Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PERATURAN DAERAH KOTA BLITAR


NOMOR 10 TAHUN 2008
TENTANG
PENATAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR,

Menimbang : a. bahwa keberadaan Pedagang Kaki Lima berperan dalam


menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,
sehingga perlu ditata dan dibina secara terus-menerus agar bisa
terarah dan terencana;
b. bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar
Nomor 13 Tahun 1989 tentang Pengaturan Tempat Usaha dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima di Kotamadya Daerah Tingkat II
Blitar, tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan dinamika
masyarakat sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang
Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Provinsi Jawa
Timur/Tengah/Barat ;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209 );
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah
diubah dengan Undang – Undang Nomor 34 Tahun 2000
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4048);
2

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389) ;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437) ;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4438) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar ( Lembaran Negara Tahun
1982 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3243 ) ;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Undang-Undang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3258) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4139);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4593);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BLITAR


Dan
WALIKOTA BLITAR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BLITAR TENTANG PENATAAN DAN


PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA
3

BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Blitar.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Blitar.
3. Walikota adalah Walikota Blitar.
4. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang ditunjuk Walikota untuk
melaksanakan tugas yang berhubungan dengan pembinaan, pengaturan,
pengawasan dan pengawasan terhadap Pedagang Kaki Lima.
5. Fasilitas Umum adalah barang milik daerah yang peruntukannya bagi
masyarakat umum.
6. Pedagang Kaki Lima adalah pedagang yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sarana atau
perlengkapan yang mudah dipindahkan, dibongkar pasang dan
mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai tempat usahanya yang
selanjutnya disingkat PKL.
7. Surat Ijin Pemakaian Tempat adalah surat ijin untuk dapat menggunakan
fasilitas umum sebagai tempat menjalankan usaha.
BAB II
TEMPAT USAHA

Pasal 2

(1) Fasilitas umum di wilayah daerah dapat dipergunakan sebagai tempat


usaha PKL.
(2) Fasilitas umum yang dapat dipergunakan sebagai tempat usaha PKL
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan syarat tidak mengganggu
kepentingan umum.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Walikota.

BAB III
PERIJINAN
Pasal 3
Dalam menggunakan fasilitas umum untuk kegiatan usaha PKL
sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (1), wajib memperoleh Ijin
Pemakaian Tempat dari Walikota.
4

Pasal 4

(1) Tatacara dan persyaratan untuk memperoleh Ijin Pemakaian Tempat


dari Walikota sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, wajib
memperhatikan asas murah, mudah, cepat, sederhana dan
transparan.
(2) Tatacara dan persyaratan Ijin Pemakaian Tempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

Pasal 5

(1) Setiap pemegang Ijin Pemakaian Tempat sebagaimana dimaksud


pada Pasal 3, mempunyai kewajiban :
a. menjaga kebersihan, ketertiban, keindahan, keamanan, kerapian
dan kebersihan lingkungan di sekitarnya;
b. menempatkan sarana usaha dan/atau barang dagangan secara
teratur ;
c. membongkar dan mengangkut sarana usaha setelah selesai
melakukan kegiatan usahanya;
(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Surat Ijin Pemakaian Tempat.

Pasal 6
(1) Setiap pemegang Ijin Pemakaian Tempat sebagaimana dimaksud
pada Pasal 3, dilarang :
a. menggunakan tempat usaha sebagai tempat tinggal;
b. mendirikan tempat usaha secara permanen atau semi permanen ;
c. menjalankan usaha yang melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
d. mengalihkan Surat Ijin Pemakaian Tempat kepada orang lain ;
e. menjalankan usaha di luar Surat Ijin Pemakaian Tempat Usaha
yang telah dimiliki.
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Surat Ijin Pemakaian Tempat.

Pasal 7

Surat Ijin Pemakaian Tempat sebagaimana dimaksud pada Pasal 3


berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperbaharui.
5

Pasal 8
(1) Surat Ijin Pemakaian Tempat sebagaimana dimaksud pada Pasal 3
dicabut apabila :
a. pemegang ijin tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana
dimaksud pada Pasal 5.
b. pemegang ijin dalam menjalankan usahanya melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. fasilitas umum yang dipakai sebagai tempat usaha dialih fungsikan
oleh Pemerintah Daerah.
(2) Pencabutan ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b, pemegang ijin tidak diberikan ganti rugi
(3) Pencabutan ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
pemegang ijin diberikan ijin pemakaian tempat yang baru.

BAB IV
PEMBINAAN, PENGATURAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 9
(1) Walikota melakukan pembinaan terhadap PKL.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
bimbingan, pelatihan, penyuluhan, pendampingan dan perlindungan
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan PKL.

Bagain Kedua
Pengaturan
Pasal 10
(1) Walikota melakukan pengaturan terhadap PKL.
(2) Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
penataan tempat dan sarana prasarana dengan tujuan untuk
menjaga ketertiban dan keindahan kota.

Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 11
(1) Walikota melakukan pengawasan terhadap PKL.
6

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk


monitoring, evaluasi dan peringatan.

Bagian Keempat
Pengendalian
Pasal 12
(1) Walikota melakukan pengendalian terhadap PKL.
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
pencabutan ijin, penutupan tempat usaha dan penertiban.

Pasal 13
Dalam melaksanakan, pembinaan, pengaturan, pengawasan, dan
pengendalian sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11,
dan Pasal 12, Walikota menunjuk pejabat yang berwenang.

BAB V
KETENTUAN PIDANA
Pasal 14
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada
Pasal 3, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau
denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah tindak pidana
pelanggaran.

BAB VI
PENYIDIKAN
Pasal 15
(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan
tindakan pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud
dalam Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
7

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :


a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau
laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
sebagai pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan;
c. menerima buku-buku catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana pelanggaran;
d. menyuruh berhenti atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
e. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
pelanggaran;
f. memanggil seseorang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. menghentikan penyidikan;
h. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi Daerah menurut hukum yang
dapat dipertanggungjawabkan
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB VII
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 16
Pedagang kaki lima yang sudah ada sebelum ditetapkannya
Peraturan Daerah ini, sepanjang tempat usahanya sudah sesuai
dengan tata ruang wilayah akan mendapatkan prioritas dalam
pemberian ijin.
8

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Blitar
Nomor 13 Tahun 1989 tentang Pengaturan Tempat Usaha dan Pembinaan
Pedagang Kaki Lima di Kotamadya Daerah Tingkat II Blitar dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku .

Pasal 18

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Blitar.

Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 29 Juli 2008

WALIKOTA BLITAR

Ttd.

DJAROT SAIFUL HIDAYAT

Diundangkan di Blitar
pada tanggal 29 Juli 2008

SEKRETARIS DAERAH KOTA BLITAR

Ttd.

Anang Triono

LEMBARAN DAERAH KOTA BLITAR TAHUN 2007 NOMOR 2/G

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT DAERAH KOTA BLITAR
Kepala Bagian Hukum & Tata Laksana

Subandi
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA BLITAR
NOMOR 10 TAHUN 2008

TENTANG

PENATAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA

I. UMUM
Sebagai upaya untuk lebih meningkatkan pelayanan masyarakat khususnya di
bidang informasi, pendidikan dan hiburan dan untuk lebih mendorong partisipasi
masyarakat dalam pembangunan serta media komunikasi timbal balik antara
Pemerintah Daerah dan masyarakat, maka sesuai dengan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, Pemerintah Kota Blitar mendirikan
Lembaga Penyiaran Publik Lokal yang bidang kegiatannya meliputi penyiaran
radio, televisi dan media lainnya.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka pembentukan Lembaga Penyiaran
Publik Lokal diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah
II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
cukup jelas;
Pasal 2
cukup jelas;
Pasal 3
cukup jelas;
Pasal 4
cukup jelas;
Pasal 5
cukup jelas;
Pasal 6
cukup jelas;
Pasal 7
Lembaga Penyiaran Publik Lokal Kota Blitar selain diawasi oleh Dewan
Pengawas juga diawasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Blitar;
Pasal 8
cukup jelas;
Pasal 9
cukup jelas;
Pasal 10
cukup jelas;
Pasal 11
cukup jelas;
Pasal 12
cukup jelas;
Pasal 13
cukup jelas;
Pasal 14
cukup jelas.
WALIKOTA BLITAR
PROVINS! JAWA TIMUR
PERATURANWALIKOTA
BLITAR
NOMOR 47 TAHUN2016
TENTANG
PERUBAHANKETIGAATASPERATURANWALIKOTA
BLITARNOMOR3 TAHUN2009
TENTANGPETUNJUKPELAKSANAAN
PERATURANDAERAHKOTABLITAR
NOMOR10 TAHUN2008 TENTANGPENATAAN
DANPEMBINAAN
PEDAGANGKAKI LIMA

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

WALIKOTA
BLITAR,

0 " Menimbang : a. bahwa dalam penataan dan pembinaan pedagang kaki lima
harus memperhatikan juga keseimbangan antara
kepentingan pedagang kaki lima dengan kepentingan
masyarakat pada umumnya ;
b. bahwa Peraturan Walikota Blitar Nomor 32 tahun 2011
tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 3
Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Blitar Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penataan
dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima sudah tidak sesuai
dengan pekembangan usaha kaki lima dan kepentingan
umum saat ini sehingga dipandang perlu untuk dirubah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, dan huruf b, maka dipandang perlu merubah
Peraturan Walikota Blitar Nomor 32 tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 3 Tahun 2009
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan. Daerah Kota
Blitar Nomor 10 Tahun 2008 ten tang Penataan dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima dengan Peraturan
Walikota;

Mengingat 1. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah Kota Kecil dala.m lingkungan
Propinsi Jawa Timur /Tengah/Barat ;
2. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

,1
2

Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
3. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
!
5234) ;
4. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapakali dirubah terakhir dengan Undang-
r>. Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
1 '
Atas Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1982 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Blitar (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3243);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peratuan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 199) ;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam. Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ten tang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
3

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri 80 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
10. Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor Nomor 10 Tahun
2008 tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki
Lima (Lembaran Daerah Kota Blitar Tahun 2008 Nomor
2/G);
11. Peraturan Walikota Blitar Nomor 3 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Blitar
Nomor 10 Tahun 2008 tentang Penataan dan Pembinaan
Pedagang Kaki Lima sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Walikota Blitar Nomor
59 tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Walikota Nomor 3 Tahun 2009 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 10
Tahun 2008 tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang
Kaki Lima;

MEMUTUSKAN
:
Menetapkan PERATURAN WALIKOTATENTANG PERUBAHAN KETIGA
ATASPERATURAN
WALIKOTA
BLITARNOMOR3 TAHUN2009
TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN
PERATURANDAERAH
KOTABLITARNOMOR10 TAHUN2008 TENTANGPENATAAN
DANPEMBINAAN
PEDAGANGKAKILIMA.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Blitar Nomor 3 Tahun 2009
ten tang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Blitar Nomor 10 Tahun
2008 tentang Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima (Berita Daerah
Kota Blitar Tahun 2009 Nomor 3) sebagaimana telah beberapa kali diubah
dengan:
a. Peraturan Walikota Blitar Nomor 32 tahun 2011 (Berita Daerah Kota Blitar
Tahun 2011 Nomor 32) ;
b. Peraturan Walikota Blitar Nomor 59 tahun 2014 (Berita Daerah Kata Blitar
Tahun 2014 Nomor 59).
diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
4

"Pasal 2
( 1) Fasilitas umum yang dapat dipergunakan sebagai tempat usaha PKL
adalah dengan persyaratan sebagai berikut:
a. paling sedikit 50 m dari traffic lihgt atau perempatan/pertigaan;
b. bukan pada kawasan Jembatan Sungai, Badan Sungai dan
Salurannya;
c. tidak terletak di depan Rumah Sakit, Sarana Pendidikan, Kantor
Pemerintah atau Tempat Ibadah.
(2) Fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagaimana terse but dalam Lampiran Peraturan Walikota ini.
(3) Dalam hal fasilitas umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah, PKL yang bersangkutan harus
mengosongkan fasilitas umum tanpa pemberian ganti rugi.

2. Ketentuan dalam Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:


"Pasal 8
( 1) Pembinaan dan Penataan PKL dilaksanakan oleh SKPD yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perdagangan dan
bidang perindustrian.
(2) Pembinaan dan Penataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Penataan tempat dan sarana prasarana dengan tujuan untuk
menjaga ketertiban dan keindahan daerah;
b. Penentuan tata cara dan persyaratan untuk memperoleh Ijin
Pemakaian Tempat ;
c. Pembinaan dalam bentuk bimbingan, pelatihan, penyuluhan,
pendampingan dan perlindungan dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan PKL.
(3) Pembinaan PKL dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan
makanan dan minuman yang diusahakan dilaksanakan oleh SKPD
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan.

3. Lampiran diubah sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan


W alikota ini.
5

Pasal II

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan


Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota
Blitar.

Ditetapkan di Blitar
pada tanggal: 1 Nopember 2016
WALIKOTABLITAR,

Ttd.

MUH.SAMANHUDIANWAR

r'\ Diundangkan di Kota Blitar


Pada tanggal 1 Nopember 2016

SEKRETARISDAERAHKOTABLITAR
ttd.
Rudy Wijonarko

BERITADAERAHKOTABLITARTAHUN2016 NOMOR47

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIATDAERAHKOTABLITAR
Kepala Bagian Hukum

JU ARI
Pembina Tk. I
19651204 198603 1 006
LAMPIRANPERATURAN WALIKOTABLITAR
NOMOR 47 TAHUN 2016
TANGGAL : 1 NOPEMBER 2016

