Anda di halaman 1dari 10

STUDI PERBANDINGAN STANDAR

DAN PROSEDUR DOKUMEN KONTRAK FIDIC


DENGAN STANDAR MENTERI PEKERJAAN UMUM

Roby Irawan1), Rafi’e2), Rianny Pratiwi2)

Abstrak
Kontrak merupakan dokumen yang sangat penting dalam proyek. Kontrak dipandang sebagai
hukum yang harus dipenuhi dan menjadi pengatur serta pengendali hak-hak dan kewajiban antara
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam proyek. Dalam dunia konstruksi di Indonesia, standar
yang digunakan untuk dokumen kontrak harus berdasarkan pada Peraturan Presiden No.70
Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang/Jasa dan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi sebagai panduan dan pedoman dalam kegiatan konstruksi di Indonesia. Di dunia
Internasional sudah lama dikenal dokumen FIDIC yang merupakan aturan kontrak yang telah
digunakan banyak negara. FIDIC juga telah banyak diadaptasi pada proyek-proyek Pemerintah
maupun swasta di Indonesia. Analisis yang dilakukan adalah membandingkan antara standar dan
prosedur FIDIC dengan salah satu kontrak Indonesia yang diterbitkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum. Tujuan dari perbandingan ini adalah untuk mengidentifikasi perbandingan diantara kedua
dokumen tersebut, kemudian mengevaluasi hasil perbandingan yang telah ditemukan. Analisa
perbandingan menghasilkan kesimpulan bahwa Dokumen FIDIC dinilai lebih efektif dan jelas
sesuai dengan tujuan penyelenggaraan proyek konstruksi dan mencakup aspek yang luas
dibandingkan dengan dokumen standar Menteri Pekerjaan Umum. Pada standar FIDIC Lebih
memberikan kepastian pada waktu penetapan harga, Kontraktor akan mendapatkan persyaratan
yang adil dan berimbang dan dapat lebih memahami hak-haknya serta Kemungkinan lebih besar
untuk menghindari sengketa yang tidak diinginkan.

Kata kunci : Kontrak, FIDIC, UUJK NO 18 Thn 1999, Standar Menteri PU

suatu perjanjian yang merupakan hasil


negoisasi dan kesepakatan antara
1. PENDAHULUAN
pengguna jasa dan penyedia jasa, hasil
Proyek konstruksi merupakan kesepakatan tersebut dicantumkan
sektor penting dalam pembangunan dengan kekuatan hukum yang
suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dinamakan kontrak.
secara langsung melalui kemajuan Perjanjian kontrak merupakan
fisik berupa pembangunan bagian penting dalam suatu proyek
infrastruktur. Pekerjaan konstruksi konstruksi. Dalam rangka menentukan
adalah rangkaian kegiatan hak dan tanggungjawab setiap pihak,
perencanaan, pelaksanaan, beserta perjanjian kontrak merupakan media
pengawasan yang mencakup yang digunakan untuk mencapai
pekerjaan sipil, arsitektur, mekanikal kesepakatan selama masa perjanjian.
elektrikal, dan tata lingkungan masing Saat ini di Indonesia kontrak untuk
– masing, beserta kelengkapannya, proyek-proyek pemerintah, digunakan
untuk mewujudkan suatu bangunan standar kontrak yang mengacu ke
atau bentuk fisik. Pelaksanaan peraturan presiden dan undang-
pembangunan infrastruktur, pada undang jasa konstruksi serta dari
umumnya dilaksanakan oleh penyedia instasi terkait, misalnya Departemen
jasa, melalui suatu proses pengadaan Pekerjaan Umum, Departemen
barang/ jasa yang dilakukan oleh perindustrian dan lain-lain. Proyek di
pengguna jasa, yang kemudian sektor swasta maupun proyek
dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama pemerintah swasta (KPS)

