empat persegi

panjang yang dimodifikasi, dengan dua sisi yang berlawanan cembung, dua sisi
lainnya lurus, dengan panjang yang sama serta sejajar). Produk ini dapat:
- mempunyai lekuk, bentuk kurva, alur atau perubahan bentuk lainnya yang
terjadi selama proses pencanaian (batang dan batang kecil untuk penguat);
- dipilin setelah pencanaian

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 32

2)

Besi siku , H- beam, T, I, C, U dan Z :

Besi bentuk siku, H beam, T,I,C U dan Z adalah besi dengan profil tertentu. Yang
dimaksud dengan profil adalah produk berpenampang silang penuh seragam
seluruh panjangnya yang tidak sesuai dengan setiap pengertian tentang :
a. produk setengah jadi,
b. produk canai lantaian
c. batang dan batang kecil, dicanai panas, dalam gulungan yang tidak beraturan
d. batang dan batang kecil lainnya.

Profil yang umumnya masuk dalam kelompok ini adalah profil H, I, T,


capital omega, Z dan U (termasuk channel), obtuse, acute dan (L) kanan. Sudutsudutnya harus persegi atau bulat, cabangnya sejajar atau tidak sejajar, dan
tepinya dapat dibulbed (profil bulb atau tiang pancang pembangunan kapal).
Profil biasanya dihasilkan dengan cara pencanaian panas, penarikan panas,
ekstrusi panas, atau penempaan panas atau dengan cara penempaan bloom
atau billet.
Kelompok ini mencakup barang-barang yang telah dibentuk secara dingin
atau disempurnakan secara dingin (dengan penarikan dingin, dll.) dan juga
mencakup profil yang dihasilkan dengan cara pembentukan pada mesin canai
atau dengan cara membentuk lembaran, pelat atau jalur pada mesin penekan.
Produk-produk

tersebut

dapat

mengalami

pengerjaan

seperti

drilling,

pelubangan atau pemuntiran atau pengerjaan permukaan seperti pelapisan,


penyepuhan atau pemalutan.
Profil yang lebih berat (misalnya balok penopang, tiang, pilar dan balok
silang) digunakan dalam konstruksi jembatan, bangunan, kapal, dll.; produkproduk yang lebih ringan digunakan dalam pembuatan peralatan pertanian,
mesin-mesin, otomotif, pagar, perabot, pintu dorong atau rel untuk tirai, rangka
payung dan sejumlah barang lainnya.

Untuk mengidentifikasi batang kesil, besi siku, H beam, T, I, C, U, Z, dapat


Saudara ikuti langkah-langkah di bawah ini.
1. Perhatikan gambar gambar di bawah ini.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 33

Gambar 2 - 4 :
Batang kecil, Besi Siku, H-beam, T, I, C, U, Z

Gambar di atas, mulai dari kiri atas ke kanan adalah sebagai berikut : batang
kecil, besi siku, H-beam, I-beam. Gambar bawah dari kiri ke kanan adalah Uchannel, L beam dan channel Z bracket.
2. Teknik pemeriksaan untuk batang kecil, besi siku, H beam, T, I, C, U, dan Z
dapat mengikuti langkah sebagaimana telah diuraikan pada tatacara
pemeriksaan sebagaimana diuraikan di atas mulai nomor urut 2 sampai
dengan 8.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 34

d. Bermacam produk dari besi


Bermacam produk dari besi adalah produk-produk yang diperoleh dari besi
yang bukan dalam bentuk dasar, tetapi berupa produk yang dipergunakan
dengan tangan (perkakas), peralatan, barang tajam, sendok dan garpu dari
logam tidak mulia dan bermacam-macam barang dari logam tidak mulia lainnya.
Disamping itu juga terdapat barang dari logam tidak mulia untuk tujuan
pemakaian umum seperti : alat kelengkapan buluh pipa, kawat pilin dan tali
kabel, rantai, paku dan pasak serta barang sejenisnya, sekrup, mur, baut, paku
keeling, pegas, gembok dan kunci, penyangga perabotan untuk pintu, tangga
dan jendela, jepit, bingkai dan gesper, serta papan isyarat dan papan nama.
Yang

dimaksud

dengan

perkakas

tangan

adalah

barang

yang

dipergunakan tangan dengan bilah, ujung/pinggir kerja, permukaan kerja atau


bagian kerja lainnya. Lampu tiup, alat tempa portable, roda gerinda dengan
rangka, set manikur atau pedikur, serta pelat, tongkat, ujung dan sejenisnya
untuk perkakas, tidak terpasang, dari sermet mempunyai karakteristik yang
berbeda dengan barang-barang terdahulu. Perkakas tangan tersebut terbuat
dari:
a. logam tidak mulia,
b. karbida logam atau sermet,
c. batu mulia atau semi mulia(alam, sintetik atau direkonstruksi) diatas dasar
logam tidak mulia, karbida logam atau sermet, atau
d. bahan gosok di atas dasar logam tidak mulia, asalkan barang tersebut
mempunyai gigi pemotong, alur, lekukan atau sejenisnya, dari logam tidak
mulia, yang sifat dan fungsinya tidak berubah setelah penggunaan bahan
gosok tersebut.
Barang barang tersebut meliputi :
1. Perkakas tangan meliputi : sekop datar dan sekop lengkung, garpu, beliung,
cangkul, bajak dan garu, kapak, sabit paruh dan alat potong semacam itu,
gunting bunga atau pemangkas satu tangan semacam itu dan gunting,
gunting pagar, gunting bunga dua tangan, perkakas tangan lainnya dari jenis
yang digunakan dalam pertanian, perkebunan atau kehutanan.
2. Gergaji tangan

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 35

3. Kikir, parut, tang, penjepit, gunting seng, gunting pemotong logam, pemotong
pipa, catok, tang pembuat lobang
4. Perkakas tangan(termasuk intan pemotong kaca), lampu tiup, ragum, klem
dan sejenisnya.
5. Kunci sekrup dan kunci inggris yang digerakkan dengan tangan
6. Pisau dan bilah pemotong untuk mesin atau untuk perkakas mekanik
7. Pisau cukur dan silet
8. Perkakas mekanik yang digerakkan dengan tangan, dengan berat 10 kg atau
kurang digunakan dalam pengolahan, pengkondisian penyiapan makanan /
minuman
9. Gunting, gunting tukang jahit dan yang semacam itu
10. Alat pangkas rambut, parang tukang daging, parang dapur, pisau pemotong /
cincang, pisau kertas.
11. Sendok, garpu, sendok sayur, peniris, cake-server, pisau ikan, pisau
mentega, penjepit gula dan perangkat dapur sermacam itu.
12. Gembok dan kunci
13. Penyangga dan alat kelengkapan semacam itu untuk perabotan, pintu,
tangga, jendela, tirai, gerbong kerja, perlengkapan pelana, koper, kotak,
gantungan topi, kaitan topi dan barang semacam itu.
14. Lemari lapis baja, lemari arsip, lemari kartu indeks.
15. Alat kelengkapan untuk binder lembaran lepas atau arsip, jepitan kertas,
pemarka indeks dan barang kantor semacam itu.
16. Lonceng, gong dan sejenisnya
17. Pembuluh fleksibel dari logam tidak mulia, dengan atau tanpa alat
kelengkapan.
18. Jepit, bingkai dengan jepit, gesper, jepitan gesper, kait, lubang tali dan
sejenisnya untuk pakaian, alas kaki, tirai, tas tangan.
19. Sumbat, penutup dan tutup, kapsul untuk botol, sumbat berulir, penyingkup
sumbat,
20. Papan isyarat, papan nama, papan alamat dan semacam itu.
21. Kawat, batang kecil dilapisi atau diisi dengan fluks dari jenis untuk menyolder,
mematri, mengelas atau mengendapkan logam atau karbida logam.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 36

