Anda di halaman 1dari 27

BPrur,ru

BADAN PENGI]SAHAAN KAWASAN *'BAEfNf,Ti'EBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERATURAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS


DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

NOMOR 24 TAHUN 2021

TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS


DAN PELABUHAN BEBAS BATAM,

Menimbang bahwa dalam rangka kepastian berusaha di Kawasan


Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dan
melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas jo. Pasal 22
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2O2l tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Per'tzinan Berusaha;

Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang


Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor I Tahun 2000 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 251, Tambahan kmbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4053) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);

, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang


Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4757) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 62 Tahun 2O19 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2OO7 tenlang
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun
HP
I-
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-2-

2019 Nomor 165, Tambahan Irmbaran Negara Republik


Indonesia Nomor 6384);

3 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 201 1 tentang


P-engelolaan Keuangan pada Badan pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas
Batam (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 17, Tambahan kmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5196);

4 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 202 1 tentang


Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 15, Tambahan kmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6617);

5 Peraturan Pemerintah Nomor 4l Tahun 2O2l tentattg


Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6653);

6 Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang


Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Batam;

7 Peraturan Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan


Pelabuhan Bebas Batam Nomor I Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Keq'a Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Berita.
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1106)
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Dewan
Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas
Batam Nomor I Tahun 2O2l tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Dewal Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam Nomor I tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 944);
BPs,rr,tu

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-3-

8. Keputusan Dewan Kawasan perdagangal Bebas dan


Pelabuhan Bebas Batam Nomor 1 T;hu; 2019 tentang
P_emberhentian Kepala dan Anggota Badan pengusahaan
Kawasan Perdagalgan Bebas dan peiabuhaln Bebas
Batam dan Penetapan serta pengangkatan Kepala, Wakil
Kepala, dan Anggota Badan pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Batam;

9 Peraturan Kepala Badan pengusahaan Kawasan


Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Batam Nomor
_19
Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Ke{a Unit Kerja di Bawah Anggota di Llngkungan Badan
Pengusahaan Kawasan perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala Badan pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan pelabuhan Babas Batam Nomor
15 Tahun 2O2l tentang perubahan Atas peraturan
Kepala Ba{a1 Pengusahaan Kawasan perdagangan
.
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 19 Tatiun
2019 tentang Susunan Organisasi dan Tata Keq'a Unit
Keq'a di Bawah Anggota di Lingkungan Badan
Pengusahaan Kawasan perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam;

10. Peraturan Kepala Badan pengusahaan Kawasan


Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Batam Nomor
16 Tahun 2O2l tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Usaha di Lingkungan Badan pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Batam;

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN


PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
TENTANG PEI{YELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN
BERUSAHA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian Umum

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:


1. Badan Pengusahaan Batam adalah Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam

2. Kepala adalah Kepala Badan pengusahaan Batam.


BPn,um

I
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-4-
3. Direktur adalah Direktur pelayanan Terpadu Satu pintu.

4. Direktorat adalah Direktorat pelayanan Terpadu Satu pintu.

5' Pelayanan Terpadu Satu pintu, yang selanjutnya disingkat prsp, adalah
pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari
tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan
melalui satu pintu.

6. Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan Bebas Batam, yang


selanjutnya disebut KPBPB Batam adalah kawasan yang berada dalam
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia- yang terpisah dari
daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan Uea masut, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, dan cukai.

7 Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada pelaku usaha


untuk memulai dan menjalankan usaha dan/atau kegiatannya di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam melalui Direktorat.

8 Klasifikasi Baku Lapanlan Usaha Indonesia yang selanjutnya disingkat


KBLI adalah kode klasifikasi yang diatur oleh lembaga pemerintah
nonkementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
statistik.

9 Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atan Online Single


Submission, yang selanjutnya disingkat OSS, adalah perizinan Berusaha
yang diterbitkan oleh lcmbaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada pengusaha
melalui sistem elektronik yang terintegrasi.

lO. Indonesia Batam Online Single Submissron, yang selanjutnya disingkat


IBOSS, adalah sistem aplikasi perizinan secara elektronik di Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam yang terintegrasi dengan
sistem Online Single Submi.ssion nasional.

11. Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badan usaha yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.

12. Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS, yang selanjutnya disebut


Lembaga OSS, adalah lembaga pemerintah non kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi penanaman
modal.

13. Komitmen adalah pernyataan Pelaku Usaha untuk memenuhi persyaratan


Izin Usaha dan/atau Izin Komersial atau Operasional.

14. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama


terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan
sebagainya).
BPs,tr,$t

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-5-

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan

Pasal 2

(1) Peraturan ini dimaksudkan sebagai sarah satu dasar hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan Berusaha di KpBpB Batam.

(2) Peraturan ini bertujual


]L"tyk tercapainya penyelenggaraan pelayanan
Perizinan Berusaha di KpBpB Batam secara etet<tronit< meralui Jistem
layanan IROSS dan/atau OSS dapat mewujudkan pelayan;;;"g
"9!ilqg"
cepat, sederhana, transparan, efektif dan efisien.

Bagian Ketiga
Ruang Lingkup

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan ini meliputi:


a. jenis, tata cara dan persyaratan perizinan Berusaha;
b. kewenangan;
c. pengawasan perizinan;
d. standar dan manajemen pelayanan;
e, layanan sistem;
f. hak akses;
c. dokumen elektronik dan tanda tangan elektronik;
h. sarana dan prasarana;
i. etika pelayanan;
j survei kepuasan masyarakat;
k. peran serta masyaralat;
t. pelaporan; dan
m sanksi.

BAB II
JENIS, TATA CARA DAN PERSYARATAN PERIZINAN BERUSAHA

Bagian Kesatu
Sektor Transportasi Bidang Kepelabuhanan

Paragraf 1
Jenis Perizinan Berusaha

Pasal 4
Jenis Perizinan Berusaha sektor Transportasi bidang kepelabuhanan terdiri
atas:
1. Izin Pelabuhan Umum, yang terdiri atas:
a. Usaha Badan Usaha Pelabuhan;
BPn,u,*i

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-6-
b. Penetapan Lokasi Pelabuhan, berpedoman pada Rencana Induk
Pelabuhan Nasional;
c. PembangunanPelabuhan;
d. Pengoperasian Pelabuhan.

2 Izin Terminal Khusus, yang terdiri atas:


a. Penetapan Lokasi;
b. Pembangunan atau Pengembangan Terminal Khusus;
c. Pengoperasian Terminal Khusus.
3 Izin Terminal Untuk Kepentingan Sendiri/TUKS, yang terdiri atas:
a. Penetapan Lokasi TUKS;
b. Pembangunan atau Pengembangan TUKS;
c. Pengoperasian TUKS.
4 Izin Usaha Jasa Terkait Dengan Peraiian, yang terdiri atas:
a. Usaha Bongkar Muat;
b. Usaha Jasa Pengurusan Transportasi;
c. Usaha Tally Mandiri;
d. Depo Peti Kemas;
e. Penyewaan Peralatan Angkutan Laut atau Jasa Terkait dengan
Angkutan Laut;
f. Pengoperasian Peralatan Bongkar Muat di Pelabuhan;
C. Usaha Angkutan Multimoda;
h. Usaha Keagenan Kapal.

5 Izin Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai dan Danau, yang terdiri atas:


a. Pembangunan Pelabuhan Sungai dan Danau;
b. Pengoperasian Pelabuhan Sungai dan Danau.
6. Izin Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan, yang terdiri atas:
a. Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan;
b. Pengoperasian Pelabuhan Penyeberangan.
7 Izin Pembukaan Kantor Cabang Usaha Angkutan Laut;

8 Izin Usaha Suplai Bahan Bakar Minyak di Pelabuhan;

9 Izin Usaha Perawatan dan Perbaikan Kapal;


w t
BADAN PENGUSAHAAN KA}VASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
-7-
lO. Izin Keruk dan Reklamasi, yang terdiri atas:
a. Kegiatan Keg'a Keruk;
b. Kegiatan Kerja Reklamasi.
Paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal 5

(l) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 angka I huruf a sesuai dengan peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan
Pelabuhan [.aut sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor pM 57 Tahun 2020 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor pM 51
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut.

(2\ Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sefagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 angka 2 huruf a dan angka 3 huruf a sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 20 Tahun 2017 tentang
Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri.

(3) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 angka t huruf b sampai dengan huruf d, angka 2 huruf b
dan hurufc, angka 3 hurufb dan hurufc, angka 4 sampai dengan angka T,
angka 9, angka 10 huruf a dan huruf b sesuai dengan Peraturan Menteri
Nomor PM 12 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan produk
pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Transportasi.

(41 Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 angka 8 sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 5 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan
Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko Sektor ESDM.

Bagian Kedua
Sektor Kesehatan

Paragraf 1
Jenis Perizinan Berusaha
8Pn,rr,ur
t

BADAN PENGUSAHAA]\I KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUIIAN BEBAS BATAM

-8-

Pasal 6

Jenis Perizinan Berusaha sektor kesehatan terdiri atas Layak Operasi


Insinerator.

paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan perizinan Berusaha

Pasal 7

Tata-cara dan persyaratan perizinan Berusaha ssfagaiman4 dimaksud


dalam
P_asal 6_ sesuai dengan peraturan Menteri Lingkungir Hidup
dan x"ir"t"rr."
Nomor 3 Tahun 2O2l tentang. Standar Kegiadn Uiha pada e""y.i"rrgg*"u,
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko sektor iingkunga, Hidup dan Iiehutanan.

Bagian Ketiga
Sektor Perdagangan

Paragraf 1
Jenis Perizinan Berusaha

Pasal 8

Jenis Perizinan Berusaha sektor perdagangan terdiri atas:


1. Surat Izin Usaha Perdagangan penanaman Modal Asing;
2. Persetujuan Impor;
3. Persetujuan Impor Logistik;
4. Izin Importir Terdaftar;
5. Izin Eksportir Terdaftar;
6. Surat Keterangan AsaI;
7. Rekomendasi Pengeluaran Sementara ke TLDDp;
8. Perizinan Berusaha untuk Menunjang Kegiatan Berusaha Sektor
Perdagangan;
9. Izin Usaha Kawasan; dan
10. Izin Usaha Kawasan Logistik.

Paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal 9

(1) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 angka I sampai dengan angka 5 sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
Bidang Perdagangan;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2O2l tentang penyelenggaraan
Bidang Perindustrian;
BPmun

t
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN REBAS BATAM

-9-
c ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan uruszul pemerintahan
di bidang Perdagangan; dan/atau

d Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34 Tahun 2O2l tentang


Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan yang Telah
ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan pelabuhan
Bebas.

(2) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 angka 6 sampai dengan angka 10 sesuai dengan:
a. peraturan yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan perdagangan; dan/ atau
b. Peraturan Kepala Nomor 8 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan
Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, berikut perubahannya.

Bagran Keempat
Sektor Perindu strian

Paragraf 1
Jenis Perizinan Beru saha

Pasal 1O

Jenis Perizinan Berusaha sektor Perindustrian terdiri atas:


1. Izin Usaha Industri Penanaman Modal Asing (PMA);
2. Izin Usaha Kawasan Industri PMA;
3. Izin Perluasan Kapasitas Industri PMA;
4. Izin Perluasan Kawasan Industri;
5. Izin Usaha Kawasan Luar Daerah Pabean, Tempat Lain Dalam Daerah
Pabean, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, dan lzin Usaha Sementara untuk
Keperluan Tertentu;
6. Persetujuan Pemasukan Barang Industri;
7. Persetujuan Pengeluaran Barang Industri; dan
8. Persetujuan Peluncuran Kapal di Luar Pelabuhan yang Ditunjuk.
Paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal l1
(1) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 angka I sampai angka 4 sesuai dengan Peraturan
Pemerintah nomor 28 tahun 2O2l tentang Penyelenggaran Bidang
Perindustrian dan/ atau peraturan yang ditetapkan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian.
BPsanir

BADAN PENGUSAIIAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM


-10-

(21 Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 10 angka 5 sampai angka 8 sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Perindustrian dan/atau Peraturan Kepala Nomor 8 tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

Bagran Kelima
Sektor Sumber Daya Air, Limbah dan Lingkungan

Paragraf I
Jenis Perizinan Berusaha

Pasal 12

Jenis Perizinan Berusaha sektor Sumber Daya Air, Limbah dan Lingkungan
terdiri atas:
l. Izin Usaha Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
2. Izin Usaha Penggunaan Sumber Daya Air;
3. Izin Penggunaan atau Pengambilan Air Baku;
4. Izin Operasional Instalasi Pengelolaan Air Bersih;
5. Izin Pemanfaatan Air Limbah;
6. Izin Operasional Instalasi Pengelolaan Limbah Cair Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3);
7. Izin Pemanfaatan Limbah E}3;
8. Izin Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpadu;
dan
9. Persetujuan Lingkungan.

Paragral 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal 13

(1) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimalsud


dalam Pasal 12 angka 1 sampai dengan angka 4 sesuai dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 6 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

(21 Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 12 angka 5 sampai dengan angka 8 sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 3 Tahun 2O2l tentang
standar Kegiatan usaha pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
EPn,runr

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM


_11_

(3) Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 12 angka 9 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyeleriggaraan Perlindungan dan pengelolaan
Lingkungan Hidup dan/atau Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara penerbitan persetujuan
Teknis dan Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian pencemaran
Lingkungan.

Bagian Keenam
Sektor Kehutanan

Paragraf 1
Jenis Perizinan Berusaha

Pasal 14

Jenis Perizinan Berusaha sektor Kehutarran terdiri atas:


1. Izin Pengusahaan Pariwisata Alam;
2. Izin Usaha Pengelolaan Sarana Wisata Alam;
3. Izin Usaha Pengelolaan Jasa Pariwisata AIam;
4. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan;
5. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan Hutan;
6. Izin Pemungutan Hasil Hutan;
7. Izin Usaha Sarana Pariwisata Alam;
8. Izin Pemanfaatan Air dan Energi Air di Hutan Konservasi; dan
9. Izin Penetapan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus.
Paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal 15

Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimala dimaksud dalam


Pasal 14 sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 3 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha pada Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Bagran Ketujuh
Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral

Paragraf 1
Jenis Perizinan Berusaha

Pasal 16

Jenis Perizinan Berusaha sektor Energi dan Sumber Daya Mineral terdiri atas:
1. Izin Usaha Wilayah Kelistrikan; dan
2. Izin Kegiatan Pencampuran (BlendirLgll Bahan Bakar Minyak.
BPsu,\u

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM


-12-

Paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal 17

Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 16 sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 5 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Periainan Berusaha Berbasis Risiko Selrtor Energi dan Sumber
Daya Mineral.

Bagran Kedelapan
Sektor Kelautan dan Perikanan

Paragraf I
Jenis Perizinan Berusaha

Pasal 18

Jenis Perizinan Berusaha sektor Kelautan dan Perikanan terdiri atas:


1. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang;
2. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut;
3. Izin Lokasi Reklamasi di Wilayah Pesisir;
4. Izin Pelaksanaan Reklamasi di Wilayah Pesisir; dan
5. Izin Pemanfaatan Perairan Pesisir.
Paragraf 2
Tata Cara dan Persyaratan Perizinan Berusaha

Pasal 19

Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 18 sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2O2l tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 28 Tah:ur, 2O2l
Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut; dan/atau
c. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Periainan
Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kelautan dan Perikanan.

Bagian Kesembilan
Sektor Pertanahan dan Infrastru ktur

Paragraf 1
Pertanahan
w
l-
BPnrr,ru

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAII PELABUHAN BEBAS BATAM


_ 13_

Pasal 20

Jenis Perizinan Berusaha Pertanahan terdiri atas:


1. Surat Pemberitahuan Persetujuan atau Penolakan Permohonan
Pertanahan;
2. Surat Keputusan Pengalokasian Tanah;
3. Surat Peq'anjian Pemanfaatan Tanah;
4. Izin Peralihan Hak; dan
5. Rekomendasi Hak Atas Tanah.
Pasal 2 1

Tata cara dan persyaratan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 20 sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2O2l tentang Hak Pengelolaan, Hak
atas Tanah, dan Satuan Rumah Susun;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan
dan Tanah Terlantar; dan/ atau
c. Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penyelenggaran
Pengelolaan Lahan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam Nomor 18 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan Lahan
berikut perubahannya.
Paragraf 2
Infrastruktur
Pasal22

Jenis Perizinan Berusaha Infrastruktur terdiri atas:


1. Izin Pematangan Tanah;
2. Izin Titik Reklame; dan
3. Izin Pemanfaatan ROW untuk Penempatan Utilitas.
Pasal 23

(1) Tata cara dan persyarat xr lzin Pematangan Tanah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 angka 1 sesuai dengan Peraturan Kepala Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
Nomor 32 Tahun 2Ol7 tentang Penyelenggaraan Perizinan Pembersihan,
Pematangan, dan Perapihan Lahan di Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam.

(21 Tata cara dan persyaratat lzin Titik Reklame sebagaimala dimaksud dalam
Pasal 22 angka 2 sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 7 Tahun
2077 tentang Penyelenggaraan Reklame di Kawasan Perdagangan Bebas
g- BPurau

l-
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDACANGAN BEBAS DAN PELABUIIAN BEBAS BATAM
-14-

dan Pelabuhan Bebas Batam.

(3) Tata cara dan persyaratan lzrrr- Pemanfaatan ROW untuk Penempatan
Utilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 angl<a 3 sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Batam Nomor 36 Tahun 2Ol7 tentang Pemanfaatan ROW
di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

Pasal 24

Dalam hal pengqjuan Perizinan Berusaha baru maka unit keqja wajib
melakukan pemmusan tingkat risiko terlebih dahulu.

BAB III
KEWENANGAN

Bagran Kesatu
Kewenan gan Perizinan Berusaha

Pasal 25

(1) Kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha dilakukan oleh Kepala.

(21 Kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilimpahkan kepada Direktur.

(3) Pelaksanaan verifikasi teknis dan noffikasi pemenuhan persyaratan


Perizinan Berusaha dan pengawasan dilaksanakan oleh Unit Kerja
sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.
Pasal 26

Penyelenggaraan pelayanan Perizinan Berusaha meliputi:


a. penerimaan dan/atau penolakan berkas permohonan pendaftaran, dalam
hal verifikasi data baik melalui sistem OSS maupun IBOSS sesuai dengan
sektor yang diatur dalam Peraturan ini, baik yang sudah maupun yang
akan tersedia dalam kedua sistem tersebut, kecuali diatur lain oleh
peraturan perundang-undangan ;
b. penerimaan permohonan Peirzinan Berusaha, baik melalui sistem OSS
maupun IBOSS sesuai dengan sektor yang diatur dalam Peraturan ini, baik
yang sudah maupun yang akan tersedia dalam kedua sistem tersebut,
kecuali diatur lain oleh peraturan perundang-undangan;
c. penerimaan dan/atau penolakan berkas/dokumen terkait jenis layanan
yang dimohonkan, baik yang dipersyaratkan oleh sistem OSS maupun
IBOSS, baik dalam bentuk sofi copg maupun lwrd copg;
d. pelaksanaan pemeriksaan/verifikasi kelengkapan berkas dan keabsahan
dokumen untuk pemenuhan komitmen atau keperluan lainnya dalam
rangka perlengkapan persyaratan, baik yang dipersyaratkan oleh sistem
OSS maupun IBOSS;
ry
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
-15-

e. pelaksanaan pemberian notilikasi terhadap pemenuhan komitmen;


f. memerintahkan pembayaran terhadap tarif Perizinan Berusaha sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
C. pemberian persetujuan terhadap permohonan Perizinan Berusaha, baik
melalui metode elektronik maupun non-elektronik, dan menandatangani
dokumen Perizinan Berusaha atas nama Kepala sesuai ketentuan
perundang-undangan;
h. penerbitan Perizinan Berusaha;
i. penyerahan dokumen Perizinan Berusaha;
j. penolakan permohonan yang tidak memenuhi ketentuan, baik berdasarkan
aturan yang diatur dalam sistem OSS, IBOSS, maupun peraturan
perundang-undangan lainnya;
k. pencabutan dan/ atau pembatalan Perizinan Berusaha sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. pelaksanaanpenatausahaanPerizinanBerusaha;
m. perumusan tata cara pelaksanaan veri{ikasi, notifikasi dan pengawasan
serta penetapan standar-standar dalam penyelenggaraan pelayanan di
PTSP; dan
n. pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan Perizinan Berusaha.

Pasal 27

(1) Dalam penyelenggaraan kewenangan pelayanan Perizinan Berusaha


sebagaimana dimaksud datam Pasal 26 d,apat dibentuk tim teknis yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala.

(21 Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (l) terdiri dari unit kerja
terkait di Badan Pengusahaan Batam dan/atau instansi pemerintah terkait
lainnya.

(3) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkoordinasi dengan
Direktorat.
Bagian Kedua
Kewenangan Verilikasi dan Notifikasi
Pasal 28

(1) Pelaksanaan kewenangan verifikasi dan notifikasi Perizinan Berusaha


dilakukan oleh unit kerja yang melaksanakan bidang tugas pelayanan
terpadu.

(21 pelaksanaan verifikasi sektor perdagangan, perindustrian dan pertanahan


dilakukan oleh unit teknis yang bersangkutan.

(3) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui


penerbitan rekomendasi dari unit kerja yang bersangkutan.
BPn,uau

I
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUIIAN BEBAS BATAM
_16_

(4) Tata cara pelaksanaan verifikasi dan notifikasi sebagaimana dimaksud


pada ayat (l), ayat (2) dan ayat (3) sesuai dengan standar operasional
prosedur yang berlaku.

BAB IV
PENGAWASAN PERIZINAN BERUSAHA

Pasal 29

Pengawasan Perizinan Berusaha meliputi:


a. Pemantauan dan evaluasi perizinan berusaha penunjang kegiatan usaha;
dan
b. Penilaian kepatuhan pelaksanaan perizinan berusaha penunjang kegiatan
usaha dan penanganan pengaduan terhadap pelaku usaha.

Pasal 30

Selain pengawasan secara manual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,


Pengawasan Perizinan Berusaha dilakukan secara terintegrasi melalui Sistem
OSS, Sistem IBOSS atau sistem lainnya sesuai ketentuan.

Pasal 31

Pengawasan dilakukan oleh Direktorat kecuali untuk Perizinan Berusaha sektor


perdagangan, perindustrian dan pertanahan.

BAB V
STANDAR DAN MANAJEMEN PELAYANAN

Bagian Kesatu
Standar

Pasal 32

Dalam penyelenggaraan pelayanan Perizinan Berusaha, Direktorat wajib


menyusun dan menerapkan:
a. standar pelayanan; dan
b. standar operasional prosedur.
Pasal 33

(1) Komponen standar pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasd 32


huruf a paling sedikit meliPuti:
a. dasar hukum;
b. persyaratan;
BPn,rr,ru

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-17-

c. sistem, mekanisme, dan prosedur;


d. jangka waktu penyelesaian;
e. maklumat pelayanan;
f. visi, misi, dan motto pelayanan;
C. biaya/tarif;
h. produk pelayanan;
i. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
j. kompetensipelaksana;
k. pengawasaninternal;
l. penanganan pengaduan, saran, dan masukan;
m. jumlah pelaksana;
n. jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan;
o. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk
komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan
risiko keragu-raguan; dan
p. evaluasi kinerja pelaksana.

l2l Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala.

Pasal 34

(1) Komponen standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 32 huruf b paling sedikit meliputi:
a. nomor standar operasional prosedur;
b. tanggal pembuatan;
c. tanggal revisi;
d. tanggal pengesahani
e. disahkan oleh;
f. nama standar operasional prosedur;
g. dasar hukum;
h. kualifikasipelaksana;
i. keterkaitan;
j. peralatan dan perlengkapan;
k. peringatan;
L pencatatan dan pendataan;
m. uraian prosedur;
n. pelaksana;
o. kelengkapan;
p. waktu; dan
q. output.
EPn,rnu
N

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM


-18-

(21 Standar operasional prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditetapkan dengan Keputusan Kepala.

Bagian Kedua
Manajemen Pelayanan

Paragraf 1
Umum

Pasal 35

(1) Dalam menyelenggarakan pelayanan Perizinan Berusaha, Direktur w4iib


menerapkan manajemen pelayanan.

(21 Manajemen pelayanan sslagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


a. pelaksanaan pelayanan;
. b. pengelolaan pengaduan masyarakat;
c. pengelolaan informasi;
d. pengawasan internal; dan
e. pelayanankonsultasi.

Paragraf 2
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha

Pasal 36

(1) Pelaksanaan pelayanan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 35 ayat (21 huruf a, dengan tahapan paling sedikit meliputi:
a. menerima berkas permohonan;
b. memverifikasiberkaspermohonan;
c. memberikan tanda terima kepada pemohon;
d. menolak permohonan Perizinan Berrrsaha yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturar perundang-undangan;
e. memproses dan menerbitkan dokumen Perizinan Berusaha;
f. memproses pencabutan atau pembatalan dokumen Perizinarr
Berusaha;
g. menyerahkan dokumen Perinnart Berusaha yang telah selesai kepada
pemohon; dan
h. melegalisasi salinan dokumen Perizinan Berusaha.
(21 Penyerahan dokumen Perizinan Berusaha kepada pemohon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf g, ditembuskan kepada unit kerja terkait.

(3) Dalam hal proses penerbitan Perizinan Berusaha perlu pemeriksaan teknis
di lapangan dan/ atau rekomendasi, dilakukan oleh Tim Teknis.
BPnlr,ru

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM


- 19-

(4) Jangka waktu penyelesaian pelayanan Perizinan Berusaha adalah sesuai


standard operasional prosedur yang berlaku.

Pasal 37

(1) Biaya pelayanan Perizinan Berusaha sesuai tarif yang berlaku.

(21 Pelaksanaan pembayaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan secara non-tunai dan disetorkan langsung ke rekening yang
ditunjuk.

Paragraf 3
Pengelolaan Pengaduan Masyarakat

Pasal 38

(1) Pengelolaan pengaduan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35


ayat (2) huruf b dilakukan oleh Direktorat secara cepat, tepat, tertib,
tuntas, transparan dan dapat dipertanggungiawabkan.

(21 Dalam hal substansi pengaduan tidak menjadi kewenangan Direktorat,


pengaduan disalurkan kepada pejabat terkait.

Paragraf 4
Pengelolaan Informasi

Pasal 39

(1) Pengelolaan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2)


huruf c wajib dilakukan oleh Direktorat secara terbuka dan mudah diakses
oleh masyarakat.

l2l Pelaksanaan pengelolaan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

Paragraf 5
Pengawasan Internal

Pasal 40

(1) Direktur melakukan pengawasarl dan pembinaal internal sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2) huruf d secara komprehensif dan terus
menerus terhadap penyelenggaraan PTSP.

l2l Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (l) meliputi:


a. kedisiplinan kerja pegawai;
b. etika pelayanan;
c. penerapan standar;
SPmr,ru

\
t
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-20-
d. penatausahaan proses pelayanan perizinan Berusaha;
e. hal-hal lain yang dianggap perlu.

Paragraf 6
Pelayanan Konsultasi

Pasal 41

(l) D- irektorat wajib menyediakan pelayanan konsultasi sebagaimana


dimaksud dalam pasal 35 ayat (2) huruf e.
(21 P_elaksanaan pelayanan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh bidang yang memiliki fungsi konsultasi.

(3) Pelayanan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di


ruang konsultasi.

BAB VI
LAYANAN SISTEM

Pasal 42

(1) seluruh jenis Perizinan Berusaha wajib dilayani secara elektronik (ontinel,
baik melalui sistem OSS maupun sistem IBOSS.

(21 Pengelolaan sistem IBoss sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh bidang yang memiliki fungsi data dan 1ayanan elektronik pada Badan
Pengusahaan Batam.

BAB VII
HAK AKSES

Pasal 43

(l) Hak akses diberikan kepada Direktorat dan unit kerja terkait.

(2) Direktorat wajib memberikan akses informasi kepada pihak pemohon


meliputi data, dokumen, dan dasar hukum yang menjadi iandasan dalam
penerbitan Perizinan Berusaha.

BAB VIII
DOKUMEN ELEKTRONIK DAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK

Pasal 44

(1) Seluruh jenis Perizinan Berusaha berbentuk Dokumen Elektronik sesuai


peraturan perundang-undangan.
BPslr,nr

-l
BADAN PENGUSAIIAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-21-
(21 Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
Tanda Tangan Elektronik.

(3) Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (l) berlaku sah dan
mengikat berdasarkan hukum serta merupakan alat bukti yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(41 Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat dicetak
(print out).

BAB IX
SARANA DAN PRASARANA

Pasal 45

(1) Penyelenggaraan pelayanan dapat dilakukan secara bergilir sesuai surat


tugas yang ditetapkan oleh Direktur.

{21 Waktu pelayanan dilaksanakan secara online selama 24 (dua puluh empat)
jam 7 (tujuh) hari dalam 1 (satu) minggu.

Pasal 46

(1) Sarana dan prasarana penyelenggaraan PTSP, terdiri dari:


a. kantor depan/front ofice;
b. kantor belakang/ back office;
c. ruang pendukung; dan
d. alat/fasilitaspendukung.
(21 Kantor depan/front office sebagajmana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas:
a. loketf counter penerimaan;
b. loketl cannterpenyerahan;
c. loket f counter layanan informasi;
d. loketf counter layanan pengaduan; dan
e. loketf counter atau ruangan konsultasi.

(3) Kantor belakang/back ofire sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
a. ruang rapat;
b. ruang pemrosesan; dan
c. ruang sekretariat.
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
_22_

(41 Ruang pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri
atas:
a. ruang tunggu;
b. ruang laktasi;
c. ruang bermain anak;
d. ruang arsip dan perpustakaan;
e. toilet/kamar mandi;
f. tempat ibadah;
g. tempat parkir; dan
h. ruang/tempat penjualan makanan dan minuman.

(5) Alat/fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d


terdiri atas:
a. seragam pelayanan;
b. formulir;
c. telepon;
d. lemari arsip;
e. perangkat komputer, printer dan scanner;
f. mesin altrian;
g. mesin absensi pegawai;
h. alat pengukur kepuasan layanan;
i. kotak saran dan kotak pengaduan;
j. mesin fotokopi;
k. kamera pengawas (CCTV);
l. koneksi internet; dan
m. laman uebsite dan e-mail.

(6) Direktorat wajib menyediakan kemudahan dalam bentuk fasilitas


pendukung bagi penyandang disabilitas dan manusia lanjut usia (manula).

BAB X
ETIKA PELAYANAN

Pasal 47

(l) D{am penyelenggaraan pTSp dan pelayanan perizinan Berusaha,


pelaksana pelayanan wajib menerapkan etika pelayanan.

(2t Etika pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) meliputi:


a. disiplin, mencalup antara lain disiplin waltu, disiplin berpakaian,
disiplin menggunakan identitas pegawai dan disiplin / tertib berbicara
dalam batasan etika dan moralitas;
BPsu,ur

I
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-23-
b. tepat waktu, yaitu menyelesaikan tugas sesuai jadwal dan jangka
waktu layanan yang ditentukan;
c. tegas, yaitu tidak memberikan ruang toleransi terhadap kolusi,
korupsi dan nepotisme dalam bentuk apapun;
d. sopan, yaitu bertingkah laku yang baik dan berbicara wajar sesuai
etika dan norma kesopanan;
e. ramah dan simpatik, yaitu berbudi bahasa yang menarik, bertutur
kata yang manis dan perbuatan yang menyenangkan dalam
melaksanakan pelayanan ;
f. adil/ tidak diskriminatif, yaitu tidak membeda-bedakan dan memberi
kesempatan yang sama bagi pengguna layanan;
g. terbuka dan jujur, yaitu memberikan informasi yang jelas dan benar
serta tidak manipu latif;
h. loyal, yaitu melaksanalan perintah atasan dan wajib melaporkan
secara cepat dan benar kepada atasan terkait pelaksanaan tugas;
i. sabar, yaitu menahan emosi manakala mendengar perkataan dan
perilaku pengguna jasa layanan yang menyinggung perasaaan;
j. kepatuhan, yaitu menyelesaikan keseluruhan tugas sesuai dengan
standar- standar yang telah ditetapkan;
k. teladan, yaitu memberikan contoh perilalu yang baik kepada rekan
keqja;
l. kreatif dan inisiatif, yaitu melakukan inovasi yang konstruktif dan
produktif selama tidak melanggar peraturan perundang-undangan,
untuk mempercepat dan mengoptimalkan pelayanan;
m. bertanggung jawab, yaitu melakukan tugas denganrasa memiliki dan
rasa peduli serta mengetahui dan menerima konsekuensi dari
perbuatannya; dan
n. objektif, yaitu tidak memihak kepada salah satu dari pengguna jasa
layanan.

BAB XI
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

Pasal 48

(1) Direktorat wajib melakukan survei kepuasan masyarakat untuk mengukur


mutu dan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

(21 Survei kepuasan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan secara periodik paling sedikit I (satu) kali dalam satu tahun.

(3) Survei kepuasan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan melalui survei internal dan survei eksternal.
BP s,ucu

BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

-24-
(4) Dalam melaksanakan survei kepuasan masyarakat sebagaimana dima_ksud
pada ayat (1), Direktorat dapat bekerja sama dengan pihak lain, sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XII
PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 49

(1) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengawasan terhadap


penyelenggaraan pelayanan Perizinan Berusaha.

(21 Pengawasan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat
dilakukan terhadap:
a. penyelenggaraan PTSP dan/atau pemenuhan standar pelayanannya;
atau
b pelanggaran atas dokumen Perizinan Berusaha.

(3) Terhadap dugaan pelanggaran dalam hal-hal sebagaimana dimaksud pada


ayat (21, masyarakat menyampaikan kepada Direktorat sesuai mekanisme
yang berlaku.

BAB XNI
PELAPORAN

Pasal 50

(1) Direktur menyampaikan laporan penyelenggaraan PTSP dan laporan


pelayanan Perizinan kepada Kepala secara periodik.

(21 Laporan penyelenggaraan PTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi:
a. kelembagaan dan struktur organisasi PTSP;
b. pendelegasiankewenangan;
c. sumber daya manusia;
d. sarana dan prasarana;
e. standar pelayanan dan standar operasional prosdur;
f. survei kepuasan masyarakat;
g. pengelolaanpengaduan;
h. inovasi layanan;
i. pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal;
j. jumlah Perizinan Berusaha yang diterbitkan;
k. rencana dan realisasi investasi; dan
l. kendala dan solusi.
BPnu*r

t
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUIIAN BEBAS BATAM
_25_

(3) [,aporan penyelenggaraan PTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan setiap triwulan.

(4) laporan penerbitan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilaksanakan setiap bulan, paling lambat pada minggu kedua bulan
berikutnya.

BAB XIV
SANKSI

Bagian Kesatu
Sanksi Pelaku Usaha

Pasal 51

Pelaku usaha yang melaksanakan kegiatan usaha dengan tidak memenuhi


ketentuan Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini akan
dikenakan sanksi administratif.

Pasal 52

(l) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5l dapat


dikenakan kepada Pelaku Usaha yang melakukan:

a. Pelanggaran .ingat;

b. Pelanggaran sedang; atau

c. Pelanggaran berat.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. Peringatantertulis;
b. Penghentian sementara kegiatan usaha; dan/atau

c. Pencabutan Perizinan Berusaha.

(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b
dan hurufc dapat dikenakan secara berjenjang.
g
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
_26_

Bagian Kedua
Sanksi Penyelenggara Perizinan Berusaha

Pasal 53

(l) Penyelenggara Perizinan Berusaha yang tidak memberikan pelayanan


Perizinan Berusaha dikenakan sanksi.

(21 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dilaksanakan dengan


mekanisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala atau
pejabat yang ditunjuk.

BAB XV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 54

(1) Dalam hal persyaratan teknis Perizinan Berusaha tidak diatur dalam
Peraturan ini, persyaratan teknis mengacu pada norma, standar, prosedur
dan kriteria yang diatur oleh kementerian/lembaga teknis terkait dengan
mekanisme melaporkan terlebih dahulu kepada Kepala untuk selanjutnya
dilakukan koordinasi dengan kementerian / lembaga terkait.

(21 Perizinan Berusaha dilaksanakan dengan mengacu pada tata cara dan
persyaratan berdasarkan peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
Pasal 7, Pasal 9, Pasal 11, Pasal 13, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 19, Pasal 21
dan Pasal 23, secara kelembagaan dilaksanakan sepenuhnya oleh Badan
Pengusahaan Batam.

BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 55

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku:


a. Perizinan Berusaha yang telah diterbitkan sebelum Peraturan ini berlaku
dinyatakan tetap berlaku sampai masa berlakunya habis; dan

b Seluruh peraturan yang mengatur mengenai penyelenggaraan perizinan


dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
ini.
RADAN PENGT]SAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
-27-

BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 56

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Batam
pada tanggal 27 September 2021

KEPALA BADAN PENGUSAHAAN


KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS
DAN PELABUHAN BEBAS BATAM,

ttd

MUHAMMAD RUDI

? E
suai dengan aslinya
Umum,
o

Budi S

Anda mungkin juga menyukai