Abstrak
Kontrak merupakan dokumen yang sangat penting dalam proyek. Kontrak dipandang sebagai
hukum yang harus dipenuhi dan menjadi pengatur serta pengendali hak-hak dan kewajiban antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam proyek. Dalam dunia konstruksi di Indonesia, standar
yang digunakan untuk dokumen kontrak harus berdasarkan pada Peraturan Presiden No.70
Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa dan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi sebagai panduan dan pedoman dalam kegiatan konstruksi di Indonesia. Di dunia
Internasional sudah lama dikenal dokumen FIDIC yang merupakan aturan kontrak yang telah
digunakan banyak negara. FIDIC juga telah banyak diadaptasi pada proyek-proyek Pemerintah
maupun swasta di Indonesia. Analisis yang dilakukan adalah membandingkan antara standar dan
prosedur FIDIC dengan salah satu kontrak Indonesia yang diterbitkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum. Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mengidentifikasi perbandingan diantara kedua
dokumen tersebut, kemudian mengevaluasi hasil perbandingan yang telah ditemukan. Analisa
perbandingan menghasilkan kesimpulan bahwa Dokumen FIDIC dinilai lebih efektif dan jelas
sesuai dengan tujuan penyelenggaraan proyek konstruksi dan mencakup aspek yang luas
dibandingkan dengan dokumen standar Menteri Pekerjaan Umum. Pada standar FIDIC Lebih
memberikan kepastian pada waktu penetapan harga, Kontraktor akan mendapatkan persyaratan
yang adil dan berimbang dan dapat lebih memahami hak-haknya serta Kemungkinan lebih besar
untuk menghindari sengketa yang tidak diinginkan.
2
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
3
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
Jasa Konstruksi No.18 tahun 1999 dan dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012 Lump Sum
tentang Pengadaan Barang/Jasa 6. Standar Dokumen Pemilihan
Pemerintah. Salah satu standar kontrak Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
versi pemerintah yaitu standar kontrak Umum/Pelelangan Terbatas)
dari Departemen Pekerjaan Umum. Prakualifikasi Metode Satu Sampul
Standar kontrak ini dikeluarkan oleh dan Evaluasi Sistem Gugur
Kementerian Pekerjaan Umum (Ambang Batas) Kontrak Harga
berdasarkan Peraturan Menteri Satuan.
Pekerjaan Umum No.7 Tahun 2011
Tentang Standar Dan Pedoman 2.5. Standar Kontrak FIDIC (2006)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan General Conditions of Contract
Jasa Konsultansi. for Construction, MDB
Lampiran untuk Standar dan Harmonised Edition
Pedoman Pengadaan Pekerjaan FIDIC General Conditions of Contract
Konstruksi terdiri atas 6 jenis standar, for Construction yang diterbitkan pada
yaitu: tahun 1999 sebagai pengembangan
1. Standar Dokumen Pengadaan dari FIDIC General Conditions of
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Contract for Works in Civil
Umum/Pemilihan Langsung) Engineering Construction edisi 1987
Pascakualifikasi Metode Satu yang diperbarui dengan beberapa
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur amandemen pada tahun 1992,
Kontrak Harga Satuan kemudian dengan mendapat masukan
2. Standar Dokumen Pengadaan dari beberapa institusi pemberi
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan pinjaman disempurnakan pada tahun
Umum/Pemilihan Langsung) 2005, kemudian 2006 dan dikenal
Pascakualifikasi Metode Satu sebagi General Conditions of Contract
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur for Construction, MDB Harmonised
Kontrak Lump Sum Edition.
3. Standar Dokumen Pengadaan FIDIC General Conditions of
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Contract for Construction, Multilateral
Umum/Pemilihan Langsung) Development Bank Harmonised
Pascakualifikasi Metode Satu Editon yang diadobsi Indonesia
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur khususnya untuk proyek-proyek yang
Kontrak Gabungan Lump Sum dan didanai bantuan asing Word Bank,
Harga Satuan ADB dan JBIC. Persyaratan Umum
4. Standar Dokumen Pemilihan Kontrak yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan dipergunakan pada semua Kontrak
Umum/Pelelangan Terbatas) Internasional yang didanai dengan
Prakualifikasi Metode Satu Sampul pinjaman dari Institusi Pemberi
dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Pinjaman Internasional dan hingga
Harga Satuan saat ini merupakan Persyaratan Umum
5. Standar Dokumen Pemilihan Kontrak yang diwajibkan untuk
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan digunakan pada kontrak internasional.
