Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN

PROYEK

NAMA KELOMPOK :
GLENN OTNIEL SARAGIH (17 0404 071) ALEXANDER SIAGIAN (17 0404 097)
BENANTHA DZIKRY (17 0404 082) KENNY TJANRIADY (17 0404 103)
ADI DHARMA SUNARKO (17 0404 083)
A. Latar Belakang
Kontrak merupakan dokumen yang penting dalam
proyek. Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak
serta alokasi risiko diatur dalam kontrak. Pemahaman
kontrak mutlak diperlukan oleh Tim proyek dalam
menjalankan proyek agar semua masalah dan risiko yang
terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan
kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya.

Apabila didalam suatu pelaksanaan kontrak kerja


konstruksi ada hak dan kewajiban yang tidak bisa
terpenuhi oleh salah satu pihak, maka bisa dikatakan salah
satu pihak tersebut telah melakukan wanprestasi dan akan
dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan yang telah
diperbuatnya. Kerugian proyek terbesar disebabkan oleh
kegagalan dalam mengelola kontrak konstruksi.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu defenisi kontrak?

2. Apa macam-macam kontrak dalam proyek ?

3. Bagaimana aspek dan syarat-syarat yang harus


terpenuhi dalam kontrak proyek ?
C. Tujuan

1. Memahami definisi kontrak proyek

2. Mengetahui macam-macam kontrak proyek.

3. Mengetahui aspek dan syarat-syarat yang harus


terpenuhi dalam kontrak proyek
D. Pembahasan
A.Definisi Kontrak Proyek (Konstruksi)

Kontrak konstruksi adalah juga kontrak bisinis yang


merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana
substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat di
dalamnya terdapat tindakan-tindakan yang bermuatan
bisnis. Sedangkan yang dimaksud bisnis adalah tindakan
yang mempunyai aspek komersial. Dengan demikian kontrak
kerja konstruksi yang juga merupakan kontrak bisnis adalah
perjanjian tertulis antara dua atau lebih pihak yang
mempunyai nilai komersial (Hikmahanto Juwana, 2001).
Definisi kontrak menurut beberapa sumber :

1. Menurut R. Subekti
Yang dimaksud dengan perjanjian kontrak konstruksi yaitu
suatu perjanjian antara seseorang yaitu pihak yang
memborongkan pekerjaan dengan seseorang yang lain sebagai
pihak pemborong pekerjaan, dimana pihak pertama
menghendaki suatu hasil yang disanggupi oleh pihak lawan atas
pembayaran sejumlah uang sebagai harga jasa konstruksi. Hal
yang terpenting bukanlah cara pemborong mengerjakan
pekerjaan tersebut melainkan hasil yang akan diserahkan dalam
keadaan baik dalam suatu jangka waktu yang telah diterapkan
dalam perjanjian
2. Menurut Black’s Law Dictionary yang
dikutip dari buku karya Salim H.S.
Pengertian kontrak konstruksi atau contract contruction
istype of contract in which plans and specification for
construction are made a part of contract itself and
commonly it secured by performance and payment bonds to
protect both subcontractor and party for whom building is
being constructed.Artinya kontrak konstruksi adalah suatu
kontrak yang memuat perencanaan dan spesifikasi untuk
suatu konstruksi sebagai bagian dari perjanjian tersebut dan
pada umumnya kontrak tersebut untuk melindungi
subkontraktor dan para pihak pemilik bangunan.
3. UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi
Dijelaskan bahwa kontrak kerja konstruksi merupakan
keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum
antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

Dokumen kontrak yang perlu mendapat perhatian antara lain


adalah dokumen Syarat-syarat Perjanjian (Condition of
Contract) karena dalam dokumen inilah dituangkan semua
ketentuan yang merupakan aturan main yang disepakati oleh
kedua belah pihak yang membuat perjanjian.
B. Syarat, Aspek, dan Asas Kontrak

1. Syarat dalam kontrak kerja konstruksi


pada umumnya merupakan kontrak
bersyarat yang meliputi:

a. Syarat validitas, merupakan syarat berlakunya satu


perikatan
b. Syarat waktu, merupakan syarat yang membatasi
berlakunya kontrak tersebut. Hal ini berkaitan dengan
sifat proyek yang memiliki batasan waktu dalam
pengerjaannya.
c. Syarat Kelengkapan, merupakan syarat yang harus
dilengkapi oleh satu atau kedua pihak sebagai prasyarat
berlakunya perikatan bersyarat tersebut. Kelengkapan
yang dimaksud dalam kontrak kerja konstruksi,
diantaranya kelengkapan desain, kelengkapan
2. Aspek

Aspek-aspek kontrak adalah teknik, keuangan dan perpajakan,


serta aspek hukum.