1) Alumni Prodi Teknik Sipil FT Untan 1


2) Dosen Prodi Teknik Sipil FT Untan
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

tidak terikat undang undang seperti 2. TINJAUAN PUSTAKA


kontrak pekerjaan pemerintah, pada 2.1. Jenis-jenis Kontrak
umumnya Penyedia jasa akan a.Versi Pemerintah
mengadopsi peraturan pemerintah dan
Biasanya tiap departemen
standard internasional.
memiliki standar sendiri. Bahkan tiap
Di dunia konstruksi indonesia,
departemen memiliki lebih dari satu
dokumen FIDIC telah cukup dikenal,
standar karena masing-masing
meskipun penggunaanya masih secara
Direktorat Jendral mempunyai standar
terbatas, khususnya pada beberapa
sendiri-sendiri.
proyek yang dibiayai oleh dana luar
negeri atau yang memakai konsultan
b.Versi Swata Nasional
asing. Adapun maksud dan tujuan
Versi ini beraneka ragam sesuai
dari penulisan ini adalah sebagai
dengan keinginan pengguna jasa atau
berikut:
pemilik proyek. Kadang–kadang
mengutip standar departemen atau
 Mengidentifikasi perbedaan yang sudah lebih maju mengutip
apa saja yang terdapat dalam sistem kontak luar negeri seperti
dokumen FIDIC dan standar FIDIC ( Federation Internationale des
Menteri Pekerjaan Umum. Ingenieurs Counsels), JCT ( Join
 Mengevaluasi hasil Contract Tribunals) atau AIA (
perbandingan yang ditemukan American Institute of Architects).
antara dokumen FIDIC dan Namun karena diambil setengah-
standar Menteri Pekerjaan setengah, maka wajah kontrak versi
Umum. ini menjadi tidak karuan dan sangat
rawan sengketa.
Adapun pembatasan masalah dalam
penelitian ini antara lain: c.Versi /Standar Swasta /Asing
 Membahas perbandingan Umumnya para pengguna jasa
antara dokumen kontrak atau pemilik proyek asing
FIDIC dan standar dokumen menggunakan kontrak FIDIC atau
Pemerintah. JCT.
 Perbandingan dilakukan pada
2.2. Peran Kontrak dalam
klausul-klausul dalam General
Manajemen Proyek
Conditions atau Syarat-Syarat  Untuk dijadikan pedoman didalam
Umum Kontrak penyelesaian pekerjaan yang
 Pasal yang di teliti dibatasi dijanjikan
hanya pada pembayaran dan  Agar antara kontraktor dan
pemutusan kontrak. pengguna jasa mempunyai
 Responden penelitian ini kesamaan pandangan dari
pekerjaan.
adalah Instansi pemerintah,
 Agar jelas hak dan kewajiban
kontraktor, konsultan dan juga kontraktor dan pengguna jasa.
dari beberapa pakar yang
berpengalaman dibidang Administrasi kontrak bertujuan untuk
kontrak konstruksi. memastikan bahwa pihak-pihak yang
terkait dalam kontrak memenuhi

2
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

kewajibannya sesuai perjanjian. b. Cara Pembayaran


Walaupun tampaknya sederhana c. Jaminan-jaminan
(tingggal menerapkan apa yang telah
disepakati) tapi dalam kenyataannya 2.3.4. Aspek Perpajakan
mengadministrasikan kontrak tidak Dalam suatu kontrak konstruksi
selalu mudah. Dalam beberapa kasus, terkandung aspek perpajakan,
perjanjian kontrak harus berakhir di terutama yang berkaitan dengan nilai
arbitrasi atau dipengadilan karena kontrak sebagai pendapatan dari
terjadi perselisihan yang tidak dapt Penyedia Jasa. Jenis pajak yang terkait
diselesaikan. dengan jasa konstruksi adalah :

2.3. Aspek-aspek Yang Tarkandung a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Dalam Kontrak Konstruksi b. Pajak Penghasilan (PPh)

2.3.1. Aspek Teknis 2.3.5. Aspek Perasuransian, Sosial


Pada umumnya aspek-aspek teknis Ekonomi Administrasi
yang tercakup dalam dokumen a. Aspek perasuransian yang biasanya
kontrak adalah sebagai berikut :
terdapat dalam kontrak konstruksi
adalah asuransi yang mencakup
 Syarat-syarat Umum Kontrak
seluruh proyek termasuk jaminan
 Lampiran-lampiran (Appendix)
kepada pihak ketiga dengan masa
 Syarat-syarat Khusus Kontrak
pertanggungan selama proyek
 Spesifikasi Teknis
berlangsung.
 Gambar-gambar Kontrak b. Aspek sosial ekonomi tidak jarang
terdapat atau dipersyaratkan
2.3.2. Aspek Hukum
Beberapa contoh mengenai pasal- didalam kontrak konstruksi sebagai
pasal dalam kontrak konstruksi yang syarat-syarat kontrak. Diantara
sarat dengan aspek hukum : aspek sosial ekonomi adalah
 Penghentian sementara keharusan menggunakan tenga
pekerjaan kerja tertentu, menggunakan
 Pengakhiran Perjanjian/ bahan-bahan bangunan/material
Pemutusan Kontrak serta peralatan yang diperoleh
 Penyelesaian Perselisihan didalam negeri dan dampak
 Keadaan Memaksa
lingkungan.
 Hukum yang Berlaku
c. Aspek administrasi didalam
 Bahasa Kontrak
 Domisili kontrak konstruksi antara lain
keterangan mengenai para pihak,
2.3.3. Aspek Keuangan laporan keuangan, surat menyurat
Aspek-aspek dan hubungan kerja antara pihak.
Keuangan/Perbankan yang penting
dalam suatu kontrak kosntruksi antara 2.4. Standar Kontrak Konstruksi
lain adalah : Indonesia
a. Nilai Kontrak (Contract Kontrak konstruksi di Indonesia harus
Amount)/Harga Borongan berlandaskan pada Undang-Undang

3
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

Jasa Konstruksi No.18 tahun 1999 dan dan Evaluasi Sistem Nilai Kontrak
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012 Lump Sum
tentang Pengadaan Barang/Jasa 6. Standar Dokumen Pemilihan
Pemerintah. Salah satu standar kontrak Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan
versi pemerintah yaitu standar kontrak Umum/Pelelangan Terbatas)
dari Departemen Pekerjaan Umum. Prakualifikasi Metode Satu Sampul
Standar kontrak ini dikeluarkan oleh dan Evaluasi Sistem Gugur
Kementerian Pekerjaan Umum (Ambang Batas) Kontrak Harga
berdasarkan Peraturan Menteri Satuan.
Pekerjaan Umum No.7 Tahun 2011
Tentang Standar Dan Pedoman 2.5. Standar Kontrak FIDIC (2006)
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan General Conditions of Contract
Jasa Konsultansi. for Construction, MDB
Lampiran untuk Standar dan Harmonised Edition
Pedoman Pengadaan Pekerjaan FIDIC General Conditions of Contract
Konstruksi terdiri atas 6 jenis standar, for Construction yang diterbitkan pada
yaitu: tahun 1999 sebagai pengembangan
1. Standar Dokumen Pengadaan dari FIDIC General Conditions of
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Contract for Works in Civil
Umum/Pemilihan Langsung) Engineering Construction edisi 1987
Pascakualifikasi Metode Satu yang diperbarui dengan beberapa
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur amandemen pada tahun 1992,
Kontrak Harga Satuan kemudian dengan mendapat masukan
2. Standar Dokumen Pengadaan dari beberapa institusi pemberi
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan pinjaman disempurnakan pada tahun
Umum/Pemilihan Langsung) 2005, kemudian 2006 dan dikenal
Pascakualifikasi Metode Satu sebagi General Conditions of Contract
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur for Construction, MDB Harmonised
Kontrak Lump Sum Edition.
3. Standar Dokumen Pengadaan FIDIC General Conditions of
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan Contract for Construction, Multilateral
Umum/Pemilihan Langsung) Development Bank Harmonised
Pascakualifikasi Metode Satu Editon yang diadobsi Indonesia
Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur khususnya untuk proyek-proyek yang
Kontrak Gabungan Lump Sum dan didanai bantuan asing Word Bank,
Harga Satuan ADB dan JBIC. Persyaratan Umum
4. Standar Dokumen Pemilihan Kontrak yang disyaratkan untuk
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan dipergunakan pada semua Kontrak
Umum/Pelelangan Terbatas) Internasional yang didanai dengan
Prakualifikasi Metode Satu Sampul pinjaman dari Institusi Pemberi
dan Evaluasi Sistem Gugur Kontrak Pinjaman Internasional dan hingga
Harga Satuan saat ini merupakan Persyaratan Umum
5. Standar Dokumen Pemilihan Kontrak yang diwajibkan untuk
Pekerjaan Konstruksi (Pelelangan digunakan pada kontrak internasional.
Umum/Pelelangan Terbatas)
Prakualifikasi Metode Dua Tahap

