Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN ASPEK HUKUM DALAM

PELAKSANAAN PROYEK

Suryo Hidayatuloh
Hukum dalam proyek
hukum kontrak konstruksi merupakan hokum perikatan yang diatur dalam
Buku III KUH Perdata mulai dari Pasal 1233 sampai dengan Pasal 1864
KUH Perdata. Pada Pasal 1233 KUH Perdata disebutkan bahwa tiap-tiap
perikatan dilahirkan dari perjanjian persetujuan dan Undang-Undang.Serta
dalam suatu perjanjian dianut asas kebebasan dalam membuat
perjanjian, hal ini disimpulkan dari Pasal 1338 KUH Perdata yang
menerangkan ; segala perjanjian yang dibuat secara sah, berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dimana sahnya suatu
perjanjian adalah suatu perjanjian yang memenuhi Pasal1320KUH
Perdata, mengatur tentang empat syarat sahnya suatu perjanjianyaitu :

1.Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;


2.Kecakapan untuk membuat suatu perikatan ;
3.Suatu hal tertentu;
4.Suatu sebab yang diperkenankan.

Konrak dalam jasa konstruksi harus memenuhi syarat subjektif dan syarat
objektif tersebut.
PERMASALAHAN HUKUM DALAM JASA KONSTRUKSI

HUKUM PERDATA
Tidak dipenuhinya kewajiban itu ada 2 (dua) kemungkinan,yaitu :
-Karena kesalahan salah satu pihak baik karena kesengajaan maupun karena
kelalain
-Karena keadaan memaksa (force majeur), jadi diluar kemampuan para pihak, jadi
tidak bersalah.
Perbuatan Melawan Hukumadalah ;perbuatan yang sifatnya langsung melawan
hokum, serta perbuatan yang juga secara langsung melanggar peraturan lain
daripada hokum.Pengertian perbuatan melawan hukum, yang diatur pada Pasal
1365 KUHPerdata (pasal 1401 BW Belanda) hanya ditafsirkan secara sempit.
HUKUM PIDANA
Yang secara prinsip isinya sebagaimana berikut, barang siapa yang merencanakan,
melaksanakan maupun mengawasi pekerjaan konstruksi yang tidak memenuhi
ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi (saat
berlangsungnya pekerjaan) atau kegagalan bangunan (setelah bangunan
diserahterimakan), maka akan dikenai sanksi pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 5 % (lima persen) untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan 10% (sepuluh persen) dari nilai kontrak untuk perencanaan
dan pengawasan, dari pasal ini dapat dilihat penerapan Sanksi pidana tersebut
merupakan pilihan dan merupakan jalan terakhir bilamana terjadi kegagalan
pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan karena ada pilihan lain yaitu denda
PidanaKorupsi
Dalam kasus pidana korupsi unsur perbuatan melawan
hukum sebagaimana pasal tersebut harus dapat dibuktikan
secara hukum formil apakah tindakan seseorang dapat
dikategorikan perbuatan melawan hukum sehingga dapat
memperkaya diri sendiri atau orang lain yang dapat
menyebabkan kerugian keuangan Negara dan
perekonomian Negara.
Kemudian institusi yang berhak untuk menentukan
kerugian Negara dapat dilihat di UU No 15 Tahun 2006
tentang Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dalam Pasal 10
ayat (1) UU BPK yangmenyebutkan
hukum ADMINISTRATIF
1.Peringatan tertulis
2.Penghentian sementara pekerjaan konstruksi
3.Pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi
4.Larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan
konstruksi dikenakan bagi pengguna jasa.
5.Pembekuan Izin Usaha dan atau Profesi
6.Pencabutan Izin Usaha dan atau Profesi.
Arti / Pengertian IMB

Arti atau pengertian IMB (Izin Mendirikan Bangunan) adalah produk hukum
yang berisi persetujuan atau perizinan yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah
Setempat (Pemerintah kabupaten / kota) dan wajib dimiliki / diurus pemilik
bangunan yang ingin membangun, merobohkan, menambah / mengurangi luas,
ataupun merenovasi suatu bangunan.
Kehadiran IMB (izin mendirikan bangunan) pada sebuah bangunan sangatlah
penting, karena bertujuan untuk menciptakan tata letak bangunan yang aman
dan sesuai dengan peruntukan lahan. Bahkan keberadaan IMB juga sangat
dibutuhkan ketika terjadi transaksi jual beli rumah. Pemilik rumah yang tidak
memiliki IMB nantinya akan dikenakan denda 10 persen dari nilai bangunan,
rumah pun juga bisa dibongkar.
Nah, bagi Anda yang saat ini masih bingung bagaimana cara untuk mengurus
IMB, berikut ini beberapa syarat imb rumah tinggal maupun non tinggal.
Kesimpulan
Proses pelaksanaan pengadaan barang jasa konstruksi
dapatlah berjalan dengan efektif bila didukung dengan
adanya suatu hubungan kerja sama (Coordinating) yang
terkontrol diantara pihak-pihak yang terlibat didalam suatu
proyek.
Proses Kegiatan yang dilakukan oleh manusia bertolak pada
salah satu prasarana penunjang dalam hal komponen fisik
bangunan untuk dapat mengerjakan serta
mengembangkan berbagai usahanya.
RMP merupakan bagian yang sangat penting dalam
penerapan sistem manajemen mutu, dimana RMP dokumen
perencanaan yang harus dibuat sebelum proses realisasi
penyelenggaraan proyek dengan tujuan memberikan
kepastian jaminan mutu (quality assurance) atas
konsistensi proses dan produk yang akan dihasilkan.
Jasa Konstruksi sebagai salah satu bidang dalam sarana
pembangunan, sudah sepatutnya diatur dan dilindungi
secarahukum agar terjadi situasi yang objektif dan
kondusif dalam pelaksanaannya. Hal ini juga harus dipenuhi
dengan kesadaran dan kecakapanhukum daripada para

Anda mungkin juga menyukai