Untuk mengidentifikasi atas barang-barang tersebut, marilah kita perhatikan


gambar gambar di bawah ini.
Gambar 2 - 5 :
Bermacam Perkakas tangan :

Gambar di atas dari kiri ke kanan adalh spade (sekop datar), shovels, mattocks
(beliung), rakes (garu) sedangkan gambar bawah dari kiri ke kanan adalah : axes
(kampak), gunting bunga (secateurs), lampu tiup (blow lamp), gilingan daging
(meat grinder). Gilingan daging masuk kedalam kelompok perkakas tangan /
peralatan sepanjang beratnya tidak lebih dari 10 kg, bila lebih barang tersebut
diperlakukan sebagai mesin.
Gambar 2-6 :
Barang untuk Pemakaian Umum

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 37

Gambar di atas dari kiri ke kanan : baut (bolt), sambungan pipa (coupling), pipe
elbow, mur (nut) paku (nail), sekrup (screw). Sedangkan gambar di bawahnya
dari kiri ke kanan adalah : kabel (cable), rantai (chain), per daun (leaf spring),
gembok (padlock), kunci mortice, Castors, door hinges, grendel (hasp),

Gambar 2-7 :
Bermacam barang dari Logam Tidak Mulia

Gambar atas dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut : bel, kawat elektroda,
felxibel tubing, hooks dan filling cabinet, grendel (hasp), staples.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 38

2.2.

Latihan -2 :

Untuk

memahami

Kegiatan Belajar -2 ini

cobalah Saudara jawab

pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :


1. Coba Saudara jelaskan mengapa suatu produk besi disebut sebagai besi
spons?
2. Jelaskan barang apa saja yang dapat dibuat dari besi spons?
3. Apa yang Saudara ketahui tentang ingot serta apa kegunaan dari ingot?
4. Apa yang Saudara ketahui tentang profil dalam produk besi? Jelaskan
jenis-jenis yang Saudara kenal.
5. Salah satu produk dari besi / baja yang dipergunakan sebagai perkakas
tangan adalah blow-lamp. Coba Saudara jelaskan apa yang dimaksud
serta bagaimana cara menggunakannya?

2.3.

Rangkuman :

Pada Kegiatan Belajar 2 ini telah dibahas hal-hal yang berhubungan dengan :
1. Pengertian penyepuhan dan alloy
2. Produk hot rolled, colled rolled
3. Pengertian batang kecil, besi siku, H-beam, bentuk I, T, U channel dan
produk-produk semacam itu yang terbuat dari besi - baja
4.

Bermacam-macam produk dari logam tidak mulia, yang meliputi barangbarang yang dipergunakan dengan tangan dengan ujung kerja, pinggir
kerja, permukaan kerja, misalkan pisau, pahat, gergaji, sendok, porok,
beliung, cangkul dan barang- barang lain semacam itu.

Pada kegiatan belajar ini disampaikan pengertian tiap-tiap bahan ajar, cirricirinya, contoh barangnya serta tatacara mengidentifikasi barang-barang
tersebut.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 39

2.4. Tes Formatif 2 :


1. B - S

Salah satu cara untuk melakukan pemeriksaan besi spons,


digunakan alat yang disebut dengan vernier caliper.

2. B - S

Ingot adalah barang jadi yang siap untuk digunakan pada


kehidupan sehari hari.

3. B - S

Blow-lamp (lampu tiup) adalah alat yang digunakan dengan


tangan yang cara menggunakannya dengan cara meniup.

4. B - S

Perkakas mekanik yang digerakkan dengan tangan, dengan


berat berapapun, digunakan untuk pengkondisian makanan,
digolongkan sebagai mesin.

5. B - S

Castors dapat diklasifikasikan sebagai barang lainnya dari


besi/baja, namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bagian dari
kendaraan bermotor, bila diameter dari castor tidak melebihi 75
mm

6. B - S

Gambar di samping ini adalah gambar dari lampu tiup.


7. B - S

Meat grinder ini dianggap mesin bila beratnya


minimal 10 kg.
8. B - S

Pemeriksaan mikroskopik terhadap produk yang diperoleh


melalui proses dingin menunjukkan suatu tanda deformasi butir
besi

dan

arah

butiran

tersebut

paralel

dengan

arah

pengerjaannya
9. B - S

Proses dingin pada tekanan rendah ini pada dasarnya hanya


diterapkan pada permukaan produk saja

10. B - S

Produk yang diperoleh melalui proses panas sangat keras dan


memiliki daya rentang yang sangat kuat.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 40

2.5

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan hasil jawaban dengan kunci yang terdapat di bagian belakang


modul ini. Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman (TP) terhadap materi Pengetahuan Umum
Tentang Senjata Dinas DJBC.

TP =

Jumlah Jawaban Yang Benar X 100%


Jumlah keseluruhan Soal

Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai :
91 %

s.d

100 %

Amat Baik

81 %

s.d.

90,00 %

Baik

71 %

s.d.

80,99 %

Cukup

61 %

s.d.

70,99 %

Kurang

Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke atas (kategori Baik), maka


disarankan mengulangi materi.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 41

PENUTUP
Setelah Anda selesai mempelajari modul ini (membaca serta mengerjakan
latihan soal, maupun tes formatif yang tersedia) diharapkan Anda telah
memahami tentang teknik pemeriksaan barang besi dan barang logam tidak
mulia lainnya, dimulai dari besi, baja, penyepuhan, alloy, besi pig dan besi
cermin, paduan fero dan besi tuang, besi dan baja sponge serta ingot, batang
kecil, besi siku, H-beam, I, U dan semacam itu, produk hot rolled dan cold rolled
serta teknik pemeriksaan masing-masing jenis produk besi/baja tersebut.
Dengan pengetahuan yang Anda miliki atas teknik pemeriksaan barang
besi dan baja serta logam lain tersebut diharapkan saat Anda melaksanakan
tugas pemeriksaan di lapangan akan membantu kelancaran pelaksanaan tugas
sehari-hari sehingga arus dokumen dan arus barang impor dan ekspor berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Modul ini merupakan dasar dari pengetahuan tentang teknik pemeriksaan
barang besi dan logam tidak mulia lainnya yang minimal harus Anda ketahui dan
kuasai. Untuk hal yang lebih complicated Anda harus mencari tambahan
pengetahuan sendiri melalui informasi di media masa, baik buku pengetahuan,
koran, majalah maupun media internet.
Selamat belajar dan upayakan untuk selalu meng-up-grade pengetahuan
Anda, semoga sukses selalu.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 42

TES SUMATIF
Agar Anda lebih memahami atas keseluruhan kegiatan belajar ini, silahkan
Anda jawab pertanyaan di bawah ini. Bila Anda dapat menjawab 80%
dengan benar, berarti Anda telah menguasai materi Kegiatan Belajar 1 dan
2 dengan baik.
A. Lingkarilah jawaban yang Saudara anggap benar dari alternatif jawaban
yang ada di bawah ini.
1. Yang dimaksud dengan logam electrolytic tin plated, adalah .
a. pelat timah

b. pelat besi dilapisi timah

pelat seng
d

tidak ada jawaban yang

benar
2. Yang dimaksud dengan galvanisasi adalah, pelapisan logam besi dengan
a. aluminium

c seng

b. timah

d. plastik

3. Bila ada pelat besi diberitahukan tebalnya 40 mm, untuk mengukurnya kita
menggunakan..
a

penggaris biasa

c. teodolit

spectrometer

mikrometer

4. Deposisi katoda dari suatu logam pelapis pada produk yang akan dilapis,
melalui elektrolisa larutan garam metalik yang sesuai, disebut sebagai proses

a. elektroplasi

c. karbonisasi

b. pelapisan plastic

d. tidak ada jawaban yang

benar
5. Meat grinder dapat digolongkan kepada alat yang dipergunakan dengan
tangan (bukan mesin) bila .
a. hanya dipergunakan dengan tangan

c. beratnya tidak lebih dari

10 kg
b berbahan bakar bensin

d. berbahan bakar solar

6. Yang dimaksud perkakas adalah alat dengan ujung kerja, pinggir kerja, satu
di bawah ini adalah merupakan perkecualian .