4
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

3. METODOLOGI PENELITIAN tersebut disempurnakan lagi sesuai


dengan klarifikasi dan pendapat pakar.
3.1. Kerangka Pemikiran
Selanjutnya hasil studi banding
Penelitian ini mempunyai tujuan literatur yang telah disempurnakan
untuk mengidentifikasi perbedaan tersebut, lalu dibawa kembali ke pakar
antara standar dokomen kontrak untuk di verifikasi akhir dan validasi.
FIDIC dengan standar Menteri Adapun pakar yang diwawancarai
Pekerjaan Umum dengan adalah orang yang ahli dan
membandingkan content dari kedua berpengalaman di bidang kontrak
dokumen tersebut. Adapun kerangka konstruksi.
pemikiran dalam penulisan laporan ini Adapun untuk sistematika alur
adalah sebagai berikut : dalam penelitian ini adalah sebagai
Penelitian ini dibagi menjadi berikut
3 tahap, yaitu tahap identifikasi, tahap
analisis dan tahap evaluasi MULAI
Pada tahap identifikasi, peneliti
melakukan penulusuran literatur dari 2
Penelusuran ketentuan dalam dokumen
dokumen yang akan diperbandingkan
yaitu standar dokumen kontrak FIDIC
dan standar Menteri Pekerjaan Umum. Standar Kontrak FIDIC Standar MENTERI PU

Pada tahap ini peneliti melakukan


penelusuran studi banding literatur Temuan hasil perbandingan antara dokumen
dan mengidentifikasi perbedaan yang FIDIC dan Standar Menteri PU

terdapat di dalam klausul untuk kedua


dokumen tersebut. Kemudian
Wawancara Pakar
selanjutnya masuk ke rumusan
masalah yaitu:
1. Menganalisa perbedaan antara Analisa pattern-matching untuk mengkombinasikan hasil
klarifikasi pakar dengan hasil perbandingan literatur
standar dokumen FIDIC dengan
standar Pemerintah yang
diterbitkan Menteri Pekerjaan Penyempurnaan hasil pattern-matching
Umum.
Pada tahap analisis, peneliti Verifikasi dan validasi oleh pakar

melakukan wawancara mendalam


(depth interview) kepada pakar yang
ahli dalam bidangnya untuk
diverifikasi dan klarifikasi mengenai
hasil penulusuran studi banding
literatur. Kemudian hasil verifikasi
dan klarifikasi dari pakar, peneliti
melakukan metode pattern-matcing, Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
yaitu mengkombinasikan pendapat
pakar terhadap hasil studi banding
literatur. Jika dari hasil penulusuran
studi banding literatur masih terdapat
kekurangan atau tidak sesuai dengan
keterangan dari pakar, maka hasil

5
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.2 Indikator Standar Kontrak


(Pemutusan Kontrak)
4.1. Indikator Standar Kontrak
(Pembayaran) Tabel 2. Indikator Standar Kontrak
(Pemutusan Kontrak)
Tabel 1. Indikator Standar Kontrak
(Pembayaran) No INDIKATOR STANDAR KONTRAK (PEMUTUSAN KONTRAK) STANDAR FIDIC STANDAR MENTERI PU

Pemutusan oleh Pengguna Jasa


1 Penyebab pemutusan Kontrak :


Kontraktor gagal memenuhi klausula jaminan pelaksanaan atau klausula
pemberitahuan untuk perbaikan

No INDIKATOR STANDAR KONTRAK (PEMBAYARAN) STANDAR FIDIC STANDAR MENTERI PU


Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak √

Mengabaikan Pekerjaan
1 Harga Kontrak


Harga Kontrak harus disepakati atau ditetapkan sesuai dengan

Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
kontrak. Tanpa alasan yang jelas gagal untuk melanjutkan pekerjaan

Pembayaran pekerjaan dilakukan berdasarkan jenis kontrak
√ Mengsubkontrakkan seluruh Pekerjaan atau mengalihkan Kontrak tanpa
yang disepakati
kesepakatan yang disyaratkan,

Kontraktor harus membayar seluruh pajak, bea dan biaya yang
harus dibayarkan √
Pengguna jasa harus membayar seluruh pajak, bea dan biaya
yang harus dibayarkan √
Jatuh pailit atau kehilangan kemampuan untuk membayar
√ √
√ √
Memberikan atau menawarkan kepada siapapun uang suap
2 Uang Muka


Penyedia lalai/cidera janji
Pengguna jasa harus harus memberikan uang muka, sebagai
pinjaman tanpa bunga untuk mobilisasi dan mendukung aliran
kas ketika kontraktor menyerahkan jaminan.
√ Penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan

√ √
Adanya uang muka yang diberikan oleh pengguna jasa kepada Penyedia tanpa persetujuan Pengguna jasa, tidak memulai pelaksanaan
penyedia jasa dengan jaminan, untuk pelaksanaan proyek. pekerjaan


Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh bank umum, perusahaan
√ √
Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 hari tanpa persetujuan
penjaminan, atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki Pengguna jasa


izin dan disetujui oleh pengguna jasa Penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu

3 Pembayaran Sementara
Pengguna jasa memerintahkan Penyedia untuk menunda pelaksanaan


Kontraktor harus menyampaikan Pernyataan Tagihan kepada atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak ditarik selama 28
Pengguna jasa pada setiap akhir bulan yang memperlihatkan (dua puluh delapan) hari
secara rinci jumlah yang dianggap Kontraktor menjadi haknya

beserta dokumen pendukung yang harus di masukan dalam Denda sudah malebihi 5 % dari nilai kontrak


Laporan Kemajuan Pekerjaan
Keadaan Kahar
Pengguna jasa wajib menyelesaikan verifikasi atas dokumen
penagihan dalam waktu maksimal 14 hari √ Pemutusan Demi kemudahan kedua belah pihak
Apabila pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor gagal dan 2 Pengguna Jasa dapat, setelah menyampaikan pemberitahuan dalam
tidak sesuai dengan Kontrak, biaya perbaikan atau penggantian
dapat ditahan hingga perbaikan atau penggantian selesai √
jangka 14 hari kepada Kontraktor, memutuskan Kontrak dan
mengeluarkan Kontraktor dari Lapangan. √
dilaksanakan
3 Kontraktor selanjutnya harus meninggalkan Lapangan dan menyampaikan

√ √
Pengguna jasa dapat melakukan perbaikan ataupun perubahan Barang-barang, Dokumen Kontraktor, dan dokumen desain lainnya yang
atas Berita Acara Pembayaran sebelumnya yang harus dibuat oleh atau untuk Kontraktor, yang diminta, kepada pengguna jasa.
dibayarkan.
pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan, sistem termin 4 Pengguna Jasa dapat menyelesaikan Pekerjaan dan/ atau menunjuk
atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
√ pelaksana lain untuk melaksanakan pekerjaan. Pengguna Jasa dan


SSKK pelaksana itu selanjutnya dapat menggunakan Barang-barang, Dokumen
Kontraktor dan dokumen desain lainnya yang dibuat oleh atau atas nama
4 Pembayaran Akhir Kontraktor.
Pembayaran terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%


5 Setelah pemberitahuan pemutusan kontrak, pengguna jasa dapat :
(seratus persen) dan berita acara penyerahan awal telah


ditandatangani oleh kedua belah Pihak.
a. Melanjutkan pekerjaan sesuai klaim pengguna jasa
Dalam waktu 84 hari setelah menerima Berita Acara Serah
b. menahan pembayaran lebih lanjut kepada Kontraktor hingga biaya


Terima Penyelesaian Pekerjaan, Kontraktor harus
pelaksanaan, dan seluruh biaya yang dikeluarkan oleh Pengguna Jasa,
menyampaikan pernyataan Tagihan pada saat penyelesaian
telah ditetapkan
kepada pengguna jasa yang menunjukkan:
c. menerima ganti rugi dari Kontraktor atas kerugian dan kompensasi


− Nilai seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan


kepada Pengguna Jasa serta biaya ekstra lain untuk menyelesaikan
Kontrak hingga tanggal Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pekerjaan
6 PPK membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi
− Jumlah lain yang menurut Kontraktor layak menjadi haknya.

pekerjaan yang telah diterima oleh PPK sampai dengan tanggal
Yang disepakati kedua belah pihak berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda keterlambatan
yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia menyerahkan


− Perkiraan jumlah lain yang menurut Kontraktor akan menjadi
semua hasil pelaksanaan pekerjaan kepada PPK dan selanjutnya menjadi
haknya berdasarkan Kontrak.
hak milik PPK.
Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh tempo
√ Pemutusan oleh Kontraktor

Dalam waktu 56 hari setelah menerima Berita Acara 1 Penyebab Pemutusan Kontrak
Penyelesaian Kontraktor harus menyampaikan tagihan akhir
dengan dokumen pendukung yang menunjukkan secara detail Kontraktor tidak menerima bukti yang sah dalam tenggang waktu 42 hari
dalam bentuk yang disetujui pengguna jasa: sesudah menyampaikan pemberitahuan untuk Menghentikan Pekerjaan

− Nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
Kontrak. √ Pengguna Jasa Gagal, dalam tenggang waktu 56 hari setelah menerima

− Jumlah lain yang menurut Kontraktor menjadi haknya


Laporan Tagihan dan dokumen pendukung, untuk menerbitkan Berita
Acara Pembayaran terkait.

menurut Kontrak atau yang lainnya yang disepakati kedua belah
√ Kontraktor tidak menerima jumlah yang menjadi


pihak
haknya dalam jangka waktu 42 hari setelah
Dalam waktu 14 hari setelah menerima Tagihan Akhir dan berakhirnya batas waktu pembayaran


pernyataan pembebasan dari kewajiban Pengguna Jasa harus Penggguna Jasa secara mendasar gagal melaksanakan kewajibannya
menyampaikan kepada Kontraktor, Berita Acara Pembayaran
Akhir yang harus menyebutkan: jumlah yang telah ditetapkan √ berdasarkan Kontrak


Pengguna Jasa gagal memenuhi Sub-Klausula perjanjian kontrak dan
sebagai jumlah akhir yang harus dibayarkan penunjukan


Penghentian yang berkepanjangan mempengaruhi keseluruhan Pekerjaan
5 Keterlambatan Pembayaran

√ √
Apabila terjadi keterlanbatan pembayaran, Besarnya ganti rugi Pengguna Jasa jatuh pailit atau tidak memiliki kemampuan untuk
yang dibayar oleh Pengguna jasa atas keterlambatan membayar.


pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang Pengguna jasa tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku
pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
angsuran sesuai dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam
SSKK. √
diberikan kompensasi


Pengguna jasa gagal mematuhi keputusan akhir penyelesaian perselisihan.
6 Pengembalian Uang Retensi

√ √
Pengguna jasa terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
Ketika Berita Acara Serah Terima Pekerjaan telah diterbitkan,
Uang Retensi setengah pertama dari Uang Retensi harus
2 Kontraktor dapat menghentikan pekerjaan setelah pemberitahuan tidak


disahkan oleh Pengguna Jasa untuk dikembalikan kepada

kurang 21 hari kepada pengguna jasa apabila pengguna jasa gagal dalam
Kontraktor. setelah tanggal berakhirnya Masa Pemberitahuan
memenuhi keuangan dan pembayaran
Cacat Mutu, sisa Uang Retensi harus disahkan oleh Pengguna
Jasa untuk dikembalikan kepada Kontraktor.

3 Kontraktor dapat melakukan pemutusan kontrak
setelah pemberitahuan 14 hari kepada pengguna
7 Mata Uang Pembayaran jasa
4 Sesudah pemberitahuan pemutusan kontraktor harus segera:
menghentikan semua pekerjaan selanjutnya menyerahkan Dokumen


Harga kontrak harus dibayarkan dalam mata uang yang


Kontraktor, Peralatan, Material dan pekerjaan lain, dan memindahkan
disebutkan dalam rencana Mata Uang Pembayaran, dan
semua Barang-Barang lain dari Lapangan
menjelaskan secara rinci jika terdapat pembayaran lebih dari
satu mata uang
5 Setelah pemberitahuan pemutusan oleh Kontraktor Pengguna Jasa harus
segera: Mengembalikan Jaminan Pelaksanaan kepada Kontraktor
membayar kepada Kontraktor kerugian atau denda yang ditanggung
Kontraktor akibat pemutusan tersebut.

6 Pengguna Jasa membayar kepada Penyedia sesuai dengan pencapaian
prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh Pengguna Jasa sampai dengan
tanggal berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi dengan denda
keterlambatan yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia
menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan kepada Pengguna jasa √
dan selanjutnya menjadi hak milik Pengguna jasa.

