Anda di halaman 1dari 25

Jaminan &

Asuransi Paa
Proyek
Konstruksi

OLEH

INTAN PERMATA SARI (4114010016)

YASINTA AGUSTINA (4114010023)


TUJUAN

Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca diharapkan mengerti dan memahami
tentang konsep jaminan dan program asuransi tenaga kerja dalam industri jasa
konstruksi di Indonesia.
Setelah membaca bab ini pembaca diharapkan mampu untuk :
– Menjelaskan gambaran singkat asuransi di Indonesia.
– Menguraikan masalah konstruksi, jaminan, dan asurnsi.
– Menguraikan jenis-jenis jaminan dan asuransi dalam proyek konstruksi.
– Menjelaskan perbedaan antara jaminan dengan asuransi
PENGERTIAN
ASURANSI
ASURANSI

merupakan salah satu sarana yang perlu diperhatikan oleh setiap


pengusaha untuk melindungi dirinya, melindungi kegiatan dan hasil
karyanya dari segala bahaya yang timbul di luar kemampuannya.
Dengan adanya proteksi asuransi diharapkan walaupun terjadi
kerugian yang besar akibat bahaya yang datang dari luar,
pengusaha tidak mengalami kesulitan dalam melanjutkan usaha
yang ditanganinya.
Perusahaan Asuransi di
Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mencatat jumlah perusahaan asuransi Tabel Perusahaan Asuransi di Indonesia
di Indonesia per Februari 2017
JENIS USAHA JUMLAH PERUSAHAAN
sebanyak 138 perusahaan, terdiri dari
Asuransi jiwa 52 buah
(tabel perusahaan asuransi di
Asuransi umum 76 buah
Idonesia)
Perusahaan re-asuransi 5 buah
Perusahaan asuransi 2 buah
sosial
Asuransi wajib 3 buah
– Pemilik proyek atau pihak pemberi pekerjaan, agar proyeknya bisa
selesai sesuai dengan biaya yang sudah disepakati dan dinyatakan
dalam kontrak.
– Kontraktor proyek atau pihak pelaksana pekerjaan (termasuk di
dalamnya mereka yang menyediakan bahan-bahan dan alat
peralatan proyek), agar selalu bisa memenuhi kewajiban
pelaksanaan pekerjaan .
Pihak yang
– Konsultan (baik sebagai perencana maupun sebagai pengawas) yang Perlu Dijamin
harus bertanggung jawab atas kebenaran dan kebaikan dari apa Dalam hubungan dengan
yang diberikannya.
konstruksi, jika dilihat dari
– Masyarakat yang berhubungan dengan pelaksana konstruksi sudut penjaminan dan
tersebut, yang mencakup : asuransi, maka ada empat
 Para pekerja yang turut melaksanakan pekerjaan. pihak yang berkepentingan
 Masyarakat umum yang ada sangkut pautnya dengan pekerjaan perlu dijamin, yaitu:
tersebut. Supaya jangan jadi korban atau dirugikan dalam pelaksanaan
pekerjaan .
Jaminan Bagi
Kontraktor
Jaminan Bagi Kontraktor

MENYELSAIKAN
KEWAJIBAN PROYEK SESUAI
WAKTU DAN BIAYA
Jaminan Bagi Kontraktor
Jaminan atas Pelaksanaan Pekerjaan Asuransi atas tanggung jawab thp pihak ketiga
Waktu mengeluarkan polis engineering insurance ini ada kalanya disebut Adalah jenis asuransi yang melindungi kontraktor terhadap
dengan Contractor’s All Risk (CAR) atau Erection All Risk (EAR), kedua istilah
tersebut pada dasarnya sama, hanya disebut CAR apabila dalam proyek pihak ketiga (public), yaitu apabila selama melaksanakan
tersebut pekerjaan konstruksi yang terbanyak, dan disebut EAR apabila pekerjaan ada pihak ketiga yang merasa dirugikan (baik
pekerjaan pemasangan mesin-mesin dan alat peralatan yang banyak
dilakukan. Sesuai dengan namanya all risk, maka hampir semua bahaya yang secara langsung maupun tidak langsung) dari akibat adanya
datang dari luar telah dijamin oleh penanggung (termasuk pada masa pekerjaan tersebut. Dalam hal yang demikian biasanya pihak
pemeliharaan), kecuali kerugian akibat bahaya yang secara tegas disebutkan
tidak dijamin dalam polis (excluded risk). Jaminan-jaminan termasuk pada kontraktor melindungi dirinya dengan asuransi tanggung
prinsipnya mencakup : jawab terhadap publik, dalam istilah asuransi lazim disebut
– Kerusakan apapun yang terjadi atas konstruksi ( termasuk karena bad Public Liability Insurance. Pihak pengusaha dalam hal ini
workmanship ), asal kejadiannya tidak ada unsur kesengajaan. hanya bertanggung jawab kepada pihak ketiga (public)
– Kerusakan atas peralatan yang digunakan (baik alat milik kontraktor tersebut apabila terjadinya kerugian terhadap pihak publik
sendiri maupun milik orang lain).
disebabkan adanya kesalahan dari pihak kontraktor. Apabila
– Tanggung jawab terhadap pihak ketiga (apabila ada pihak ketiga yang kontraktor sudah mengasuransikan proyeknya dalam CAR
merasa dirugikan secara fisik sebagai akibat pelaksanaan proyek).
dan sudah mencakup Third Party Liability (TPL), maka
– Dengan persetujuan khusus bisa mencakup kerusakan akibat faulty
design (karena kesalahan perencana), tetapi hal itu tidak secara sebagian besar public liability sudah termasuk didalamnya.
otomatis.
Jaminan Bagi Tenaga
Kerja
Jaminan Bagi Tenaga Kerja