Umum/Pelelangan Terbatas)
Prakualifikasi Metode Dua Tahap
4
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
5
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
√
Kontraktor gagal memenuhi klausula jaminan pelaksanaan atau klausula
pemberitahuan untuk perbaikan
√
Harga Kontrak harus disepakati atau ditetapkan sesuai dengan
√
Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
kontrak. Tanpa alasan yang jelas gagal untuk melanjutkan pekerjaan
√
Pembayaran pekerjaan dilakukan berdasarkan jenis kontrak
√ Mengsubkontrakkan seluruh Pekerjaan atau mengalihkan Kontrak tanpa
yang disepakati
kesepakatan yang disyaratkan,
√
Kontraktor harus membayar seluruh pajak, bea dan biaya yang
harus dibayarkan √
Pengguna jasa harus membayar seluruh pajak, bea dan biaya
yang harus dibayarkan √
Jatuh pailit atau kehilangan kemampuan untuk membayar
√ √
√ √
Memberikan atau menawarkan kepada siapapun uang suap
2 Uang Muka
√
Penyedia lalai/cidera janji
Pengguna jasa harus harus memberikan uang muka, sebagai
pinjaman tanpa bunga untuk mobilisasi dan mendukung aliran
kas ketika kontraktor menyerahkan jaminan.
√ Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan
√
√ √
Adanya uang muka yang diberikan oleh pengguna jasa kepada Penyedia tanpa persetujuan Pengguna jasa, tidak memulai pelaksanaan
penyedia jasa dengan jaminan, untuk pelaksanaan proyek. pekerjaan
√
Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
√ √
Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 hari tanpa persetujuan
penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki Pengguna jasa
√
izin dan disetujui oleh pengguna jasa Penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu
3 Pembayaran Sementara
Pengguna jasa memerintahkan Penyedia untuk menunda pelaksanaan
√
Kontraktor harus menyampaikan Pernyataan Tagihan kepada atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28
Pengguna jasa pada setiap akhir bulan yang memperlihatkan (dua puluh delapan) hari
secara rinci jumlah yang dianggap Kontraktor menjadi haknya
√
beserta dokumen pendukung yang harus di masukan dalam Denda sudah malebihi 5 % dari nilai kontrak
√
√
Laporan Kemajuan Pekerjaan
Keadaan Kahar
Pengguna jasa wajib menyelesaikan verifikasi atas dokumen
penagihan dalam waktu maksimal 14 hari √ Pemutusan Demi kemudahan kedua belah pihak
Apabila pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor gagal dan 2 Pengguna Jasa dapat, setelah menyampaikan pemberitahuan dalam
tidak sesuai dengan Kontrak, biaya perbaikan atau penggantian
dapat ditahan hingga perbaikan atau penggantian selesai √
jangka 14 hari kepada Kontraktor, memutuskan Kontrak dan
mengeluarkan Kontraktor dari Lapangan. √
dilaksanakan
3 Kontraktor selanjutnya harus meninggalkan Lapangan dan menyampaikan
√ √
Pengguna jasa dapat melakukan perbaikan ataupun perubahan Barang-barang, Dokumen Kontraktor, dan dokumen desain lainnya yang
atas Berita Acara Pembayaran sebelumnya yang harus dibuat oleh atau untuk Kontraktor, yang diminta, kepada pengguna jasa.
dibayarkan.
pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin 4 Pengguna Jasa dapat menyelesaikan Pekerjaan dan/ atau menunjuk
atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
√ pelaksana lain untuk melaksanakan pekerjaan. Pengguna Jasa dan
√
SSKK pelaksana itu selanjutnya dapat menggunakan Barang-barang, Dokumen
Kontraktor dan dokumen desain lainnya yang dibuat oleh atau atas nama
4 Pembayaran Akhir Kontraktor.
Pembayaran terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
√
5 Setelah pemberitahuan pemutusan kontrak, pengguna jasa dapat :
(seratus persen) dan berita acara penyerahan awal telah
√
ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
a. Melanjutkan pekerjaan sesuai klaim pengguna jasa
Dalam waktu 84 hari setelah menerima Berita Acara Serah
b. menahan pembayaran lebih lanjut kepada Kontraktor hingga biaya
√
Terima Penyelesaian Pekerjaan, Kontraktor harus
pelaksanaan, dan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Pengguna Jasa,
menyampaikan pernyataan Tagihan pada saat penyelesaian
telah ditetapkan
kepada pengguna jasa yang menunjukkan:
c. menerima ganti rugi dari Kontraktor atas kerugian dan kompensasi
√
− Nilai seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
√
kepada Pengguna Jasa serta biaya ekstra lain untuk menyelesaikan
Kontrak hingga tanggal Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pekerjaan
6 PPK membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi
− Jumlah lain yang menurut Kontraktor layak menjadi haknya.