6
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

4.3. Analisis Hubungan Antara b. menetapkan penyedia jasa secara


Standar Dokumen Kontrak tertulis sebagai hasil pelaksanaan
FIDIC (2006) MDB Harmonised pemilihan.
Edition dengan Standar
Menteri Pekerjaan Umum (2) Dalam pengikatan, penyedia jasa
wajib menyusun dokumen penawaran
Kedua standar kontrak sama- berdasarkan prinsip keahlian untuk
sama mencantumkan klausul-klausul disampaikan kepada pengguna jasa.
yang mengatur tentang hak pihak
pengguna dan penyedia jasa terutama (3) Dokumen sebagaimana dimaksud
dalam hal pembayaran dan pemutusan pada ayat (1) dan ayat (2) bersifat
kontrak, Perbedaan terletak pada mengikat bagi kedua pihak dan sa1ah
FIDIC yang menjelaskan lebih satu pihak tidak dapat mengubah
lengkap mengenai prosedur dan dokumen tersebut secara sepihak
ketentuan kedua pihak. sampai dengan penandatanganan
Telah dijelaskan pada bab-bab kontrak kerja konstruksi.
sebelumnya, diketahui bahwa FIDIC
merupakan salah satu jenis kontrak Dapat diketahui bahwa standar
yang telah digunakan oleh banyak kontrak FIDIC (2006) tidak
negara di dunia. Dalam hal ini yang bertentangan dengan sistem
perlu dipertanyakan adalah apakah perundang-undangan yang berlaku di
dokumen kontrak FIDIC (2006) dapat Indonesia khususnya UUJK No 18
diterapkan sebagai pedoman tahun 1999 dan PP No 70 tahun 2012,
pembuatan kontrak dengan tidak hanya saja perlu diadakan sedikit
bertentangan dengan peraturan dan perubahan dan penyesuaian terhadap
perundang-undangan yang ada di situasi dan kondisi peraturan yang
Negara Indonesia khususnya dalam berlaku di Indonesia. Secara
kegiatan proyek konstruksi. keseluruhan standar kontrak FIDIC
Untuk menciptakan kegiatan memang lebih baik dan lebih jelas
proyek konstruksi yang efektif dan daripada standar yang digunakan
efisien, syarat kontrak Pemerintah ini Menteri Pekerjaaan Umum Indonesia.
harus mempunyai aturan yang sangat Ini dapat dilihat dari perbandingan
jelas. Sesuai dengan UUJK No. 18 yang dihasilkan yaitu ada beberapa
tahun 1999 Pasal 22 disebutkan standar/prosedur kontrak FIDIC yang
bahwa: tidak ada didalam Standar Menteri
“Pengaturan hubungan kerja Pekerjaaan Umum, padahal standar
berdasarkan hukum sebagaimana kontrak itu dinilai sangat penting,
dimaksud pasal 18 ayat (3) harus karena jika standar dan prosedur
dituangkan dalam kontrak konstruksi: kontrak tidak jelas dan lengkap, maka
akan dapat menimbulkan perselisihan
(1) Kewajiban pengguna jasa dalam (dispute) sehingga nantinya akan
pengikatan mencakup : menyebabkan intrepretasi (penafsiran)
a. menerbitkan dokumen tentang yang berbeda-beda.
pemilihan penyedia jasa yang memuat Sudah seharusnya bahwa suatu
ketentuan-ketentuan secara lengkap, standar kontrak memiliki pokok-
jelas dan benar serta dapat dipahami; pokok aturan yang jelas dan rinci
sehingga menghindarkan adanya
perbedaan penafsiran bagi pihak-pihak

7
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

yang menggunakannya dan tanggungjawab masing-masing


meminimalisir terjadinya perselisihan. pihak.
Dari keseluruhan perselisihan 2. Pada pasal pembayaran Kedua
yang bisa muncul tentunya juga akan
syarat umum kontrak sama-sama
berakibat pula pada pemenuhan biaya,
waktu dan kualitas, seperti terjadinya mencantumkan klausul-klausul
pembengkakan biaya akibat pembayaran, namun terdapat
pengaturan pembayaran, terjadi delay perbedaan antara keduanya yaitu
karena keterlambatan pembayaran, bagi pengguna jasa mengenai
pekerjaan tidak selesai tepat pada pengaturan pembayaran. durasi
waktunya, klaim pengguna jasa waktu pembayaran pada standar
ataupun kontraktor, biaya penggantian
FIDIC lebih cepat dibanding
atau perbaikan jika barang/jasa yang
tidak sesuai kontrak dan sebagainya. standar pemerintah karena
Secara umum standar dan prosedur indikatornya dinilai lebih efektif,
FIDIC telah mengatur semua hal sistematis dan lengkap. Pada
tersebut, sehingga munculnya standar FIDIC, administrasi
perselisihan bisa diminimalisir. kontrak dan prosedur pembayaran
lebih lengkap dibandingkan
dengan standar pemerintah,
5. PENUTUP karena dalam hal pembayaran
5.1. Kesimpulan terdapat klausul pembayaran
Dari hasil pembahasan analisa data sementara dan pembayaran akhir
sebelumnya, maka dapat disimpulkan yang secara rinci menjelaskan
hasil penelitian adalah sebagai tentang hak dan kewajiban
berikut: pengguna jasa dan penyedia jasa
1. Secara umum kedua syarat umum dalam pengaturan pembayaran,
kontrak sama-sama mengatur dalam standar pemerintah hal
tentang hak pihak pengguna dan tersebut tidak dicantumkan,
penyedia jasa untuk melakukan sedangkan bagi penyedia jasa
pemutusan kontrak. Selain itu perbedaan antara keduanya dalam
keduanya mencantumkan kelengkapan persyaratan dan
tanggungjawab pengguna jasa pemberian jaminan.
untuk membayar penyedia jasa 3. Dokumen FIDIC dinilai lebih
sesuai dengan prestasi pekerjaan efektif dan jelas sesuai dengan
setelah pemutusan. Perbedaan tujuan penyelenggaraan proyek
terletak pada FIDIC yang konstruksi dan mencakup aspek
menjelaskan lebih lengkap yang luas dibandingkan dengan
mengenai tanggungjawab kedua dokumen standar Menteri
pihak dan sanksi setelah terjadi Pekerjaan Umum. Pada standar
pemutusan kontrak. Mengenai FIDIC Lebih memberikan
bagian ini, FIDIC lebih jelas kepastian pada waktu penetapan
dalam menentukan harga, Kontraktor akan