 Aspek teknik antara lain terdiri atas:


a. Syarat-syarat umum kontrak (General Condition of Contract)
1. Agreement (Surat Perjanjian)
Menguraikan pekerjaan yang akan dikerjakan, waktu penyelesaian
yang diperlukan, nilai kontrak, ketentuan mengenai pembayaran,
dan daftar dokumen lain yang menyusun kelengkapan kontrak.
2. Condition of the Contract (Syarat-syarat Kontrak)
Terdiri dari general conditions (syarat-syarat umum kontrak) yang
berisi ketentuan yang diberikan oleh pemilik kepada kontraktor
sebelum tender dimulai dan special condition (syarat-syarat
khusus kontrak) yang berisi ketentuan tambahan dalam kontrak
yang sesuai dengan proyek.
3. Contract Plan (Perencanaan Kontrak)
Berupa gambar yang memperlihatkan lokasi, dimensi dan
detil pekerjaan yang harus dilaksanakan.
4. Spesification (Spesifikasi)
Keterangan tertulis yang memberikan informasi detil
mengenai material, peralatan dan cara pengerjaan yang
tidak tercantum dalam gambar.
a. B
b. Lampiran-lampiran (Appendix)
c. Syarat-syarat Khusus Kontrak (Special Condition of contract /
Conditions of Contract – Particular)
d. Spesifikasi Teknis (Technical Spesification)
e. Gambar-gambar Kontrak (Contract Drawing)
Aspek Keuangan / Perbankan, terdiri atas:
a. Nilai kontrak (Contract Amount) / Harga Borongan
b. Cara Pembayaran (Method of Payment)
c. Jaminan (Guarantee / Bonds)
Aspek yang terkait dengan Perpajakan adalah:
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
b. Pajak Penghasilan (PPh)
Aspek Perasuransian, Sosial Ekonomi dan Administrasi
antara lain:
a. CAR (Contractor’s All Risk) dan TPL (Third Party Liability
Assurance)
b. ASTEK (asuransi tenaga kerja ASTEK sekarang menjadi
BPJS)
c. Keharusan penggunaan Tenaga kerja lokal, lokasi
perolehan material dan dampak lingkungan.
d. Sisi administrasi antara lain keterangan mengenai para
pihak, laporan keuangan, surat-menyurat dan hubungan
kerja antara pihak.
3. Asas Menurut KUH Perdata
Terdapat tiga asas hukum kontrak yang berlaku di
Indonesia,yaitu :
a. Asas kebebasan berkontrak
b. Asas mengikat sebagai undang-undang,dan
c. Asas berkonsensualitas

 Asas Kebebasan Berkontrak


merupakan kebebasan membuat kontrak sejauh tidak
bertentangan hukum, ketertiban, dan kesusilaan.
Meliputi lima macam kebebasan, yaitu:
a. Kebebasan para pihak menutup atau tidak menutup kontrak
b. Kebebasan menentukan dengan siapa para pihak akan menutup
kontrak
c. Kebebasan para pihak menentukan bentuk kontrak
d. Kebebasan para pihak menentukan isi kontrak
e. Kebebasan para pihak menentukan cara penutupan kontrak
 Asas mengikat sebagai undang-undang
Secara tersurat tercantum di dalam pasal 1338 KUH Perdata. Pasal
tersebut menyatakan bahwa semua kontrak yang dibuat secara sah akan
mengikat sebagai undang-undang bagi para pihak di dalam kontrak
tersebut.
 Asas konsensualitas
Tersirat dalam Pasal 1320 KUH Perdata yang berarti sebuah kontrak
sudah terjadi dan karenanya mengikat para pihak di dalam kontrak
sejak terjadi kata sepakat tentang unsur pokok dari kontrak tersebut.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Pasal 2 yang
menjelaskan asas-asas kontrak yang digunakan sebagai landasan dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi, yaitu :
a) Adil, yaitu melindungi kepentingan masing-masing pihak secara
wajar dan tidak melindungi salah satu pihak secara berlebihan sehingga
merugikan pihak lain.
b) Seimbang, yaitu pembagian risiko antara pengguna jasa dan penyedia
jasa harus seimbang.
c) Setara, yaitu hak dan kewajiban pengguna jasa dan penyedia jasa
harus setara Kontrak konstruksi, bagaimanapun bentuk dan jenisnya
haruslah mentaati peraturan yang ada.
C. Jenis Kontrak

Kontrak kerja konstruksi yang ada di Indonesia terdiri


dari berbagai macam.

Jenis-jenis kontrak kerja konstruksi dapat dilihat


menurut ruang lingkup:

a. Pekerjaan atau usahanya


b. Imbalan pekerjaan
c. Jangka waktu pekerjaan
d. Cara pembayaran hasil pekerjaan.
a. Jenis kontrak kerja konstruksi yang dilihat
berdasarkan ruang lingkup pekerjaan atau
usahanya telah diatur dalam Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi.

