Anda di halaman 1dari 22

ASPEK HUKUM DALAM

Modul ke:
KONTRAK
KONSTRUKSI
01 Fakultas
Pascasarjana Prof. Dr.Ir.Sarwono Hardjomuljadi, MSc, MH, ACPE, ACIArb.

Program Studi
Magister Teknik
Sipil
Hukum Negara dapat dibagi atas tiga (3) kategori yaitu

Sistem Common Law

Sistem Civil Law

Sistem Hukum Islam

Terminologi di atas merujuk pada karakteristik umum sistem


hukum yang berlaku di dunia pada saat ini. Karena sistem hukum
tersebut tidak selalu menghasilkan keputusan hukum yang benar-
benar berbeda untuk sekumpulan fakta yang sama, mereka biasanya
memiliki perbedaan-perbedaan dalam prosedur dan substansi yang
mempengaruhi manajemen konstruksi internasional. Berikut ini
adalah penjelasan singkat mengenai sistem hukum tersebut di atas.
Common Law

Sistem Common Law berasal dari Inggris (England) dan


berkembang ke daerah-daerah yang berbahasa Inggris
seperti Amerika Serikat, sebagian Canada, dll.

Berdasarkan sistem ini, proses peradilan (litigation)


dianggap sebagai yang terutama dan merupakan tuntutan
terhadap lawan (adversary proceedings).
Pada sistem ini, pengadilan berperan pasif dan para penasehat hukum
dari pihak yang bersengketa berkewajiban mengajukan tuntutan atau
pembelaan, mengajukan bukti-bukti dan ketentuan hukum yang paling
meyakinkan yang mereka pilih untuk membuktikan atau
mempertahankan kasus tersebut.

Disamping itu, metoda pembelaan secara lisan (oral advocacy)


merupakan suatu hal terpenting dalam penentuan kesimpulan atau
keputusan suatu perkara. pemeriksaan silang (cross examination) boleh
digunakan dengan disertai bukti-bukti.

Yang menarik adalah juri yang terdiri warga negara biasa terkadang
diperbolehkan menentukan masalah yang menyangkut dunia konstruksi,
dan atas perintah hakim, memutuskan perkara klaim.
Civil Law

Sistem hukum sipil berasal dari kekaisaran Roma dan


peraturan/hukum gereja. Dalam sistem hukum sipil, prinsip-
prinsip hukum disusun, kasus-kasus terdahulu mempengaruhi
tetapi tidak mengikat, dan prinsip “Stare Decisis” tidak berlaku.

Hampir seluruh negara di benua Eropa menggunakan sistem


hukum sipil, termasuk negara-negara bekas koloni mereka,
sebagai contoh pengaruh hukum Perancis pada hukum Mesir,
pengaruh hukum Belanda pada hokum Indonesia, dll.
Secara prosedural, peradilan sipil (civil law litigation) adalah
suatu proses pemeriksaan di mana pengadilan atau hakim
berperan aktif dan pihak-pihak yang bersengketa bersifat lebih
pasif serta merupakan kebalikan dari prosedur sistem common
law.

Pemeriksaan saksi dilakukan oleh pengadilan. Kesaksian


lisan kurang penting dalam sistem hukum sipil dan tuntutan
dilakukan berdasarkan bukti tertulis dan dokumentasi.
Hukum Islam

Seiring dengan banyak dilaksanakannya proyek pembangunan


bertaraf internasional di negara-negara Timur Tengah dan
berkembangnya beberapa negara Timur Tengah yang
perekonomiannya sangat kuat sebagai pemberi pinjaman yang
signifikan kepada negara berkembang, maka pihak-pihak yang
terkait dengan kegiatan pembangunan dan jasa konstruksi
khususnya harus memiliki pengertian tentang konsep-konsep
dasar hukum Islam dan tata hukum negara-negara Islam, yang
dikenal sebagai hukum Syariah dan merupakan gabungan hukum
agama, etika, sosial dan konsep-konsep ilmu hukum.
Hukum Syariah didasarkan pada Al Qur’an dan
Hadits, di mana hukum Syariah berasal dari-Nya dengan
standar moral dan etika yang tinggi, sehingga landasan
utama penyelesaian permasalahan dalam persengketaan
adalah bahwa setiap pihak diharapkan bersikap adil
(fair).
Tipe Contract Berdasarkan cara pembayaran
Lumpsum Contract
Lumpsum Contract adalah kontrak pengadaan jasa
pelaksanaan konstruksi atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah
harga pasti dan tetap, dan resiko yang mungkin terjadi
dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya
ditanggung penyedia jasa.
Tipe Contract Berdasarkan cara pembayaran
Unit Price Contract
Unit Price Contract adalah kontrak pengadaan jasa
pelaksanaan konstruksi atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga
satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang kuantitas pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas kuantitas pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh penyedia jasa
Tipe Contract Berdasarkan cara pembayaran
Cost Plus Fee
Cost Plus Fee adalah kontrak pengadaan jasa
pelaksanaan konstruksi atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan harga
sesuai dengan pengeluaran ditambah keuntungan
bagi kontraktor.
Berdasarkan pembagian tanggung jawab:

Contract for Construction (Conventional Contract)


Direkomendasikan untuk pekerjaan bangunan atau
pekerjaan sipil dengan desain disiapkan oleh Pengguna Jasa
atau Penyedia Jasa konsultan yang mewakilinya.
Penyedia Jasa kontraktor melaksanakan pekerjaan
konstruksi sesuai dengan desain yang telah disiapkan oleh
Pengguna Jasa. Dalam hal ini terkadang juga terdapat
beberapa pekerjaan yang didesain oleh kontraktor.
Berdasarkan pembagian tanggung jawab:

Plant and Design-Build Contract


Type kontrak ini direkomendasikan untuk pekerjaan
elektrikal dan mekanikal dan desain serta pelaksanaan
bangunan dan pekerjaan sipil. Penyedia Jasa kontraktor
melaksnakan desain dan menyediakan sesuai kebutuhan
Pengguna Jasa, peralatan dan pekerjaan lain termasuk
kombinasi pekerjaan sipil mekanikal elektrikal dan
pelaksanaan konstruksi
Berdasarkan pembagian tanggung jawab:

EPC/ Turnkey Contract


Type kontrak ini direkomendasikan untuk pelaksanaan
suatu pekerjaan secara turnkey, dimana kontraktor
melaksanakan pekerjaan engineering, procurement dan
construction.
UNDANG UNDANG/ PERATURAN YANG BERKAITAN
DENGAN KONTRAK KONSTRUKSI

1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999


Tentang Jasa Konstruksi
2. Peraturan Pemerintah 28/2000, 29/2000. 30/2000
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
Tentang Perubahan Ke Empat Atas Keppres 80 Tahun 2003.
5. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999
Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat
1. FIDIC Conditions of Contract For Construction (MDB Harmonised
Edition 2006)
2. FIDIC Conditions of Contract For EPC / Turnkey Projects (1st Edition
1999)
3. FIDIC Conditions of Contract For Plant Design-Build (1st Edition 1999)
4. FIDIC Conditions of Contract For Works of Civil Engineering
Construction (4th Edition 1987)
5. FIDIC Conditions of Contract For Electrical and Mechanical Works (3th
Edition 1988)
6. Guidelines Selection and Employment of Consultants by World Bank
Borrowers (2004)
7. Guidelines Procurement Under IBRD Loans and IDA Credits (2004)
8. Guidelines on The Use of Consultants by Asian Development Bank
(2002)
9. Guidelines on Procurement by Asian Development Bank (2002)
10.Handbook for Procurement of Consultants and Contractors under JBIC
ODA Loans (2005)
© Sarwono Hardjomuljadi
IKATAN HUKUM : (Bab IV Pasal 14 s/d 22)
 Umum
Pengikatan Pekerjaan Konstruksi
adalah aspek hukum berkaitan dengan ikatan kerjasama
(Kontrak) pihak-pihak yang terlibat dalam suatu pekerjaan
konstruksi.

 Pengikatan Pekerjaan Konstruksi dalam UUJK No. 18 Tahun 1999


diatur mengenai:
1.Para pihak yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi
2.Tata cara pengikatan para pihak yang terlibat
3.Bentuk dan isi ikatan kerjasama (kontrak) antara para
pihak yang terlibat
PARA PIHAK (Bab IV Pasal 14 s/d 16)
Para Pihak dalam Pekerjaan Konstruksi terdiri dari:
 Pengguna Jasa
adalah perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas
atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan
jasa konstruksi
 Penyedia Jasa
adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan
usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi. Terdiri
atas:
 Perencana konstruksi
 Pelaksana konstruksi

 Pengawas konstruksi
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI (Bab IV Pasal 22)

Isi ikatan kerjasama (kontrak) konstruksi meliputi antara lain:


 para pihak,
 rumusan pekerjaan,
 masa pertanggunggan dan/atau pemeliharaan,
 tenaga ahli,
 hak dan kewajiban,
 cara pembayaran,
 cidera janji,
 penyelesaian perselisihan,
 pemutusan kontrak kerja konstruksi,
 keadaan memaksa (force mejeure),
 kegagalan bangunan,
 perlindungan pekerja,
 aspek lingkungan.
REFERENSI:

1. Undang-Undang 18/1999 tentang Jasa Konstruksi


2. Peraturan Pemerintah 28/2000, 29/2000 dan 30/2000
3. The Importance of Management Decision in The Application of FIDIC Conditions of Contract for Civil
Construction Works (in English, Sarwono Hardjomuljadi, 1999)
4. Strategi Klaim Konstruksi Berdasarkan FIDIC Conditions of Contract , (Sarwono Hardjomuljadi, Ariono
Abdulkadir, Masaru Takei, 2006)
5. Terowongan, Metode Pelaksanaan hingga Kasus Klaim Konstruksi, (Sarwono Hardjomuljadi, 2007)
6. FIDIC Conditions of Contract for Construction, Multilateral Development Bank MDB Harmonised Edition
(2006)
7. FIDIC Persyaratan Kontrak untuk Pelaksanaan Konstruksi, MDB Harmonised Edition, Edisi Bahasa
Indonesia (Sarwono Hardjomuljadi et.al. 2008)
8. FIDIC Conditions of Contract for Engineering Procurement and Construction EPC / Turnkey Project
(1999)
9. FIDIC Conditions of Contract for Plant, Design-Build (1999)
10. Effective Contract Administration, (Cary Cohen, 1997)
11. Construction Project Administration (Edward R Fisk, 2003)
12. Construction Contract Administration (Ralph W Liebing, 1998)
13. Construction Law & Risk Management (J. Kent Holland, 2006)
14. Oxford Dictionary of Law (Oxford University Press, 2006)
15. Security of Payment and Contract Adjudication (Chow Kok Fong, 2005)
16. Rules and Procedures Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI, 2007)
17. The Metamorphosis of FIDIC GCC Clauses and the Main Causal Factors of Construction
Claims in Indonesia (Sarwono Hardjomuljadi 2009)
Mampu Memahami Aspek Hukum dalam Kontrak Konstruksi dan Administrasi Proyek
Mampu Memahami Maksud dan Tujuan Administrasi Proyek bagi Pengguna Jasa
Terima Kasih
Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjomuljadi, MSc, MH,
ACPE, ACIArb

Anda mungkin juga menyukai