8
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

mendapatkan persyaratan yang 6. DAFTAR PUSTAKA


adil dan berimbang dan dapat Bonenehu, Feydy. Analisis klausula
lebih memahami hak-haknya serta kontrak
Kemungkinan lebih besar untuk http://lib.ui.ac.id/file?file=digital
menghindari sengketa yang tidak /123081-R210806-
diinginkan. Analisis%20klausula
Literatur.pdf

Ervianto Wulfram I, 2003.


5.2. Saran Manajemen Proyek
Saran yang dapat diberikan dari hasil Konstruksi, Andi, Yogyakarta
penelitian ini adalah :
1. Dalam proyek Pemerintah Fazli Ardiansyah,’’ Analisis
maupun proyek yang Perbandingan Standar Dan
menggunakan dana pinjaman dan Prosedur Kontrak Fidic
hibah, pembangunan Dengan Pedoman Tata Kerja
mensyaratkan menggunakan No. 007 Undang-Undang
standar FIDIC karena masih Migas’’.
menganggap bahwa Standar http://lib.ui.ac.id/file?file=digital
Menteri PU belum cukup /20306494-S42184-
mengatur proyek yang berstandar Fazli%20Ardiansyah.pdf
internasional sehingga belum
memenuhi kesetaraan umum. FIDIC: General Conditions of
2. Berdasarkan hal-hal diatas, Contract for Construction, 1st
sebaiknya kontrak-kontrak kita di Edition, 2006
masa-masa mendatang dapat
menggunakan pola Standar http://www.bppk.depkeu.go.id/i
Kontrak FIDIC, tentu saja tanpa mages/file/palembang/att
melanggar ketentuan perundang- achments/
undangan yang ada di Indonesia. PEMUTUSAN_KONTRAK_OLEH_
3. Penelitian lebih lanjut mengenai PEJABAT_PEMBUAT_KOMI
hal ini dapat diteruskan dengan TMEN.pdf
mengidentifikasi implementasi
standar dan prosedur kontrak Peraturan Presiden Republik
dengan melakukan studi kasus Indonesia Nomor 70 Tahun
atau observasi pada proyek kerja 2012 Tentang Pengadaan
sama pemerintah swasta di Barang/Jasa Pemerintah.
Indonesia.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 07/Prt/M/2011
Tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi Dan
Jasa Konsultansi

9
KAJIAN KEBUTUHAN FASILITAS PENYEBERANGAN PADA RUAS JALAN DI AREA
KOMERSIAL KOTA PONTIANAK
(STUDI KASUS: JL. TEUKU UMAR – JL. HOS COKROAMINOTO, KOTA PONTIANAK)
Wira Sahari1), Slamet Widodo2), Siti Mayuni2)

Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Undang-undang Republik Indonesia


Proyek (Dari Konseptual Nomor 18 Tahun 1999 tentang
Sampai Operasional) Jilid 2. Jasa Konstruksi
Jakarta : Erlangga
Yasin Nasarkhan, 2006. Mengenal
Kontrak Konstruksi Di
Indonesia, PT.Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai