Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SIFAT TEKNOLOGI MATERIAL

Nama Dosen:
Ratna Dewi Anjani, ST., MT.

Disusun Oleh:
DEDE RIZKI (1441177005019)
Prodi/Kelas: Teknik Mesin S1/E

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI
SINGAPERBANGSA KARAWANG
2016

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia Nya sehinga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.Dalam makalah ini saya membahas
mengenai pengujian sifat mekanik.
Makalah ini dibuat dengan berbagai macam bahan dan informasi dan
beberapa sumber yang membantu untuk menyelesaikan permasalahan pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Dan saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah metalurgi fisik
ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang para pembaca untuk memberikan
saran

dan

kritik

yang

bersifat

membangun

pada

makalah

ini,untuk

penyempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.


Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Karawang, 18 April 2016

penyusun

Sifat Teknologi Bahan


Sifat Teknologis merupakan sifat bahan yang menunjukkan kemampuan atau
kemudahan suatu bahan dikerjakan dengan suatu metode proses produksi tertentu. Yang
termasuk dalam kategori sifat teknologi bahan adalah: sifat mampu las, sifat mampu bentuk,
sifat mampu cor, sifat mampu bentuk, sifat mampu mesin, dan lain sebagainya. Bahan atau
logam biasanya diproses menjadi barang setengah jadi maupun produk akhir melalui satu atau
gabungan dari beberapa proses seperti pengecoran, rolling, proses las, maupun proses
pengerjaan panas lainnya. Sifat yang menunjukkan kemudahan bahan dapat dikerjakan
dengan proses-proses tersebut dikatakan sebagai sifat teknologi.

1.Sifat mampu cor

adalah sifat yang ditunjukkan suatu bahan sehingga dapat dikerjakan dengan proses cor.
Contoh bahan besi cor, aluminium, dan baja cor, semuanya ini memiliki sifat mampu cor yang
baik.
2. Sifat Mampu Las
adalah sifat yang ditunjukkan oleh suatu bahan sehingga bisa dikerjakan dengan proses las.
Contoh bahan baja, aluminium, tembaga, stainless steel, semuanya ini memiliki sifat mampu
las yang baik.
3. Sifat Mampu Bentuk
adalah sifat yang ditunjukkan suatu bahan sehingga mampu dibentuk tanpa mengalami
kerusakan bahan. Contoh bahan baja, aluminium, tembaga, timah, kuningan. Semua ini
merupakan bahan yang memiliki sifat mampu bentuk yang baik.

SIFAT MAMPU LAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIFAT MAMPU LAS (WELDABILITY) PADA


MATERIAL

Ketegangan saat pendinginan.Secara teori pengelasan (welding) material las (logam las /
weld metal) akan berkontraksi selama pendinginan. Karena kerapuhan dari besi tuang inilah
kontraksi cast iron mempunyai kemampuan yang lebih rendah dibandingkan Baja.
1. Bentuk yang tidak beraturan.Umumnya Besi Tuang ini dibuat dalam bentuk yang tidak
berarturan atau boleh saya bilang artistik. Dengan adanya bentuk yang rumit besi
tuang tersebut sedikit banyak mempunyai ketebalan yang tidak seragam hal ini akan

mempengaruhi kontraksi tegangan yang terjadi pada material tersebut dan mudah
terjadi retak dan perlu diingat juga yang melatarbelakangi ini adalah sifatnya yang
mempunyai daya lentur yang sangat rendah.
2. HAZ yang keras.HAZ pada Besi Tuang yang berdekatan dengan Weld Metal akan
mempunyai sifat yang KERAS. Pengerasan ini diakibatkan oleh adanya bagian HAZ
yang tidak ikut mencair.
3. Pengikatan Karbon dari Base Metal.Akibat Pengelasan Besi tuang yang tercampur
dengan Base Metal akan menyebabkan terjadinya pengikatan KARBON pada WELD
METAL sehingga menyebabkan peningkatan kandungan SULFUR dan PHOSPOR
dalam WELD METAL tersebut.
4. Penyerapan Minyak pada Besi Tuang.Karena bentuk kareketeristik material ini ratarata berpori maka kemungkinan terjadinya peresapan minyak dalam graphite yang
menyebabkan porositas pada logam las. Biasanya sering dialami oleh temen praktisi
welding, repair pada saat maintenance.
Mengapa Cast Iron jika di Las Sering terjadi retak? Sebelum kita bahas hanya keretakan pada
Cast Iron, ada baiknya jika kita mengerti terlebih dahulu apa yang disebut Crack pada logam,
apa yang menyebabkan crack pada logam, apa pengaruh Chemical Composition terhadap
mudah tidaknya suatu logam retak, Apa itu diagram CCT dan CCCT, dll. Sehingga kita tidak
salah dalam mengambil kesimpulan dalam memahami terjadinya crack pada pengelasan Cast
Iron..
Keretakan pada proses pengelasan Cast Iron, ada beberapa faktor yang saling dukung
mendukung sehingga memudahkan terjadinya Crack.
Faktor utamanya adalah :
1. Chemical Composition : %C = Carbon terlalu tinggi. Unsur C yang tinggi memang
akan menurunkan Titik Lebur baja (Mesti dibahas juga Diagram Fe-Fe3C) sehingga
antara proses peleburan dan penuangan di cetakan lebih mudah. Tetapi karena sifatnya
yang lunak akan menjadi sumber keretakan di paduan Besi Cor, apalagi yang C nya
berbentuk Flake (Besi cor mempunyai Carbon bebas, mungkin seperti radikal bebas di
tubuh kita). %P= Posphor dan %S= Sulphur Tinggi. Dalam paduan Fe, kadar P dan S
tidak boleh lebih besar dari keteentuan. Karena lebih dari itu akan menyebabkan
sumber keretakan (kalau di proses rolling pembuatan besi beton bisa pecah) . Lantas

mengapa unsur P dan S ini tidak diturunkan saja? Dalam proses pengecoran, unsur P
dan S sangat diperlukan untuk meningkatkan mampu alir dari cairan besi.
2. Faktor-faktor lain seperti bentuk yang kompleks dan lain tidak banyak berpengaruh,
karena kebanyakan pada proses pengelasan Cast Iron, keretakan terjadi pada daerah
HAZ.
3. Bagaimana pengaruh Olie dll ? Pengotor seperti ini lebih banyak berpengaruh
terhadap terjadinya Porosity pada weld metal.
Lantas bagaimana untuk menghindari terjadinya keretakan pada pada proses pengelasan Cast
Iron?
1. Gunakan kawat las Nickel.
2. Kontrol heat input dan Cooling rate
3. Sebelum mengelas harus dibersihkan terlebih dulu dari misalnya Olie, Cat dlll.
Pada umumnya Besi Tuang (Cast Iron) mempunyai bentuk yang rumit suatu contoh (PIPE
FITTING, SPROKECT, PUMP, CRANK SHAFT MESIN MOBIL dan beberapa peralatan
yang terdapat pada Pabrik GULA) bukan dalam bentuk MILD seperti STEEL yang sering kita
temui dipasaran.

SIFAT MAMPU MESIN

Sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah sifat teknologi yaitu
kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk dengan kekuatan tinggi dapat
dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya dengan pengerolan atau penempaan.
Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan proses pengecoran. Sifat-sifat
teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu

bentuk. Sifat material terdiri dari sifat mekanik yang merupakan sifat material terhadap
pengaruh yang berasal dari luar serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang
dikandung oleh material itu sendiri. Pada proses pemesinan (machining) misalkan pada
proses pemotongan logam adalah proses pembuatan dengan cara membuang material yang
tidak diinginkan pada benda kerja sehingga diperoleh produk akhir dengan bentuk, ukuran,
dan surface finish yang diinginkan.
Beberapa proses yang diklasifikasikan sebagai proses pembentukkan logam (metal
forming) dengan menggunakan mesin-mesin pemroses logam yang dalam hal ini bisa
dilaksanakan secara panas atau dingin dapat ditunjukkan seperti proses pengerolan, proses
perlengkapan, proses penarikan, dan lain-lain.
1. Proses penarikan kawat (wire drawing) : merupakan operasi atau proses penarikan
sebuahkawat (wire) dengan penarikan ini, maka diameter penampang kawat atau
batang logamakan berkuran sesuai dengan yang diinginkan.
2. Proses penempatan (foreging) : merupakan proses pembentukkan logam dengan jalan
memberikan beban/tekanan (pressure) secara berulang-ulang dan terputus-putus
(intermitten). Hal ini berlawanan dengan proses pengerolan dimana beban yang
diberikan cenderung berlangsung secara terus menerus (continuous).
3. Proses

ekstrusi

(extruding)

proses

ektrusi

dilaksanakan

dengan

jalan

mengkompresikan logam yang dipanaskan sampai diatas batas elastisitas dan


menekannya melaluisebuah ide yang sesuai dengan bentuk yang kehendaki.
4. Proses pembengkokkan/pelengkungan (bending) : dalam proses ini benda kerja
dikenalbeban/tekanan secara permanent sehingga terjadi distorsi sesuai bentuk yang
diinginkan.
5. . Proses squeezing : merupakan proses pembentukkan logam sesuai dengan bentukbentuk yang dikehendaki dengan jalan menekan dan mendorong paksa agar
logammengalir melalui sebuah cetakan.
6. Prosesing drawing dan stretching : proses ini akan menghasilkan benda-benda
kerjayang seamless seperti bentuk cawan, mangkok, dan lain sebagainya. Proses
dilaksanakan dengan jalan menekan dan mendorong secara paksa lembaran-lembaran
(sheet) logam melalui cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Seperti halnya

dengan proses penarikan kawat (wire drawing) maka disini juga akan terjadi stretch
pada lembaran logam yang dibentuk.

Untuk mengetahui spesifikasi sifat mampu mesin suatu material maka sangat perlu
untuk mengetahui karakteristik atau sifat mekanis dari material yang dikerjakan. Bahan
logam dikatakan lunak apabila mampu dibentuk dengan proses penekanan dingin tanpa
pecah/retak ( contoh : Timah). Bahan logam dikatakan tangguh apabila mampu menahan
pembebanan gabungan dan berulang dalam rentang waktu tertentu tanpa rusak. Sifat-sifat
mekanik tersebut dapat dirubah apabila kita merubah komposisi bahan tersebut atau
memberikan perlakuan panas terhadap bahan tersebut. Bila dikaitkan dengan proses
produksi , maka sifat bahan bisa dikategorikan mampu mesin (machine ability) atau tidak
mampu mesin ,serta mampu bentuk atau tidak mampu bentuk. Apabila bahan dapat
dikerjakan dengan mudah pada mesin konvensional ( mesin produksi yang mamakai alat
potong dan menghasilkan tatal) disebut mampu mesin. Logam mampu bentuk apabila dapat
dibentuk dengan proses penekanan tanpa retak atau pecah

SIFAT MAMPU TEMPA


Sifat mampu tempa (atau dalam Bahasa Inggris disebut forgeability) secara umum
adalah kemampuan sebuah material untuk berubah bentuk tanpa mengalami retak. Besarnya
sifat mampu tempa sebuah material dapat diketahui dengan dua uji coba sederhana. Kedua uji
coba sederhana tersebut adalah upsetting dan hot-twist.

Percobaan Upsetting
Percobaan upsetting dilakukan dengan cara menekan benda uji secara aksial (arah
tekanan sejajar dengan garis sumbu benda kerja) hingga terjadi perubahan bentuk. Ketika
ditekan, tinggi benda uji akan berkurang dan ukuran penampang benda uji akan membesar.
Apabila perubahan bentuk tersebut terjadi tanpa timbul retak atau terjadi dengan keretakan

yang sedikit, maka benda tersebut memiliki sifat mampu tempa yang baik. Sehingga semakin
tinggi tingkat perubahan bentuk yang bisa terjadi maka semakin tinggi sifat mampu tempa
yang dimiliki.

Percobaan Hot-twist
Percobaan hot-twist dilakukan dengan benda uji berpenampang lingkaran. Benda
berpenampang lingkaran tersebut dipuntir secara kontinu dengan arah yang sama hingga rusak
(tidak bolak-balik arah). Percobaan ini dilakukan dengan beberapa benda uji dan dilakukan
dengan suhu yang berbeda-beda. Ketika percobaan dilakukan, jumlah puntiran (putaran)
penuh yang terjadi pada benda uji dihitung hingga benda uji tersebut rusak. Hal tersebut
dilakukan pada tiap-tiap suhu yang telah ditentukan. Suhu di mana terjadi puntiran terbanyak
selanjutnya dijadikan suhu penempaan. Suhu tersebut merupakan suhu di mana sifat mampu
tempa maksimum dapat terjadi. Percobaan ini cocok diterapkan pada beberapa jenis baja.

Pertimbangan-pertimbangan yang Mendasari Sifat Mampu Tempa


Beberapa pertimbangan yang mendasari sifat mampu tempa antara lain:
(1) Kekuatan material.
(2) Suhu penempaan yang dibutuhkan.
(3) Gesekan yang mungkin terjadi.
(4) Kualitas produk tempaan.
Tabel 1. Sifat Mampu Tempa Logam
Jenis Logam
Aluminium paduan

Perkiraan Kisaran Suhu Tempa (C)


400-550

Magnesium paduan

250-350

Tembaga paduan

600-900

Baja karbon dan baja paduan rendah

850-1150

Martensitic stainless steel

1100-1250

Austenitic stainless steel

1100-1250

Titanium paduan

700-950

Paduan tinggi berbasis besi

1050-1180

Paduan tinggi berbasis kobalt

1180-1250

Tantalum paduan

1050-1350

Molybdenum paduan

1150-1350

Paduan tinggi berbasis nikel

1050-1200

Tungsten paduan

1200-1300

DAFTAR PUSTAKA
1. http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/2015/11/sifat-mampu-tempa-logamforgeability.html
2. http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id/2015/11/sifat-mampu-tempa-logamforgeability.html
3. http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian-sifatmekanik-bahan-logam/sifat-mampu-mesin-bahan-logam-machinability/

Anda mungkin juga menyukai