 Kontrak perencanaan konstruksi


Suatu kontrak yang dibuat oleh masing-masing pihak dalam
kontrak salah satunya pihak perencana.
Pihak perencana memberikan layanan jasa perencanaan
pekerjaan yang meliputi rangkaian kegiatan mulai dari studi
pengembangan sampai dengan penyusunan kontrak kerja
konstruksi.
Berdasarkan penjelasan Pasal 4 ayat (2) studi pengembangan
meliputi studi insepsion, studi fisibilitas dan penyusunan
kerangka usulan.
 Kontrak pelaksanaan konstruksi
Suatu kontrak yang terjadi antara orang perorangan
atau badan usaha dengan pihak lain dalam pelaksanaan
konstruksi.
Berdasarkan penjelasan Pasal 4 ayat (3) pekerjaan
pelaksanaan konstruksi dilakukan mulai dari penyiapan
lapangan sampai dengan hasil akhir pekerjaan atau per
bagian kegiatan.
 Kontrak pengawasan konstruksi
Kontrak antara orang perorangan atau badan usaha
dengan pihak lainnya dalam pengawasan konstruksi.
Menurut Pasal 4 ayat (4) usaha pengawasan konstruksi
memberikan layanan jasa pengawasan mulai baik
keseluruhan maupun sebagian pelaksanaan konstruksi.
b. Kontrak kerja konstruksi yang dilihat menurut
imbalannya diatur dalam Pasal 20 ayat (3) dan
Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Terdapat 5 jenis kontrak kerja konstruksi menurut imbalannya :


1. Kontrak kerja konstruksi dengan imbalan lump sum
yaitu kontrak antara pengguna jasa dan penyedia jasa konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu serta
jumlah harga yang sudah pasti dan tetap.
2. Kontrak kerja konstruksi dalam bentuk imbalan harga
satuan
yaitu kontrak jasa penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk
setiap satuan atau unsure pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu.
3. Kontrak kerja konstruksi dalam bentuk biaya
tambahan imbalan jasa
yaitu kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu namun jenis pekerjaan dan volume pekerjaannya belum
diketahui secara pasti sehingga pembayaran pekerjaan dilakukan sesuai
dengan pengeluaran biaya ditambah dengan imbalan jasa yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.
4. Kontrak kerja konstruksi dalam bentuk imbalan
gabungan antara lump sum dan harga satuan
yaitu gabungan antara kontrak kerja konstruksi dalam bentuk imbalan
lump sum dan atau harga satuan dan atau tambah imbalan jasa dalam
satu pekerjaan sesuai dengan yang telah disepakati oleh para pihak atas
suatu pekerjaan.
5. Kontrak kerja konstruksi dalam bentuk imbalan
aliansi
yaitu kontrak pengadaan jasa yang mana ruang lingkup harga kontrak
refrensi telah ditetapkan namun volume pekerjaan belum diketahui atau
dirinci secara pasti.
C. Jenis kontrak kerja konstruksi yang
dilihat berdasarkan jangka waktu
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan
yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak

Kontrak kerja konstruksi jenis ini dapat dibedakan menjadi


dua yaitu;

1. Tahun tunggal
yaitu suatu pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaannya
direncanakan selesai dalam waktu satu tahun;

2. Tahun jamak
yaitu suatu pekerjaan yang pendanaan dan pelaksanaannya
direncanakan selesai dalam waktu lebih dari satu tahun.
D. Jenis kontrak kerja konstruksi yang
dilihat menurut cara pembayaran hasil
pekerjaan.

Kontrak kerja konstruksi jenis ini dapat dibedakan


menjadi dua yaitu;

1. Tahun tunggal
yaitu suatu pekerjaan yang pendanaan dan
pelaksanaannya direncanakan selesai dalam waktu satu
tahun;

2. Tahun jamak
yaitu suatu pekerjaan yang pendanaan dan
pelaksanaannya direncanakan selesai dalam waktu
lebih dari satu tahun.
E. Jenis kontrak kerja konstruksi dalam
pelaksanaan proyek Pemerintah.

Kontrak jenis ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu;


1. Kontrak pengadaan barang
yaitu suatu kontrak kerja konstruksi yang objeknya
berupa barang yang akan dipergunakan untuk
kepentingan Pemerintah.

2. Kontrak konsultansi
yaitu kontrak kerja konstruksi yang dibuat oleh para
pihak yang mana pihak penyedia jasa memberikan
layanan jasa professional dalam berbagai bidang untuk
mencapai sasaran tertentu yang hasilnya berbentuk
piranti lunak.
Kesimpulan
Kontrak adalah perjanjian perikatan secara hukum di antara pihak-pihak
yang terkait, yaitu di antara penggunan jasa sebagai pihak pertama dan
penyedia jasa sebagai pihak kedua. Sedangkan, dokumen kontrak adalah
dokumen yang ditetapkan oleh ULP / pejabat pengadaan yang memuai
informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
pengadaan barang/jasa. Serta penandatanganan kontrak dilakukan
selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari kelender setelah SPPJ (Surat
Penunjukkan Penyediaan Jasa) diterbitkan apabila:

1. Dananya telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran,

2. Surat jaminan pelaksanaan telah diserahkan oleh penyedia jasa.

Anda mungkin juga menyukai