FASILITAS UMUM DI WILAYAH DAERAH YANG DAPAT DIPERGUNAKAN


SEBAGAI TEMPAT USAHA PKL

LOKASI WAKTU SISI JALAN KETERANGAN

WILAYAH I
JI. Cempaka 07.00-24.00 WIB Selatan
JI. Tanjung 07 .00-24.00 WIB Utara, Selatan
JI. Melati 07.00-24.00 WIB Utara, Selatan
07.00-24.00 WIB Barat Mulai Pertigaan JI. Tanjung
s/ d Pertigaan JI. Mayang
JI. Mawar
17.00-24.00 WIB Timur Mulai Pertigaan JI. Tanjung
s/d Pertigaan Klenteng
JI. Kerantil 07.00-24.00 WIB Utara
JI. Cemara 07.00-24.00 WIB Timur, Barat
JI. Veteran 07.00-24.00 WIB Barat
JI. Anggrek 17.00-24.00 WIB Timur Rel KA ke Selatan s/d
Perempatan Kawi
JI. Jati 07.00-24.00 WIB Timur, Barat
JI. Widuri 07.00-24.00 WIB Selatan, Utara
JI. Palem 07 .00-24.00 WIB Selatan, Utara

WILAYAH II
JI. Wilis 07 .00-24.00 WIB Timur
JI. Lawu 07 .00-24.00 WIB Timur
08.00-24.00 WIB Selatan Utara Alun-alun dilarang
apabila digunakan
JI. Semeru Pemerintah Daerah
(Perempatan JI. Masjid s/d
perempatan Jl. Merapi)
JI. Merapi 07.00-24.00 WIB Barat Pertigaan JI. Merdeka s/d
Sungai
JI. Kelud 07.00-24.00 WIB Barat Pertigaan JI. Merdeka s/d
Jembatan
JI. Ciliwung 07 .00-24.00 WIB Timur, Barat
JI. Brantas 07.00-24.00 WIB Utara
2

WKASI WAKTU SISI JALAN KETERANGAN

Jl. Dr. Moh. 07.00-24.00 WIB Utara


Hatta
Jl. Dr. Wahidin 07.00-24.00 WIB Barat Kecuali mulai perempatan
Jl. Kartini s / d pertigaan PIAIH
Jl. Cokroaminoto 07.00-24.00 WIB Utara Kecuali Perempatan Jl.
Cokroaminoto s/ d Masjid
Jl. Anjasmoro 07.00-24.00 WIB Utara
Jl. Bromo 07.00-24.00 WIB Selatan
Jl. Cakraningrat 07.00-24.00 WIB Timur, Barat
Jl. Musi 07.00-24.00 WIB Utara
Jl. Kartini 16.00-24.00 WIB Utara Kecuali Depan Pasar Pon
Jl. Ir. Soekarno 07.00-24.00 WIB Timur, Barat Mulai Pertigaan Jl. Moh.
Hatta Ke Utara (dilarang
apabila digunakan
Pemerintah Daerah)
Jl. Bengawan 07.00-24.00 WIB Timur Utara Perlintasan Kereta Api
Solo s/d Lapangan Pakunden

WILAYAH Ill
Jl. Dr. Sutomo 07.00-24.00 WIB Barat
Jl. Dr. Ismail 07.00-18.00 WIB Barat, Utara
Jl. Kalimantan 07.00-24.00 WIB Barat Kecuali depan GOR dan
depan Lapangan SMAN 1
sebelah Barat (s/d Lampu
Merah)
Jl. Imam Bonjol 07.00-24.00 WIB Timur, Barat
Jl. Bali 07.00-24.00 WIB Utara, Selatan
Jl. Sumatra 07 .00-24.00 WIB Timur, Barat Kecuali mulai rel KA s/d
perempatan Jl. A. Yani
Jl. SP. Hardjono 07.00-24.00 WIB Selatan
Jl. Kenari 07.00-24.00 WIB Timur, Barat

WILAYAHIV
Kecuali setiap sabtu malam
18.00-04.00 WIB Barat, Timur minggu/hari lain (digunakan
Jl. Kenanga wisata kuliner /kegiatan oleh
Pemerintah Daerah)
Jl. Seruni l 7;00-24.00 WIB Barat
07.00-24.00 WIB Utara Depan Dealer Suzuki ke Barat
Jl. TGP
07.00-24.00 WIB Barat, Timur Depan Dealer Suzuki ke Utara
3

07.00-24.00 WIB Selatan Pertigaan JI. Dr. Sutomo s/d


Perempatan Diponegoro
15.00-19.00 WIB Selatan > Hanya pad a Bulan
Ramadhan
> Digunakan untuk usaha
kuliner Takjil
JI. A. Yani > Mulai depan TELKOM s/d
depan BRI, Kecuali depan
Kantor Kodim 0808
07.00-24.00 Timur, Barat Depan Kantor Dinas
Pekerjaan Umum arah utara
dan selatan
Jl. Merdeka 21.00-04.00 WIB Sela tan Pertigaan BRI Cabang Blitar
s/ d pertigaan Jl. Merapi
JI. Terate 07.00-24.00 WIB Barat, Timur

WALIKOTABLITAR

Ttd.

MUH.SAMANHUDIANWAR

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIATDAERAHKOTABLITAR
Kepala Bagian Hukum

Pembina Tk. I
19651204 198603 1 006

Anda mungkin juga menyukai