Anda di halaman 1dari 19

Pemberian Hak Atas

Tanah Hasil Reklamasi


Kelompok VIII
Tirta Khalis 17263044
Ita Putri Nurhermaya 17263012
Iqbal Prasetyo Dermawan 17263013
“ “Implikasi
hukum dari pelaksanaan Reklamasi dapat
meliputi Bidang Hukum Internasional, Hukum
Adat, Hukum Pertanahan, Hukum Lingkungan”
Latar Belakang
Aspek hukum pengadaan dan pengelolaan reklamasi, merupakan kebijakan
pertanahan yang memfokuskan pemanfaatan tanah pantai khususnya dalam
kaitan persoalam kebutuhan akan lahan dalam rangka pembangunan dan
perluasan kota. Faktor utama pelaksanaan kebijakan pertanahan lebih
disebabkan kurangnya ketersediaan tanah di kota-kota ataupun upaya
perluasan kota, keadaan ini menyebabkan wilayah pesisir dan laut
dimanfaatkan dan diubah fungsinya menjadi wilayah daratan, sebagai
alternative diambil tindakan penimbunan wilayah pantai dan laut yang
dikenal dengan kegiatan reklamasi pantai dan laut sebagai kebijakan
pengadaan tanah

3
Latar Belakang
Tap MPR No IX/MPR/2001 Jo Kepres No 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan, dalam Pasal 2 ayat (2) ditentukan 9 kewenangan Pemerintah Pusat di Bidang
Pertanahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu:
1) *Pemberian Ijin Lokasi;
2) *Penyelenggaraan Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan;
3) Penyelesaian sengketa tanah garapan;
4) Penyelesaian masalah ganti rugi kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan;
5) Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan
maksimum dan tanah absentee;
6) Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat;
7) Pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong;
8) Pemberian izin membuka tanah; dan
*Izin Lokasi Reklamasi
9) *Perencanaan penggunaan tanah wilayah Kabupaten/Kota 10.

4
Pengertian Reklamasi
● Menurut UU No. 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil, definisi reklamasi adalah kegiatan yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan
yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
● Menurut Urip Santoso, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh
orang sesuai dan berdasar kepada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang telah ditetapkan melalui pengurusan wilayah perairan
(pantai) guna memperluas ruang darat yang berorientasi pada
kepentingan umum dan atau kepentingan komersial.

5
Dampak Positif Reklamasi
● Dampak positif dari reklamasi adalah terciptanya lahan baru
bagi suatu kota atau negara untuk keperluan pemekaran
kota, tata daerah pantai, pengembangan wisata, dan lainnya.
● Dari sisi ekonomi, reklamasi akan membantu peningkatan
kualitas dan nilai ekonomi masyarakat di sekitar pesisir
pantai, menambah lapangan pekerjaan, dan menambah
lahan produktif.
● Sedangkan dari sisi lingkungan, reklamasi dapat mencegah
terjadinya erosi berkelanjutan dan membantu meningkatkan
habitat perairan.

6
Dampak Negatif Reklamasi
● Terjadinya perubahan hidro-oseanografi
● Berpotensi mengakibatkan sedimentasi
● Peningkatan kekeruhan air
● Terjadinya pencemaran laut
● Potensi banjir dan genangan di wilayah pesisir
● Kerusakan habitat dan ekosistem laut
● Akses masyarakat ke pantai menjadi terbatas
● Potensi terjadinya pencemaran udara

7
Tanah Hasil Reklamasi
● Reklamasi Pantai Utara Jakarta
● Reklamasi Teluk Benoa Bali
● Reklamasi Panati Losari Makasar
● Reklamasi Pelabuhan Balik Papan
● Reklamasi Dermaga Logistik Balik Papan
● Reklamasi Teluk Palu Sulawesi Tengah
● Reklamasi Pulau Nipa Kepulauan Riau

8
Dasar Hukum
 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
 Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan
Hak Pakai Atas Tanah
 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
 Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan,
Peraturan MenteriNegara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang
Izin Lokasi
 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999, dan
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
 Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410 – 1293 tanggal 9 Mei 1996 dan No.
440 – 3725 tanggal 9 November1996 tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Non Pertanian
Dengan Cara Reklamasi Pantai
“ STATUS TANAH HASIL REKLAMASI

“status tanah hasil reklamasi dinyatakan sebagai


tanah yang dikuasai langsung oleh negara, sementara
pihak yang melakukan reklamasi mendapatkan
prioritas untuk mengajukan permohonan pemberian
hak atas tanah hasil reklamasi tersebut”

Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410 – 1293 tanggal 9 Mei 1996
dan No. 440 – 3725 tanggal 9 November 1996 tentang Tata Cara Penyediaan Tanah
Non Pertanian Dengan Cara Reklamasi Pantai
“ PIHAK YANG BERINISIATIF MELAKUKAN REKLAMASI

1. PEMERINTAH
2. PERUSAHAAN SWASTA
3. BADAN USAHA MILIK NEGARA
4. KERJASAMA PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN SWASTA
5. KERJASAMA BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN PERUSAHAAN SWASTA
“ PEMERINTAH

“Status hak atas tanah yang diperoleh Pemerintah


Kabupaten/Kota adalah Hak Pakai atau Hak
Pengelolaan”

Dalam UUPA, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996, dan Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pembatalan Pemberian Hak Atas Tanah dan Hak Pengelolaan ditegaskan
bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menguasai tanah berstatus Hak Pakai.
“ PERUSAHAAN SWASTA

“Status hak atas tanah yang diperoleh Perusahaan


swasta yang berasal dari reklamasi pantai adalah Hak
Guna Bangunan atau Hak Pakai.”

Dalam UUPA dan PP No 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah ditegaskan Perseroan Terbatas (PT) sebagai
badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
dapat menguasai tanah berstatus Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
“ BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)

“Status hak atas tanah yang diperoleh Badan Usaha


Milik Negara (BUMN) yang berasal dari reklamasi
pantai adalah Hak Pengelolaan atau Hak Pakai.”

Dalam UUPA, PPNo. 40 Tahun 1996, dan PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999 ditegaskan
bahwa BUMN sebagai badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia dapat menguasai tanah berstatus Hak Pakai.
Dalam PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999 ditegaskan bahwa BUMN dapat menguasai
tanah berstatus Hak Pengelolaan
“ KERJASAMA PERUSAHAAN SWASTA & PEMERINTAH

“Status hak atas tanah yang diperoleh Perusahaan


swasta yang bekerja sama dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota adalah Hak Guna Bangunan atau Hak
Pakai atas tanah Hak Pengelolaan”

Dibuatkan Perjanjian Penggunaan Tanah (PPT) antara Perseroan Terbatas dan


Pemerintah Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan akta notaris, yang isinya adalah
Perseroan Terbatas akan mendapatkan Hak Guna Bangunan yang berasal dari tanah Hak
Pengelolaan atas nama Pemerintah Kabupaten/Kota. Perolehan Hak Guna Bangunan
atas tanah Hak Pengelolaan melalui Penetapan Pemerintah dalam bentuk Surat
Keputusan Pemberian Hak (SKPH)
“ KERJASAMA PERUSAHAAN SWASTA & BUMN

“Status hak atas tanah yang diperoleh Perusahaan swasta


yang bekerja sama dengan BUMN adalah Hak Guna
Bangunan di atas tanah Hak Pengelolaan an. BUMN”

Dibuatkan Perjanjian Penggunaan Tanah (PPT) antara Perseroan Terbatas dan BUMN
yang dibuktikan dengan akta notaris, yang isinya adalah Perseroan Terbatas akan
mendapatkan Hak Guna Bangunan yang berasal dari tanah Hak Pengelolaan BUMN.
Perolehan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan melalui Penetapan
Pemerintah dalam bentuk Surat Keputusan Pemberian Hak (SKPH)
“ PROSES PERMOHONAN HAK
“Hak atas tanah yang berasal dari reklamasi pantai
diperoleh melalui Penetapan Pemerintah dalam bentuk
Surat Keputusan Pemberian Hak yaitu pihak yang
melakukan reklamasi pantai mengajukan permohonan
pemberian hak atas tanah negara kepada Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia”

Permohonan SKPH dengan memperhatikan batasan wewenang berdasarkan jenis dan


luasan jenis hak yang di mohonkan sebagaimana tercantum dalam Perkaban No 2 tahun
2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan
Pendaftaran Tanah & Perkaban No 9 tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pembatalan HAT Negara dan Pengelolaanya.
3 pejabat yang berwenang memberi SKPH adalah Kepala Kantor Pertanahan, Kepala
Kantor Wilayah dan Menteri ATR/BPN (Perkaban 2/2013 Jo. PMNA/KBPN 9/1999)

ANALISIS KEBIJAKAN
Ketika suatu proyek reklamasi dianggap berhasil maka akan timbul daerah-daerah lain yang akan
melakukan kegiatan tersebut baik untuk pengembangan wilayah ataupun untuk kegiatan komersil.
Proses perizinan proyek reklamasi harus lebih di perketat agar tidak terjadi kerusakan lingkungan dan
bencana alam yang timbul akibat reklamasi. Oleh karena itu diperlukan pertimbangan matang untuk
melakukan perizinan (Spatial Planning), terutama analisis terkait sumberdaya alam yang berada pada
lokasi yang akan di reklamasi. Juga analisis bencana dan tata ruang perlu di jadikan pertimbangan
utama atas perizinan sebuah proyek reklamasi.

Perlu di atur lebih lanjut terkait bea perpajakan, administrasi dan hak dan kewajiban pelaku reklamasi
untuk menghindari hal-hal yang bersifat negative di kemudian hari.

Perlu di atur mengenai batasan pemilikan baik itu WNA atau WNI, agar tidak terjadi penguasaan
pemilikan tanah atau wilayah reklamasi pada kaum elit tertentu atau etnis tertentu.

Perlu di atur dengan jelas Hak dan Kewajiban pemegang hak diatas tanah reklamasi, bagaimana jika
terjadi pencemaran, bencana alam ataupun peristiwa akibat kelalaian perusahaan, erosi dll.
(REWARD &PUNISHMENT)
18
TERIMA
KASIH 
Semoga Bermanfaat Rek…. 

19

Anda mungkin juga menyukai