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 43

a. gunting

c pisau pembuka surat

b. set manikur pedikur

d. pisau cukur

7. Peluru baja dipoles, yang selisih antara diameter maksimum dan diameter
minimumnya dengan diameter nominalnya tidak lebih dari 1%, digolongkan
sebagai .
a. produk dari besi

c ball bearing

b. bagian mesin

d. tidak ada jawaban yang

benar
8. Paku atau pisau kita gunakan untuk memeriksa produk besi atau baja,
dengan tujuan untuk mengetahui produk tersebut .
a. paduan

c. canai lantaian

b. di galvanisasi

semua jawaban benar

9. Untuk mengukur diameter peluru, kita gunakan alat .


a. vernier-caliper

galvanometer

b. spectrometer

d. anemometer

10. Gambar di bawah ini adalah gambar dari .


a. kunci gembok
b. kunci mortice
c. kunci laci
d. kunci mobil

B. Essay :
1. Coba Saudara jelaskan tatacara mengukur ketebalan cold rolled steel
sheet in coil
2. Apa yang Saudara ketahui tentang alloy, sebutkan contohnya
3. Jelaskan cara yang dapat dilakukan agar produk besi/baja tidak
mudah menjadi korosi

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 44

KUNCI JAWABAN
Tes Formatif -1:

Tes Formatif -2 :

1.

1.

2.

2.

3.

3.

4.

4.

5.

5.

6.

6.

7.

7.

8.

8.

9.

9.

10

10

Tes Sumatif :
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 45

B Jawaban Essay :
1. Tatacara mengukur ketebalan cold rolled steel sheet in coil adalah
sebagai berikut :
a. ambil mikro-meter
b. tempelkan lembaran cold rolled steel sheet pada tempat antara anvil
dengan spindle.
c. putar spindle-nut sampai spindle menempel tepat pada lembaran
cold rolled steel sheet dan lembaran cold rolled steel sheet juga
menempel tepat pada anvil, pas, tidak bergerak lagi
d. lihat skala pada vernier, disitu akan terlihat tebal lembaran besi yang
kita periksa ketebalannya.
2. Yang dimaksud dengan alloy adalah paduan dari dua logam (baik
logam mulia dengan logam mulia, logam tidak mulia dengan logam
tidak mulia atau logam tidak mulia dengan unsure non logam) sehingga
dihasilkan satu jenis logam baru. Contoh paduan logam tidak mulia
adalah paduan antara tembaga dengan seng yang disebut kuningan,
paduan antara tembaga dengan timah yang disebut dengan perunggu,
atau paduan tembaga, nikel dan seng yang disebut perak-nikel.
3. Untuk membuat agar produk besi/baja tidak mudah korosi, dilakukan
cara-cara sebagai berikut :
a. Pengecatan
b. pelapisan dengan seng (galvanisasi)
c. pelapisan dengan timah (tinplated)
d. pelapisan dengan oli
e. pelapisan dengan khrom
f. penyepuhan dan seterusnya.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 46

DAFTAR PUSTAKA:

1.

Explanatory Note, Buku III, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, 2002

2.

Google.com, gambar-gambar produk besi.


Krakatau Steel, Bahan Ajar DTSS Teknik Pemeriksaan Produk Besi
dan Logam Tidak Mulia, tahun 2010.

Teknik Pemeriksaan Barang Besi dan Logam Tidak Mulia, 2010

Page 47

Anda mungkin juga menyukai