√
pekerjaan yang telah diterima oleh PPK sampai dengan tanggal
Yang disepakati kedua belah pihak berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda keterlambatan
yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia menyerahkan
√
√
− Perkiraan jumlah lain yang menurut Kontraktor akan menjadi
semua hasil pelaksanaan pekerjaan kepada PPK dan selanjutnya menjadi
haknya berdasarkan Kontrak.
hak milik PPK.
Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo
√ Pemutusan oleh Kontraktor
Dalam waktu 56 hari setelah menerima Berita Acara 1 Penyebab Pemutusan Kontrak
Penyelesaian Kontraktor harus menyampaikan tagihan akhir
dengan dokumen pendukung yang menunjukkan secara detail Kontraktor tidak menerima bukti yang sah dalam tenggang waktu 42 hari
dalam bentuk yang disetujui pengguna jasa: sesudah menyampaikan pemberitahuan untuk Menghentikan Pekerjaan
√
− Nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
Kontrak. √ Pengguna Jasa Gagal, dalam tenggang waktu 56 hari setelah menerima
√
pihak
haknya dalam jangka waktu 42 hari setelah
Dalam waktu 14 hari setelah menerima Tagihan Akhir dan berakhirnya batas waktu pembayaran
√
pernyataan pembebasan dari kewajiban Pengguna Jasa harus Penggguna Jasa secara mendasar gagal melaksanakan kewajibannya
menyampaikan kepada Kontraktor, Berita Acara Pembayaran
Akhir yang harus menyebutkan: jumlah yang telah ditetapkan √ berdasarkan Kontrak
√
Pengguna Jasa gagal memenuhi Sub-Klausula perjanjian kontrak dan
sebagai jumlah akhir yang harus dibayarkan penunjukan
√
Penghentian yang berkepanjangan mempengaruhi keseluruhan Pekerjaan
5 Keterlambatan Pembayaran
√ √
Apabila terjadi keterlanbatan pembayaran, Besarnya ganti rugi Pengguna Jasa jatuh pailit atau tidak memiliki kemampuan untuk
yang dibayar oleh Pengguna jasa atas keterlambatan membayar.
√
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang Pengguna jasa tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK. √
diberikan kompensasi
√
Pengguna jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
6 Pengembalian Uang Retensi
√ √
Pengguna jasa terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
Ketika Berita Acara Serah Terima Pekerjaan telah diterbitkan,
Uang Retensi setengah pertama dari Uang Retensi harus
2 Kontraktor dapat menghentikan pekerjaan setelah pemberitahuan tidak
√
disahkan oleh Pengguna Jasa untuk dikembalikan kepada
√
kurang 21 hari kepada pengguna jasa apabila pengguna jasa gagal dalam
Kontraktor. setelah tanggal berakhirnya Masa Pemberitahuan
memenuhi keuangan dan pembayaran
Cacat Mutu, sisa Uang Retensi harus disahkan oleh Pengguna
Jasa untuk dikembalikan kepada Kontraktor.
√
3 Kontraktor dapat melakukan pemutusan kontrak
setelah pemberitahuan 14 hari kepada pengguna
7 Mata Uang Pembayaran jasa
4 Sesudah pemberitahuan pemutusan kontraktor harus segera:
menghentikan semua pekerjaan selanjutnya menyerahkan Dokumen
√
Harga kontrak harus dibayarkan dalam mata uang yang
√
Kontraktor, Peralatan, Material dan pekerjaan lain, dan memindahkan
disebutkan dalam rencana Mata Uang Pembayaran, dan
semua Barang-Barang lain dari Lapangan
menjelaskan secara rinci jika terdapat pembayaran lebih dari
satu mata uang
5 Setelah pemberitahuan pemutusan oleh Kontraktor Pengguna Jasa harus
segera: Mengembalikan Jaminan Pelaksanaan kepada Kontraktor
membayar kepada Kontraktor kerugian atau denda yang ditanggung
Kontraktor akibat pemutusan tersebut.
√
6 Pengguna Jasa membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh Pengguna Jasa sampai dengan
tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda
keterlambatan yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia
menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan kepada Pengguna jasa √
dan selanjutnya menjadi hak milik Pengguna jasa.
6
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
7
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
8
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
9
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)
10