Yang memberi jaminan kepada pekerja


adalah asuransi yang ditunjuk, tetapi
yang membayar biaya asuransi itu
termasuk tanggung jawab dari
perusahaan atau kontraktor.
Jaminan Bagi Tenaga Kerja
Asuransi untuk pekerja sesuai aturan Asuransi pegawai yang diatur perusahaan
– Di Indonesia asuransi ini dilaksanakan oleh Asuransi Sosial – Asuransi ini adalah tanggung jawab kontraktor
Tenaga Kerja (ASTEK) berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.33 tahun 1977. terhadap pekerjanya sesuai dengan ketentuan
– Tenaga kerja disini adalah yang berada dibawah koordinasi yang berlaku didalam perusahaan (misalnya
mandor. Kenyataan dapat dilihat pada saat proyek dalam hal pegawai meninggal, maka
berlangsung, hanya beberapa tenaga kerja saja yang perusahaan telah menetapkan pegawai akan
diasuransikan oleh kontraktor, sebab dana jaminan yang
disiapkan proyek yang diposkan untuk asuransi ini tidak mendapat santunan sebesar 60 x gaji bulanan).
secara implisit tertulis pada penawaran, melainkan berada
pada harga satuan pekerjaan kontraktor. Sehigga – Jaminan ini diberikan khususnya adalah
kontraktor dapat saja berdalih bahwa asuransi tidak pegawai tetap dari perusahaan atau kontraktor,
menjadi tanggung jawabnya. Anehnya pada spesifikasinya yang memang sudah melaksanakan aturan
teknis dinyatakan kontraktor wajib mengasuransikan
seluruh pekerja yang ada di proyek. yang sesuai dengan kebijakan perusahaan.
– Jumlah santunan untuk jaminan ini relatif rendah (bila Pegawai ini bisa saja di tempatkan di proyek
dibandingkan dengan workman compensation act yang atau berada di kantor pusat.
berlaku di negara-negara maju).
Jaminan Bagi
Konsultan
Jaminan Bagi Konsultan

Tanggung jawab yang dapat dijaminkan kepada Asuransi adalah Proffesional Liability Insurance. Asuransi
ini dapat dibayar oleh masing-masing perusahaan konsultan, dan tentunya tetap dibebankan sebagai
bagian dari biaya proyek yang dipertimbangkan dalam pengajuan penawaran dari masing-masing
konsultan kepada pemberi tugas atau pemilik proyek.

Tetapi sama halnya dengan penawaran yang ada pada kontraktor, dimana masalah jaminan ini secara
implicit tidak tercantum dalam penawaran, tetapi dalam spesifikasi selalu diminta oleh pemilik, dan
merupakan salah satu dasar penilaian apakah sebuah konsultan layak ataui tidak dijadikan mitra dalam
melaksanakan proyek yang diinginkan oleh pemberi tugas.

Sehingga Proffesional Liability Insurance dibayar oleh konsultan dengan memasukan harga penawaran
kedalam billing rate dari staf ahli yang ada, atau merupakan bagian dari biaya non standar pada
penawaran.
Jaminan Bagi Pemberi
Tugas
Jaminan Bagi Pemberi Tugas

Pemilik proyek berkepentingan dengan selesainya proyek sesuai dengan kuantitas dan jadwal waktu
yang direncanakan.
Jenis-jenis jaminan yang biasanya diminta untuk melindungi pemilik proyek (yang sudah jalan khususnya
untuk proyek-proyek pemerintah) adalah :
– Jaminan tender ( bid bond ).
– Jaminan pelaksanaan ( performance bond ).
– Jaminan uang muka ( advanced payment bond ).
– Jaminan pemeliharaan ( maintenance bond ).
Jaminan-jaminan tersebut bisa berupa jaminan bank (Bank Garansi) atau jaminan asuransi (Surety
Bond). Pada prinsipnya bank garansi maupun surety bond mempunyai fungsi yang sama, yaitu
memberikan jaminan atau perlindungan kepada pemilik proyek atas terlaksananya dengan baik kontrak
pemborongan pekerjaan yang diberikan kepada rekannya, baik yang menyangkut kontrak pekerjaan
konstruksi , konsultansi, maupun penyediaan barang.
Beberapa hal yang dirasakan masih sebagai penghambat dan perlu
dipertimbangkan dalam hubungan dengan jaminan-jaminan ini adalah :
Belum seragamnya isi kontrak yang dibuat antara pemilik proyek dan kontraktor .
Masing-masing instansi yang membuat kontrak sesuai dengan kebiasaan yang
berlaku di instansi tersebut, sehingga isi kontrak (hak-hak dan kewajiban) tidak
sama antara instansi yang satu dengan yang lain. Akan lebih baik apabila standar
yang bisa dijadikan pegangan dan berlaku sama (terutama bagi proyek pemerintah
di seluruh departemen dan propinsi).
Jika dilihat dari sudut perlindungan maka kurang jelas apakah dimintanya jaminan
pelaksanaan tersebut dimaksud sebagai hukuman atau dimaksud sebagai dasar
ganti rugi untuk melindungi pemberi tugas.
Masih kecilnya jaminan penawaran (1% - 3%) dan jaminan pelaksanaan (sekitar 5
%)
Setelah proyek selesai pemilik dalam hal ini pemberi tugas perlu melengkapi proyek
dengan beberapa jaminan asuransi, sebagai berikut :
Asuransi kebakaran, khususnya gedung-gedung dan sejenisnya. Yang dijaminkan
adalah kerugian akibat kebakaran, halilintar, korsleting listrik dan lain-lain. Biasanya
diperluas dengan resiko gempa bumi, banjir dan ditimpa pesawat terbang.
Asuransi Pembongkaran, khususnya untuk barang yang kemungkinan bisa dicuri
dengan membongkar gedung.
Asuransi Machinery Break Down, bagi obyek yang banyak menggunakan mesin-
mesin.
Asuransi tanggung jawab publik, khusus gedung yang dikunjungi masyarakat umum
misalnya hotel, supermarket, gedung pertemuan dan sebagainya.
Asuransi pegawai dan pekerja sesuai dengan kebutuhannya antara lain :
Employer’s liability.
Fidelity insurance.
Dan lain-lain.
Public Liability Insurance, ini hanya diperlukan jika gedung dipergunakan untuk
kepentingan publik, asuransi ini akan menjamin orang yang masuk kedalam gedung
tersebut.
Jaminan yang Ada Dalam
Proyek
Jaminan-jaminan yang ada dalam proyek konstruksi secara
garis besar adalah sama seperti yang diuraikan diatas. Tetapi
dalam penyelenggaraan penjaminan dapat dilakukan oleh
bank (bank), oleh perusahaan asuransi, dan oleh perusahaan
surety (surety company). Pemilik sifat masing-masing
jaminan tersebut adalah sebagai berikut :
– Untuk memperoleh bank garansi umumnya dipersyaratkan adanya
setoran jaminan dalam jumlah tertentu.
– Biaya yang dibebankan kepada nasabah adalah berupa provisi.


Bank garansi hanya ditanda tangani oleh satu pihak yaitu bank.
Bank garansi umumnya diterbitkan dalam jangka waktu 3 bulan , 6
Sifat – sifat
bulan, dan maksimum 12 bulan. Khusus
Jaminan Bank
– Bank garansi umumnya janji tidak bersyarat (unconditional) dari pihak
bank untuk membayar ganti rugi kepada obligee senilai jaminan,
apabila nasabahnya yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya
kepada obligee.
– Dalam bank garansi, dana yang dipergunakan untuk membayar klaim
kepada obligee, adalah kekayaan milik nasabah itu sendiri yang
dipegang oleh bank.
– Batas pengajuan klaim dalam bank garansi sangat singkat, biasanya
14 hari sejak tanggal berakhirnya jangka waktu jaminan.
– Resiko atas setiap bank garansi yang diterbitkan ditanggung sendiri
oleh pihak bank bersangkutan. Gambar . Hubungan pada jaminan bank (bank garansi)
– Untuk memperoleh surety bond tidak perlu adanya setoran
jaminan.
– Biaya yang dibebankan kepada principal adalah berupa service
charge.
Sifat – sifat
– Surety bond ditanda tangani oleh principal, surety company. Khusus Jaminan
– Surety bond dapat diterbitkan dalam jangka waktu lama sesuai Perusahaan
kebutuhan kontrak.
– Bersifat kondisional , artinya klaim akan diselesaikan apabila
Surety
terbukti pihak principal tidak dapat memenuhi kewajibannya
sesuai dengan berita.
– Dana untuk pembayar klaim menggunakan kekayaan milik surety
company, kemudian dana tersebut dimintakan kembali
penggantiannya kepada principal.
– Tenggang waktu klaim cukup panjang (antara 3 sampai 6 bulan).
– Resiko dapat direasuransikan lagi oleh perusahaan surety.
Gambar . Hubungan pada jaminan perusahaan surety
(surety bond)
– Hanya dua pihak yang terlibat, yaitu penanggung (perusahaan
asuransi) dan tertanggung (pemegang polis).
– Polis asuransi hanya ditanda tangani oleh pihak penanggung.
Sifat – sifat
– Biaya yang dibebankan kepada tertanggung berupa premi, Khusus Jaminan
dianggap sebagai harga dari resiko yang dijamin, teripnya Asuransi
ditetapkan dalam prosentase atau permil.
– Nilai pertanggungan asuransi pada umumnya mencapai 100%
dari nilai obyek yang dipertanggungkan.
– Dalam hal terjadi klaim maka pihak penanggung secara
langsung mempunyai kewajiban untuk membayar ganti rugi
kepada tertanggung

Gambar . Hubungan pada jaminan asuransi


Pebedaan Surety Bond dengan Asuransi
Surety Bond Jaminan Asuransi
 Yang terlibat adalah tiga pihak : principal, surety  Hanya dua pihak yang terlibat, yaitu penanggung
company, dan oblige. (perusahaan asuransi) dan tertanggung (pemegang
polis).
 Polis surety bond ditanda tangani oleh principal,
surety company.  Polis asuransi hanya ditanda tangani oleh pihak
penanggung.
 Biaya yang dibebankan kepada principal dianggap
 Biaya yang dibebankan kepada tertanggung berupa
sebagai biaya pelayanan, besarnya ditetapkan premi, dianggap sebagai harga dari resiko yang
sebagai prosentase. dijamin, tarifnya ditetapkan dalam prosentase atau
 Nilai jaminan hanya sebesar prosentase tertentu permil.
dari nilai proyek 5 % sampai dengan 20 % .  Nilai pertanggungan asuransi pada umumnya
mencapai 100% dari nilai obyek yang
 Dana untuk pembayar klaim menggunakan dipertanggungkan.
kekayaan milik surety company, kemudian dana
tersebut dimintakan kembali penggantiannya  Dalam hal terjadi klaim maka pihak penanggung
kepada principal, sifatnya tanggung renteng. secara langsung mempunyai kewajiban untuk
membayar ganti rugi kepada tertanggung.
– Pelaksanaan dan penerapan asuransi pada proyek konstruksi masih
memerlukan pembenahan, karena banyak faktor yang
mempengaruhi keberadaan dan kepastian pengguna asuransi,
surety bond atau bank garansi. Perusahaan asuransi yang ada masih
belum menunjukan professional yang memadai, sehingga asuransi
belum menjadi suatu tradisi dalam mengamankan investasi, kecuali
perusahaan besar yang sudah kompeten.
Penerapan
– Asuransi masih belum berfungsi sebagai lembaga yang profesional, Asuansi
penyelesaian kasus masih sering tidak menentu dan bertele-tele,
disamping itu ada kecenderungan asuransi mencoba lari dari
Pada Poyek
tanggung jawab yang seharusnya mereka ambil, klausul kontrak yang
dibuat masih memainkan kata-kata yang membuat bingung
Konstuksi
pemegang polis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai