3
Latar Belakang
Tap MPR No IX/MPR/2001 Jo Kepres No 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang
Pertanahan, dalam Pasal 2 ayat (2) ditentukan 9 kewenangan Pemerintah Pusat di Bidang
Pertanahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu:
1) *Pemberian Ijin Lokasi;
2) *Penyelenggaraan Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan;
3) Penyelesaian sengketa tanah garapan;
4) Penyelesaian masalah ganti rugi kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan;
5) Penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan
maksimum dan tanah absentee;
6) Penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat;
7) Pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong;
8) Pemberian izin membuka tanah; dan
*Izin Lokasi Reklamasi
9) *Perencanaan penggunaan tanah wilayah Kabupaten/Kota 10.
4
Pengertian Reklamasi
● Menurut UU No. 27 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil, definisi reklamasi adalah kegiatan yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan
yang ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
● Menurut Urip Santoso, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh
orang sesuai dan berdasar kepada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang telah ditetapkan melalui pengurusan wilayah perairan
(pantai) guna memperluas ruang darat yang berorientasi pada
kepentingan umum dan atau kepentingan komersial.
5
Dampak Positif Reklamasi
● Dampak positif dari reklamasi adalah terciptanya lahan baru
bagi suatu kota atau negara untuk keperluan pemekaran
kota, tata daerah pantai, pengembangan wisata, dan lainnya.
● Dari sisi ekonomi, reklamasi akan membantu peningkatan
kualitas dan nilai ekonomi masyarakat di sekitar pesisir
pantai, menambah lapangan pekerjaan, dan menambah
lahan produktif.
● Sedangkan dari sisi lingkungan, reklamasi dapat mencegah
terjadinya erosi berkelanjutan dan membantu meningkatkan
habitat perairan.
6
Dampak Negatif Reklamasi
● Terjadinya perubahan hidro-oseanografi
● Berpotensi mengakibatkan sedimentasi
● Peningkatan kekeruhan air
● Terjadinya pencemaran laut
● Potensi banjir dan genangan di wilayah pesisir
● Kerusakan habitat dan ekosistem laut
● Akses masyarakat ke pantai menjadi terbatas
● Potensi terjadinya pencemaran udara
7
Tanah Hasil Reklamasi
● Reklamasi Pantai Utara Jakarta
● Reklamasi Teluk Benoa Bali
● Reklamasi Panati Losari Makasar
● Reklamasi Pelabuhan Balik Papan
● Reklamasi Dermaga Logistik Balik Papan
● Reklamasi Teluk Palu Sulawesi Tengah
● Reklamasi Pulau Nipa Kepulauan Riau
8
Dasar Hukum
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan
Hak Pakai Atas Tanah
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Keputusan Presiden No. 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan,
Peraturan MenteriNegara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang
Izin Lokasi
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999, dan
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan
Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.
Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410 – 1293 tanggal 9 Mei 1996 dan No.
440 – 3725 tanggal 9 November1996 tentang Tata Cara Penyediaan Tanah Non Pertanian
Dengan Cara Reklamasi Pantai
“ STATUS TANAH HASIL REKLAMASI
Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 410 – 1293 tanggal 9 Mei 1996
dan No. 440 – 3725 tanggal 9 November 1996 tentang Tata Cara Penyediaan Tanah
Non Pertanian Dengan Cara Reklamasi Pantai
“ PIHAK YANG BERINISIATIF MELAKUKAN REKLAMASI
1. PEMERINTAH
2. PERUSAHAAN SWASTA
3. BADAN USAHA MILIK NEGARA
4. KERJASAMA PEMERINTAH DAN PERUSAHAAN SWASTA
5. KERJASAMA BADAN USAHA MILIK NEGARA DAN PERUSAHAAN SWASTA
“ PEMERINTAH
Dalam UUPA, Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996, dan Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pembatalan Pemberian Hak Atas Tanah dan Hak Pengelolaan ditegaskan
bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menguasai tanah berstatus Hak Pakai.
“ PERUSAHAAN SWASTA
Dalam UUPA dan PP No 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah ditegaskan Perseroan Terbatas (PT) sebagai
badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
dapat menguasai tanah berstatus Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.
“ BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
Dalam UUPA, PPNo. 40 Tahun 1996, dan PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999 ditegaskan
bahwa BUMN sebagai badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia dapat menguasai tanah berstatus Hak Pakai.
Dalam PMNA/KBPN No. 9 Tahun 1999 ditegaskan bahwa BUMN dapat menguasai
tanah berstatus Hak Pengelolaan
“ KERJASAMA PERUSAHAAN SWASTA & PEMERINTAH
Dibuatkan Perjanjian Penggunaan Tanah (PPT) antara Perseroan Terbatas dan BUMN
yang dibuktikan dengan akta notaris, yang isinya adalah Perseroan Terbatas akan
mendapatkan Hak Guna Bangunan yang berasal dari tanah Hak Pengelolaan BUMN.
Perolehan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan melalui Penetapan
Pemerintah dalam bentuk Surat Keputusan Pemberian Hak (SKPH)
“ PROSES PERMOHONAN HAK
“Hak atas tanah yang berasal dari reklamasi pantai
diperoleh melalui Penetapan Pemerintah dalam bentuk
Surat Keputusan Pemberian Hak yaitu pihak yang
melakukan reklamasi pantai mengajukan permohonan
pemberian hak atas tanah negara kepada Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia”
Perlu di atur lebih lanjut terkait bea perpajakan, administrasi dan hak dan kewajiban pelaku reklamasi
untuk menghindari hal-hal yang bersifat negative di kemudian hari.
Perlu di atur mengenai batasan pemilikan baik itu WNA atau WNI, agar tidak terjadi penguasaan
pemilikan tanah atau wilayah reklamasi pada kaum elit tertentu atau etnis tertentu.
Perlu di atur dengan jelas Hak dan Kewajiban pemegang hak diatas tanah reklamasi, bagaimana jika
terjadi pencemaran, bencana alam ataupun peristiwa akibat kelalaian perusahaan, erosi dll.
(REWARD &PUNISHMENT)
18
TERIMA
KASIH
Semoga Bermanfaat Rek….
19